Anda di halaman 1dari 9

PINGSAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Bencana


Dosen Pengampu Ibu Ns. Wijaya Atmadja K., S.Kep., M.Kep.

Disusun Oleh Kelompok 8 :

1. Anshari (PO.62.20.1.16.121)
2. Eka Setya P. R. (PO.62.20.1.16.133)
3. Erna Wati (PO.62.20.1.16.138)
4. Luther King James (PO.62.20.1.16.151)
5. Syska Susanti N. (PO.62.20.1.16.162)

PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN REGULER 3


POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
2018
A. PENGERTIAN
Pingsan adalah kehilangan kesadaran pada diri seseorang untuk sementara
(beberapa waktu). Dalam wikipedia, Qonita membaca bahwa, Pingsan atau sinkop
adalah suatu kondisi kehilangan kesadaran yang mendadak, dan biasanya sementara,
yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Gejala pertama
yang dirasakan oleh seseorang sebelum pingsan adalah rasa pusing, berkurangnya
penglihatan, tinitus, dan rasa panas. Selanjutnya, penglihatan orang tersebut akan
menjadi gelap dan ia akan jatuh atau terkulai. Jika orang tersebut tidak dapat berganti
posisi menjadi hampir horizontal, ia dapat mati karena efek trauma suspensi.
Pingsan juga dapat disebut Syncope. Berbeda dengan shock, denyut nadi bisa
menjadi lebih lambat, meskipun akan segera meningkat kembali. Dan, Korban
biasanya akan segera pulih kembali.
Pingsan bisa merupakan reaksi terhadap nyeri dan ketakutan, atau karena
sangat marah, sangat lelah dan kurang makan tetapi lebih sering disebabkan aktifitas
fisik sudah lama berkurang. Darah pun jadinya terkumpul di bagian bawah tubuh
sehingga hanya sedikit yang sampai ke otak.

B. PENYEBAB
Aliran darah yang berkurang ke otak dapat terjadi karena :
1. Jantung gagal untuk memompa darah;
2. Pembuluh-pembuluh darah tidak mempunyai cukup kekuatan untuk
mempertahankan tekanan darah untuk memasok darah ke otak;
3. Tidak ada cukup darah atau cairan didalam pembuluh-pembuluh darah; atau
4. Gabungan dari sebab-sebab satu, dua, atau tiga diatas.
Sebab dari pingsan bermacam-macam, diantaranya aliran listrik, penyakit
ayan, kena udara dingin atau panas terlalu lama, serangan jantung, banyak keluar
darah, lapar, keracunan dll.
Penyebab lain diantaranya karena hipersensitivitas vagus. Vagus adalah saraf
otak ke sepuluh yang mensarafi organ bagian dalam tubuh dan sangat berpengaruh
terhadap frekuensi detak jantung.

C. MACAM – MACAM GANGGUAN YANG KERAP KALI TERJADI PADA


TUBUH MANUSIA
1. Gangguan Umum, terbagi atas :
a. Lena : Sirkulasi darah di otak berkurang. Ciri – cirinya : pucat, keluar
keringat dingin, kurang respon apabila diajak bicara, mata berkunang –
kunang, telinga berdenging, agak pusing. Penyebab lena : belum makan,
kepanasan, kedinginan, kondisi drop. Penanganan yang tepat untuk lena :
kedua telapak tangan menempel di lutut dengan posisi kepala direndahkan
(seperti posisi ruku), duduk di kursi serta melonggarkan pakaian yang ketat
(missal : Ikat pinggang, dasi, dsb), menghirup udara segar.
b. Shock : Shock diakibatkan oleh keluar banyak darah. Cara penanganannya :
tidur terlentang dengan posisi kaki ditinggikan (diberi 2 bantal), diselimuti,
diberi minuman kopi hangat (sedikit).
c. pingsan
d. mati suri : Mati dibedakan menjadi 2, yaitu mati klisnis dan mati biologis.
Yang dimaksud mati suri ialah mati klinis, mati sebelum mati biologis. Jarak
antara mati klinis dan mati biologis adalah 3 jam. Namun, sebagai anggota
PMR tidak boleh memvonis bahwa seseirang telah mati biologis. Hanya
dokter yang boleh memvonisnya. Ciri – ciri mati suri : muncul warna biru
pada punggung, ujung jari berwarna biru (kecuali untuk korban keracunan
kalium sianida ujung jari akan berwarna merah muda), setelah 3 jam akan
muncul bau tidak enak.
2. Gangguan Khusus, terbagi atas :
a. Tenggelam
b. Hipotermia : Kekurangan cairan pada tubuh. Seringkali kita tidak merasakan
apabila terkena hipotermia, hanya saja mungkin kita merasa lelah apabila
telah melakukan banyak aktifitas. Hal yang sebaiknya dilakukan adalah
minum banyak air putih, namun apabila dirasa masih sangat lelah, bisa juga
menganti cairan itu dengan meminum minuman pengganti ion tubuh.
(Diksiketpram XXIII 2007).
c. Gigitan ular/serangga.
3. Gangguan Lokal, terbagi atas :
a. patah tulang
b. luka (iris, robek, sayat, lecet)
c. luka bakar; keseleo/dislokasi.

