Larutan Natrium Laktat Hipertonik PDF
Larutan Natrium Laktat Hipertonik PDF
S
elama Perang Dunia I, Cannon dkk cairan resusitasi dengan volume kecil atau pat langsung dari penghancuran ATP. Salah satu
memperkenalkan konsep resusitasi yang dikenal dengan . fungsi pompa Na-K adalah mengontrol volume
hipotensi sebagai strategi pencega- cairan sel. Pergerakan cairan antar komparte-
han untuk menghindari kehilangan Dalam studi pertama, larutan hipertonik NaCl men terjadi secara osmosis melalui membran
darah ”yang sebenarnya sangat 3% volume kecil (kurang dari atau sama de- semipermeabel yang terjadi apabila kadar total
diperlukan”. Tim Cannon mengusulkan target ngan 12 mL/kg) diberikan pada pasien yang solut (zat terlarut) pada kedua sisi membran
awal tekanan sistolik 70-80 mmHg sebelum menjalani operasi untuk cedera parah. Larutan berbeda. Air akan berdifusi melalui membran
dilakukan kontrol perdarahan definitif. Dalam NaCl 3% memulihkan tekanan darah, pH, dan untuk menyamakan osmolalitas. Pergerakan air
Perang Dunia II, Beecher mengembangkan urin dengan sekitar satu setengah dari kebu- ini akan dilawan oleh tekanan osmotik.
konsep Cannon untuk perawatan pra-operatif tuhan cairan kumulatif pasien yang menerima
korban pertempuran dengan luka-luka.1,2 cairan isotonik (p<0,05). Dalam studi kedua, Masuknya cairan ke dalam ruang vaskuler
250 mL larutan NaCl 7,5%/dekstran 70, diberi- akibat pemberian infus natrium konsentrasi
Ketertarikan akan resusitasi hipotensi menin- kan secara prospektif, acak, tersamar ganda tinggi dalam waktu singkat akan meningkat-
gkat kembali pada akhir tahun 1980-an dan kepada pasien cedera di lapangan. Tekanan kan tonisitas secara tiba-tiba. Cairan akan ber-
awal tahun 1990-an, terutama setelah studi darah pada kelompok hipertonik/hiperonko- pindah dari intraseluler, pertama eritrositke-
Bickell dkk. menunjukkan perbaikan kelang- tik meningkat 49 mmHg selama pemberian mudian sel endoteldan sel jaringan,ke dalam
sungan hidup, komplikasi perioperatif lebih (p<0,005), sedangkan tekanan darah pada kompartemen ekstraseluler. Berkurangnya
rendah, dan rawat inap rumah sakit lebih kelompok larutan ringer laktat meningkat 19 endotel menguntungkan pada mikrosirkulasi
singkat jika cairan resusitasi pada pasien pra- mmHg (p>0,05). Peneliti menyimpulkan bah- karena menurunkan resistensi kapiler. Cairan
perawatan rumah sakit dengan cedera luka wa larutan NaCl 7,5%/dekstran 70 merupakan interstisiel juga bergerak ke dalam komparte-
tembus dibatasi. Studi pra-klinis berikutnya solusi yang sangat menjanjikan untuk pengo- men intravaskuler akibat perbedaan osmotik.
dan uji klinis telah mengkonfirmasi peranan batan pasien cedera di lapangan.
resusitasi hipotensi untuk mengobati trauma Tonisitas9
berat-syok hemoragik pada pasien di luar Kompartemen Cairan Tubuh7, 8 Osmolaritas adalah konsentrasi osmolal suatu
rumah sakit dan di lingkungan pedesaan ter- Tubuh manusia dewasa terdiri dari zat padat larutan bila dinyatakan sebagai osmol per liter
pencil di mana tidak bisa langsung melakukan (40% BB/beratbadan) dan zat cair (60% BB). larutan (Osm/L). Osmolalitas adalah konsen-
pembedahan.3,4 Zat cair (60% BB) terdiri dari: cairan intraseluler trasi osmolal suatu larutan bila dinyatakan
(40% BB) dan cairan ekstraseluler (20% BB) sebagai osmol per kilogram air (Osm/kg). To-
Resusitasi kardiovaskuler pada pasien terluka yang terbagi atas: cairan interstisial (15% BB) nisitas adalah osmolalitas relatif suatu cairan.
