Makalah Teknologi Bahan Fasa
Makalah Teknologi Bahan Fasa
Disusun oleh :
Muhammad Noval Muzaki
(17110020)
Alhamdulillah hirabbilalamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang
telah melimpahkan nikmat dan hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini. Makalah ini sedikit membahas mengenai diagram fasa.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memahami
diagram fasa, mulai dari teori, cara pembacaannya, serta penerapannya pada saat kegiatan
belajar mengajar maupun praktek di lapangan.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
kami harapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan dari makalah Ini.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.................................................................................................................2
DAFTAR ISI
................................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR
...................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
..................................................................................................................5
1.2 Tujuan
...............................................................................................................................5
1.3 Manfaat
.............................................................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Dasar Teori
..........................................................................................................................
2.2 Diagram Fasa ( Diagram Keseimbangan )
..........................................................................
2.3 Tipe Diagram Fasa
..............................................................................................................
A. Diagram fasa 2D
............................................................................................................
B. Diagram fasa 3D
............................................................................................................
2.4 Batas Daya Larut Padat Pada Logam ...................................................................
2.5 Komposisi Fasa
...................................................................................................................
2.6 Kuantitas Fasa
.....................................................................................................................
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR GAMBAR
Gb. Diagram Pb – Sn
Gb. Diagram Fasa Cu-Ni
Gb. Tipe Diagram Fasa
Gb. Diagram Tekanan - Temperatur
Gb. Diagram paduan Pb-Sn
Gb. Komposisi Fasa
Gb. Kuantitas Fasa ( paduan Pb – Sn )
Gb. Diagram keseimbangan besi – karbon
Gb. Kurva pendingin besi murni
Gb. Reaksi eutektik
Gb. Pergeseran titik eutectoid
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Diharapkan mahasiswa memahami diagram fasa, tahu cara membacanya dan
lebih mengenal fase-fase zat yang ada di sekitar kita.
1.3 Manfaat
Mahasiswa mudah menggetahui fase zat karena telah disusun dalam sebuah diagram.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada diagram tersebut pada komposisi 50% Sn dan suhu 100 o C, menunjukkan bahwa
terdapat dua fasa padat yaitu fasa α dan fasa β.
Pada komposisi yang sama pada suhu 200 o C terdapat fasa α dan cairan. |Dan pada suhu 250
o
C seluruh larutan berupa cairan. Sebaliknya pada komposisi 80% Sn dan suhu 200 o C
terdapat fasa β dan cairan. Dan pada komposisi 10% Sn dan suhu 200 o C hanya terdapat fasa
α saja.
Daerah fasa dalam diagram keseimbangan tergantung pada system paduannya. Untuk
diagram keseimbangan tembaga dan nikel bentuk diagramnya sederhana karena hanya ada
satu macam fasa dari kedua logam tersebut.
Gb. Diagram Fasa Cu-Ni
Pada bagian bawah dari diagram, semua paduan membentuk satu larutan padat yang
terdiri dari satu struktur kristal yaitu kps. Karena tembaga dan nikel mempunyai struktur
kristal kps dan ukuran kedua atom hampir sama sehingga tembaga dapat saling menggantikan
dalam kristal dengan segala perbandingan pada suhu 1000 o C.
Jenis pemaduan:
1. Unsur logam + unsur logam
Contoh: Cu + Zn; Cu + Al; Cu + Sn.
2. Unsur logam + unsur non logam
Contoh: Fe + C.
2.3 Tipe Diagram Fasa
Diagram fase yang umum.Garis titik-titik merupakan sifat anomali air.Garis berwarna
hijau menandakan titik beku dan garis biru menandakan titik didih yang berubah-ubah sesuai
dengan tekanan.
Penandaan diagram fase menunjukkan titik-titik dimana energi bebas bersifat non-
analitis.Fase-fase dipisahkan dengan sebuah garis non-analisitas, dimana transisi fase terjadi,
dan disebut sebagai sempadan fase.
Pada diagaram di atas, sempadan fase antara cair dan gas tidak berlanjut sampai
takterhingga. Ia akan berhenti pada sebuah titik pada diagaram fase yang disebut sebagai titik
kritis. Ini menunjukkan bahwa pada temperatur dan tekanan yang sangat tinggi, fase Cair dan
gas menjadi tidak dapat dibedakan yang dikenal sebagai fluida super kritis.
