Anda di halaman 1dari 6

Nama : Tri Wasito

Nim : 1515015201
Kelas : E-2015

1. Sistem Pendukung Manajemen

A. Sistem Pengolahan Transaksi


Sistem ini digunakan untuk keperluan transaksi sehari-hari. Sistem ini sangat berguna
untuk menghasilkan data. Daur ulang informasi dari sistem ini akan mendapatkan data dari luar
dan dari dalam. Untuk data yang datang dari luar, sistem ini dapat ditemukan pada front office
yang prosesnya sangat dekat dengan pelanggan, bahkan ada yang berinteraksi langsung dengan
pelanggan. Contoh dari sistem ini antara lain pemasukan data penjualan, pembuatan faktur
transaksi, pembuatan cek, reservasi hotel, keluar masuk data keuangan pada bank, point of sale
atau komputerisasi pada kasir penerima uang (cash register) dan lai sebagainya. Sedangkan
untuk data yang datang dari dalam dapat ditemukan pada perencanaan produksi, perpindahan
bahan baku dan hasil produksi, pembayaran gaji karyawan, pembuatan data perpajakan,
pembuatan nota pembelian, dan sebagainya. Pemakai sistem ini biasanya memiliki kemampuan
komputer yang baik sehingga pemrograman harus memenuhi beberapa kriteria: (1) tahan
banting; (2) mudah digunakan; (3) perlengkapan keluar masuk yang tangguh; dan (4)
dipersiapkan untuk pekerjaan yang berulang dan sesuai dengan data yang sebenarnya.
Biasanya sistem pendukung ini dibagi menjadi dua solusi yaitu sistem pengolahan
transaksi secara daring dan sistem pengolahan transaksi secara batch. Sistem yang secara
daring mempunyai hubungan langsung dengan pusat data sehingga pengambilan dan
pemasukan data akan menimbulkan efek pada seluruh informasi di perusahaan. Pengambilan
uang pada bank akan dikonfirmasi terlebih dahulu dengan data yang menyebutkan jumlah uang
yang dimiliki oleh nasabah. Sedangkan sistem batch dilaksanakan bila data transaksi tidak
memerlukan konfirmasi dari salah satu pusat data. Contohnya dari sistem pendukung ini ada
di supermarket. Penjualan barang-barang di supermarket tidak mengacu pada siapa
pembelinya, stok yang masih ada, harga beli bahan, dan lain sebagainya. Transaksi penjualan
digabung ke pusat data pada periode tertentu.

B. Otomasi Perkantoran
Sistem ini bertujuan untuk menggabungkan dan penerapan teknologi, memperbaiki
proses pelaksanaan pekerjaan di kantor, meningkatkan produktivitas pekerja dan efektivitas
pekerjaan. Secara fungsional sistem ini dapat didefinisikan sebagai suatu rencana untuk
menggabungkan dan menerapkan teknologi tinggi melalui perbaikan proses pelaksanaan
pekerjaan demi meningkatkan produktivitas pekerja dan efektivitas pekerjaan. Secara teknis
sistem ini dapat berupa sebuah sistem yang digunakan untuk membuat, menyimpan,
mengambil, mengubah, dan mengkomunikasikan informasi yang terjadi di perusahaan atau
perkantoran. Bentuk informasi dapat berupa tulisan antara lain adalah teks, grafik, fax, telex,
data komputer; berupa suara antara lain radio, telepon, atau video. Sebuah contoh untuk sistem
otomasi perkantoran ialah surat elektronik dan voice mailing.
C. Sistem Pendukung Keputusan
Ciri-ciri serta keuntungan dalam sistem pendukung adalah: (1) dapat menyelesaikan
problem yang kompleks; (2) sistem dapat berinteraksi dengan pemakainya sehingga dapat
mencoba keputusan lebih dulu; (3) lebih cepat dan dengan hasil yang lebih baik; (4)
menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi bagi manajer yang
kurang berpengalaman; (5) dapat memberi keputusan dengan lebih efektif meski tidak selalu
lebih efisien; (6) meningkatkan produktivitas dan kontrol dari manajer; (7) membantu
bermacam-macam bagian dari manajemen; (8) didesain untuk mudah dibuat dan mudah
dipakai; dan (9) digunakan untuk membantu manajer sehingga setiap saat dapat diabaikan atau
dibatalkan.

D. Sistem Pendukung Eksekutif


Sistem pendukung eksekutif bertujuan unutk mengintisari informasi dari bermacam
sumber, lalu dipersembahkan pada manajer tingkat atas. Penerapan sistem pendukung
eksekutif yang benar dapat dimulai dari mempelajari apa saja yang dibutuhkan oleh seorang
manajer tingkat atas dan apa pula kebiasaan yang dimiliki olehnya. Manajer tingkat atas
biasanya membutuhkan informasi atas dasar critical success factor. Faktor tersebut merupakan
faktor yang telah membuat sebuah organisasi berjalan menuju sukses. Faktor ini harus
diperhatikan dan dijaga bila organisasi tersebut ingin menjadi sukses.

E. Sistem Informasi Akutansi


Sistem informasi akuntansi melaksanakan aplikasi akuntansi perusahaan. Aplikasi ini
ditandai dengan volume pengolahan data yang tinggi. Pengolahan data terdiri dari empat tugas
utama: pengumpulan data, manipulasi data, penyimpanan data, dan penyiapan dokumen.
Perusahaan tidak dapat memilih memiliki sistem informasi akuntansi atau tidak, itu merupakan
suatu keharusan. Selain itu, semua perusahaan pada dasarnya melaksanakan prosedur yang
sama. Sistem ini lebih berorientasi pada data daripada berorientasi pada informasi dan datanya
sebagian besar bersifat historis.
Sitem ini digunakan oleh berbagai perusahaan seperti perusahaan manufaktur,
pedagang besar, dan pengecer yang mendistribusikan produk kepada pelanggan mereka. Walau
sistem informasi akuntasi berorientasi pada data, sistem ini juga menghasilkan sejumlah
informasi. Selain itu, sistem ini menyediakan pusat data yang befungsi sebagai dasar bagi
subsistem lain. Tugas pengolahan data perusahaan dilaksanakan oleh sistem informasi
akuntansi yang mengumpulkan data yang menjelaskan kegiatan perusahaan, mengubah data
tersebut menjadi informasi, serta menyediakan informasi bagi pemakai di dalam maupun di
luar perusahaan.
Model sistem ini merupakan turunan dari model sistem umum perusahaan yang telah
dijelaskan. Elemen input, transformasi, dan output dari sistem fisik perusahaan berada pada
bagian bawah. Data dikumpulkan dari seluruh sistem fisik dan lingkungan, lalu dimasukkan ke
dalam pusat data. Perangkat lunak pengolahan data mengubah data menjadi informasi untuk
manajemen perusahaan serta perorangan dan organisasi di lingkungan perusahaan. Arus
informasi ke lingkungan penting untuk dipahami. Sistem informasi manajemen. melaksanakan
empat tugas dasar pengolahan data yaitu pengumpulan data, manipulasi data, penyimpanan
data, dan penyiapan dokumen.
2. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental
atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa
alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu
pilihan final. Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap
pilihan.

Definisi Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli :

 Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku


(kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
 Menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang
sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang
menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
 Menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan
untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan itu adalah suatu
cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu
masalah dengan cara / teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.

Dasar Pengambilan Keputusan

Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari


pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :

1. Intuisi

Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat
subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan
intuisi ini mengandung beberapa keuntungan dan kelemahan.

2. Pengalaman

Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan


praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat
diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang
memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan
akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.

3. Fakta

Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat,


solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan
keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan
yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
4. Wewenang

Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan


terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang
lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga
memiliki kelebihan dan kekurangan.

5. Logika/Rasional

Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional
terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada
pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat
objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai
dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau
sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

 Kejelasan masalah
 Orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
 Pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya
 Preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai criteria
 Hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang
maksima.

