Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

GANGGUAN TIDUR HYPERSOMNIA

Disusun oleh :

Kelompok 3

1. NURUL IFMI RAMADHINI

2. LINDA ADE PRATAMA

3. MUUMINAH

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S.I
MATARAM
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah KDM yang berjudul “Gangguan tidur dan
penyebabanya”.
Sudut pandang ini bertujuan agar makalah ini mampu memberikan penjelasan dan
sekaligus panduan tersirat tentang apakah ituGangguan tidur dan penyebabnya”.Makalah ini
disusun dengan tujuan untuk mengembangkan pengetahuan tentang Gangguan tidur dan
penyebabnya disampaikan secara kontekstual dan dihubungkan dengan berbagai fakta empiris.
Kami menyadari bahwa makalah ini kurang sempurna,oleh karena itu kritik dan saran
yang dapat membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung dan
memungkinkan makalah ini bisa diselesaikan. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat
menjadi referensi yang mendukung pembelanjaran bagi mahasiswa dan dosen.

Mataram, 27 September 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................1
1.2 TUJUAN......................................................................................................................1
1.3 RUMUSAN MASALAH............................................................................................1
BAB II ISI
2.1 DEFINISI.....................................................................................................................2
2.2 JENIS-JENIS HYPERSOMNIA.................................................................................2
2.3 PENYEBAB HYPERSOMNIA..................................................................................3
2.4 GEJALA HYPERSOMNIA........................................................................................3
2.5 DIAGNOSA HYPERSOMNIA..................................................................................4
2.6 CARA MENGATASI..................................................................................................4
2.7 PRONOSIS HYPERSOMNIA....................................................................................5
2.8 PENELITIAN HYPERSOMNIA................................................................................5
2.9 SIAPA YANG RESIKO MENGALAMI HIPERSOMNIA.......................................6
2.10 PENCEGAHAN HIPERSOMNIA............................................................................6
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN...........................................................................................................7
3.2 SARAN........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tidur merupakan suatu proses otak yang dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat berfungsi
dengan baik. Masyarakat awam belum begitu mengenal gangguan tidur sehingga jarang mencari
pertolongan.
Ganguan tidur merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan pada penderita
yang berkunjung ke praktek. Gangguan tidur dapat dialami oleh semua lapisan masyarakat baik
kaya, miskin, berpendidikan tinggi dan rendah maupun orang muda, serta yang paling sering
ditemukan pada usia lanjut.
Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan-
perubahan pada siklus tidur biologiknya, menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi
kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain. Menurut beberapa peneliti gangguan
tidur yang berkepanjangan didapatkan 2,5 kali lebih sering mengalami kecelakaan mobil
dibandingkan pada orang yang tidurnya cukup.

1.2 Tujuan
 Mengetahui definisi gangguan tidur Hypersomnia
 Mengetahui penyebab dan penanggulangan gangguan tidur hypersomnia

1.3 Rumusan masalah


 Apa yang dimaksud dengan gangguan tidur hypersomnia.
 Apa penyebab dan penanggulangan hypersomnia

1
BAB II
ISI
2.1 Definisi
Gangguan tidur merupakan suatu kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu dari ketiga
masalah berikut; insomnia ; gerakan atau sensasi abnormal dikala tidur atau ketika terjaga di
tengah malam; atau rasa mengantuk yang berlebihandi siang hari (Naylor dan Aldrich, 1994).
Banyak orang dewasa di amerika serikat memiliki hutang tidur yang sigifikan karena ketidak
adequatan dalam hal kuantitas maupun kualitas tidur malamnya dan mengalami hipersomnolen
disiang hari selama melaksanakan aktivitas sehari – hari (national commission on sleep disorders
research, 1993).
Hypersomnia yakni jumlah tidur yang berlebihan dan mengantuk berlebihan di siang hari.
Sindro Kleine-Levin biasanya mengantuk berlebihan di siang hari ini harus di bedakan dengan
mengantuk karena kelelahan fisik akibat bekerja terlalu keras.
Hypersomnia merupakan gangguan tidur dengan criteria tidur berlebihan, pada umumnya
lebih dari sembilan jam pada malam hari, disebabkan oleh kemungkinan adanya masalah
psikologis, depresi, kecemasan, gangguan susunan saraf pusat, ginjal, hati, dan gangguan
,metabolisme.

