Anda di halaman 1dari 4

Komunisme

Penggagas ideologi komunis adalah karl marx, seorang filsuf asal Jerman. Oleh karena itu ideologi komunisme sering
disebut juga marxisme. Namun komunisme yang berkembang kini, merupakan elaborasi antara gagasan Marxh dan
para tokoh lain seperti Friedrich Engles, Karl Kautsky, dan Vladimir Lenin.
Lenin yang merupakan sorang tokoh politik Rusia juga berhasil mengaplikasikan pemikiran-pemikiran Marx dalam
sebuah gerakan politik sehingga muncul istilah “Marxisme-Leninisme”. Ia bahkan diklaim berhasil membawa pikiran
Marx menjadi realitas.
Puncaknya, Lenin mendirikan negara Uni Soviet yang menjadi pusat gerakan komunisme internasional, sekaligus
negara adikuasa kedua didunia selama hampir seluruh aba XXX.

A. Penggagas ideologi komunis adalah Karl Marx, seorang filsuf asal Jerman. Acap kali orang
menyebut komunisme sebagai “Marxisme”. Namun komunisme yang berkembang kini,
merupakan elaborasi antara gagasan Marx pikiran para tokoh lain seperti Friedrich Engles,
Karl Kautsky dan Vladimir Lenin.
B. Lenin yang merupakan seorang tokoh politik Rusia juga berhasil mengaplikasikan
pemikiran-pemikiran Marx dalam sebuah gerakan politik sehingga muncul istilah ah
“Marxisme-Leninisme”. Ia bahkan diklaim berhasil membawa pikiran Marx menjadi
realitas.
A.C. Puncaknya, Lenin mendirikan negara Uni Soviet yang menjadi pusat gerakan
komunisme internasional, sekaligus negara adikuasa kedua di dunia selama hampir seluruh
abad XX.

Ideologi komunisme merupakan reaksi atas ideologi liberalisme yang melahirkan masyarakat
kapitalis. Ideologi komunisme mendasarkan keyakinan bahwa manusia pada hakikatnya hanyalah
makhluk sosial saja. Karena itu bagi ideologi komunis, kebebasan individu merupakan sumber
malapetaka bagi manusia. Kapitalisme, yang inheren dalam liberalism, telah melahirkan tindakan
ekploitatif yang justru membuyarkan aspek sosial manusia. Perjuangan utama kaum kapitalis adalah
penumpukan hak milik individu. Demi tujuan ini, manusia tidak dimuliakan tetapi justru sering
dijadikan sebagai objek. Akibat mendasar penumpukan hak milik pribadi adalah lahirnya kelas-kelas
dalam masyarakat, yakni kelas borjuis dan kelas proletar. Kelas borjuis menghisap kelas
proletar dengan mempekerjakan mereka secara tidak adil. Menurut ideologi komunis, satu-satunya
cara menghapuskan kelas ini adalah revolusi.
Ciri-ciri ideologi komunis secara umum adalah: (a) bersumber kepada akal manusia namun
terbatas, (b) perekonomian ditangani negara secara absolut/mutlak, (c) hukum dibuat manusia dan
diterapkan oleh negara dengan tangan besi, (d) melihat/mencita-
citakan masyarakat sebagai kesatuan manusia tanpa kelas dengan landasan pada teori perjuangan atau
pertentangan kelas, (e) bersifat kosmopolitan dalam arti menerapkan dan mengembangkan hegemoni
secara global. Dalam upaya tersebut, ideologi komunisme tidak segan-segan untuk menggunakan
segala cara, termasuk dengan cara kekerasan sekalipun.
Dengan kata lain, ideologi komunisme menciptakan pemerintahan yang bersifat diktator. Semua
serba komando dari atas dan apa yang dikomandokan harus dilaksanakan tanpa hak untuk
mempersoalkan.

Ideologi ini sebagai bentuk reaksi atas perkembangan masyarakat kapitalis sebagai hasil dari
idelogi liberal. Ideologi komunisme mendasarkan pada suatu keyakinan bahwa manusia pada hakikatnya
adalah hanya makhluk sosial saja. Manusia pada hakikatnya adalah merupakan sekumpulan relasi,
sehingga yang mutlak adalah komunitas dan bukannya individualitas. Hak milik pribadi tidak ada
karena hal ini akan menimbulkan kapitalisme yang pada gilirannya akan melakukan penindasan
pada kaum proletar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa individualisme merupakan sumber
penderitaan rakyat. Oleh karena itu,
hak milik individual harus diganti dengan hak milik kolektif, individualisme diganti dengan sosialisme
komunis (Kaelan, 2010: 144-145).
Setiap anggota partai komunis secara mutlak wajib menerima ajaran komunis sebagai satu-
satunya keseluruhan kebenaran, sehingga siapa berani menolak, ia akan dikucilkan dari lingkungannya
atau setidak-tidaknya akan dicap sebagai seorang revisionis.
Dalam sistem komunis, pandangan hidup bukan lagi merupakan masalah pribadi, melainkan masalah
partai. Partai dianggap pemegang dan penjaga kemurnian ideologi, dan partai memberikan keputusan
akhir. Sejalan dengan itu, eksistensi ideologi lain dalam partai sama sekali tidak dapat dibenarkan,
karena ideologi itu hanya pencerminan hubungan kelas
semata-mata (Soerjanto Poespowardoyo , 1989: 188-189).
Menurut Noor Ms Bakry (2010: 187). Komunisme adalah aliran pikiran kolektif atau teori
kelas, yang menyatakan bahwa Negara ialah suatu golongan yang mempunyai kedudukan ekonomi
yang paling kuat untuk menindas golongan lain yang kedudukan
ekonominya lemah. Golongan borjuis menindas golongan proletar (kaum buruh). Aliran pikiran ini
dikemukakan oleh Karl Marx (1818-1883), Frederick Engels (1820-1895), dan Nikolai Lenin (1870-
1924).
Menurut Marx, ialah bahwa kalau ada dua kelas, maka kelas ini bukan dua kelas yang
hidup sendiri, tetapi saling berhubungan karena kelas kapitalis akan mempergunakan kelas buruh, dan
kelas buruh akan menjual tenaganya kepada kelas kapitalis, jadi ada hubungan dialektik antara kedua
kelas. Hubungan dialektik ini adalah hubungan penindasan, oleh karena itu sering dikatakan expoitation
de I’ homme par I’ homme. Penindasan rakyat ini menurut analisa Marx menciptakan pertentangan
antara kelas kapitalis dan kelas buruh yang makin lama akan makin runcing. Marx dalam Manifesto
Komunis mengatakan: “Kaum proletar bersatulah!” sebab inilah satu-satunya senjata untuk bisa
mengancam kapitalis (Soerjanto Poespowardoyo , 1989: 188-189).
Etika ideologi komunisme adalah mendasarkan suatu kebaikan hanya pada kepentingan demi
keuntungan kelas masyarakat secara totalitas. Atas dasar inilah maka
komunisme mendasarkan moralnya pada kebaikan relatif demi kepentingan dan keuntungan
kelasnya dan dalam mencapai tujuannya dapat menghalalkan segala cara.
Komunisme juga mencanangkan suatu cita-cita bersifat utopis, yaitu suatu masyarakat tanpa
kelas, sama rasa, dan sama rata. Masyarakat tanpa kelas dapat
digambarkan sebagai suatu masyarakat yang dapat memberikan suasana hidup yang
nyaman yang tanpa hak milik pribadi, tanpa sarana dan alat produksi, tanpa pertentangan, dan tidak
mendasarkan kepada hak milik pribadi, tetapi kepada komunal.
Menurut Pandji Setijo (2010: 92) ciri-ciri umum dari ideologi komunisme adalah sebagai
berikut:
(1) Bersumber kepada akal manusia, tetapi terbatas; (2)
Perekonomian ada di tangan negara
(3) Hukum dibuat oleh manusia dan diterapkan oleh negara dengan tangan besi
(4) Menolak keberadaan agama/ atheisme, tidak percaya akan adanya Sang Pencipta
(5) Manusia makhuk sosial, tanpa demokrasi individu dan manusia dianggap mesin saja
(6) Masyarakat sebagai kesatuan manusia tanpa kelas, dengan landasan teori perjuangan/
pertentangan kelas proletar berhadapan dengan kaum kapitalis
(7) Bersifat kosmopolitan, artinya menerapkan dan mengembangkan hegemoninya ke seluruh
pelosok dunia.
Komunisme yang diperjuangkan sekarang ini adalah: kesetaraan sosial, kerja sama sosial, dan
solidaritas sosial. Pada zaman ini Negara yang beraliran komunis tinggal empat negara, yaitu: China,
Vietnam, Korea Utara, dan Kuba. Empat Negara komunis sistem
kekenyalannya berbeda-beda, China ideologinya komunis tetapi ekonominya merangkul ekonomi
kapitalis, mengikuti pasar dan ketidaksetaraan. Vietnam juga melangkah ke arah yang sama dengan
China. Korea Utara sedikit berubah, namun masih tetap menjadi negara kediktatoran militeris yang
sangat tertutup. Hanya Kuba yang masih mempertahankan
elemen-elemen fundamental dari sistem sosial dan ekonomi (Noor Ms Bakry, 2010:189).
Menurut Noor Ms Bakry (2010: 187) Komunisme adalah aliran pikiran kolektif atau
teori kelas, yang menyatakan bahwa Negara ialah suatu golongan yang mempunyai
kedudukan ekonomi yang paling kuat untuk menindas golongan lain yang kedudukan
ekonominya lemah. Golongan borjuis menindas golongan proletar (kaum buruh). Aliran
pikiran ini dikemukakan oleh Karl Marx (1818-1883), Frederick Engels (1820-1895), dan
Nikolai Lenin (1870-1924). Menurut Marx, ialah bahwa kalau ada dua kelas, maka kelas ini
bukan dua kelas yang hidup sendiri, tetapi saling berhubungan karena kelas kapitalis akan
mempergunakan kelas buruh, dan kelas buruh akan menjual tenaganya kepada kelas kapitalis,
jadi ada hubungan dialektik antara kedua kelas. Hubungan dialektik ini adalah hubungan
penindasan, oleh karena itu sering dikatakan expoitation de I’ homme par I’ homme.
Penindasan rakyat ini menurut analisa Marx menciptakan pertentangan antara kelas kapitalis
dan kelas buruh yang makin lama akan makin runcing. Marx dalam Manifesto Komunis
mengatakan: “Kaum proletar bersatulah!” sebab inilah satu-satunya senjata untuk bisa
mengancam kapitalis (Soerjanto Poespowardoyo , 1989: 188-189).

Anda mungkin juga menyukai