LEVEL- II
1
LESSON – 1
Pengenalan
2
LESSON – 1
Pengenalan
3
PENGENALAN
Sketch :
4
LESSON – 1
Pengenalan
5
LESSON – 1
Pengenalan
6
LESSON – 1
Tujuan MPI
Mendapatkan gambar visual dari suatu indikasi pada
permukaan suatu bahan (LSS)
Menemukan cacat tanpa merusak material
Pemisahan antara material yang acceptable dengan
material unacceptable
7
LESSON – 1
Aplikasi MPI
In – proses inspection
Final Inspection
Receiving Inspection
Transportation industries (truck, crane,) :
pemeriksaan pada bagian – bagian critical yang
dapat terbentuknya crack.
8
PENGENALAN
Crack at attachment
holes in hinge
9
LESSON – 1
Keuntungan MPI
Sangat sensitive untuk cacat crack (semakin dekat
dengan permukaan, maka cacat akan sangat jelas
terlihat, begitu juga sebaliknya)
10
LESSON – 1
Kekurangan MPI
Hanya untuk material ferromagnetic
Diperlukan dua kali pemeriksaan, dengan arah medan magnet
tegak lurus
Demagnetisasi
Postcleaning after testing and demagnetization
Membutuhkan arus yang besar, untuk memeriksa bagian yang
besar
Pengujian partikel magnetis tidak akan mendeteksi cacat lebih
dalam dai sekitar ¼ inch dibawah permukaan.
11
LESSON – 1
Teori Magnetisasi
Kemampuan sebuah magnet untuk menarik atau menolak
terkonsentrasi di area lokal yang disebut KUTUB MAGNET.
Kutub Magnet sejenis akan TOLAK – MENOLAK
Kutub Magnet tidak sejenis akan TARIK - MENARIK
12
LESSON – 1
Teori Magnetisasi
Lines of Force : Kekuatan (gaya) yang menarik bahan –
bahan lain yang dapat menjadi magnet ke kutub magnet
Magnet akan dapat menarik suatu material, jika garis – garis gaya
magnet masuk dan keluar dari material ke magnet
13
LESSON – 1
Teori Magnetisasi
Leakage Field : garis – garis gaya magnet yang meninggalkan
bagian dan lewat melalui udara dari satu kutub ke kutub lain
yang berlawanan
14
LESSON – 1
Kaidah Tangan Kanan
Untuk menemukan arah suatu medan magnet yang diinduksi
dengan listrik : tempatkan ibu jari anda pada konduktor
ke arah “aliran arus” dan jari anda kemudian akan
menunjuk ke arah garis gaya. Suatu putaran medan
magnet dihasilkan seperti sketsa di bawah ini.
15
LESSON – 1
Material Magnet
Jika objek ditempatkan pada medan magnet, gaya magnet
akan masuk dan objek itu dikatakan menjadi magnet.
Intensitas proses magnetisasi (pengisian magnet) tergantung
pada susceptibility (kelemahan) bahan untuk menjadi magnet.
Logam Diamagnetic : Tidak dapat di jadikan magnet
(Tembaga, Perak, emas, dll)
Logam Paramagnetic : Sangat kecil daya magnetnya.
(Magnesium, Molibdenum,
Lithium)
Logam Ferro-magnetic: Bisa dijadikan magnet, memiliki
daya tarik yang kuat dan dapat mempertahankan daya
magnetnya setelah medan magnet dilepas.
(Besi, Kobalt, Nikel) 16
LESSON – 1
Kaidah Tangan Kanan
Untuk menemukan arah suatu medan magnet yang diinduksi
dengan listrik : tempatkan ibu jari anda pada konduktor
ke arah “aliran arus” dan jari anda kemudian akan
menunjuk ke arah garis gaya. Suatu putaran medan
magnet dihasilkan seperti sketsa di bawah ini.
17
LESSON – 1
Material Magnet
18
LESSON – 1
Material Magnet
Magnetic Flux : total jumlah garis gaya magnet yang ada di
sirkuit magnetik.
Flux density : ditujukan dalam satuan “GAUSS”
19
LESSON – 1
Sifat – sifat Logam
Permeability : kemudahan aliran magnet pada bahan yang
diperiksa
Reluctance : kebalikan dari Permeabilitas (bahan
yang permeabilitas tinggi, Reluktansi rendah)
Residual Magnetism : Jumlah daya tarik magnet yang
tersisa tetap setelah kekuatan magnet dilepas.
Retentivity : kemampuan bahan untuk menahan jumlah
sisa magnet
Coercive Force : Magnetisasi terbalik yang diperlukan untuk
menghapus sisa magnet dari bahan.
20
LESSON – 2
Tipe Magnetisasi
Circular Magnetisasi : Medan magnet berupa melingkar
yang diinduksikan ke dalam bahan
Longitudinal Magnetization : Medan magnet berupa
Longitudinal/memanjang yang diinduksikan ke dalam bahan.
Central Conductor
22
LESSON – 2
Circular Magnetization
Material bukan magnet : Garis – garis gaya tidak akan
tinggal di dalam magnet.
Material Ferromagnetic : Garis – garis gaya terbentuk di
dalam material.
24
LESSON – 2
Longitudinal Magnetization
Medan magnet berupa longitudinal/memanjang diinduksi ke
dalam spesimen
Coil (solenoid)
Yoke
Coil (Solenoid)
Yoke 25
LESSON – 2
Cacat – cacat yang mana pada permukaan batang di sebelah kanan
akan terdeteksi jika di inspeksi dengan coil dan head shot.
26
LESSON – 3
Arus Listrik
Alternating Current (AC) : banyak digunakan sebagai
sumber untuk melakukan pengujian magnetis dan sangat
baik mendeteksi discontinuities pada permukaan.
Direct Current (DC) : satu phase AC dapat direktifikasi
menjadi HWDC (halfwave alternating direct current) dan
sangat baik mendeteksi discontinuities pada sub-
permukaan.
27
LESSON – 3
Hysteresis Loop
Untuk mengetahui sifat – sifat magnet dari suatu material,
dapat diketahui dengan menggunakan “Hysteresis Loop”.
Hysteresis Loop menunjukkan hubungan antara flux magnetic
(B) dengan magnetizing force (H).
28
LESSON – 3
30
LESSON – 4
Direct current field distribution solid magnetic
conductor
Medan magnet akan terdistribusi
dari nol di pusat ke maksimum di
permukaan solid konduktor
material magnetic.
31
LESSON – 4
Direct current field distribution Hollow non-
magnetic conductor
32
LESSON – 4
Direct current field distribution Hollow magnetic
conductor
Medan magnet akan terdistribusi
dari nol di permukaan bagian dalam
dan meningkat ke maksimum di
permukaan luar solid konduktor
material magnetic.
33
LESSON – 4
Karena kekuatan magnetisasi
dari medan luar pusat
konduktor, baik batang
magnetic atau non magnetic
dapat digunakan untuk pusat
konduktor.
Tembaga sering
direkomendasikan sebagai
pusat konduktor sebab lebih
sedikit panas karena
konduktivitasnya lebih baik
34
LESSON – 4
Alternating Current field distribution
35
LESSON – 4
Sensitivity of methods
36
LESSON – 5
Current Requirements
Jumlah arus akan berbeda sesuai bentuk dan permeabilitas
material yang diuji
Terlalu besar arus akan membakar benda uji
atau dapat menyebabkan akumulasi partikel
besi
Terlalu kecil arus tidak akan menyediakan
kebocoran fluks yang cukup untuk menarik
partikel besi
37
LESSON – 5
Current Requirements Circular Magnetization
Head Shot
800 – 1000 Ampere per inch ketebalan artikel atau
diameter
Central Conductor
800 – 1000 Ampere per inch ketebalan artikel atau
diameter
38
LESSON – 5
Current Requirements Circular Magnetization
Prod
39
LESSON – 5
Current Requirements Longitudinal Magnetization
Coil
NI = 45,000
Rasio L/D
I = arus dalam ampere
N = Jumlah lilitan pada coil
L = panjang artikel
D = diameter atau tebal artikel
Asumsi :
Bahan lebih besar dari 18 inch memerlukan lebih dari
satu coil shot.
Penampang bahan tidak lebih besar dari 1/10 dari
area bukaan coil
Bahan mempunyai rasio L/D antara 2 sampai 15
Bahan ditempatkan di dinding dalam coil, bukan
ditengah dimana densitas fluks adalah nol
40
LESSON – 5
Demagnetisasi
Medan sisa magnet bisa tidak diinginkan pada bahan dengan
beberapa alasan :
Mempengaruhi kompas magnet atau menimbulkan masalah
pada instrument
Pada alat berputar akan menarik partikel metal, menyebabkan
pengausan berlebih
Medan sisa dapat menyebabkan “ARC BLOW” yang
membelokkan cairan metal selama operasi pengelasan DC.
41
LESSON – 5
Demagnetisasi
Menghilang sisa medan magnet dengan cara : “menkombinasikan
satu metoda untuk membalikkan medan magnet dan
mengurangi medan magnet secara berurutan.
42
LESSON – 6
Peralatan MPI
Hal pertimbangan dalam memilih
peralatan untuk MPI
1. Apakah peralatan untuk metode basah
atau kering ?
2. Persyaratan magnetisasi (AC atau DC)
3. Demagnetisasi – jadi satu atau unit
terpisah?
4. Ampere yang diperlukan
5. Persyaratan voltase
6. Assesoris yang diperlukan
43
LESSON – 6
Metode wet continuous field
Aliran bath melalui nosel dan mengalir
di atas permukaan benda
Penghenti aliran bath
Aplikasi arus sesaat aliran bath
dihentikan
44
LESSON – 6
Metode dry continuous field
Alikan arus magnetisasi
Dengan blower, taburkan serbuk
partikel diatas area magnetisasi
Dengan blower, bersihkan kelebihan
serbuk
Matikan arus magnetisasi
45
LESSON – 6
Metode dry continuous field
Alikan arus magnetisasi
Dengan blower, taburkan serbuk
partikel diatas area magnetisasi
Dengan blower, bersihkan kelebihan
serbuk
Matikan arus magnetisasi
46
LESSON – 6
Penetrasi garis – garis medan
magnet tergantung pada
permeabilitas material, jenis
discontinuity dan jumlah dan jenis
arus yang digunakan
47
MAGNETIC PARTICLE
MEDIUM (MEDIA)
Continuous method – aplikasi media, saat arus
sedang mengalir
Residual method – aplikasi media, setelah aliran arus
dimatikan
Dry method – aplikasi powder ditaburkan
Wet method – aplikasi bath pada permukaan
GS CONSULTANT 48
TESTING MEDIUM
(PARTIKEL)
Permeabilitas – harus tinggi
Retentivitas – harus rendah
Ukuran – umumnya 100-mesh screen
Bentuk – spherical
Round smooth – mudah bergerak
Long, slender, jagged – menempel dgn baik
Wet method – magnetic oxides (iron)
Warna – abu-abu, merah, hitam
GS CONSULTANT 49
SETTLING TEST
Untuk mengecek kekuatan bath (cairan)
Aduk bath (cairan) sampai rata
Diamkan 30 menit
GS CONSULTANT 50
SETTLING TEST
GS CONSULTANT 51
LESSON – 7
Aplikasi MT
Medium pengujian
Persiapan permukaan
Lokasi cacat
Persyaratan demagnetisasi
Aplikasi prosedur MT
GS CONSULTANT 52
MAGNETIC PARTICLE
APPLICATIONS (APLIKASI)
Residual method – media diaplikasikan
setelah spesimen dimagnetisasi
Continuous method – media diaplikasikan
bersamaan dgn magnetisasi
Circular magnetization procedures –
menghindari arcing, area kontak harus bersih
dan tekanannya sesuai
Longitudinal magnetization procedures – coil
harus tdk lebih besar dari spesimen (sesuai
yg diperlukan)
GS CONSULTANT 53
MAGNETIC PARTICLE
APPLICATIONS (APLIKASI)
DC atau HWDC – utk mencari cacat di
bawah permukaan (sub surface)
spesimen
AC – utk mencari cacat di permukaan
spesimen
GS CONSULTANT 54
MEDIA PENGUJIAN
Dry powder (serbuk) – digunakan utk
pengujian las-lasan, jika Prod digunakan
Aplikasi – ditaburkan ke permukaan, ketika
arus magnetisasi mengalir (ON)
Non-fluorescent (liquid) – dpt digunakan pd
wet residual dan continuous
Fluorescent (liquid) – dpt digunakan pd wet
residual dan continuous
Fluorescent – partikel dilapisi dgn fluorescent,
berpendar di bawah UV
GS CONSULTANT 55
MEDIA PENGUJIAN
Kekuatan bath (cairan) – dicek dgn settling
test, sesuai spesifikasi pabrikan
Permukaan spesimen – bersih dari lapisan,