Pada air, titik kritis ada pada sekitar 647K dan 22,064MPa(3.200,1psi). Keberadaan
titik kritis cair-gas menunjukkan ambiguitas pada definisi diatas.Ketika dari cair menjadi
gas,biasanya akan melewati sebuah sempadan fase,namun adalah mungkin untuk memilih
lajur yang tidak melewati sempadan dengan berjalan menuju fase superkritis.Oleh karena
itu,fase cair dan gas dapat dicampurt erusmenerus.
Sempadan padat-cair pada diagram fase kebanyakan zat memiliki gradien yang
positif.Hal ini dikarenakan fase padat memiliki densitas yang lebih tinggi dari pada fase
cair,sehingga peningkatan tekanan akan meningkatkan titik leleh.Pada beberapa bagian
diagram fase air,sempadan fase padat-cair air memiliki gradien yang negatif,menunjukkan
bahwa es mempunyai densitas yang lebih kecil daripada air.
Adalah mungkin untuk membuat grafik tiga dimensi (3D) yang menunjukkan tiga kuantitas
termodinamika. Sebagai contoh, untuk sebuah komponen tunggal, koordinat 3D Cartesius
dapat menunjukkan temperatur (T), tekanan (P), dan volume jenis (v). Grafik 3D tersebut
kadang-kadang disebut diagram P-v-T. Kondisi kesetimbangan akan ditungjukkan sebagai
permukaan tiga dimensi dengan luas permukaan untuk fase padat, cair, dan gas.
Garis pada permukaan tersebut disebut garis tripel, di mana zat padat, cair, dan gas dapat
berada dalam kesetimbangan. Titik kritis masih berupa sebuah titik pada permukaan bahkan
pada diagram fase 3D.
Proyeksi ortografi grafik P-v-T 3D yang menunjukkan tekanan dan temperatur sebagai
sumbu vertikal dan horizontal akan menurunkan plot 3D tersebut menjadi diagram tekanan-
temperatur 2D. Ketika hal ini terjadi, permukaan padat-uap, padat-cair, dan cair-uap akan
menjadi tiga kurva garis yang akan bertemu pada titik tripel, yang merupakan proyeksi
ortografik garis tripel.
2.4 Batas Daya Larut Padat Pada Logam
Pada diagram bahan padat yang kaya Pb terdapat atom Sn yang larut dalam struktur kps.
( Berbeda pada NaCl tidak larut dalam struktur kristal Es dalam jumlah yang berarti )
o
Pada suhu 183 C batas daya larut Sn sekitar 29% atom ( 19% berat) dalam bahan padat
yang kaya Pb.
o
Semakin tinggi suhu larutan padat batas daya larutnya semakin rendah Contoh : Pada 300
C ada 10% atom ( 6% berat ) Sn yang larut pada Pb
Demikian halnya pada 183 o C bahan padat yang kaya Sn dapat mengandung 2.5% berat Pb
yang larut pada struktur tpr ( Sn)
Sesuai perjanjian kedua fasa disebut α ( dengan struktur kristal kps) dan β ( dengan struktur
kristal tpr) dari system Pb – Sn
Batas daya larut padat mempunyai harga maksimum pada suhu eutektik. Baik diatas
maupun dibawah 183 o C jumlah Sn yang dapat larut dalam α kps yang kaya Pb menurun. Hal
yang serupa terjadi pada Pb pada 183 o C, maksimum 2,5% berat Pb larut dalam β tpr yang
kaya Sn.
Sebagai contoh paduan timah patri 80Pb – 20Sn pada 150 o C. Pada diagram dapat dilihat
bahwa α mempunyai komposisi 10% Sn dan komposisi β hampir 100% Sn.
Namun pada paduan yang sama dan suhu yang berbeda komposisi α dan β akan berbeda.
Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa batas larut Sn dalam α pada 150 o C besarnya 10%.
Karena paduan adalah 20%Sn maka α jenuh dengan Sn dan kelebihan Sn terdapat pada β.
Demikian batas daya larut Pb dalam β < 1%, maka hampir seluruh Pb berada dalam fasa
α.
Reaksi Eutektik
Cairan yang mempunyai komposisi eutektik (38.1% Pb – 61.9% Sn pada system Pb – Sn )
terurai menjadi fasa padat (α dan β) pada suhu eutektik 183 o C . Pda suhu ini saja tiga fasa
berada dalam keseimbangan. Reaksi uetektik dapat ditulis :
didinginkan
L2 → S1 + S3
←
Dipanaskan
Catatan : 1,2,3 menunjukkan kadar yang meningkat dari salah satu diantara komponen
Sehingga jumlah seluruh patri , fraksi kuantitas β= 0.11 dan α = 0.89 Jumlah ini dapat ditulis
89% untuk massa α dan 11% untuk massa β.
Dalam komposisi yang sama ( 80 Pb – 20 Sn ) pada 250 o C dari diagram dapat dilihat bahwa
α ( 88 Pb -12 Sn ) dan L ( 64 Pb - 36 Sn ). Komposisi kimi paduan ini secara keseluruhan (
80 Pb – 20 Sn ) sama dengan 1/3 jarak antara α dan komposisi cairan. Sehingga jumlah patri
keseluruhan pada 250 o C kuantitas fraksi cairan 1/3 bagian dan fraksi padat ( α ) 2/3 bagian.
Kuantitas dinyatakan dalam fasa α dan β atau α dan L, sesuatu yang beda dengan komposisi
kimia yang dinyatakan dalam jumlah komponen Pb dan Sn.
Besi- .
Di atas 1394 o C austenit bukan bentuk besi yang paling stabil karena struktur kristal
berubah dari kps menjadi kpr atau besi- . Besi- sama dengan besi α kecuali daerah
suhunya. Oleh karena itu biasa disebut ferit . Daya larut karbon dalam ferit kecil, akan
tetapi lebih besar dari pada ferit α , karena suhunya lebih tinggi.
Karbida besi
Pada paduan besi karbon, karbon melebihi daya larut membentuk fasa ke dua yang disebut
karbida besi (sementit) yang mempunyai kompsisi kimia Fe 3 C. Hal ini tidak berarti sementit
membentuk molekul –molekul Fe 3 C, akan tetapi membentuk kisi kristal mengandung atom
besi dan karbon dalam perbandingan tiga – satu.
Pada gambar bawah terlihat diagram fasa besi (Fe) dan karbida besi(Fe 3 C). Diagram ini
merupakan landasan untuk memberikan perlakuan panas (kebanyakan jenis baja).
Komposisi eutektik terdapat pada 4.3% (berat) karbon atau 17% atom karbon dan suhu
eutektik adalah 1148 o C.
Besi - yang kaya Fe dapat menampung sampai 2.11% (berat) atau 9%(atom) karbon. Atom-
atom karbon ini larut secara intersisi dalam besi kps.
Reaksi eutektik
Pada gambar bawah merupakan perbandingan antara penambahan karbon pada austenit
dengan penambahan garam pada air. Pada setiap keadaan penambahan bahan yang dilarutkan
menurunkan jangkauan suhu stabil larutan.
Pada system es-garam, larutan cairan ada diatas suhu eutektik, sedangkan pada system besi-
karbon terdapat larutan padat sehingga reaksi eutektik sungguhan tidak terjadi sewaktu
pendinginan. Akan tetapi karena analogi reaksi ini dengan reaksi eutektik, reaksi ini disebut
eutectoid ( secara harfiah berarti seperti eutektik ).
didinginkan
Eutektik : L2 → S1 + S3
←
Dipanaskan
Didinginkan
Euitektoid S2 → S1 + S3
←
Dipanaskan
Suhu eutectoid untuk paduan besi – karbon adalah 727 o C Komposisi eutectoid terdiri
sekitar 0.8% karbon.
Pergeseran Eutektoid
Pada baja paduan atom karbon dan atom besi saling berkoordinasi dengan atom lain. Oleh
karena itu kadar karbon Euitektoid dan suhu Euitektoid berubah bila ada elemen paduan
lainnya.
Perubahan kadar karbon Euitektoid dan suhu Euitektoid dapat dilihat pada diagram bawah
( ~ 0.8% C ) → α + C
Dalam campuran yang dihasilkan terdapat ~ 12% karbida dan lebih dari 88% ferit. Karena
karbida dan ferit terbentuk bersama-sama, keduanya bercampur dengan baik.
Dengan kata lain ferit adalah campuran khusus terdiri dari dua fasa dan terbentuk sewaktu
austenit dengan komposisi eutectoid bertransformasi menjadi ferit dan karbida.
Perlit adalah campuran khusus dari dua fasa dan terbentuk sewaktu austenit dengan
komposisi eutectoid bertransformasi menjadi ferit dan karbid