Anda di halaman 1dari 12
& PT PLN (Persero) KANTOR PUSAT alan Trunojoyo Blok M W135 Kebayoran Baru — Jakarta 12160 Telepon (021) 7261075, 7261122, 7262234 Facsimie: (021) 7221350 Website : wwe pin.coid (021) 7251234, 7250550 Nomor 0358 /KEU.03.01/DIVAK1/2017 % Februari 2017 Lampiran ‘Adq Sifat Amat Segera Perihal Penjelasan Perpajakan Terkait Pembebasan _Kepada Yth. : MODEL 1001 Lahan untuk Pembangunan Transmisi PT PLN (Persero) *) Up. Yth, General Manager Sehubungan permasalahan yang terjedi di unit PLN terkait pembangunan dan pemasa jaringan transmisi PLN sehingga menimbulkan kewajiban pajak baik Pajak Pertambahan Nil (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat 2 yang tidak seharusnya terutang. Permasalahan tersebut terjadi karena adanya penegasan atas perlakuan PPN dan PPh Pasal 4 ayat 2 sehubungan dengan penggunaan lahan untuk tapak tower PLN dan pemberian kompensasi atas pemberian Right of Way (ROW) oleh PLN sebagai jawaban dari surat yang disampaikan oleh Rekanan yang mengadakan perjanjian dengan PLN mengenai pinjam pakai lahan untuk tempat berpijaknya peralatan tower dan kompensasi pemberian ROW. Menindaklanjuti pendapat hukum terkait pajak atas kompensasi Right of Way (ROW) dari Satuan Hukum Korporat (SHK) atas permasalahan yang terjadi di atas dan untuk keseragaman pelaksanaan di lapangan atas perjanjian dengan pihak kedua tentang penggunaan lahan dan pembayaran kompensasi atas pemberian ROW, dilakukan pengaturan sebagai berikut : 1. Pemberian kompensasi atas tanah, bangunan dan tanaman yang berada di bawah ruang bebas udara SUTT atau SUTET maupun tempat berpijaknya peralatan berupa tower transmisi agar dilaksanakan sebelum melaksanakan penarikan jaringan. Pelaksanaannya agar mengacu pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 38 Tahun 2013 tentang kompensasi alas tanah, bangunan dan tanaman yang berada di bawah ruang bebas Saluran Udara Tegangan Tinggi/SUTT dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi/SUTET (terlampir). 2. Perjanjian pinjam pakai lahan untuk peralatan tapak tower tidak memenuhi unsur penghasilan dan unsur penggunaan harta (termasuk sewa) dalam objek pajak yaitu : a. Penggunaan tanah secara langsung tidak dilakukan dengan cara sewa tetapi dengan cara pinjam pakai yang didasarkan pada suatu perjanjian dimana satu pihak menyerahkan Suatu barang untuk dipakai dengan cuma-cuma kepada pihak lain (KUHP Perdata Pasal 1740). b. Penggunaan tanah secara tidak langsung berupa pemanfaatan ruang bebas (ROW) di atas tanah, bangunan dan tanaman diberikan kompensasi ROW sebanyak 1 (satu) kali saja. Tidak ada... PT PLN (PERSERO) Halaman No. KANTOR PUSAT a2 352/Ke00300/OvaKT/ 2013 Surat angoar $, Februari, 201% Tidak ada ada penggunaan harta baik tanah, bangunan dan tanaman Karena yang dimanfuatkan hanya ruang bebas di atas tanah, ban: tersebut dan tanah, bangunan dan tanaman tersebut masih menjadi milik serta digunakan oleh pemilik semula. Memperhatikan ketentuan yang terdapat pada Pasal | angka 14 dan Pasal 4 ayat (1) huruf ¢ UU Nomor 42 Tahun 2009 tentang perubahan ketiga atas UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang PPN dan PPnBM diatur sebagai beriku a, Penggunaan tanah untuk peralatan tap tanah yang kegiatan usaha atau pekerjaannya bukan dari penyediaan tanah. b. Pemilik tanah menyediakan tanah milik untuk digunakan oleh PLN: menempatkan peralatan tower milik PLN merupakan kontribusi dalam rangka mendukung tugas PLN sesuai UU Nomor 30 Tahun 2009 tentang ketenagalistrikan dan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2016 tentang percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Pemberian kompensasi ROW atas pemanfaatan ruang bebas (ROW) di atas tanah, bangunan dan tanaman, tidak ada penyerahan barang dan atas jas apapun dikarenakan i, bangunan dan tanaman tetap menjadi milik dan digunakan oleh pemilik semuta Berdasarkan uraian pada nomor 2 dan 3 di atas, penggunaan tanah untuk peralatan berupa tapak tower dengan cara pinjam pakai maupun pembayaran kompensasi ROW untuk. pemanfaatan ruang bebas, seyogyanya tidak dikenakan PPh dan PPN. tower dengan cara