slag, cat, karat, pelumas atau material
organis, yg dapat mengganggu hasil
pengujian
Lokasi cacat – dapat di permukaan atau di
bawah permukaan spesimen
Cacat – pd permukaan terlihat jelas, di bawah
permukaan terlihat samar
GS CONSULTANT 56
PERSYARATAN
DEMAGNETISASI
Magnetisasi dua arah – circular diikuti dgn
longitudinal pd satu spesimen
Sisa medan magnet – sisa medan magnet
circular akan hilang, jika medan magnet
longitudinal kekuatannya sama atau lebih
besar dari sisa magnet circular
Field indicator – utk menentukan sisa medan
magnet pd magnetisasi longitudinal
GS CONSULTANT 57
PERSYARATAN
DEMAGNETISASI
Spesimen besar – adanya pengaruh
medan magnet bumi, atur spesimen pd
posisi timur-barat dari sebelumnya
utara-selatan
GS CONSULTANT 58
APLIKASI PROSEDUR MT
Magnetisasi spesimen silinder (pejal)
Head shot – magnetisasi melingkar, utk
mendeteksi cacat longitudinal
Coil shot – magnetisasi memanjang, utk
mendeteksi cacat melingkar
GS CONSULTANT 59
APLIKASI PROSEDUR MT
GS CONSULTANT 60
APLIKASI PROSEDUR MT
Magnetisasi pada roda gigi besar
Head shot – magnetisasi melingkar, utk
mendeteksi cacat yg tegak lurus dgn
medan magnet melingkar
Head shot – magnetisasi melingkar,
sedikitnya 2x, pd posisi 0° dan 90°
GS CONSULTANT 61
APLIKASI PROSEDUR MT
GS CONSULTANT 62
APLIKASI PROSEDUR MT
Magnetisasi silinder pendek berlobang
Head shot – magnetisasi melingkar, dgn
central conductor, utk mendeteksi cacat
yg memanjang
Coil shot – magnetisasi memanjang, utk
mendeteksi cacat melingkar (jika perlu)
GS CONSULTANT 63
APLIKASI PROSEDUR MT
GS CONSULTANT 64
APLIKASI PROSEDUR MT
Magnetisasi pipa
Coil shot – magnetisasi memanjang, utk
mendeteksi cacat melingkar
(transverse), di dalam dan di luar pipa
Head shot – magnetisasi melingkar, dgn
central conductor, utk mendeteksi cacat
memanjang, di dalam dan di luar pipa
GS CONSULTANT 65
APLIKASI PROSEDUR MT
GS CONSULTANT 66
APLIKASI PROSEDUR MT
Magnetisasi pd spesimen dgn bentuk
tidak beraturan (flensa)
Pada flensa – memerlukan central
GS CONSULTANT 67
APLIKASI PROSEDUR MT
GS CONSULTANT 68
APLIKASI PROSEDUR MT
Magnetisasi las-lasan atau casting (tuangan)
Prod – magnetisasi melingkar
GS CONSULTANT 69
APLIKASI PROSEDUR MT
Magnetisasi as (shaft)
Melilit spesimen dgn kabel – magnetisasi
GS CONSULTANT 70
LESSON – 8
Klasifikasi cacat
Perbedaan permeabilitas
GS CONSULTANT 71
KLASIFIKASI CACAT
Surface indications (indikasi
permukaan) – tajam, jelas, rapi, tipis
Sub-sueface indications (indikasi di
bawah permukaan – tidak jelas, hambur
Non-relevant indications – bukan dari
cacat, disebabkan constriction metal yg
dilewati medan magnet
GS CONSULTANT 72
KLASIFIKASI CACAT
Non-relevant indication
Excessive magneting current – arus
berlebih
GS CONSULTANT 73
KLASIFIKASI CACAT
Non-relevant indication
Over magnetization – magnetisasi
berlebih
GS CONSULTANT 74
KLASIFIKASI CACAT
Non-relevant indication
Excessive magnetization – magnetisasi
berlebihan
GS CONSULTANT 75
KLASIFIKASI CACAT
Non-relevant indication
Perubahan ketebalan yg besar
GS CONSULTANT 76
KLASIFIKASI CACAT
Non-relevant indication
Perbedaan permeabilitas – pekerjaan
dingin dpt merubah permeabilitas
GS CONSULTANT 77