Anda di halaman 1dari 26

Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi) secara
permanen. Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di dalam fluida
tersebut akan terbentuk lapisan-lapisan di mana lapisan yang satu akan mengalir di atas
lapisan yang lain, sehingga tercapai bentuk baru. Selama perubahan bentuk tersebut,
terdapat tegangan geser (shear stress), yang besarnya bergantung pada viskositas fluida
dan laju alir fluida relatif terhadap arah tertentu. Bila fluida telah mendapatkan bentuk
akhirnya, semua tegangan geser tersebut akan hilang sehingga fluida berada dalam
keadaan kesetimbangan. Pada temperatur dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai
densitas tertentu. Jika densitas hanya sedikit terpengaruh oleh perubahan yang suhu dan
tekanan yang relatif besar, fluida tersebut bersifat incompressible. Tetapi jika densitasnya
peka terhadap perubahan variabel temperatur dan tekanan, fluida tersebut digolongkan
compresible. Zat cair biasanya dianggap zat yang incompresible, sedangkan gas umumnya
dikenal sebagai zat yang compresible.

1.2 Rumusan Masalah

Apa sajakah peralatan atau instrumentasi yang digunakan untuk transportasi fluida
cair ?

1.3 Tujuan

- Mengenal peralatan atau instrumentasi yang digunakan untuk transportasi fluida


cair.
- Mengetahui bahan pembuat dan cara pengoperasian peralatan transportasi fluida
cair.
- Mengetahui prinsip kerja instrument transportasi fluida cair.

1
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II
PERALATAN TRANSPORTASI FLUIDA CAIR

1. PIPA DAN TUBE

A. Perbedaan Pipa dan Tube


Dalam perencanaan conduit (piping system) harus diperhatikan factor-faktor
sebagai berikut.

1. Diusahakan tekanan seminimum mungkin untuk mengurangi energi pengaliran.


2. Jangan kotor dan jangan sampai ada kebocoran pada pipa atau tube yang
digunakan.
Perbedaan pipa dan tube adalah dalam hal ukuran panjangnya, ukuran tebal
dindingnya, dan bahan konstruksi dari pipa tau tube tersebut. Fluida cair dapat dialirkan
dalam pipa atau tube yang berpenampang bundar dan dijual dipasaran dengan berbagai
ukuran, tebal dinding, dan bahan konstruksi. Pada umumnya pipa berdinding tebal,
berdiameter relatif besar, dan tersedia dalam panjang antara 20-40 ft. Sedangkan tube
berdinding tipis dan biasa tersedia dalam bentuk gulungan yang panjangnya sampai
beberapa ratus kaki. Ujung pipa logam biasanya berulir. Dinding pipa umumnya kesat,
sedangkan dinding tube licin. Potongan-potongan pipa disambung dengan menggunakan
ulir (screw), flens (flange), atau las (weld), sedangkan tube disambung dengan sambungan
kompresi (compression fitting), flare fitting, atau sambungan solder (soldered fitting).
Tube biasanya dibuat dengan teknik ekstrusi atau cold drawn, sedangkan pipa logam
biasanya dibuat dengan teknik las, cor (casting), dan piercing.

PIPA TUBE
Paling panjang 20 – 40 ft Bisa berates ft
Pada umumnya dindingnya tebal Dindingnya tipis
Pipa apat dibuat ulir Tidak dapat dibuat ulir
Disambung dengan screw, flange, dan las Disambung dengan compression fitting,
soldered, dan flare fitting
Dindingnya kasar Dindingnya kasar
Cara pembuatannya : Las, Casting Cara pembuatannya : extrusion (Cara
(Peleburan), dan Piercing (Penembusan). membuat mie), dn Cold drawn.

2
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

B. Bahan – Bahan Kontruksi Pipa

Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus diperhatikan
hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (Mudah rapuh), sifat
plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuatan, dan cara
penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3 macam :

1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran besi dan
karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari ferrous metal adalah :
Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan beberapa alloy lainnya.

2. Non Ferrous Metal


Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu campuran
antara :

- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)

3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan biasannya hanya
digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik, Kaca, Semen, PVC, dll.

C. Cara Pembuatan Pipa


Metode yang paling umum digunakan dalam pembuatan pipa yaitu : Welding (las),
Piercing (penembusan), Casting (cetak), dan Extrusion.

1. Welding (Las)
Biasannya digunakan untuk material yang bersifat plastic, dan pipa yang digunakan
kebanyakan berukuran 2”. Metode las ada 2 macam yaitu :

a. Butt welding
Dilakukan dengan memanaskan kepingan pipa (plate) yang tidak lebar (skelp),
hingga suhu 2600 0F. Skelp dipanaskan pada suatu welding belt yang
dibengkokkan menjadi bentuk sirkulair dan pinggirannya sekaligus dilas.

3
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

b. Lap welding
Sama seperti butt welding, tetapi pada lap welding kedua tepi yang akan dilas
dipotong miring. Cara ini akan memberikan sambungan yang lebih kuat daripada
butt welding.

2. Piercing (Penembusan)
Cara ini menghasilkan seamless pipe. Biasannya untuk pipa yang berukuran
pendek. Seamless pipe adalah pipa yang tak memakai garis las. Pipa ini lebih kuat
dibandingkam dengan pipa yang dibuat dengan car alas karena dindingnya yang homogeny
dan dibuat dengan cara piercing. Cara piercing adalah sebagai berikut :

- Suatu batang baja berbentuk sirkular atau billet, dimasukkan kedalam piercing mill
pada suhu yang sangat tinggi.