parah di lapangan tetap tidak memuaskan dan cairan intravaskuler (5% BB). Elektrolit ter- Istilah tonisitas sering tertukar dengan osmo-
karena memerlukan cairan intravena de- banyak intraseluler: kalium dan fosfat; sedang- laritas.
ngan volume besar untuk mengganti kehil- kan ekstraseluler: natrium dan klorida.
angan darah yang berkelanjutan sedangkan Volume kompartemen cairan tubuh tergan-
pasien hanya dapat diberi cairan volume ke- Volume kompartemen cairan sangat dipenga- tung dari kadar natrium dan protein plasma.
cil. Meskipun banyak cara menangani cedera ruhi oleh natrium dan protein plasma. Natrium Natrium lebih banyak terdapat di dalam kom-
traumatis, perhatian utama seputar metode paling banyak terdapat di dalam cairan ekstrase- partemen ekstraseluler. Natrium adalah faktor
permisif hipotensi adalah menentukan laru- luler dengan kadar yang hampir sama antara yang paling menentukan osmolaritas dan to-
tan resusitasi yang akan digunakan. Larutan cairan interstisial dan intravaskuler (plasma), nisitas. Larutan dikatakan isotonik, bila tonisi-
garam hipertonik (NaCl 7,5%) volume kecil yaitu sekitar 140 mEq/L. Membran sel bersifat tas sama dengan serum darah yaitu 275 – 295
dengan atau tanpa koloid telah diusulkan se- semipermeabel yang hanya dapat dilalui air. mOsm/kg. Osmolaritas total dari setiap kom-
bagai cairan volume ekspander alternatif un- Natrium merupakan elektrolit paling penting partemen adalah 280- 300 mOsm/L.
tuk awal syok hemoragik.5,6 Larutan natrium sebagai mekanisme transpor aktif pompa Na-K.
laktat hipertonik merupakan larutan tonisitas Na+ akan bergerak dari ekstrasel ke intrasel dan Laktat10,11
tinggi mengandung konsentrasi natrium dan dalam waktu yang bersamaan K+ akan keluar Dewasa ini pemahaman mengenai laktat
laktat yang sangat tinggi, digunakan sebagai dari intrasel. Pada transport aktif ini, energi dida- mengalami banyak perubahan:
• pada anestesi spinal mal: 1-2 mEq/kg/hari dan kecepatan tetesan RL. Selain itu, dalam studi ini, larutan natrium
• Koreksi hiponatremia maksimum: 2-4 mL/menit. Dalam suatu studi laktat hipertonik tidak menyebabkan hiperna-
• Luka bakar. yang membandingkan pemberian larutan na- tremi dan asidosis dengan profil keamanan
trium laktat hipertonik dengan larutan ringer sebanding dengan larutan RL.
KONTRAINDIKASI laktat (RL) pada pasien pasca-bedah CABG (),
• Keadaan hipervolemia larutan natrium laktat hipertonik menunjuk- SIMPULAN
• Hipernatremia kan peningkatan indeks jantung yang lebih Cairan natrium laktat hipertonik merupakan
• Gagal ginjal berat. tinggi secara bermakna dan indeks resistensi salah satu cairan alternatif untuk resusitasi
vaskuler paru yang lebih rendah secara ber- dengan volume kecil dan mengandung lak-
DOSIS makna dibanding larutan RL. Larutan natrium tat yang merupakan substrat energi cepat saji
Dosis umum larutan natrium laktat hipertonik laktat hipertonik menghasilkan keseimbangan yang lebih dipilih oleh tubuh pada keadaan
0,5 M: 1 mL/kgBB/jam, dengan dosis maksi- cairan yang lebih negatif dibanding larutan pasca-hipoksia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cannon WB, Fraser J, Cowell EM. The preventive treatment of wound shock. JAMA 1918;70:618–21.