Jenis – Jenis Keputusan Organisasi

Jenis keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya waktu
yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut, bagian mana organisasi harus dapat
melibatkan dalam mengambil keputusan dan pada bagian organisasi mana keputusan
tersebut difokuskan.
Secara garis besar jenis keputusan terbagi menjadi dua bagian yaitu :

-. Keputusan Rutin
Keputusan Rutin adalah Keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang serta biasanya
telah dikembangkan untuk mengendalikannya.

-. Keputusan tidak Rutin


Keputusan tidak Rutin adalah Keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak
bersifat rutin.
3. Sistem Dan Pemodelan Sistem
Pemodelan Berasal dari kata pemodelan dan sistem. Model adalah rencana, representasi,
atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa
penyederhanaan atau idealisasi. Bentuknya dapat berupa model fisik (maket, bentuk
prototipe), model citra (gambar, komputerisasi,grafis dll), atau rumusan matematis.
Sedangkan Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Menurut
Anatol Rapoport Sistem adalah “satu kesatuan yang berfungsi sebagai satu kesatuan karena
bagian-bagian yang saling bergantung dan sebuah metode yang bertujuan menemukan
bagaimana sistem ini menyebabkan sistem yang lebih luas yang disebut sistem teori umum”.
Jadi apa yang disebut dengan Pemodelan Sistem ? Pemodelan Sistem adalah suatu bentuk
penyederhanaan dari sebuah elemen dan komponen yang sangat komplek untuk
memudahkan pemahaman dari informasi yang dibutuhkan. Pemodelan sistem adalah proses
membangun atau membentuk sebuah model dari suatu sistem nyata dalam bahasa formal
tertentu. Untuk memodelkan suatu sistem maka kita perlu tahu gambaran permasalahan
yang ada serta hubungan antar komponen, variabel dan parameter-parameter sistemnya.
Sehingga agar kita dapat memodelkan suatu masalah yang rumit maka kita memerlukan
suatu metode untuk menggambarkan suatu situasi.

4. Karakteristik dan Komponen-komponen SPK


Karakteristik sistem pendukung keputusan adalah :

1. Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk membantu pengambil keputusan


dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur ataupun tidak terstruktur
dengan menambahkan kebijaksanaan manusia dan informasi komputerisasi.
2. Sistem Pendukung Keputusan, dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
digunakan/dioperasikan dengan mudah.
3. Dalam proses pengolahannya, sistem pendukung keputusan mengkombinasikan
penggunaan model-model analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta
fungsi-fungsi pencari / interogasi informasi
4. Sistem Pendukung Keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas
serta kemampuan adaptasi yang tinggi.

Komponen Sistem Pendukung Keputusan

1. Subsistem pengelolaan data (database).


Sub sistem pengelolaan data (database) merupakan komponen SPK yang berguna
sebagai penyedia data bagi sistem. Data tersebut disimpan dan diorganisasikan dalam
sebuah basis data yang diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut dengan sistem
manajemen basis data (Database Management System).
2. Sub sistem pengelolaan model (model base)
Keunikan dari SPK adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data dengan
model-model keputusan. Model adalah suatu tiruan dari alam nyata. Kendala yang
sering dihadapi dalam merancang suatu model adalah bahwa model yang dirancang
tidak mampu mencerminkan seluruh variabel alam nyata, sehingga keputusan yang
diambil tidak sesuai dengan kebutuhan oleh karena itu, dalam menyimpan berbagai
model harus diperhatikan dan harus dijaga fleksibilitasnya. Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah pada setiap model yang disimpan hendaknya ditambahkan rincian
keterangan dan penjelasan yang komprehensif mengenai model yang dibuat.

3. Subsistem pengelolaan dialog (user interface)


Keunikan lainnya dari SPK adalah adanya fasilitas yang mampu mengintegrasikan
sistem yang terpasang dengan pengguna secara interaktif, yang dikenal dengan
subsistem dialog. Melalui subsistem dialog, sistem diimplementasikan sehingga
pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem yang dibuat.

Anda mungkin juga menyukai