- Piercing mill terdiri dari 2 roll yang menekan billet secara radial yang dapat
membuat lubang ditengah-tengahnya pada suhu yang sangat tinggi. Pada suhu ini
baja akan bersifat plastis. Ukuran pipa dan posisi lubang diatur dengan mandrel,
kemudian diameter dan tebal dinding pipa diatur dengan seamless pipe melalui
dies.
Untuk pipa-pipa yang berukuran pendek seamless pipe dibentuk dengan cara forging atau
cupping. Bukaan sentral dibentuk dengan pukulan terhadap billet sirkular yang panas.

3. Casting (Cetak)
Casting dipakai untuk material yang rapuh karena material rapuh tidak dapat di roll
atau di-piercing. Satu-satunya cara adalah logam harus dicairkan, kemudian di cetak
didalam cetakan yang bernama centrifugal casting. Dengan cara ini dihasilkan pipa yang
berdinding tebal, homogeny, dan tidak ada lubang pada dinding-dindingnya.

4. Extrusion
Extrusion sering digunakan untuk pipa yang terbuat dari Pb (timbale). Cairan pipa
dari materil yang bersifat sengat elatis ini dilakukan melalui extruder sehingga dihasilkan
seamless pipe. Selai pipa, tube dari materil ini sangat plastis dan dapat dibuat dengan cara
ini.

D. Ukuran Pipa dan Tube


Ukuran pipa ini dispesifikasikan oleh diameter dan tebal dindingnya. Diameter pipa
dan tube dinyatakan dengan Nominal Diameter. Untuk pipa baja standar besarnya berkisar
antara 1/8 – 30 inch. Untuk pipa dengan diameter :

- > 12” disebut juga dengan pipa besar, nominan diameternya sama dengan luas
pipa.
- 3” – 12” nominan diameternya mendekati diameter dalam pipa.

4
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

- <3” disebut juga pipa kecil, nominan diameternya tidak sama dengan diameter
dalam dan diameter luar.
Selain pipa baja, pipa yang terbuat dari bahan lain ukuran standarnya sama seperti
pipa baja yang dikenal sebagai IPS (Iron Pipe Size) atau NPS (Normal Pipe Size).
Misalnya pipa nikel berukuran 2 inch IPS, artinya pipa nikel yang mempunyai diameter
luar seperti pipa baja standar 2 inch.

Tebal dinding pipa dinyatakan dengan Schedule number dan untuk tube dinyatakan dengan
Birminghams Wires Gauge (BWG). Schedule pipa dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Schedule 5, 10, 20, 30, 40, 60, 80, 100, 120, 160
2. Schedule standard
3. Schedule Extra Strong (XS)
4. Schedule Double Extra Strong (XXS)
5. Schedule special
Perbedaan schedule ini dibuat untuk menahan ternal pressure dari aliran, kekuatan dari
material itu sendiri (Strength of Material), mengatasi karat, dan mengatasi kegetasan pipa.

Ukuran dari tube ditunjukan oleh diameter luarnya, nilai nominalnya adalah
besarnya diameter bagian luarnya. Tebal dinding tube digunakan BWG (Birmingham Wire
Gauge) dengan selang antara 24 untuk yang paling ringan dan 7 untuk yang paling berat.

E. Pemilihan Ukuran Pipa


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pipa untuk keperluan tertentu adalah
sebagai berikut :

1. Initial Cost ( Biaya awal )


2. Maintenance Cost ( Biaya pemeliharaan )
3. Stock ukuran yang ada
Faktor ekonomi sangat mempengaruhi dalam pemilihan pipa. Secara umun ukuran pipa
baja yang ekonomis untuk aliran turbulen dinyatakan dengan persamaan Sarchet dan
Colburn berikut :

𝐷𝑒 ′ = 0,098 (𝑊 ′ )0,45 /(𝜌)0,31

De’ = Diameter pipa yang ekonomis

W’ = Laju aliran massa (lb/hr)

ρ = Densitas fluida (lb/ft3)

5
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

F. Penyambungan
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :

- Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian kecil dari


material yang disambung dan tidak menggunakan material ketiga
- Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan material
ketiga sebagai penyambung.
Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal dindingnya. Pipa
dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya disambung dengan jalan : Screw Fitting,
Flange, atau Welding (las).

1. Screw Fitting
Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada bagian
luat dengan menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus tapered ( makin
keujung mankin mengerucut ). Oleh karena itu dinding pipa dapat menjadi lemah
dan sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat.

Untuk itu dipakai sambungan dengan schedule number yang dua kali lebih
besar. Screw fitting jarang digunakan untuk pipa yang besar dari 12” karena
kesukaran dalam membuat ulir dan pipa nya terlalu berat. Biasannya screw fitting
digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.

Beberapa jenis screw fitting yaitu :

 Close nipple
 Short nipple
 Long nipple
 Coupling
 Union
 Elbow street
 Elbow tee
 Reducer
 Plug
 Cross
 Cap
 Busching

2. Flange
Cara flange digunakan untuk menyambung pipa yang lebih panjang dari 2”.
Selain dengan cara ini dapat pula digunakan cara welding. Penyambungan flange
dilakukan dengan cara mempertemukan disk (cakram) atau cincin metal dan diikat
bersama gasket diantara kedua flange yang diikat. Flange ini diikat ke pipa dengan
cara screw atau welding.

Macam – macam tipe flange tergantung dari penggunaanya pada


sambungan, yaitu : raised face, male and female, tongue and groove, ring joint, full

6
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

face, dan knife eage. Keuntungan dari penggunaan flange dalam sambungan adalah
sambungannya yang dapat dibuka, dan kerugiannya karena konstruksinya yang
akan menjadi berat karena berat flange itu sendiri. Kekuatan sambungan
menggunakan flange ini tergantung dari penggunaan gasket yang disisipkan
diantara kedua flange.

Macam – macam tipe gasket :

a. Untuk pemakaian yang mempunyai tekanan rendah digunakan gasket yang


lunak seperti gabus atau karet.
b. Untuk pemakaian yang mempunyai tekanan tinggi digunakan gasket yang
keras seperti Pb, Cu, Al, dan Baja.
c. Untuk pemakaian yang tekanannya sangat tinggi biasannya tidak
menggunakan gasket tetapi sambungan antara flange diperkuat.

3. Welding ( las )

a. Las
digunakan untuk menyambung pipa yang diameternya lebih dari 2”, dan
merupakan metode standar untuk menyambung pipa pada flange dengan tekanan
tinggi. Macam – macam las yaitu Butt Welding dan Lap Welding. Keuntungan dari
sambungan menggunakan metode las yaitu :

1. Merupakan sambungan yang kuat dan tidak melemahkan dinding pipa.


2. Murah dan tahan kebocoran.
3. Lebih enteng dibandingkan tipe sambungan lain.
4. Tidak mengganggu aliran dengan sambungan uliran.
Kerugiannya yaitu sambungan dengan las tidak dapat dilepas kecuali dengan
memotong atau merusak sambungan tersebut.

b. Soldering
Untuk pipa dan tube dengan permukaan yang sangat kecil biasannya
disambung dengan cara solder. Seperti halnya dengan cara welding, maka
sambungan ini tidak akan melemahkan dinding pipa. Sambungan dengan
menggunakan solder ini dapat dibuka kembali dengan melebur bahan solder
(remelting) tanpa merusak pipa. Biasannya bahan solder yang digunakan adalah
timah.

c. Brazing
Digunakan untuk melekatkan flange ke pipa induknya. Begitu juga untuk
menyambung flange dengan tube nya. Bahan brazing yang biasannya digunakan
adal tembaga atau perak.

7
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

2. VALVE
Sistem instalasi pipa biasanya terdiri dari banyak sekali valve dengan ukuran dan
bentuk yang beragam. Beberapa jenis valve sangat cocok untuk membuka dan menutup
penuh aliran, ada valve yang cocok untuk mengurangi tekanan dan laju aliran fluida, ada
pula valve yang berfungsi mengatur agar aliran fluida cair terjadi pada satu arah saja.
Berikut beberapa jenis valve yang paling sering digunakan :

1. Gate Valve
Gate Valve adalah valve yang paling sering dipakai pada sistem perpipaan.
Fungsinya untuk membuka dan menutup aliran (on-off), tetapi tidak untuk
mengatur besar kecil aliran (throttling). Kelebihan Gate Valve, minimnya
halangan/ resistan saat valve ini dibuka penuh, sehingga aliran bisa maksimal. Gate
Valve mengontrol aliran melalui badan valve yang berbentuk pipa, dengan sebuah
lempengan atau baji vertikal (lihat gambar dibawah ini) yang bisa bergeser naik
turun saat handel valve diputar. Valve ini didesain untuk posisi terbuka penuh, atau
tertutup penuh. Jika valve ini dalam keadaan setengah terbuka, maka akan
menyebabkan pengikisan pada badan valve, dan turbulensi aliran zat bisa
menyebabkan getaran pada baji valve sehingga menghasilkan suara gemeretak.

2. Globe Valve

Globe Valve biasanya digunakan pada situasi dimana pengaturan besar


kecil aliran (throttling) diperlukan. Dengan mudah memutar handel valve, besarnya
aliran zat yang melewati valve bisa diatur. Dudukan valve yang sejajar dengan
aliran, membuat globe valve efisien ketika mengatur besar kecilnya aliran dengan
minimum erosi piringan dan dudukan. Namun demikian tahanan didalam valve
cukup besar. Desain Globe Valve yang sedemikian rupa, memaksa adanya
perubahan arah aliran zat didalam valve, sehingga tekanan menurun drastis dan
menyebabkan turbulensi di dalam valve itu sendiri. Dengan demikian, Globe Valve
tidak disarankan diinstal pada sistem yang menghindari penurunan tekanan, dan
sistem yang menghindari tahanan pada aliran.

8
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

3. Angle Valve

Sama seperti globe valve, angle valve juga digunakan pada situasi dimana
pengaturan besar kecil aliran diperlukan (throttling). Namun angle valve di buat
dengan sudut 90°, hal ini untuk mengurangi pemakaian elbow 90° dan fitting
tambahan.

4. Ball Valve

Ball Valve adalah alternatif murah dari jenis valve-valve yang lain. Ball
valve menggunakan bola logam yang tengahnya ada lubang tembus, diapit oleh
dudukan valve untuk mengontrol aliran. Sering dipakai pada proses hydrocarbon,
ball valve mampu mengatur besar kecil aliran gas dan uap terutama untuk tekanan
rendah. Valve ini dapat dengan cepat ditutup dan cukup kedap untuk menahan
fluida/ zat cair. Ball valve tidak menggunakan handwheel, tetapi menggunakan
ankle untuk membuka atau menutup valve dengan sudut 90°. Disainnya yang
simpel, meminimalkan turunnya tekanan pada saat valve dibuka penuh.

9
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

5. Butterfly Valve

Butterfly Valve memiliki bentuk yang unik jika dibandingkan dengan


valve-valve yang lain. Butterfly menggunakan plat bundar atau wafer yang
dioperasikan dengan ankel untuk posisi membuka penuh atau menutup penuh
dengan sudut 90°. Wafer ini tetap berada ditengah aliran, dan dihubungkan ke
ankel melalui shaft. Saat valve dalam keadaan tertutup, wafer tersebut tegak lurus
dengan arah aliran, sehingga aliran terbendung, dan saat valve terbuka wafer
sejajar/ segaris dengan aliran, sehingga zat dapat mengalir melalui valve.

Butterfly valve memiliki turbulensi dan penurunan tekanan (pressure drop)


yang minimal. Valve ini bagus untuk pengoperasian on-off ataupun throttling, dan
bagus untuk mengontrol aliran zat cair atau gas dalam jumlah yang besar. Namun
demikian valve ini biasanya tidak memiliki kekedapan yang bagus, dan harus
digunakan pada situasi/ sistem yang memiliki tekanan rendah (low-pressure).

10
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

6. Relief Valve

Relief valve memiliki fungsi yang sangat berbeda dari valve-valve yang
lain. Valve ini didesain khusus untuk melepas tekanan berlebih yang ada di
equipment dan sistem perpipaan. Untuk mencegah kerusakan pada equipment, dan
lebih penting lagi cedera pada pekerja, relief valve dapat melepas kenaikan tekanan
sebelum menjadi lebih ekstrim. Relief valve menggunakan pegas baja yang secara
otomatis akan terbuka jika tekanan mencapai level yang tidak aman. Level tekanan
pada valve ini bisa diatur, sehingga bisa ditentukan pada level tekanan berapa valve
ini akan terbuka. Ketika tekanan kembali normal, relief valve secara otomatis akan
tertutup kembali.

7. Check Valve

Check Valve memiliki perbedaan yang signifikan dari Gate Valve dan
Globe Valve. Valve ini di desain untuk mencegah aliran balik. Ada beberapa jenis
check valve, tapi ada 2 jenis yang paling umum yaitu Swing Check dan Lift Check.
Swing Check Valve biasanya dipasangkan dengan Gate Valve, sedangkan Lift
Check Valve oleh beberapa pabrikan digunakan untuk menggantikan fungsi Ball
Valve sebagai Ball Check Valve. Check Valve tidak menggunakan handel untuk
mengatur aliran, tapi menggunakan gravitasi dan tekanan dari aliran fluida itu
sendiri. Karena fungsinya yang dapat mencegah aliran balik (backflow) Check
Valve sering digunakan sebagai pengaman dari sebuah equipment dalam sistem
perpipaan.

11
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

Beberapa rule of thumb yang penting dalam penyusunan aliran pipa, antara lain:

1. Pipa-pipa harus sejajar dengan belokan-belokan tegak lurus pipa-pipa disusun


sedemikian sehingga dapat dibuka bila perlu untuk mengganti pipa yang rusak
atau membersihkannya.
2. Dalam sistem aliran gravitasi, pipa harus dibuat lebih besar daripada seharusnya
dan belokan dirancang sesedikit mungkin. Pengotoran saluran sangat
mengganggu bila aliran berlangsung dengan gravitasi saja, karena tinggi tekan
fluida tidak dapat ditambah untuk meningkatkan laju aliran saat pipa mengecil
karena fouling.
3. Kebocoran valve harus selalu diperhtungkan. Valve harus dipasang vertikal
dengan batangnya ke atas. Valve harus mudah dicapai, dan didukung tanpa
mengalami regangan, dan diberi allowance untuk menampung ekspansi termal pipa di
sebelahnya.

3. POMPA
Pompa adalah alat untuk memindahkan zat cair. Istilsh pompa (pump), kipas (fan),
blower (penghembus) dan kompressortidaklah mempunyai arti yang tepat. Misalnya
pompa angin (air pump) dan pompa vakum (vacuum pump) adalah mesin-msin untuk
memampatkan gas. Namun demikian, pompa adalah alat untuk memindahkan zat cair,
sedangkan kipas, blower atau kompressor berfungsi untuk menambahkan energi pada gas.
Kipas membuang gas (biasanya udara) dalam volume besar ke ruang terbuka atau talang
besar, biasanya berupa mesin putar kecepatan rendah dan tekanan yang dibangkitkannya
hanyalah beberapa inchi air saja.

Setiap pompa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda tergantung pabrik yang


membuatnya. Pompa dapat digolongkan m enjadi 2 golongan :

1. Positive Displacement Pump (PDP)


a. Reciprocating pump
b. Rotary pump
2. Variable Head Capacity Pump (VHCP)
a. Pompa sentrifugal
b. Pompa turbin

Perbedaan kedua golongan pompa itu antara lain :

1. Pada VHCP, kapasitas dan head terbentuk karena adanya putaran kipas
2. Pada PDP, kapasitas dan head terbentuk karena adanya gerakan perpindahan
3. Pada PDP, tidak memerlukan priming, sedangkan pada VHCP sangat
diperlukan priming.

12
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

Priming

Priming atau pemula (pemancing) adalah cara yang dilakukan di pompa


VHCP agar dapat terjadi aliran. Cara-cara priming :

1. Dengan jalan pengisian : secara langsung atau secara tak langsung


2. Dengan cara vakum : pengaliran berlangsung karena adanya vakum. Keadaan
vakum ini diciptakan dengan melakukan penyedotan atau menggunakan jet
ejektor.

Head

Head merupakan besaran energi yang terdapat di dalam persamaan neraca


energi dari sistem aliran fluida, yaitu persamaan Bernoulli. Satuan dari setiap head
adalah energi per satuan berat fluida, misalnya ft-lb/lb atau cm-gr/gr. Secara umum
satuan yang biasa dipakai adalah satuan panjang dari kolom fluida, ft atau cm.

Di dalam sistem aliran fluida terdapat dua macam head, yaitu :

1. Static Head : energi yang diakibatkan adanya perbedaan tinggi antara


permukaan liquid dengan pusat pompa (∆Z). Berdasarkan perbedaan dengan
posisi pompa, maka static head dibedakan atas : static head dan static
discharge head.

2. Dynamic Head ; terdiri dari :


- Tekanan pada discharge yang diinginkan
- Velocity discharge yang diinginkan
- Hf pada sistem (friksi)

Dynamic Head adalah energi yang diakibatkan oleh adanya sifat air fluida,
seperti velocity head, pressure head, dan friction head (energi yang diakibatkan
oleh adanya kecepatan air fluida atau tekanan fluida atau energi yang hilang karena
adanya friksi dari fluida).

Net Positive Suction Head (NPSH)

Definisi dari NPSH adalah selisih tekanan pada pompa inlet dengan tekanan
uap likuid, yang dinyatakan dalam ft dari likuid. Ada dua harga NPSH yang
dikenal, yaitu : NPSH available (NPSHav) yaitu NPSH yang dibentuk karena sitem
pengaliran fluida., dan NPSH required (NPSHreq) yaiutu NPSH yang tentukan oleh
pabrik pembuatnya.

𝑁𝑃𝑆𝐻𝑎𝑣 = (𝑃𝐵 /𝜌) − (𝑃𝐵, /𝜌)

13
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

Dimana :

PB = tekanan pada pompa inlet

PB, = tekana upa dari liquid

Harga NPSHav harus lebih besar dari NPSHreq. Bila hal ini terjadi
kebalikannya, maka akan terjadi pemutusan aliran ( aliran tidak ada ). Bila P B > PB,
maka harga NPSHav positif.

Pada keadaan ini akan terjadi aliran. Bila PB’ > PB maka harga NPSHav akan
negatif sehingga cairan pada pompa casing akan menguap. Bila terjadi penguapan
akan terjadi : pemutusan aliran atau kerusakan pada bagian pompa. Besarnya PB
dan PB’ tergantung dari jenis dan rancangan pompa.

WHP dan BHP

WHP adalah likuid horse power, merupakan tenaga yang dibawa oleh fluida
keluar dari suatu pompa, yang satuanya HP (horse power). Sedangkan BHP (brake
horse power) adalah tenaga yang digunakan untuk mengerakan pompa, yang
berasal dari steam atau power.

Kavitasi

Kavitasi adalah kondisi dari pompa dimana terjadi lokal pressure drop
sehingga ruangan pompa menjadi terisi oleh uap air. Kavitasi ini terjadi karena
harga NPSH = 0. Hal ini terjadi karena :

1. Static suction lift bertambah (Zb>>)


2. Fraksi antara permukaan fluida yang akan dipompakan dengan pomnpa inlet
(Hfs>>)
3. Menurunnya tekanan atau karena ketingggian (Pa>>)
4. Naiknya temperatur dari pompa likuid (Pv>>)
5. Terjadinya penurunan tekanan absolut dari sistem fluida itu sendiri, misalnya :
pemompaan dari vessel yang vakum.

Tanda-tanda kavitasi :

1. Adanya noise dan vibrasi dari pompa.


2. Terjadi penurunan kurva dari head capcity dan efisiensi sehingga karakteristik
pompa akan lebih rendah dari semula (yang akan merugikan operasi).
3. Terjadinya lobang-lobang pada impeller, karena adanya uap air.
4. Korosi terhadap logam pompa, yang akan merusak pompa tersebut.

14
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

A. Positive Displacement Pump ( PDP )

A.1. Reciprocating Pump


Reciprocating Pump adalah suatu jenis dari PDP yang menggunakan aksi
displacement. Pompa ini digunakan untuk :
a. Proses yang memerlukan head yang tinggi.
b. Kapasitas fluida yang rendah.
c. Likuid yang kental (viskos) dan slurries (seperti lumpur)
d. Likuid yang mudah menguap (high volatile)

Macam-macam tpe dari reciprocating pump antara lain adalah : pompa plugner dan
pompa diafragma.