2. Beecher HK. Preparation of battle casualties for surgery. Ann Surg. 1945;121(6):769–92.
3. Bickell WH, Wall MJ, Pepe PE, Martin RR, Ginger VF, Allen MK, et al. Immediate versus delayed fluid resuscitation for hypotensive patients with penetrating torso injuries. N Engl J Med.
1994;331(17):1105–9.
4. Alam HB, Rhee PR. New developments in fluid resuscitation. Surg Clin North Am. 2007;87:55–72.
5. Angele MK, Schneider CP, Chaudry IH. Bench-to-bedside review: latest results in hemorrhagic shock. Critical Care 2008;12(4):218-30.
6. Dubick MA, Bruttig SP, Wade CE. Issues of concern regarding the use of hypertonic/hyperoncotic fluid resuscitation of hemorrhagic hypotension. Shock 2006; 25(4):321–8.
7. Body fluid compartment and water balance [Internet]. 2010 Oct 3 [cited 2012 Jan 4]. Available from: http://howmed.net/physiology/body-fluid-compartments-water-balance/
8. Fink MP, Abraham E, Vincent JL, Kochanek PM. Body water compartment. In: Textbook of critical care. 5th ed. Philadelphia: Elsevier Inc.; 2005. p.1073-5, 1938-9.
9. Guyton AC, Hall JE. The body fluids and kidney. In: Textbook of medical physiology. 9th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 1971. p. 386-7, 500.
10. Lactic acid, blood lactate & the lactic acid Myth [Internet]. 2011 Dec 1 [cited 2012 Jan 4]. Available from: http://www.sport-fitness-advisor.com/lactic-acid.html
11. Sri Redjeki I. Lactate metabolism. Meet the expert in anesthesiology. The Sunan Hotel Solo, 2008.
12. Totilac [package insert]. Jakarta, Indonesia: PT. Kalbe Farma Tbk.; 2008.
13. Overview of carbohydrate metabolism [Internet]. 2003 April 26 [cited 2012 Jan 4]. Available from: http://www.elmhurst.edu/~chm/vchembook/600glycolysis.html
14. Schurr A. Lactate is the ultimate oxidative energy substrate in brain and elsewhere. Critical Care & Shock. 2005;8:67-78.
LAMPIRAN
Metabolisme Karbohidrat13,14 menjadi glukosa (proses glikogenolisis, ka- Karena glikolisis relatif sedikit menghasilkan
Metabolisme karbohidrat dimulai dengan tabolisme). Glukosa yang dibutuhkan segera ATP, reaksi selanjutnya adalah pengubahan
proses pencernaan hingga penyerapan di masuk ke dalam sel sebagai sumber energi, asam piruvat menjadi dan kemudian asam
usus halus, tempat monosakaridadiabsorpsi memulai proses glikolisis (katabolisme) yang sitrat di dalam siklus Kreb (siklus asam sitrat)
ke dalam sirkulasi darah. Konsentrasi gula memerlukan ATP. Produk akhir glikolisis ada- Mayoritas ATP dibuat dari oksidasi di dalam
darah dikontrol oleh 3 hormon: insulin, gluk- lah asam piruvat dan ATP. siklus asam sitrat yang berhubungan de-
agon dan epinefrin. Jika konsentrasi glukosa ngan rantai transpor elektron Dalam keadaan
di dalam darah sangat tinggi, insulin akan normal, sebagian asam piruvat juga diubah
disekresi oleh pankreas. Insulin akan memacu menjadi asam laktat.
transfer glukosa ke dalam sel, terutama ke hati
dan otot, meskipun organ lain dapat melaku- Siklus Kreb disebut juga siklus asam sitrat
kan metabolisme glukosa. (citric acid cycle) atau siklus asam trikarbok-
silat (tricarboxylic acid/TCA cycle), merupakan
Di dalam hati dan otot, sebagian glukosa akan serangkaian reaksi kimia di mitokondria sel,
diubah menjadi glikogen melalui proses gliko- tempat pembentukan asam sitrat dari asetil-
genesis (anabolisme) untuk disimpan sam- CoA dan oksaloasetat dengan hasil akhir ATP,
pai suatu saat diperlukan. Jika kadar glukosa CO2, dan H2O. Proses ini memerlukan oksi-
rendah, akan disekresi hormon epinefrin dan Gambar 1 Skema Metabolisme Karbohidrat gen.
glukagon untuk memacu konversi glikogen- Dikutip dari: Overview of Carbohydrate Metabolism
Gambar 2 Skema Metabolisme Glukosa dan Laktat dalam Keadaan Normal Gambar 4 Skema Metabolisme Glukosa dan Laktat dalam Keadaan
Hipoksia
Gambar 3 Skema Siklus Kreb Gambar 5 Skema Metabolisme Glukosa dan Laktat Setelah Restorasi
Oksigen Pasca-hipoksia
Pada keadaan aktivitas otot meningkat, asam Rumus Penting Tekanan osmotik larutan 1 mOsm/L pada
piruvat mengalami konversi terutama menjadi temperatur absolut (310 K)=19,3 mmHg
asam laktat dibanding asetil-CoA. Pada peri- π = MRT Tekanan osmotik NaCl 0,9% = 0,308 mOsm/L
ode istirahat, asam laktat mengalami konversi x 19,3 mmHg/mOsm= 5,944 mmHg
kembali menjadi asam piruvat. Asam piruvat π = tekanan osmotik (atm); 1 atm Koefisien osmotik NaCl 0,9%=0,93
mengalami konversi kembali menjadi glukosa = 760 mmHg Jadi, osmolaritas NaCl 0,9% = 308 mOsm x
melalui proses glukoneogenesis (anabolisme). M = molaritas (mol/L) 0,93 = 286 mOsm/L
Apabila glukosa sementara tidak diperlukan, R = konstanta = 0,082 L atm/mol K Jumlah total miliosmol pada setiap kompar-
akan mengalami konversi menjadi glikogen T = temperatur absolut (310 K) temen didapat dari: volume x konsentrasi
dengan proses glikogenesis.
NaCl 3%: Na+ = 513 mmol/L; Cl- = 513
Pada keadaan hipoksia/iskemia, tubuh mmol/L
kekurangan oksigen sehingga asam piruvat Natrium bikarbonat: 1 mEq/mL
cenderung diubah menjadi asam laktat. Se- C = konsentrasi zat terlarut (g/L) Larutan natrium laktat bikarbonat 0,5 M = 0,5
telah restorasi oksigen pasca-hipoksi, asam BM = berat molekul (g/mol) mEq/mL
laktat akan diubah menjadi asam piruvat de- Osmolaritas plasma = 2 x (Na+ + K+) + GDS/18
ngan sedikit langkah dan tidak memerlukan Contoh: + BUN/2,8
ATP. Asam piruvat ini kemudian mengalami NaCl 0,9 % = 0,9 g/100 mL = 9 g/L
oksidasi melalui siklus asam sitrat atau dikon- BM NaCl = 58,5 g/mol
versi kembali menjadi glukosa. Sehingga Molaritas NaCl 0,9% = 9 g/L dibagi 58,5 g/mol
laktat merupakan substrat energi yang lebih = 0,154 mol/L
baik daripada glukosa pada keadaan pasca- Setiap mol NaCl 0,9% setara dengan 2 osmol
iskemia, karena siap pakai dan mudah dime- Jadi, osmolaritas NaCl 0,9%= 2 x 0,154 = 0,308
tabolisme. Osm/L = 308 mOsm/L