D. TANDA – TANDA PINGSAN


Menurut Hidayat Toto 1997 :
1. Penderita tidak menyahut bila dipanggil / ditanyai dan tidak bereaksi terhadap
rangsangan (dicubit / ditusuk)
2. Penderita terbaring tidak bergerak
3. Nafas ada, denyut nadi teraba
Secara umum pertolongannya adalah sebagai berikut :
1. Periksa jalannya nafas, apakah jalannya ada yang menghalangi (lidah yang
terdorong ke belakang, ada obstruksi, dll). Bagaimana pernafasannya apakah
teratur atau tidak, jika tidak teratur berarti memang harus diberi pertolongan
dokter.
2. Pindahkan ke tempat yang lebih sejuk, tidak panas. Hati – hati dalam
memindahkan pasien. Jika ada cedera kepala / leher, maka proses pemindahan
pasien bukan menjadi pilihan tindakan kita.
3. Baringkan pasien dengan kaki sedikit lebih tinggi daripada kepala. Hal ini
dimaksudkan agar aliran darah ke bagian lebih lancar. Jika dalam aksi, bisa
digunakan tas, dus minuman, dll untuk mengganjal posisi kaki. Kepala pasien
juga diberi sesuatu yang berfungsi sebagai bantal.
4. Jangan mengerubungi pasien karena akan menghalangi aliran udara
5. Jika sudah sadar, dan nafas sudah teratur bisa diberikan permen, preparat glukosa,
atau teh manis.
6. Amati keadaan umum pasien, jika perlu pertolongan lebih, segera bawa ke dokter
atau rumah sakit.