Material yang digunakan untuk konstruksi reciprocating pump adalah material


yang di standarisasi oleh SHI (Standard of the Hydraulic Institute), yaitu :

1. Bronze Fitted (BF)


2. Fully Bronze (FBF)
3. Acid Recisting (AR)
4. All Bronze (AB)
5. All Iron (AI)
6. Standard

Bagian-bagian dari reciprocating pump :

- Silinder, ada dua macam, yaitu : liquid silinder dan steam silinder
- Packing, yang materialnya terdiri dari : asbestos, grafit, karet, gabus, kulit,
fiber atau metalic ring (untuk tekanan tinggi)
- Kerangan : disc valve, wing valve, ball valve
- Air Chamber : berisi suatu medium elastis agar aliran menjadi smooth
Kapasitas dari reciprocating pump dibedakan atas kapasitas teoritis dan
kapasitas aktual, dimana kapasitas teoritis tersebut tergantung pada perpindahan
dari likuid pistonnya. Kapasitas teoristis pompa ini tidak pernah tercapai karena
adanya slip, yang dapat disebabkan oleh :
- Tidak sempurnanya packing, kebocoran pada kerangan
- Rusaknya kerangan sehingga tidak menutup sempurna pada saat piston
bergerak kembali.

1. POMPA TORAK
Pompa torak merupakan pompa yang banyak digunakan dalam kelompok
pompa desak gerak bolak-balik. Menurut cara kerjanya pompa torak dapat
dikelompokkan dalam kerja tunggal dan kerja ganda. Sedangkan menurut jumlah
silinder yang digunakan, dapat dikelompokkan dalam pompa torak sinder tunggal
dan pompa torak silinder banyak.

15
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

Cara kerja
Untuk pompa torak kerja tunggal dan silinder tunggal, aliran cairan terjadi
sebagai berikut. Bila batang torak dan torak bergerak ke atas, zat cair akan terisap
oleh katup isap di sebelah bawah dan pada saat yang sama cairan yang ada
disebelah atas torak akan terkempakan ke luar. Jika torak bergerak ke bawah katup
isap akan tertutup dan katup kempa terbuka sehingga cairan tertekan ke atas torak
melalui katup kempa. Dengan gerakan ini maka akan terjadi kerja isap dan kerja
kempa secara bergantian. Aliran cairan yang dihasilkan terputus-putus.

Cara kerja pompa torak kerja ganda pada prinsipnya sama dengan cara kerja
pompa torak kerja tunggal, tetapi pada pompa torak kerja ganda terdapat dua katup
isap dan dua katup kempa yang masing-masing bekerja secara bergantian.
Sehingga pada saat yang sama terjadi kerja isap dan kerja kempa. Karena itu aliran
zat cair menjadi relatif lebih teratur. Untuk memperoleh kecepatan aliran zat cair
yang lebih konstan dapat digunakan pompa torak kerja ganda dengan silinder
banyak.

Kegunaan

Pompa torak cocok digunakan untuk pekerjaan pemompaan dengan daya isap
(suction head) yang tinggi disamping itu pompa torak dapat digunakan untuk
memompa udara dalam kapasitas yang besar.

2. POMPA PLUNYER (PLUNGER PUMP)

Cara kerja
Prinsip kerja pompa plunyer sama dengan prinsip kerja pompa torak, tetapi
torak diganti dengan plunyer.

16
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

Kegunaan
Pompa plunyer pada umumnya digunakan untuk aliran volum (kapasitas)
yang kecil tetapi tekanan yang dapat dicapai lebih tinggi dari pada yang dapat
dicapai dengan pompa torak. Pompa plunyer banyak digunakan untuk pompa bahan
bakar motor diesel.

3. POMPA MEMBRAN

Cara kerja
Pada pompa ini, pembesaran dan pengecilan ruang dalam rumah pompa
disebabkan oleh membran yang kenyal. Seperti halnya pompa torak, pompa
membran dapat digunakan sebagai kerja tunggal dan kerja ganda, dan juga
memberikan aliran cairan yang terputus-putus.

Kegunaan
Pompa membran sering digunakan untuk memompa air kotor (pompa
kepala kucing) dan dapat digunakan untuk pompa bahan bakar.

17
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

A.2. Rotary Pump

Rotary Pump adalah suatu jenis dari PDP yang melakukan aksi rotasi.
Fluida di trap dalam suatu expanding chamber di dekat inlet, lalu digerakkan ke
outlet dan ditekan ke luar discharge line. Ciri dari pompa jenis ini adalah :

- Tidak mempunyai check valve


- Tidak terjadi kebocoran atau aliran balik
- Cocok untuk fluida kental (minyak pelumas atau lilin)
- Tekanan dischargenya sampai 3000 psia atau lebih.

Macam-macam tipe dari rotary pump :

1. Lobe Pump : seperti gear pump, tapi giginya lebih sedikit


2. Gear Pump : tipe external dan internal gear pump
3. Screw Pump : one screw dan double screw pump
4. Vane Pump : sliding vane and bucke vanet pump
- Sliding vane : untuk likuid sedikit volatil, dan untuk operasi vakum
- Bucket vane : untuk non-volatil, sebanyak 1500 gpm fluida pada 500 psia

1. POMPA LOBE (LOBE PUMP)

Cara kerja
Cara kerja pompa lobe pada prinsipnya sama dengan cara kerja pompa roda
gigi dengan penggigian luar. Pompa jenis ini ada yang mempunyai dua rotor lobe
atau tiga rotor lobe.

Kegunaan
Pompa lobe dapat digunakan untuk memompa cairan yang kental
(viskositasnya tinggi) dan mengandung padatan. Pemilihan dua rotor lobe atau tiga
rotor lobe didasarkan atas ukuran padatan yang terkandung dalam cairan,
kekentalan cairan, dan kontinyuitas aliran. Dua rotor lobe cocok digunakan untuk
cairan kental, ukuran padatan yang relatif kasar dengan kontinyuitas kecepatan
aliran yang tidak halus.

18
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

2. POMPA RODA GIGI (GEAR PUMP)

Cara kerja
Ketika roda gigi berputar, terjadi penurunan tekanan pada rumah pompa
sehingga cairan mengalir dan mengisi rongga gigi. Cairan yang terperangkap dalam
rongga gigi terbawa berputar kemudian dikempakan dalam saluran pengeluaran,
karena pada bagian ini terjadi pengecilan rongga gigi

Kegunaan
Saran umum untuk penggunaan gear pumps yaitu: Untuk mencegah
terjadinya kemacetan dan aus saat pompa digunakan maka zat cair yang dipompa
tidak boleh mengandung padatan dan tidak bersifat korosif.
Pompa dengan penggigian luar banyak digunakan untuk memompa minyak
pelumas atau cairan lain yang mempunyai sifat pelumasan yang baik. Pompa
dengan penggigian dalam dapat digunakan untuk memompa zat cair yang
mempunyai kekentalan (viskositas) tinggi, seperti tetes, sirop, dan cat.

19
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

3. POMPA ULIR (SCREW PUMP)

Cara kerja
Oleh gerak putar poros ulir zat cair mengalir dalam arah aksial. Pompa jenis
ini hanya dapat digunakan untuk tekanan pada saluran kempa lebih rendah dari
tekanan pada saluran isap dan bila zat cair yang dipompa mempunyai kekentalan
tinggi. Pada keadaan kering pompa ini tidak dapat mengisap sendiri, sehingga
sebelum digunakan pompa ini harus terisi cairan yang akan dipompa (dipancing).

Kegunaan
Sama halnya dengan pompa roda gigi, pompa ulir ini cocok untuk
memompa zat cair yang bersih dan mempunyai sifat pelumasan yang baik.
Secara umum pompa rotary mempunyai kecepatan aliran volum yang
konstan asal kecepatan putarannya dapat dipertahankan tetap. Selain itu alirannya
lebih teratur (tidak terlalu pulsatif). Hal ini sangat berbeda dengan pompa
reprocating (bandingkanlah setelah pembahasan pompa reprocating). Pompa rotary
cocok untuk operasi pada kisaran tekanan sedang dan untuk kisaran kapasitas dari
kecil sampai sedang (lihat gambar pemilihan jenis pompa berdasarkan
karakteristiknya).

4. POMPA DINDING (SLIDING-VANE PUMP)

Cara kerja
Pompa berporos tunggal yang di dalam rumah pompa berisi sebuah rotor
berbentuk silinder yang mempunyai alur-alur lurus pada kelilingnya. ke dalam alur-

20
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

alur ini dimasukkan sudu-sudu lurus yang menempel pada dinding dalam rumah
pompa dan dapat berputar secara radial dengan mudah. Rotor ini dipasang asimetri
dalam rumah pompa. Ketika rotor berputar tekanan dalam rumah pompa turun
sehingga terjadi kerja isap dan pada saluran pemasukkan terjadi pembesaran ruang
kosong, sehingga cairan dapat mengalir dari sumber dan mengisi rongga kosong
dalam rumah pompa. Pada tempat pengeluaran terjadi pengecilan ruang kosong
sehingga pada tempat ini terjadi kerja kempa. Dengan cara ini secara berturut-turut
terjadi kerja isap dan kerja kempa.

Kegunaan
Pompa dinding vane dapat digunakan sebagai pompa vakum.

B. Variable Head Capacity Pump (VHCP)


B.1. Centrifugal Pump
Centrifugal Pump : Energi mekanis dari pompa sentrifugal naik karena
adanya aksi sentrifugal (VHCP). Fluida masuk melalui bagian suction yang
dihubungkan secara konsentris dengan suatu poros yang mempunyai elemen
berputar secara cepat (berupa impeller) dengan baling-baling radial.

a. ‘Klasifikasi’ pompa sentrifugal adalah sebagai berikut :


- Ditinjau dari desain impellernya : volute pump, disfusser pump, propeller
pump, turbine pump
- Ditinjau dari shape impellernya : close, semi-open, open, mixed flow, axial
flow
- Ditinjau dari jumlah suctionnya : side suction dan double suction
- Ditinjau dari jumlah stagenya : single dan multi stage

21
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

- Ditinjau dari drivernya : direct motor, gear motor, belt driver, steam turbin,
gasoline motor, diesel, water turbine, direct gas engine

b. Bermacam ‘kehilangan’ (losses) pada pompa sentrifugal : Mechanical losses


(berasal dari geseran antara impeller, dll), leakage losses (karena kebocoran
pada ujung ataupun suction impeller), recirculation losses (akibat kecepatan
fluida), hydraulic losses (akibat friksi atau geseran likuid).

c. ‘Keuntungan’ pompa sentrifugal dibanding reciprocating : konstruksinya


sederhana dan murah, fluida yang keluar mempunyai tekanan yang seragam,
dapat dihubungkan langsung dengan motor kendali, discharge line nya dapat
ditutup sebagian tanpa merusak pompa, dapat menangani likuid yang
mengandung solid banyak, ongkos perawatannya lebih rendah dibanding
reciprocating, dan dapat dibuat dari bahan yang tahan korosi.

d. ‘Keuntungan’ reciprocating pump dibanding pompa sentrifugal : Head yang


tinggi, first cost lebih rendah, tidak terjadi air binding, operasinya lebih
fleksibel, efisiensi operasi tetap, dapat menghandel fluida kental

e. Susunan seri dan paralel pompa : untuk keadaan tertentu sering digunakan
susunan seri dan paralel dari berbagai pompa. Pompa susunan seri digunakan
untuk memperoleh head yang tinggi, yaitu bila untuk sejumlah kenaikan head
tidak bisa dicapai oleh satu pompa saja. Kecepatan alirannya sama dengan
pompa tunggal. Pompa susunan paralel digunakan untuk memperoleh kapasitas
yang tinggi, yaitu apabila sejumlah kapasitas itu tidak bisa dicapai satu pompa
saja, tetapi head yang dihasilkan susunan paralel sama seperti pada pompa
tunggal.

22
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

B.2. Turbine Pump

Turbine pump adalah salah satu jenis dari VHCP dengan menggunak aksi
sentrifugal. Pompa jenis ini digunakan untuk keperluan yang tidak terus menerus
dan untuk flushing (penyemprotan), misalnya pada pemadam kebakaran.

Kelebihan pompa turbin adalah baik digunakan untuk flushing dengan


kapasitas operasi sekitar 1 - 20 gpm. Sedangkan kekurangannya adalah tidak cocok
untuk operasi yang terus-menerus; cairan yang dipompakan harus jernih, karena
kalau tidak jernih akan merusak blade; cairan yang digunakan tidak boleh korosif;
dan temperatur cairan tidak boleh > 350 oF.

23
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
- Perbedaan pipa dan tube adalah dalam hal ukuran panjangnya, ukuran tebal
dindingnya, dan bahan konstruksi dari pipa tau tube tersebut. Fluida cair
dapat dialirkan dalam pipa atau tube yang berpenampang bundar dan dijual
dipasaran dengan berbagai ukuran, tebal dinding, dan bahan konstruksi.
Pada umumnya pipa berdinding tebal, berdiameter relatif besar, dan tersedia
dalam panjang antara 20-40 ft. Sedangkan tube berdinding tipis dan biasa
tersedia dalam bentuk gulungan yang panjangnya sampai beberapa ratus
kaki. Ujung pipa logam biasanya berulir. Dinding pipa umumnya kesat,
sedangkan dinding tube licin. Potongan-potongan pipa disambung dengan
menggunakan ulir (screw), flens (flange), atau las (weld), sedangkan tube
disambung dengan sambungan kompresi (compression fitting), flare fitting,
atau sambungan solder (soldered fitting). Tube biasanya dibuat dengan
teknik ekstrusi atau cold drawn, sedangkan pipa logam biasanya dibuat
dengan teknik las, cor (casting), dan piercing.

- Metode yang paling umum digunakan dalam pembuatan pipa yaitu :


Welding (las), Piercing (penembusan), Casting (cetak), dan Extrusion.

- Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :


 Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian
kecil dari material yang disambung dan tidak menggunakan material
ketiga
 Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan
material ketiga sebagai penyambung.

- Dua jenis valve yang paling dikenal adalah gate valve dan globe valve. Pada
gate valve, bukaan tempat aliran fluida cair hampir sama besar dengan pipa
sehingga aliran fluida tidak berubah. Akibatnya, gate valve yang terbuka
penuh hanya menyebabkan penurunan tekanan sedikit. Dalam gate valve
terdapat piringan tipis yang berada pada dudukan yang tipis pula. Bila gate
valve dibuka, piring naik ke selongsong atas, sehingga seluruhnya berada di
luar lintasan fluida cair. Valve ini tidak cocok digunakan sebagai pengendali
aliran, dan biasanya dipakai dalam keadaan terbuka atau tertutup penuh.
Sebaliknya, globe valve banyak digunakan sebagai pengendali aliran.
Bukaannya bertambah secara hampir linear menurut posisi batang valve,
sehingga keausan di sekeliling piringan terdistribusi secara seragam. Fluida
cair mengalir melalui bukaan yang terbatas dan berubah arah beberapa kali.
Akibatnya, penurunan tekanan pada globe valve cukup besar.

24
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

- Setiap pompa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda tergantung


pabrik yang membuatnya. Pompa dapat digolongkan m enjadi 2 golongan :
1. Positive Displacement Pump (PDP)
c. Reciprocating pump
d. Rotary pump

2. Variable Head Capacity Pump (VHCP)


c. Pompa sentrifugal
d. Pompa turbin

25
Teknik Kimia - Politeknik Negeri Sriwijaya

DAFTAR PUSTAKA

Jaksen M. Amin .dkk. 2012. Peralatan Industri Proses I. Politeknik Negeri Sriwijaya:
Palembang

McCabe, Warren. L. 1999. Operasi Teknik Kimia. Jilid ke-2. Erlangga: Jakarta

http://id.m.wikibooks.org/wiki/Moda_Transportasi/Transportasi_pipa#section_3

26

Anda mungkin juga menyukai