MINI CEX II Hipertensi Gestasional
MINI CEX II Hipertensi Gestasional
BAB I
1.1.ANAMNESIS
1.1.1. IDENTITAS
Nama : Ny. P Nama Suami : Tn. K
Usia : 27 tahun Usia : 31 tahun
Jenis kelamin : Perempuan Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Kepoh RT. 3/5 Ganten, Kerjo, Karanganyar
No.Telp : 081xxxxxxx
No RM : 350953
Masuk Rumah sakit : 4 September 2012
1.2. PEMERIKSAAN
1.1. STATUS PREASENS
Keadaan Umum : baik, compos mentis
Tanda Vital : Tekanan Darah : 160/100 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
Suhu : 36,5 0C
TB/BB : 156 cm/ 50 kg ` Status gizi: tampak baik
Kepala : Mesocephal, konguntiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Jantung : Bunyi S1 S2 reguler normal, dbn
Paru-paru : suara vesikular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/- , dbn
Ekstremitas : edema , varises , refleks
1.2.2. STATUS OBSTETRIK
a. Inspeksi : perut membuncit membujur, mengkilat (-), venetasi (-), striae
gravidarum (+), bundle ring (-)
b. Palpasi : LI : teraba bagian besar lunak
LII : teraba bagian keras panjang sebelah kanan
teraba bagian kecil-kecil janin sebelah kiri
LIII : teraba bagian besar keras, ballotmen (-)
LIV : sejajar
Fundus Uteri : 29 cm
TBJ : (29 - 11) x 155 = 2790 gram
His : (+) 3x/10’/35”
Osborn test : (-)
Ukuran Panggul Luar
Distansia Interspinarum : - cm
Distansia Cristarum : - cm
Conjugata Eksterna : - cm
c. Auskultasi : DJJ (+) reguler 12-13-12
d. Perkusi : pekak alih (-), pekak sisi (-), refleks patella (+)
e. Vaginal Toucher
1. 3cm, KK (+), eff 40%
Bagian bawah kepala U HII
Penunjuk belum dapat dinilai
2. Ukuran Panggul Dalam
Promontorium : tak teraba
Linea inominata teraba : 1/3 bagian
Dinding samping pelvis : sejajar
Spina Ischiadica : tidak menonjol
Lengkung sakrum : cukup
Arcus pubis : > 900
Kesan panggul : tak sempit
3. Septum vagina (-), kondiloma akuminata (-), myoma servikalis (-), kista
bartolini (-), kista gardner (-)
1.3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG : tak ada dilakukan
Laboratorium : 04 September 2011
Pemeriksaan Hasil Satuan
Hemoglobin 11,8 g/dl
Hematokrit 34,4 %
Eritrosit 4.14 juta/ul
Leukosit 14,20 ribu/ul
Trombosit 152 ribu/ul
MCV 83,1 Fl
MCH 28,5 Pg
MCHC 34,3 g/dl
Masa pembekuan (CT) 2,30 Menit
Masa perdarahan (BT) 3 Menit
HbsAg Negative
Golongan Darah B
GDS 79 mg/dL
SGOT 29 U/l
SGPT 21 U/l
Ureum 13,1 mg/dL
Kreatinin 0,60 mg/dL
HBsAg Negatif (-)
EWITZ Negatif (-)
1.4. DIAGNOSA SEMENTARA
GIP0A0, 26 tahun, hamil 40 minggu
Janin tunggal hidup intrauterin
Presentasi kepala U puka
Inpartu kala I fase laten 4 ½ jam
Hipertensi gestasional
1.5. SIKAP
Pantauan 10
Observasi 4 jam lagi
Rencana persalinan pervaginam
Terapi post partum :
Tab. Amoxicilin 3 x 1
Tab. Vitamin C 2 x 1
Tab. Sulfas Ferrosus 1 x 1
1.6. LAPORAN PENGAWASAN PERSALINAN
Tanggal/ KU.T.Na.RR.SH HIS DJJ Keterangan
Jam
4-9-2012 KU: baik, CM 3x/10’/35” 12-13-12 VT:
23.15 TD: 160/100 kuat Ø: 3cm, KK (+), eff 40%
N: 88x/menit
Bag. Bwh kep.↓U HII
Rr: 22x/menit
T: 36,50 C Penunjuk belum dapat dinilai
Dx:
G1P0A0, 27 tahun, hamil 40 minggu
Janin 1 hidup intra uterin
Preskep U puka
Inpartu kala I fase laten 4 ½ jam
Hipertensi gestasional
Sikap:
Pantauan 10
Observasi 4 jam lagi (03.15)
Rencana persalinan pervaginam
Oksigenasi
23.30 3x/10’/35” 12-13-12
kuat
23.45 3x/10’/35” 12-12-13
kuat
5-9-2012 3x/10’/35” 12-12-13
00.00 kuat
00.15 3x/10’/35” 12-12-13
kuat
00.30 3x/10’/35” 12-12-12
kuat
00.45 3x/10’/35” 12-12-13
kuat
01.00 3x/10’/35” 12-12-13
kuat
01.15 3x/10’/35” 12-12-12
kuat
01.30 3x/10’/35” 12-12-12
kuat
01.45 3x/10’/35” 12-12-12
kuat
02.00 3x/10’/35” 12-12-12
kuat
02.15 3x/10’/35” 12-12-12
kuat
02.30 3x/10’/35” 12-21-12
kuat
02.45 3x/10’/35” 11-12-12
kuat
03.00 3x/10’/35” 12-11-12
kuat
03.15 KU: baik, CM 3x/10’/35” 12-12-11 VT:
VS: kuat Ø: 5 cm, KK (+), eff 50%
TD: 160/100
Bag. Bwh kep.↓U HII-III
N : 88x/menit
Rr : 22x/menit UUK jam 9
T : 36,50 C Dx:
idem
Inpartu kala I fase aktif 8 ½ jam
Sikap:
Pantauan 10
Observasi 2 jam lagi (05.15)
Rencana persalinan pervaginam
Oksigenasi
03.30 3x/10’/35” 12-12-12
kuat
03.45 3x/10’/35” 12-12-12
kuat
08.00 3x/10’/35”
Kuat
08.15 3x/10’/35”
kuat
08.30 3x/10’/40”
kuat
08.45 KU: Baik, Cm 3x/10’/40” VT:
VS: kuat Ø: 9 + cm, KK (-), eff 80%
TD : 160/100
Bag. Bwh kep.↓U HIII+
N : 87x/menit
Rr : 26x/menit UUK 12
T : 36,6 Dx:
idem
Inpartu kala I fase aktif 14 jam
Sikap:
Pantauan 10
Observasi 1 jam lagi (10.00)
Rencana persalinan pervaginam
Oksigenasi
09.00 3x/10’/40”
Kuat
09.15
3x/10’/40”
Kuat
09.30 3x/10’/40”
Kuat
09.45 3x/10’/40”
Kuat
10.00 3x/10’/40” Ibu ingin mengejan, perineum
Kuat menonjol, vulva dan uterus
membuka
VT:
Ø: lengkap , KK (-), eff 100%
Bag. Bwh kep.↓U HIII+
UUK jam 11
Dx:
idem
Inpartu kala II
Sikap:
Pantauan 9
Persiapkan partus set
Persiapkan alat resusitasi
Pimpin persalinan
10.12 Episiotomi
Lahir bayi perempuan dengan berat
3300 gr AS: 7-9-10
10.18 lahir plasenta lengkap
episiorepair
cek perdarahan
lama persalinan:
kala I : 19.00 – 10.00 : 15 jam
kala II : 10.00 – 10.12 : 12 menit
kala III : 10.12 – 10.18 : 6 menit
15 jam 18 menit
Jumlah perdarahan:
Kala I : 5 cc
Kala II : 50 cc
Kala III : 75 cc
130 cc
1.7. FOLLOW UP
Tanggal 6 September 2012 : DPH 1
KU : baik , CM
VS :
TD : 130/90
Nadi : 76 x/menit
Respirasi: 76 x/menit
Suhu : 36,4 0C
Kepala : conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorak : cardio / pulmo dalam batas normal
Abdomen : nyeri tekan (-), soepel (+), TFU sejajar pusar, VU tak penuh
(+), kontraksi (+)
Gynekologi : lochea rubra (+) agak banyak
Assesment : P1A0 27 tahun hamil 40 minggu
Post partus spontan dengan hipertensi gestasional
DPH 1
BAB II
ANALISIS
2.1. Anamnesis
Dari anamnesis dapat diketahui bahwa pasien kiriman bidan dengan preeklamsia
ringan yang di tunjukan dari surat rujukan yang tertuliskan protein urine +1 , serta
terlampirkan hasil laboratoriumnya, serta ditambah keterangan dari pasien bahwa
selama hamil tekanan darah pasien tinggi.
Pasien ini terdapat riwayat hipertensi dan pasien tidak menjalani terapi
pengobatan untuk hipertensinya. Seharusnya dicantumkan dalam data anamnesis
apakah pasien menjalani terapi hipertensi dan juga apabila menjalani pengobatan,
apakah pasien respon terhadap pengobatan tersebut.
2.2. Pemeriksaan Fisik
Dari hasil pemeriksaan fisik Vital sign didapatak tekanan darah pasien 160/100
mmHg yang menunjukan adanya peningkatan tekanan darah yang dapat diambil
diagnosis sementara hipertensi gestasional yang selanjutnya akan ditegakkan dengan
pemeriksaan laboraturium.
Pada pemeriksaan fisik seharusnya tidak perlu dilakukan pemeriksaan panggul
dalam, karena tidak ada indikasi dilakukan pemeriksaan panggul dalam pada pasien ini.
Hal ini ditunjukkan dari kepala janin yang sudah masuk panggul dan sudah turun
hingga bidang Hodge II.
Pada sikap seharusnya dari awal sudah direncanakan untuk tindakan peringan
kala II dengan vacum extraksi atau dengan forseps.
2.3. Pemeriksaan penunjang
Laboraturium : EWITZ (protein urine): negatif. Jadi dapat dapat disimpulkan bahwa
pasien menderita hipertensi gestasional bukan preeklamsi ringan ataupun berat, atau
eklamsia dikarenakan protein urine yang negatif.
2.4. Laporan pengawasan persalinan
Pada observasi jam 05.15 seharusnya pasien diberikan tambahan diagnosis
dengan partus tak maju karena mulai dari pukul 03.15 hingga 05.15 pembukaan masih
tetap 5 cm tidak bertambah, dan perlu dicurigai adanya lilitan tali pusat. Serta sikap
yang harus dilakukan yaitu dengan stimulasi HIS dengan pemberian oksitosin 5 IU
dalam 500 cc RL drip dalam 12 tetes/ menit.
2.5. Sikap
Seharusnya dari awal pasien sudah direncanakan untuk dilakukan ekstraksi vakum atau
forseps guna memperingan kala II pasien yang sesuai dengan penatalaksanaan pada
hipertensi gestasional serta dijelaskan bahwa ibu tidak boleh terlalu kuat mengejan.
Pada kasus ini karena tidak adanya tenaga ahli pada saat itu maka bidan yang
memimpin persalinan hanya melakukan persalinan secara spontan tanpa memperingan
kala II dan hal itu disalahkan karena kala II pasien tidak diperingan. Seharusnya apa
bila pada saat itu tidak ada tenaga ahli, penolong perlu mencari tenaga ahli untuk
melakukan peringan kala II dengan vacum extraksi atau forseps. Apabila tetap tidak
memungkinkan dapat dilakukan peringan kala II dengan episiotomi lebar. Apabila
dalam kasus ini pasien tidak diperingan kala Iinya maka efek samping terburuknya
pasien dapat mengalami stroke.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
3.1 DEFINISI
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan kardiovaskular yang
terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada masa nifas (Sulaiman
et.al, 2000). Apabila dalam kehamilan disertai dengan proteinuria dan edema maka
disebut dengan pre-eklamsi yang tidak murni atau superimposed pre-eklamsia
(Manuwaba, 2008). Hipertensi dalam kehamilan merupakan salah satu penyulit dari
kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan
morbiditas ibu bersalin. Pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolic berada di atas
140/90 mmHg, pengukuran sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali dengan selang waktu
pengukuran 4 jam. Kenaika tekanan darah sistoliknya ≥ 30 mmHg dan kenaikan tekanan
darah diastolik ≥ 15mmHg sebagai parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi
(Sarwono, 2001).
3.2. KLASIFIKASI
Klasifikasi dengan hipertensi kehamilan berdasarkan Report of the National High
Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in
Pregnancy tahun 2001 (Sarwono, 2001):
a. Hipertensi kronik: Hipertensi yang timbul sebelum mencapai usia kehamilan 20
minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan
20 minggu. Hipertensi ini akan menetap sampai 12 minggu pasca melahirkan.
3.7. PROGNOSIS
Prognosis untuk ibu kurang baik. Angka kematian ibu kira-kira 1-2%, yang
sebagian besar disebabkan oleh perdarahan otak, payah jantung dan uremia.
Prognosis bagi janin juga kurang baik, karena adanya insufisiensi plasenta, solusio
plasenta, dll. Janin dapat tumbuh kurang sempurna, dapat terjadi prematuritas dan
dismaturitas. Angka kematian bayi 20% (Mochtar, 1998).
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, I.B.G., 1998. Ilmu Penyakit Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Mochtar, Rustam., 1998, Sinopsis Obstetri jilid 1, Jakarta: EGC
Prawiroharjo, Sarwono., 2008, Ilmu Kebidanan, Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
Sudoyo, A. W., 2007, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Ed. IV, Jilid I, Jakarta: FKUI
ANALISIS KASUS
DIAGNOSIS
a) Anamnesis
Data anamnesis yang mendukung gejala hipertensi yaitu
Keterangan pasien bahwa selama kehamilan tekanan darahnya tinggi
hingga 150, yang dirasakan mulai memasuki kehamilan trimester ke 2. Dari
sini didapatkan diagnosis banding hipertensi gestasional, pre-eklamsia/
eklamsia
Sebelum hamil pasien tidak menderita tekanan darah tinggi, hal ini
menyingkirkan diagnosis banding hipertensi kronik dan superimposed pre-
eklamsia
Selama hamil dengan tekanan darah tinggi pasien jarang mengontrolkan
tekanan darahnya dan tidak diobati
Saat ini pasien tidak mengeluhkan kepala pusing/ kepala terasa berat dan
juga pandangan kabur
b) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan vital sign didapatkan tekanan darah pasien yang tinggi yaitu
160/100 mmHg
Pada pemeriksaan mata tidak didapatkan penurunan visus mata yang
merupakan tanda dari peningkatan tekanan intrakranial akibat peningkatan
tekanan darah
Pada pemeriksaan jantung dan paru tidak ditemukannya kelainan, hsli ini
digunakan untuk mengetahui adakah komplikasi dari organ akibat dari
peningkatan tekanan darah.
Tidak didapatkan adanya edem pada ekstremitas, hal ini digunakan untuk
mengetahui apakah terdapat hipoalbumin akibat adanya proteinuria, yang
merupakan salah satu tanda pada preeklamsia/ eklamsia.
Hipertensi : tekanan darah sistolik dan diastolik ≥ 140/90 mmHg. Pengukuran tekanan
darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam.
c) Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan laboraturium nilai trombosit, SGOT, SGPT, CT (Clotting
Time), BT (Bleeding Time), Ureum dan Kreatinin dalam batas normal yang
menunjukan bahwa tidak adanya gangguan pada multiorgan sebagai
komplikasi preeklamsia dan eklamsia yaitu terjadinya HELLP syndrome
dan hipertensi yang terjadi bukan karena adanya gangguan pada renal
(hipertensi renal).
Pada hasil laboraturium untuk protein urin (EWTIZ) didapatkan hasil
negatif, yang dapat disimpulkan tekanan darah tinggi pasien hanya
merupakan peningkatan tekanan darah tanpa gangguan multiorgan atau
disebut juga dengan pre-eklamsisa/ eklamsia
d) Pantauan Persalinan
Selama persalinan, saat pasien memasuki kala I fase aktif tekanan darah
pasien mencapai 180/110 mmHg. Dalam penanganan hipertensi yang
memberat pada kala II sebaiknya pasien sudah direncanakan untuk
memperingan kala II dengan vacum ekstraksi atau forsep, karena pada hal
ini pasien dilarang untuk mengejan terlalu kuat agar tidak terjadi
peningkatan tekanan darah yang berlanjut ke komplikasi yaitu terjadinya
perdarahan serebral dan terjadi stroke.
e) Follow up
Pada follow up DPH I tekanan darah pasien 130/90 mmHg, dari sini baru
dapat diambil kesimpulan bahwa diagnosis pasien tersebut menderita
Hipertensi Gestasional karena tanpa disertai adanya kerusak multiorgan
yang ditandai dengan proteinuria.
Dari sini dapat diketahui bahwa pasien tak memerlukan lagi terapi
hipertensi, yaitu pemberian nefedipin oral 3 x 10 mg.