pinjam pakai dari pemilik 4, Tidak memasukkan Klausula kompensasi ROW di dalam perjanjian dikarenakan tata cara pembayaran kompensasi ROW telah diatur dalam Pasal 6 Peraturan Menteri ESDM Nomor 38 Tahun 2013 sebagaimana tersebut pada nomor 1 di atas. 5. Berkoordinasi der Peraturan Menteri gan pemilik tanah, bangunan atau tanaman mer ketentuan dalam SDM tersebut serta membicarakan permasalahan yang dihadapi terkait perjanjian agar tercapai win-win solution dengan baik dan tidak tergesa-gesa meminta penjelasan/penegasan dari Kantor Pelayanan Pajak, atau dengan kata Jain, harus dibicarakan febih lanjut oleh masing-masing pelaksana pajak dari PLN dan pihak pemilik tanah, bangunan atau Demikian disampaikan penjelasan dan pengaturan tersebut di atas, dan atas perhatian serta kerjasama Saudara, diueapkan terima kasi KEPALA ‘Tembusan Yth. Direktur Keuangan KpIVvert KDIVTRE, KSHK Monel. 1004 PT PLN (PERSERO) Halaman No. KANTOR PUSAT fut No. Tanggal Kepada Yth. *): 1. PT PLN (Persero) Wilayah Aceh 2. PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara 3. PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat 4. PTPLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau $. PT PLN (Persero) Wilayah Bangka Belitung 6. PT-PLN (Persero) Wilayah S2JB 1. 8 9. |. PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat . PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah syah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara tara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo 11. PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Barat 12. PT PLN (Persero) Wilayah Maluku dan Maluku Utara 13. PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Barat 14. PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur 15, PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat 16, PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya 17. PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat 18, PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta 19. PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur 20. PT PLN (Persero) Distribusi Bali 21, PT PLN (Persero) Distribusi Lampung, 22. PT PLN (Persero) Distribusi Banten 23. PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan 24. PT PLN (Persero) Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan 25. PT PLN (Persero) Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan 26. PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan 27. PT PLN (Persero) Pusat Sertifikasi 28, PT PLN (Persero) Pusat Manajemen Konstruksi 29. PT PLN (Persero) UIP Pembangkit Sumatera 30. PT PLN (Persero) UIP Sumatera Bagian Utara 31, PT PLN (Persero) UIP Sumatera Bagian Tengah 32. PT PLN (Persero) UIP Sumatera Bagian Selatan 33. PT PLN (Persero) UIP Interkoneksi Sumatera Jawa 34. PT PLN (Persero) UIP Jawa Bagian Barat 35. PT PLN (Persero) UIP Jawa Bagian Tengah | 36. PT PLN (Persero) UIP Jawa Bagian Tengah If 37. PT PLN (Persero) UIP Jawa Bagian Timur dan Bali I 38. PT PLN (Persero) UIP Jawa Bagian Timur dan Bali I 39. PT PLN (Persero) UIP Kalimantan Bagian Tengah 40. PT PLN (Persero) UIP Kalimantan Bagian Barat 41. PT PLN (Persero) UIP Kalimantan Bagian Timur 42. PT PLN (Persero) UIP Nusa Tenggara 43. PT PLN (Persero) UIP Sulawesi Bagian Utara 44. PT PLN (Persero) UIP Sulawesi Bagian Selatan 45. PT PLN (Persero) UIP Maluku 46. PT PLN (Persero) UIP Papi 47. PT PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Barat 48. PT PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Tengah 49. PT PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali ‘50. PT PLN (Persero) Pusat Pengatur Beban Jawa Bali 51. PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera ‘52. PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan ‘53. PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara ‘54, PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B MODEL 1004 MENTERI ENERG! DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2013 ‘TENTANG KOMPENSASI ATAS TANAH, BANGUNAN DAN TANAMAN YANG BERADA. DI BAWAH RUANG BEBAS SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI DAN SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang, Mengingat bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasa! 38 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik, perlu_menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Kompensasi Atas Tanah, Bangunan dan Tanaman yang Berada di Bawah Ruang Bebas Saluran Udara Tegangan ‘Tinggi dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi; Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagelistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 28, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5281); 3. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011 tanggal 18 Oktober 2011; 4, Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 01.P/47/M.P#/1992 tanggal 7 Februari 1992 tentang Ruang Bebas Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) untuk Penyaluran Tenaga Listrik sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 975 K/47/MPE/ 1999 tanggal 11 Mei 1999; 5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.01/2008 tanggal 3 September 2008 tentang Jasa Penilai Publik; 6. Peraturan Menetapkan 6. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 552) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 22 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1022); MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER_ DAYA MINERAL ‘TENTANG KOMPENSASI ATAS —‘TANAH, BANGUNAN DAN TANAMAN YANG BERADA DI BAWAH RUANG BEBAS SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI DAN SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Kompensasi adalah pemberian sejumlah wang kepada pemegang hak atas tanah berikut bangunan, tanaman, ‘dan/atau benda lain yang terdapat di atas tanah tersebut Karena tansh tersebut digunakan secara tidak langsung untuk pembengunan ketenagalistrikan tanpa dilalcukan pelepasan atau penyerahan hak atas tanah. 2. Saluran Udara Tegangan Tinggi yang selanjutnya disingkat SUTT adalah saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat telanjang (penghantar) di udara bertegangen di atas 35 KV sampai dengan 245 kV sesuai dengan standar di bidang ketenagalistrikan. 3. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi yang selanjutnya disingkat SUTET adalah saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat telanjang (penghantar) di udara bertegangan di atas 245 kV sesuai dengan standar di bidang ketenagalistrikan. 4. Lembaga Penilai adalah Kantor Jasa Penilai Publik yang profesional dan independen yang dapat melakukan penilaian terhadap nilai pasar tanah, bangunan dan tanaman. Tanaman adalah tanaman keras dengan tinggi tanaman yang berpotensi masuk ke dalam ruang bebas. 6. Menteri adalah Menteri yang yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagalistrikan. 7, Direktur ... -3- 7. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang melaksanaken tugas dan bertanggung jawab ‘atas perumusan dan pelaksanaan —kebijakan dan standardisasi teknis di bidang ketenagalistrikan. BAB IL PELAKSANAAN KEGIATAN KOMPENSASI Bagian Kesatu Inventarisasi Tanah, Bangunan dan Tanaman Pasal 2 (1) Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan Pemegang Izin Operasi wajib memberikan Kompensasi atas tanah, bangunan dan tanaman yang berada Dawah ruang bebes SUTT atau SUTET sebclum melaksanaken penarikan jaringan SUTT atau SUTET di lokasi tersebut. (2) Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan ‘Pemegang Izin Operasi sebelum melaksanakan penarikan jaringan SUTT atau SUTET sebagaimana dimaksud pada ‘ayat (1) wajib melalcakan: a. sosialisasi rencana pembangunan SUTT atau SUTET kepada masyarakat yang akan dilintasi SUTT atau SUTET melalui kantor pemerintah kabupaten/kota ‘setempat; b, pendataan awal lokasi rencana pembangunan SUTT atau SUTET yang meliputi pengumpulan data awal pemegang hak, serta tanah, bangunan dan tanaman yang berada di bawah ruang bebas SUTT atau SUTET yang akan dikompensasi; c. inventarisasi dan —_identifikasi —_kepemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, bangunan dan/atau tanaman; d. dokumentasi hasil inventarisasi yang berisi antara Jain: 1.pemegang hak ates tanah, bangunan dan/ateu tanaman; 2. jenis tanah; 3, luse tanah dan bangunan; 4, tinggi tanaman; S. letak ... -4- 5, letak tanah, bangunan dan tanaman; dan 6. peta obyek tanah, bangunan dan tanaman; dan ©, pengumuman hasil inventarisasi dan identifikasi di kantor kelurahan/desa dan kecamatan setempat. (3) Dalam hal pihak yang berhak atas tanah, bangunan, dan tanaman tidak menerima hesil inventarisasi dan identifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf ¢, pihak yang berhak atas tanah, bangunan dan tanaman dapat mengajukan keberatan kepada Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan Pemegang lin Operasi atau melalui kantor kelurahan/desa dan kecamatan setempat paling lama 14 (empat belas) hari kerja terhitung setelah diumumkan, (4) Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan Pemegang Izin Operasi wajib menindaklanjuti keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dengan melakukan verifikasi terhadap kepemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, bangunan dan tanaman dan hasilnya diumumkan di kantor kelurahan/desa dan kecamatan setempat. (6) Hasil inventarisasi, identifikasi dan/atau verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4), selanjutnya menjadi dasar dalam pembuatan daftar nominatif calon penerima Kompensasi. Bagian Kedua Penunjukan Lembaga Penilai Pasal 3 (1) Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan Pemegang Izin Operasi melaksanakan pengadaan ‘Lembaga Penilai untuk melakukan penilaian besaran Kompensasi. (2) Lembaga Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mempunyai Klasifikasi bidang jasa penilaian yang terkait dengan bidang jasa penilaian tanah, bangunan dan tanaman yang mendapat izin usaha dari Menteri Keuangan dan mendapat lisensi dari lembaga pertanahan, (@) Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan Pemegang zin Operasi menyampaikan _usulan penunjukan calon Lembaga Penilai kepada Direktur Jenderal, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan Kewenangannya. (4) Usulan ... (4) Usulan penunjukan calon Lembaga Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sekurang-kurangnya dilengkapi dokumen mengenai a. izin usaha dan/atau izin pembukaan kantor cabang Lembaga Penilai dari Menteri Keuangan; b. daftar nama penilai yang telah mendapat izin penilai dari Menteri Keuangan; cc. lisensi dari lembaga pertanahan; dan . daftar bidang jasa penilaian terkait. (6) Direktur Jenderal, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya | menetapkan —_keputusan penunjukan atau penolakan Lembaga Penilai paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap. (© Dalam hal permohonan penunjukan Lembaga Penilai ditolak, Direkeur Jenderal,— gubernur, atau Dupati/walikota sesuai dengan —_kewenangannya memberitahukan secara tertulis kepada pemohon disertai dengan alasan penolakannya. Bagian Ketiga Formula Perhitungan Kompensasi Pasal 4 (1) Formula perhitungan Kompensasi atas tanah, bangunan dan tanaman yang berada di bawah ruang bebas SUTT atau SUTET ditetapkan sebagai berilcut: a. Formula perhitungan Kompensasi untuk tanah: Kompensasi = 15% x Lt x NP Keterangan: Lt; Luas tanah di bawah ruang bebas NP. : Nilai Pasar tanah dari Lembaga Penilai b. Formula perhitungan Kompensasi untuk bangunan: Kompensasi = 15% x Lb x NPb Keterangan: Lb: Luas bangunan di bawah ruang bebas NPb : Nilai Pasar bangunan dari Lembaga Penilai ¢. Formula perhitungan Kompensasi untuk tanaman: Kompensasi = NPt Keterangan: NPt ; Nilai Pasar tanaman dari Lembaga Penilai (2) Formula ... eer] (2) Formula _perhitungan Kompensasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar untuk penetapan besaran Kompensasi. (8) Ruang bebas SUTT atau SUTET sebagaimana dimaksud pada syat (1) mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Keempat Penetapan Besaran Kompensasi Pasal § (2) Lembaga Penilai menetapkan besaran Kompensasi erdasarkan formula perhitungan Kompensasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4. (2) Hasil penetapan besaran Kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat final dan menjadi dasar bagi Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan Pemegang Izin Operasi dalam pemberian Kompensasi. Bagian Kelima ‘Tata Cara Pembayaran Kompensasi Pasal 6 (1) Terhadap tanah, bangunan dan tanaman yang berada di bawah ruang bebas SUTT atau SUTET hanya dapat diberikan Kompensasi satu kali. (2) Dalam hal tanah, bangunan dan tanaman yang berada di bawah ruang bebas SUTT atau SUTET berpindah tangan kepada pemilik yang baru maka pemilik baru tersebut tidak berhak menuntut pembayaran Kompensasi. (3) Pembayaran Kompensasi diberikan oleh Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan Pemegang Izin Operasi kepada pemegang hak atas tanah, bangunan dan tanaman. (4) Pembayaran Kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disaksikan paling sedikit 2 (dua) orang saksi dari unsur pinan kelurahan/dese/aparat —sctempat dengan disertai tanda terima pembayaran Kompensasi. {S) Dalam hal calon penerima Kompensasi tidak ditemukan atau menolak pemberian Kompensasi, Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan Pemegang Izin Operasi melakukan penitipan pembayaran Kompensasi kepada kantor pengadilan negeri setempat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan Pemegang Izin Operasi dapat melakukan penarikan jaringan SUTT atau SUTET. BAB II BAB IIL HAK PEMEGANG HAK TANAH SERTA PEMEGANG IZIN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMEGANG IZIN OPERAS Pasal 7 (1) Pemegang hak atas tanah yang telah menerima Kompensasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dapat memanfaatkan tanahnya sepanjang pemanfaatannya tidak masuk ke ruang bebas SUTT atau SUTET. (2) Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan Pemegang Izin Operasi yang telah melakukan pembayeran Kompensasi, berhak untuk menebang, memotong, atau mencabut tanaman yang berada di bawah ruang bebas SUT atau SUTET. BABIV GANTI KERUGIAN DALAM PENARIKAN JARINGAN SUTT ATAU SUTET Pasal 8 (1) Ganti Kerugian atas kerusakan pada bangunan atau tanaman dan tegakan lainnya yang terjadi pada saat penarikan jaringan SUTT atau SUTET dilakukan secara musyawarah. (2) Tegakan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tumbuh-tumbuhan yang bukan tanaman keras. BABV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal9 Direktur Jenderal, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya melakuken pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini. BAB VI... BAB VI KOMPENSASI TANAH YANG DIMILIKI DAN/ATAU DIKUASAI NEGARA DAN TANAH ADAT Pasal 10 Kompensasi atas tanah, bangunan dan tanaman yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah, pemerintah deerah, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah dan tanah adat ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VIL KETENTUAN PERALIHAN Pasal 11 Proses Kompensasi untuk SUTT dan SUTET yang sedang berjalan dan belum ditetapkan besaran Kompensasi, proses Kompensasi dilalukan sesuai dengan ketentuan’ dalam Peraturan Menteri ini. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Pada saat Peraturan Menteri ini mulaj berlaku, ketentuan mengenai kompensasi tanah, tanaman, tumbuh-tumbuhan, dan bangunen yang berada di bawah ruang bebas SUTT atau SUTET sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 01.P/47/M.PE/1992 tanggal 7 Februeri 1992 tentang Ruang Bebas Saluran Udara ‘Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra ‘Tinggi (SUTET) untuk Penyaluran Tenaga _Listrik sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 975 K/47/MPE/1999 tanggal 11 Mei 1999, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 13 .. Pasal 13 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. ‘Agar setiap orang —mengetahuinya, _memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Desember 2013 MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, td. JERO WACIK Diundangkan di Jakarta pada tanggal 24 Desember 2013 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. REPUBLIK INDONESIA, ttd. AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 1541 Salinan sesuai dengan asi inya KEMENTERI@H ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Kepata Biro Hukum, Eke ‘Susyanto

Anda mungkin juga menyukai