2.2 Jenis Hipersomnia

Hipersomnia primer terjadi tanpa adanya kondisi medis lain. Satu-satunya gejala adalah
kelelahan yang berlebihan.

Hipersomnia sekunder disebabkan oleh kondisi medis lainnya. Ini dapat termasuk sleep
apnea, penyakit Parkinson, gagal ginjal, dan sindrom kelelahan kronis. Kondisi ini menyebabkan
tidur yang buruk di malam hari, membuat Anda merasa lelah di siang hari.

Hipersomnia tidak sama dengan narkolepsi, yang merupakan kondisi neurologis yang
menyebabkan serangan tidur tiba-tiba yang tidak dapat dicegah selama siang hari. Orang dengan
hipersomnia akan tetap terjaga dengan sendirinya, tetapi mereka merasa lelah.

2.3 Penyebab Hipersomnia


2
Hipersomnia primer diduga disebabkan oleh masalah dalam sistem otak yang mengontrol
fungsi tidur dan bangun. Hipersomnia sekunder adalah hasil dari kondisi yang menyebabkan
kelelahan atau kurang tidur. Misalnya, sleep apnea dapat menyebabkan hipersomnia karena
dapat menyebabkan kesulitan bernapas di malam hari, memaksa orang untuk bangun beberapa
kali sepanjang malam. Berikut penyebab hipersomnia lainnya:

 Hipersomnia mungkin disebabkan oleh kelainan tidur lainnya (seperti narkolepsi atau
sleep apnea), disfungsi sistem saraf otonom, atau penyalahgunaan obat-obatan atau
alkohol
 Dalam beberapa kasus, hipersomnia dapat diakibatkan oleh masalah fisik, seperti tumor,
trauma kepala, atau cedera pada sistem saraf pusat

 Pengobatan tertentu, atau menghentikan obat tertentu ketika sudah kecanduan (putus
obat), juga dapat menyebabkan hipersomnia

 Kondisi medis termasuk multiple sclerosis, depresi, ensefalitis, epilepsy,atau obesitas


dapat menyebabkan gangguan ini

 Beberapa orang tampaknya memiliki predisposisi genetik terhadap hIpersomnia; dan


pada kasus lain, tidak diketahui penyebab

 nya

 Biasanya, hipersomnia pertama kali dikenali pada masa remaja atau dewasa muda.

2.4 Gejala Hipersomnia

Berbeda dengan merasa lelah karena kurang tidur atau terganggu pada malam hari,
penderita hipersomnia terpaksa tidur siang berulang kali di siang hari, seringkali pada saat yang
tidak tepat seperti di tempat kerja, saat makan, atau dalam percakapan. Tidur siang siang hari
biasanya tidak memberikan kelegaan dari gejala. Pasien sering mengalami kesulitan bangun dari
tidur yang nyenyak, dan mungkin merasa bingung.

3
Gejala lainnya meliputi:

 Kegelisahan
 Mudah tersinggung

 Penurunan energi

 Berpikir lambat

 Berbicara lambat

 Kehilangan selera makan

 Halusinasi

 Kesulitan mengingat

Beberapa penderita kehilangan kemampuan untuk berfungsi dalam keluarga, sosial,


pekerjaan, atau pada kondisi lainnya lainnya.

2.5 Diagnosa Hipersomnia

Untuk mendiagnosis hypersomnia, dokter akan meninjau gejala dan riwayat medis Anda.
Pemeriksaan fisik dapat menguji kewaspadaan. Dokter menggunakan beberapa tes untuk
mendiagnosis hipersomnia, di antaranya:
 Buku harian tidur: Anda merekam waktu tidur dan terjaga sepanjang malam untuk
melacak pola tidur
 Skala Kantuk Epworth: Anda menilai kantuk Anda untuk menentukan tingkat
keparahan kondisi

 Beberapa tes latensi tidur: Anda tidur sebentar di siang hari. Tes ini mengukur jenis-
jenis tidur yang Anda alami

 Polysomnogram: Anda tinggal di sebuah pusat tidur semalam. Mesin memonitor


aktivitas otak, gerakan mata, detak jantung, kadar oksigen, dan fungsi pernapasan.

