Anda di halaman 1dari 5

Dua Jasad Bayi Dalam Koper Ditemukan Seorang

Pemburu di Sebuah Parit


Rabu, 21 Februari 2018 19:54

ilustrasi bayi kembar

TRIBUNPEKANBARU.COM -- Dua jasad bayi ditemukan di dalam sebuah koper oleh seorang
pemburu. Dua mayat tersebut ditemukan pada Jumat (16/2/2018) oleh seorang pemburu kelinci.
Hal ini disampaikan oleh kantor kepolisian daerah Cross Country, kota Wynee, Arkansas seperti
dilansir Tribunnews dari Fox News pada Rabu (21/2/2018).

Parit tempat ditemukannya bayi (Fox News)

Mayat bayi ditemukan berada di dalam koper berwarna ungu di parit dekat jalan raya 602, Cross
Country, kota Wynee, Arkansas, Amerika Serikat sekitar pukul 14.00 waktu setempat. Polisi
menduga kedua bayi tersebut kembar. Kedua mayat bayi tersebut kini berada di Laboratorium
Kriminal Negara Bagian Arkansas untuk diautopsi. "Selalu ada sesuatu yang dibuang ke parit.
Namun menemukan hal seperti itu sungguh tidak biasa," kata Sheriff Cross County, Clyde
Collins kepada Fox News.
"Saya telah mendengar dan mengetahui banyak hal, tapi saya belum pernah mendengar ada orang
yang tega membunuh bayi dan memasukkannya ke dalam koper," tambah Collins.
Penyelidikan pun masih terus dilakukan. Hasil autopsi yang diperkirakan akan keluar pekan ini
diharapkan dapat segera mengungkap penyebab kematian dan memberikan keadilan kepada
kedua bayi tersebut.
"Saat ada orang lain yang berharap dapat memiliki anak, mereka justru membunuh anak-anak itu.
Jika memang tidak menginginkannya, anak-anak itu bisa saja ditinggalkan di pos pemadam
kebakaran, tidak perlu sampai membunuh mereka," kata Santia Wallace, seorang warga di jalan
602
(Tribunnews/ Rika Apriyanti)
Satres Narkoba Polres Bengkalis Ringkus AS, 50,38
gram Sabu Disita
Minggu, 18 Februari 2018 | 10:06

Tersangka beserta barang bukti 50,38 sabu

BENGKALIS, RIAUGREEN.COM - Sebanyak 2 paket diduga Narkotika jenis sabu dengan berat
keseluruhan 50,38 gram serta satu unit Handpone dan satu sepeda Motor Beat diamankan Satres
Narkoba Polres Bengkalis.

Tersangka berinisial AS (26) bin Masdarudin merupakan warga Jalan Bandes, Kelurahan Duri
Barat, kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau. As diringkus Jumat 16 Februari 2018 pada
pukul 22.00 wib di jalan Tribrata Duri Barat.

Sementara itu, Kapolres Bengkalis AKBP Abas Basuni SH, SIK, melalui Kasat Narkoba AKP
Syahrizal mengungkapkan bahwa, sebelum melakukan penangkapan terhadap tersangka AS (26)
tim Opsnal Res Narkoba melakukan lidik sesuai informasi yang didapat.

"Maka benar, pada pukul 23.00 wib, tim kami berhasil mengamankan seorang laki-laki berinisial
AS (26). Saat dilakukan penggeledahan terhadap badan pelaku dan berhasil mengamankan dua
paket sabu-sabu," ungkap Kasat Narkoba AKP Syahrizal, Sabtu (17/2/18).
Diungkapkan Kasat, dari pengakuan tersangka AS, bahwa sabu tersebut didapat dari RI yang kini
sudah masuk daftar pencarian orang (DPO) Polres Bengkalis.

"Kami sempat melakukan pengembangan dan pencarian terhadap RI (DPO) ini. Namun belum
diketahui keberadaannya sampai saat ini," tambah Kasat.

Guna mempertanggungjawabkan perbuatannya, kini tersangka AS beserta barang bukti sebanyak


50,38 gram sabu telah diamankan di Mapolres Bengkalis.
Teror Harimau Sumatera Boni dan Bonita di
Perkebunan Kelapa Sawit Riau
12 Feb 2018, 19:03 WIB

Harimau Sumatera tampak berkeliaran di pemukiman warga di Kanal 25 Simpang Kanan Desa Tanjung Simpang
Kecamatan Pelangiran Kabupaten Indragiri Hilir, Selasa, 23 Mei 2017. (Riauonline.co.id

Pekanbaru - Masih ingat dengan kasus harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) yang
menerkam warga di Desa Tanjung Simpang, Pelangiran, Indragiri Hilir hingga tewas awal tahun
ini?

Fakta terbaru yang dirilis oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau
menyatakan, ternyata tidak hanya satu harimau yang berada di lokasi tersebut. BBKSDA Riau
justru mendeteksi kemunculan seekor lagi harimau sumatra di lokasi itu.

"Dari observasi kami, ada dua harimau yang kerap muncul di lokasi itu. Dua-duanya harimau
betina," kata Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau, Mulyo Hutomo kepada Riauonline.co.id,
Senin (12/2/2018). Kepastian keberadaan dua ekor harimau betina yang berusia sekitar 4 hingga
5 tahun tersebut dipastikan setelah tim BBKSDA Riau melaksanakan observasi selama 37 hari di
Indragiri Hilir (Inhil). Observasi sekaligus penyelamatan harimau-harimau itu dilakukan
menyusul insiden tewasnya seorang warga Inhil pada awal Januari 2018 lalu akibat diterkam
harimau.

Korban bernama Jumiati, yang merupakan salah seorang karyawan lepas PT THIP. Perempuan
berusia 33 tahun itu tewas dengan kondisi mengenaskan saat bekerja di KCB 76 Blok 10
Afdeling IV Eboni State.

Selama 37 hari proses pencarian, dia menuturkan tim dan masyarakat telah beberapa kali melihat
langsung harimau sumatra tersebut. Namun, proses penangkapan tidak dapat serta merta
dilakukan.

xgbv
Riau Tetapkan Status Siaga Kebakaran Hutan dan
Lahan
9 Feb 2018, 19:30 WIB

Hotspot atau titik panas sebagai indikasi karhutla meningkat di Kabupaten Rokan Hulu dan Kota Dumai, Riau.
(Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Pemerintah Provinsi Riau menetapkan status Siaga Darurat


Kebakaran Hutan dan Lahan atau Karhutla. Langkah ini diambil menyusul meluasnya kebakaran,
seperti di Kepulauan Meranti yang sudah 200 hektare, serta penetapan status siaga oleh beberapa
kabupaten di Riau.

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim, status Siaga mulai berlaku
pada 19 Februari sampai 31 Mei 2018. Selama itu, pemerintah bersama pihak terkait berusaha
maksimal mencegah agar tidak terjadi bencana asap.

"Kami tak mau kecolongan, tak mau ada kabut asap lagi. Makanya cepat ditetapkan status siaga
darurat, Satgas Kebakaran segera dibentuk," ucap Wan Thamrin di Kantor Gubernur Riau, Senin
(19/2/2018) siang.

Sebelum penetapan ini, sudah ada tiga kabupaten yang menyatakan status Siaga Karhutla, yaitu
Indragiri Hilir, Pelalawan, dan Bengkalis. Pemerintah juga sudah membuat posko, peralatan
pendukung, dan anggaran operasional

"Semuanya segera dikerahkan supaya kebakaran bisa dicegah dan tak meluas, sehingga tak ada
bencana asap," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger,
menyebut Kabupaten Kepulauan Meranti juga tengah membahas penetapan Siaga menyusul tiga
kabupaten lainnya.

"Tinggal tunggu tanda tangan atau persetujuan dari bupati saja," ujarnya

Sementara itu, Kepolisian Daerah (Polda) Riau sebagai Tim Satgas Penegakan Hukum menyebut
sudah memerintahkan jajaran kepolisian resor atau polres mengantisipasi perubahan cuaca
ekstrem di Riau sejak awal tahun.

"Diprediksi awal tahun ini terjadi kemarau panjang, di mana lahan akan kering karena air
mengering, gambut kering, dan mudah terbakar," ujar Kabid Humas Polda Riau, Kombes Guntur
Aryo Tejo, Senin sore ini.
Guntur menerangkan, Kapolda Riau Irjen Pol Nandang sudah memerintahkan setiap kapolres
selalu berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait
titik panas. Laporan satelit harus diperoleh selalu untuk menentukan koordinat titik panas.

"Karena titik panas itu sebagai indikasi kebakaran lahan, harus di-update terus untuk pencegahan
kebakaran," kata Guntur.

Menurut Guntur, personel Bhabinkamtibmas sudah intens menyebarkan maklumat Kapolda Riau
terkait larangan membakar untuk membuka lahan. Personel juga membentuk diskusi group
dengan masyarakat tentang pencegahan kebakaran.

"Dan Satgas Darat di setiap polres sudah diaktifkan sejak awal tahun," katanya.

Helikopter tembak air ke lahan gambut terbakar (Liputan6.com / M.Syukur)

Anda mungkin juga menyukai