E. MACAM – MACAM PINGSAN DAN PERTOLONGANNYA


Menurut Kartono, Muhammad.P3K
1. Pingsan biasa (simple fainting)
Pingsan jenis ini biasanya dijumpai pada orang – orang yang berdiri berbaris di
terik matahari, atau orang – orang yang pergi tanpa makan pagi terlebih dahulu,
atau pada orang – orang tua yang berdiri sesudah berbaring lama di tempat tidur.
Orang yang cenderung untuk pingsan macam inilah orang yang anemia (kurang
darah), lelah, takut, atau tidak tahan melihat darah.
Tindakan pertolongannya :
Baringkan penderita di tempat yang teduh dan datar. Kalau mungkin dengan
kepala diletakkan agak lebih rendah. Buka baju bagian atas, serta pakaian lain
yang menekan leher. Bila penderita muntah, letakkan kepalanya dalam
kedudukan miring untuk mencegah muntahan terselak ke paru – paru. Kompres
kepalanya dengan air dingin (jangan disiramkan seperti yang terlihat dalam
adegan film). Kalau ada hembuskan amoniak di depan lubang hidungnya.
2. Pingsan karena panas (heat exhaustion)
Pingsan jenis ini terjadi pada orang – orang sehat yang bekerja di tempat – tempat
yang sangat panas. Biasanya penderita mula – mula merasa jantung berdebar –
debar, mual, muntah, sakit kepala dan pingsan. Keringat yang bercucuran pada
orang pingsan di udara yang sangat panas merupakan gejala petunjuk adanya
pingsan jenis ini.
Tindakan pertolongannya :
Baringkan penderita di tempat yang teduh, dan perlakukan seperti hal – hal
tersebut saat pingsan biasa. Beri penderita minum air garam (0,1persen : 1 gram
untuk satu liter air). Air garam tersebut diminumkan dalam keadaan dingin.
Tindakan ini tentu saja dilakukan setelah penderita sadar kembali.
3. Pingsan karena sengatan terik (heat stroke)
Pingsan jenis ini merupakan keadaan yang lebih parah dar iheat exhaustion.
Sengatan panas terjadi karena bekerja di udara panas dalam jangka waktu yang
lama, sehingga kelenjar keringat menjadi lemah dan tidak mampu mengeluarkan
keringat lagi. Akibatnya panas yang mengenai tubuh tidak ditahan oleh adanya
penguapan keringat.
Gejala sengatan panas biasanya didahului oleh keringat yang mendadak
menghilang. Penderita kemudian merasa udara di sekitarnya seolah – olah
mendadak menjadi sangat panas. Selain itu ia merasa lemah, sakit kepala, tidak
dapat berjalan tegap dan tetap, mengigau dan pingsan. Keringatnya tidak keluar
lagi sehingga kulit menjadi kering. Suhu badan meningkat sampai 40-41 derajat
celcius. Mukanya memerah dan pernafasannya cepat.
Dinginkan tubuh penderita dengan membawanya ke tempat yang teduh, banyak
angin (kalau perlu pakai kipas angin) dan kompres badannya dengan air es atau
dingin. Usahakan penderita tidak menggigil, dengan jalan memijit – mijit kaki
dan tangannya. Setelah suhu badannya menurun 38 derajat celcius, hentikan
pengompresan dan kirim penderita ke rumah sakit. Penderita memerlukan
perawatan di rumah sakit, karena penyembuhannya dapat memakan waktu lebih
dari 1 hari.
4. Pingsan pada penderita kencing manis (diabetes)
Penderita penyakit kencing manis dapat pingsan karena :
a. Penggunaan insulin yang berlebihan
b. Kadar zat keton dalam darah sangat tinggi
Oleh karena itu sebaiknya para penderita kencing manis selalu membawa
keterangan diri yang menyatakan bahwa ia menderita penyakit itu. Dan apabila ia
mendapat suntikan insulin, perlu pula disebutkan dosis dan jenis insulin yang
diberikan. Sehingga apabila pingsan di jalan, para penolong dapat segera
menduga sebabnya.
Gejala – gejala :
Pingsan karena :
1) Kelebihan zat keton
Nampak sangat sakit, kulit kering dan kemerahan. Merasa haus tidak merasa
lapar, nafas bau aseton, dan nafas dalam dan cepat.
2) Kelebihan insulin
Nampak lemah, lembab dan pucat. Tidak haus dan sangat lapar. Biasanya
nafas tidak bau aseton, pernafasannya biasa saja.
Tindakan pertolongannya :
a) Pada pingsan karena kelebihan insulin, penderita ditolong seperti pada
pingsan biasa. Berikan minum gula atau air jeruk yang manis, apabila sudah
mulai sadar. Bila belum sadar, air gula dapat diberikan lewat dubur.
b) Pada pingsan karena kelebihan zat keton, penderita harus segera dikirim ke
rumah sakit, sambil diselimuti badannya.
Apabila ragu – ragu apakah karena insulin atau karena zat keton, berikan
pertolongan dengan segelas air gula. Untuk hal yang pertama tindakan ini akan
menolong, sedang untuk hal yang kedua tidak berbahaya. Tetapi sesudah itu
segera penderita dikirim ke rumah sakit.
5. Pingsan karena keracunan
Tindakan – tindakan pokok yang penting adalah :
a) Cari racun yang telah mengenainya, misalnya dari botol bekasnya atau sisa
yang masih ada. Pertolongan selanjutnya akan bergantung pada jenis racun
yang mengenai
b) Bersihkan saluran nafas penderita dari kotoran, lendir atau muntahan
c) Jangan memberikan pernafasan buatan dengan cara mulut ke mulut. Apabila
pernafasan buatan diperlukan, berikan dengan cara lainnya.
d) Apabila racun tidak dapat dikenali, sementara berikan norit (larutan arang
batok kelapa di dalam air), putih telur dan air sebanyak – banyaknya untuk
melunakkan racun.
6. Pingsan karena mabuk minuman keras
Tindakan pertolongan :
Usahakan agar muntah. Pembilasan lambung dengan larutan soda kue (1 sendok
teh dalam segelas air), setiap satu jam. Kopi pekat diminumkan atau dimasukkan
lewat dubur. Pernafasan buatan dan selimuti tubuh penderita.
7. Pingsan karena perdarahan otak
Pingsan jeni ini biasanya terjadi pada penderita tekanan darah tinggi. Gejalanya
datang secara mendadak. Penderita merasa sakit kepala, mual, kadang – kadang
muntah dan pingsan. Setelah sadar ia akan mengalami gangguan pada beberapa
bagian tubuhnya. Misalnya : sulit berbicara, kelumpuhan separuh badan.
Tindakan pertolongan :
Penderita harus segera dikirim ke rumah sakit. Apabila masih sadar, dapat diberi
aspirin atau sejenisnya untuk mengurangi rasa sakit kepalanya.
8. Pingsan karena kesedihan
Kesedihan yang mendalam dapat mengakibatkan orang yang labil emosinya
menjadi pingsan.
Tindakan pertolongannya :
Seperti pada pingsan biasa. Kalau perlu, dokter akan memberinya obat penenang.
9. Pingsan karena cedera kepala
Tindakan pertolongan :
Bersihkan mulut dan saluran nafasnya dari kotoran, lender ataupun muntahan.
Baringkan penderita dengan kepala menghadap ke samping, yaitu untuk
memudahkan aliran – aliran zat – zat yang dimuntahkan. Penderita tidak boleh
terlalu sering diangkat. Hentikan pendarahannya, bila ada. Dalam mengusung
penderita, perlakukanlah seperti pada penderita patah tulang leher. Penderita yang
sudah sadar, harus tetap berbaring dan dicegahj agar tidak gelisah. Kirim
penderita ke rumah sakit untuk pemeriksaan yang lebih teliti.
10. Pingsan karena tidak tahan terhadap obat suntik
Tindakan pertolongan :
Baringkan penderita dengan kepala rendah dari bagian tubuh lainnya, terkecuali
jika ternyata karena gegar otak atau patah tulang kepala. Tariklah lidah penderita
keluar, dan bersihkan mulut dan hidupnya dari sumbatan. Selimuti tubuhnya.
Hentikan perdarahannya, bila ada. Apabila ada tulang yang patah, pasanglah bidai
sebelum penderita diusung ke rumah sakit.
11. Pingsan karena kesakitan
Apabila tidak ada tanda – tanda terjadi shock, ditolong seperti pada pingsan biasa.
Untuk mengurangi rasa sakit, kalau perlu dapat diberi obat pelawan sakit.
12. Pingsan karena perdarahan
Orang dapat pingsan setelah mengalami perdarahan. Karena ia tidak tahan
melihat darah, atau karena terjadi shock. Apabila tidak ada tanda shock, dapat
ditolong dengan tindakan pada pingsan biasa. Jangan lupa untuk menghentikan
perdarahannya.

F. PRINSIP PENANGANAN
Adapun prinsip pertolongan terhadap kondisi tersebut adalah:
1. Korban harus dibaringkan dengan kepala dimiringkan
2. Posisi kepala jangan ditinggikan.
3. Longgarkan pakaian agar aliran darahnya tak terganggu.
4. Kepala dikompres dengan air dingin / kantong es,
5. Jangan memberikan apa pun lewat mulut apabila penderita belum sadar.
6. Kalau akan memindah ke tempat lain, diharapkan dalam keadaan bersandar
Jika pingsan biasa, maka lakukan seperti diatas, badan diselimuti agar tidak kena
udara dingin. Basahilah sapu tangan dengan aromatic spirits dan diletakkan dekat
hidung agar dihisap. Adapun jika pingsan disertai kulit muka jadi agak membiru,maka
ini perlu pernapasan buatan.
DAFTAR PUSTAKA

pmrmanpurbalingga.wordpress.com/2012/09/01/pengertian-ciri-ciri-sebab-
dan-bagaimana-cara-menolong-orang-pingsan/ diakses pada Jum’at, 13 April
2018
assabil-holyholistic.com/blog/187-pingsan-pengertian-penyebab-gejala-dan-
pencegahannya.html diakses pada Jum’at, 13 April 2018

Anda mungkin juga menyukai