Nuklir
Abstrak
Abstrak –
PENDAHULUAN
KAJIAN TEORI
Tenaga Atom
Kata atom berasal dari bahasa Yunani atomos, yang berarti tak terbagi lagi.
Pengertian tak terbagi lagi ternyata sekarang menjadi kurang tepat, karena atom
tersusun atas inti atom yang dikelilingi elektron orbit. Demikian juga istilah
tenaga atom lebih tepat bila dikatakan dengan istilah tenaga nuklir (tenaga inti),
karena memang tenaga nuklir yang dahsyat dibebaskan oleh pembelahan inti (fisi)
atau penggabungan inti (fusi). Berbeda dengan tenaga kimia seperti pembakaran
kayu, bensin, maupun pembakaran lainnya yang dihasilkan oleh penyusunan
1
kembali ikatan-ikatan kimia dari atom penyusunnya, tenaga nuklir diperoleh
karena terjadinya penyusunan kembali batu-batu penyusun inti atom yang biasa
disebut nukleon (neutron dan proton). Tenaga yang dibebaskan pada reaksi
pembelahan nuklir (uranium misalnya) sebanding dengan sejuta kali tenaga yang
dibebaskan pada reaksi kimia untuk berat bahan bakar yang sama. Tidaklah
mengherankan bahwa 1 kg uranium yang berfisi menghasilkan energi yang setara
dengan energi 3 juta kilogram batubara. Satu kilogram batubara dapat
menghasilkan 8,5 kilowatt jam (kWh), sedangkan 1 kg uranium dapat
menghasilkan 25.500.000 kilowattjam (kWh).
235
92U + 0nl ---------------> 40Zn96 + 52Tel37 + 3 0n1 (+25.500.000 kwattjam/kg U).
2
menyatukan secara spontan. Pertama, dua bagian yang masing-masing subkritis
(yang jumlahnya sama atau lebih besar dari massa kritis) didetonasi sedemikian
sehingga mereka bersatu sesaat dan mencapai kritis. Cara kedua adalah massa
yang subkritis (mendekati kritis) dikompresi dengan suatu denotator sedemikian
sehingga kekritisannya dicapai. Apabila jumlah neutron yang dibebaskan dapat
diatur, yaitu dengan mengintroduksikan suatu bahan penyerap neutron agar
neutron tidak memakan U235 dengan cepat dan tak terkendalikan, maka tenaga
yang dibebaskan juga dapat diatur.
2
1D + lT3 ------------------> 2He4 + 0n1 + 17,6 MeV (9,7 x 107 kWh/kg campuran
gas)
2
1D + lD2 ------------------> 2He3 + 0n1 + 3,2 MeV (1,8 x 107 kWh /kg gas)
3
oleh gaya-gaya tolak listrik yang memuati inti atom. Reaksi nuklir semacam ini
terjadi di matahari yang merupakan sumber energi kehidupan di jagad raya.
Reaktor daya yang direncanakan berdasar reaksi fusi disebut reaktor fusi dimana
suhu jutaan derajat Celcius dari bahan yang menjadi plasma hanya mungkin
dikungkung dengan botol-botol magnetik. Bom atom yang diledakkan berdasar
prinsip energi fusi disebut bom termonuklir.
Bom Atom
Sebenarnya istilah bom atom juga lebih tepat dikatakan bom nuklir, karena
energi yang diambil adalah dari tenaga nuklir. Seperti dijelaskan di depan
terjadinya ledakan nuklir karena pembebasan energi yang sangat besar dan sesaat
oleh pembelahan inti atom. Bahan-bahan yang dapat membelah yang merupakan
bahan bom atom adalah U235 atau Pu239. Syarat agar bom atom dapat meledak
sempurna adalah pertama bahannya harus sangat murni agar neutron yang terjadi
tidak terserap oleh bahan-bahan impuritas. Kedua massa bahan haruslah mencapai
massa kritis. Massa kritis adalah suatu massa di mana ledakan dapat terjadi. Pada
gambar 2 ditunjukkan dua massa bahan yang kritis dan tidak kritis. Masa kritis
untuk U235 kira-kira 1 kg. Perlu dicatat bahwa 1 kg uranium ini volumenya sekitar
sepertiganya volume 1 kg besi, karena berat jenis uranium adalah sekitar 19 (pada
suhu kamar), sedang berat jenis besi sekitar 7. Ledakan 1 kilogram U235 ini
ekivalen dengan 20.000 ton / 20 kiloton TNT (C6H5CH3).
4
Gambar 2.
5
secara alami. Bahan bakar ini hanya dapat diledakkan dengan neutron cepat yang
dapat dihasilkan oleh bom termofusi. Dengan demikian setelah ledakan tahap
kedua dapat diperbesar lagi dengan ledakan tahap ketiga dengan bahan bakar
uranium alam (U238).
Percobaan pertama yang paling dahsyat dengan sistem tiga tingkat ini
adalah percobaan bom 15 juta ton (15 megaton) TNT pada tanggal 1 Maret l954
di Bikini Atoll yang mengakibatkan polusi jatuhan radioaktif (fall-out) yang
cukup banyak. Berikut disajikan perbandingan kekuatan bom atom dengan bom
konvensional yang pernah diledakkan.
6
Pengembangan Bola Api
Pada saat permulaan terbentuknya bola api ledakan nuklir suhu di seluruh
bola kira-kira sama, sehingga kadang-kadang disebut dengan istilah bola isotermal
(isothermal sphere). Bola api berkembang dengan cepat dan desakan permukaan
gelombang berjalan lebih cepat yang mengakibatkan kompresi udara sangat kuat.
Bola api yang terjadi sekarang menjadi dua yang konsentris, bagian dalam dengan
suhu yang uniform dan dikelilingi oleh lapisan yang luminus, dengan tekanan
udara yang sangat tinggi dan berjalan cepat. Untuk beberapa saat bola api terus
berkembang; selama periode ini, tekanan muka gelombang menurun terus,
sehingga daerah luminus semakin kabur.
R = 230 W2/5
Di mana R adalah jari-jari bola api ledakan nuklir (dalam feet) dan W
adalah kekuatan ledakan dalam kilatan TNT. Gambar 4 melukiskan hubungan
antara R dan W. Sebagai dikatakan di depan, suhu bola api inti menurun terus,
tetapi suhu permukaan bola menurun terus sampai titik terendah kemudian naik
sampai titik maximum, sebelum turun lagi secara kontinu. Kelakuan yang aneh ini
diakibatkan oleh pertukaran energi radiasi dan energi desakan yang kecepatannya
berbeda pada suhu kira-kira 2300 0C (pada suhu ini besi telah melebur). Suhu
rata-rata bola api tidak sama dengan partikel penyusun bola api. Suhu neutron
misalnya jauh lebih tinggi dari suhu rata-rata ini.
7
Gambar 4. Hubungan antara jari-jari bola api R
dengan kekuatan ledakan W.
Jangkauan Kerusakan
8
Untuk bom yang lebih kuat (20 megaton) kerusakannya dapat ditunjukkan dalam
Gambar 6.
9
nuklir, dan keduanya memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan efek
yang berbeda pula. Ketika sebuah senjata nuklir meledak, ada banyak sinar
gamma yang dipancarkan. Ketika sinar gamma ini mengenai atmosfer, mereka
melepas elektron dari atom di molekul udara (Compton Effect), yang kemudian
menghasilkan EMP itu sendiri. Semburan sinar gamma pertama dari sebuah
senjata nuklir terjadi dengan cepat sekitar satu mikrodetik, yang berarti
gelombang elektromagnetik yang terjadi juga sangat cepat dan energik. Medan
magnet yang kuat dan singkat ini menginduksi arus dalam konduktor seraya
merambat ke arah luar, sehingga menyebabkan lonjakan listrik (power surge)
dalam alat elektronik yang terlalu cepat untuk direspon oleh sistem proteksi
kebanyakan sirkuit. Lebih parahnya, EMP menginduksi arus yang berada
langsung dalam konduktor (kawat) ketimbang masuk lewat satu titik, seperti
saluran masuk arus listrik (power line), dimana sistem proteksi biasa diletakkan.
EMP biasanya dibagi menjadi tiga fase diskrit, yaitu E1, E2 dan E3, bisa dilihat di
gambar pertama. Waktu dari fase tersebut memiliki eksponen tertentu. Semburan
sinar gamma mempunyai waktu sekitar satu mikrodetik, namun fase E3 bia
bertahan selama ratusan detik, mungkin saja lima menit. Ini karena E 3 adalah
gelombang yang sama sekali berbeda.
10
Tidak seperti EMP E1 yang dipicu oleh sinar gamma yang dilepaskan dari senjata
nuklir, efek-efek selanjutnya yang terjadi lebih lama dipicu oleh efek blast dan
fireball dari senjata yang telah meledak. Detonasi senjata nuklir menyebabkan
“pemindahan” sebagian atmosfer bumi yang terionisasi. Ketika bagian yang
“dipindahkan” itu kembali masuk, terjadilah efek magnetohidrodinamika
(magneto-hydrodynamic). Dari namanya sudah diketahui bahwa
magnetohidrodinamika adalah sesuatu yang sangat rumit, namun intinya adalah
dinamika dan interaksi fluida dalam medan elektromagnetik –dalam konteks ini,
atmosfer adalah fluidanya.
Cara kerja dari efek ini juga termasuk rumit, tetapi sebuah ledakan nuklir
di luar atmosfer menghasilkan efek yang serupa dengan CME (coronal mass
ejection) sebuah fenomena ketika sebagian dari korona matahari terlontar ke
atmosfer Bumi dalam bentuk plasma dan medan magnet. Istilah lainnya adalah
badai geomagnetik (geomagnetic storm). Ini menciptakan medan elektromagnetik
juga, tetapi tidak seperti pulse E1 yang cepat dan kuat, ini menghasilkan radiasi
dengan panjang gelombang yang lebih dan menyebabkan arus di konduktor yang
panjang, misalnya kabel tegangan tinggi.
Efek ini penting karena keduanya menyebar dengan berbeda, dan karena
senjata nuklir yang berbeda juga menghasilkan efek-efek ini dalam kuantitas yang
berbeda pula. Efek E1 dibelokkan ke arah samping ketika mengenai medan
magnetik Bumi, sehingga menyebar secara lateral melintasi permukaan Bumi dan
meliputi area yang lebih luas. Efek EMP berasal mayoritas dari output sinar
gamma sebuah senjata nuklir, tetapi mayoritas dari efek ledakan sebuah senjata
datangnya dari sinar-X, yang bisa diserap oleh atmosfer dan menghasilkan
gelombang kejut yang merusak maka senjata nuklir biasanya dioptimalkan untuk
menghasilkan banyak sinar-X. Jadi, sebuah bom tidak terlalu berpengaruh
terhadap efek EMP yang dapat dihasilkannya, dan bahkan sebuah bom dengan
11
kapasitas kecil (10-20 kiloton) bisa mempunyai efek EMP yang cukup besar.
12
EMP YANG DITIMBULKAN OLEH LEDAKAN NUKLIR
13
KESIMPULAN
14
Daftar Pustaka
Aang Imam, 2015. Pengertian dan Perbedaan Massa dan Berat Dalam Ilmu Fisika
http://www.kuliah.info/2015/11/Pengertian-Perbedaan-Massa-dan-Berat-
Dalam-Fisika.html. Diakses pada 23 Januari 2018
Azrul, A. (2013). Visualisasi Efek Relativitas Pada Gerak Planet. Prisma Fisika.
Volume 1.(1) : 01 – 07.
http://d1a93tmhdolgw4.cloudfront.net/media/article_image/cover/original/34341-
umur-matahari-tinggal-setengah-salah-satu-fakta-mengejutkan-matahari-
yang-wajib-diketahui.jpg. Diakses pada 23 Januari 2018
https://informazone.com/wp-content/uploads/2017/05/cbsnews.com_.jpg. Diakses
pada 23 Januari 2018
15
SUMBER: http://vikingoisoadcjr.mwb.im/electromagnetic-pulse-emp-sinyal-
pemusna.xhtml
http://rizzulddangkoma.wordpress.com/2014/04/28/penasaran-apa-itu-emp/
http://zaky-z26.blogspot.com/2011/02/emp-electromagnetic-pulse.html
16
17