2.6 Mengobati Hipersomnia
4
Pengobatan bersifat simtomatik. Perubahan perilaku, misalnya menghindari kerja malam
dan aktivitas sosial yang menunda waktu tidur, dan diet mungkin dapat membantu. Pasien harus
menghindari alkohol dan kafein.

Obat-obatan:

 Stimulan seperti berikut mungkin diresepkan


 Amfetamin

 Methylphenidate (Concerta, Metadate CD, Metadate ER, Methylin, Methylin ER,


Ritalin, Ritalin LA, Ritalin-SR)

 Modafinil (Provigil)

Obat lain yang digunakan untuk mengobati hipersomnia meliputi:

 Clonidine (Catapres)
 Levodopa (Larodopa)

 Bromokriptin (Parlodel)

 Antidepresan

 Penghambat monoamine oxidase

2.7 Prognosis Hipersomnia

Prognosis untuk orang dengan hipersomnia bergantung pada penyebab gangguan tersebut.
Sementara gangguan itu sendiri tidak mengancam nyawa, namun dapat menimbulkan
konsekuensi serius, seperti kecelakaan mobil yang disebabkan tertidur saat mengemudi.
Serangan biasanya berlanjut tanpa batas waktu.

2.8 Penelitian tentang hipersomnia

Banyak organisasi dan komunitas yang melakukan penelitian tentang hipersomnia. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman ilmiah tentang kondisi tersebut,

5
menemukan metode diagnosa dan perawatan yang lebih baik, dan menemukan cara untuk
mencegahnya.

2.9 Siapa yang berisiko mengalami hipersomnia?

Orang dengan kondisi yang membuat mereka lelah di siang hari paling berisiko untuk
hipersomnia, seperti melansir Healthline. Kondisi ini termasuk sleep aerna , kondisi ginjal,
kondisi jantung, kondisi otak, depresi atipikal, dan fungsi tiroid yang rendah. American Sleep
Association menyatakan bahwa kondisi ini memengaruhi pria lebih dari wanita.

Orang yang merokok atau minum secara teratur juga berisiko mengalami hipersomnia.
Obat-obatan yang menyebabkan kantuk dapat memiliki efek samping yang mirip dengan
hipersomnia.

2.10 Pencegahan Hipersomnia

Tidak ada cara untuk mencegah beberapa bentuk hipersomnia. Anda dapat mengurangi
risiko hipersomnia dengan menciptakan lingkungan tidur yang tenang dan menghindari alkohol.
Hindari juga obat-obatan yang menyebabkan kantuk dan hindari bekerja larut malam.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hypersomnia merupakan suatu keadaan gangguan tidur yang melebihi 8 jam dan keadaan
tubuh yang selalu kantuk berlebihan di siang hari akibat kelelahan yang berlebihan, di mana
kondisi tersebut akan menimbulkan keadaan tubuh yang kurang baik.orang yang mengalami
hypersomnia akan merasakan kecemasan, psikologis, depresi , gangguan susunan saraf pusat,
ginjal, hati, dan gangguan ,metabolisme.
Hypersomnia dapat dicegah melalui pola tidur yang teratur, dengan menciptakan
lingkungan tidur yang tenang dan menghindari alkohol. Hindari juga obat-obatan yang
menyebabkan kantuk dan hindari bekerja larut malam

3.2 Saran

Setelah mempelajari penyebab gangguan tidur, diharapkan dapat mengambil manfaat


untuk mengatasi kesulitan tidur dan menggunakan pengetahuan tersebut sebagai pendukung
dalam memberikan asuhan keperawatan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Sariono,Anggriyana Tri Widanti.2011.Kebutuhan Dasar Manusia(KDM).Yogyakarta Nuha


Medika.

Potter, Perry.2012.Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan Praktik,E/4,Vol 2. Jakarta :


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai