Sedangkan pada sisi PPN-nya sama seperti perlakuan pada PPN pengadaan barang seperti di atas.
Untuk penggunaan dana BOS terkait pemberian honor pada seperti pada kegiatan penerimaan peserta
didik baru, kesiswaan, pengembangan profesi guru, penyusunan laporan BOS dan kegiatan pembelajaran
pada SMP Terbuka maka baik bendaharawan/penanggung jawab dana BOS sekolah negeri maupun
sekolah bukan negeri perlakuannya sebagai berikut:
2. Bagi guru/pegawai PNS dipotong PPh 21 final dengan memperhatikan golongan dan diatur sbb:
Golongan I dan II dengan tarif 0% (nol persen).
Golongan III dengan tarif 5% (lima persen) dari penghasilan bruto.
Golongan IV dengan tarif 15% (lima belas persen) dari penghasilan bruto.
3. Kewajiban perpajakan yang terkait dengan penggunaan dana BOS dalam rangka
membayar honorarium guru dan tenaga pendidik honorer sekolah yang tidak dibiayai dari
Pemerintah Pusat dan atau Daerah yang dibayarkan bulanan diatur sebagai berikut:
Penghasilan rutin setiap bulan untuk guru tidak tetap (GTT), Tenaga Kependidikan Honorer,
Pegawai Tidak Tetap (PTT), untuk jumlah sebulan sampai dengan Rp4.500.000,- (empat juta
lima ratus ribu rupiah) tidak terhutang PPh Pasal 21.
Untuk jumlah lebih dari itu, PPh Pasal 21 dihitung dengan menyetahunkan penghasilan
sebulan.
4. Kewajiban perpajakan yang terkait dengan penggunaan dana BOS, baik pada Sekolah Negeri,
Sekolah Swasta, untuk membayar honor kepada tenaga kerja lepas orang pribadi yang
melaksanakan kegiatan perawatan atau pemeliharaan sekolah harus memotong PPh Pasal 21
dengan ketentuan sebagai berikut:
tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam hal penghasilan sehari atau rata-rata
penghasilan sehari belum melebihi Rp450.000 (empat ratus lima puluh ribu rupiah).
dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam hal penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan
sehari melebihi Rp450.000 (empat ratus lima puluh ribu rupiah)., dan jumlah sebesar
Rp450.000 (empat ratus lima puluh ribu rupiah) tersebut merupakan jumlah yang dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto.