Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Pertama saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunianya
yang telah diberikan kepada saya. Semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada
junjungan nabi besar Muhammad SAW, beserta sahabat dan keluarganya, serta pengikutnya
hingga akhir zaman. Amin.

Saya selaku penyusun makalah, alhamdulillah telah berhasil menyelesaikan makalah


“Pendidikan Kewarganegaraan” tentang “Pengaruh Globalisasi Terhadap Identitas Nasional
Suatu Bangsa”. Dan makalah ini saya ajukan sebagai tugas untuk melaksanakan kewajiban
sebagai mahasiswa.

Semoga dengan tersusunnya makalah ini, diharapkan dapat membantu mahasiswa


dalam memahami bagaimana pengaruh dari Globalisasi terhadap Identitas Nasional suatu
bangsa, terutama terhadap bangsa Indonesia.

Saya menyadari bahwa penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu adanya masukan, pendapat, maupun kritik dan saran yang
membangun sangat diperlukan. Semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membutuhkan dan mendapat ridho Allah SWT. Amin.

Samarinda, 11 Juni 2012

Penyusun

1
` DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................................2

C. Tujuan ......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................3

A. Pengertian Budaya .......................................................................................................3

B. Pengertian Globalisasi Budaya ....................................................................................3

C. Faktor Pendorong Terjadinya Globalisasi Budaya .....................................................4

D. Dampak Globalisasi Terhadap Kebudayaan dan Identitas Nasional .......................... 5

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................7

Kesimpulan. ..................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................8

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus
dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran
teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini.
Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai
tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya
memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan
sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer
sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi
begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia.

Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar. Globalisasi
sering diperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para pakar ekonomi, sampai penjual
iklan. Dalam kata globalisasi tersebut mengandung suatu pengertian akan hilangnya satu
situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh dunia dapat
bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan terbukanya satu negara terhadap
negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi,
pendidikan, nilai budaya dan lain-lain.

Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara
insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi
global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Di sini penyempitan dunia dapat dipahami
dalam konteks institusi modernitas dan intensifikasi kesadaran dunia dapat dipersepsikan
refleksif dengan lebih baik secara budaya. Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari
berbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan
dunia atau menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian
lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi
gaya hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh
Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya

1
1
dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk
ke dalam kesadaran kita.

Produksi global atas produk lokal dan lokalisasi produk global Globalisasi adalah proses
dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat
membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang
lain.(A.G. Mc.Grew, 1992). Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai
kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak
globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam
kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Contoh sederhana
dengan teknologi internet, parabola dan TV, orang di belahan bumi manapun akan dapat
mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi
antar masyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain,
terutama pada kebudayaan daerah, seperti kebudayaan gotong royong, menjenguk tetangga
sakit dan lain-lain. Globalisasi juga berpengaruh terhadap pemuda dalam kehidupan sehari-
hari, seperti budaya berpakaian, gaya rambut, dan sebagainya

B. Rumusan masalah

1. Apa itu Budaya?

2. Apa yang dimaksud dengan Globalisasi Budaya?

3. Faktor-faktor apa saja yang mendorong proses Globalisasi Budaya?

4. Apa dampaknya pada Kebudayaan dan Identitas Nasional?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa pengertian dari Budaya

2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Globalisasi Budaya

3. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang mendorong proses terjadinya Globalisasi Budaya

4. Mengetahui dampak dari Globalisasi Budaya terhadap Kebudayaan dan Identitas Nasional

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Budaya

Dalam pranala Wikipedia, didapatkan arti daripada budaya sebagai berikut:

“Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris kebudayaan disebut culture, yang berasal dari
kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah
tanah atau bertani. Kata Culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa
Indonesia.

Dengan demikian, dapat di identifikasikan bahwa budaya atau kebudayaan berasal dari
manusia melalui suatu proses berpikir dan bertindak. Hal itu dijelaskan bahwa budaya
memiliki kaitan dengan budi dan akal manusia. Sementara, mengolah tanah atau bertani juga
melalui proses-proses berpikir dan bertindak itu sendiri.

Sedangkan para ahli, mengemukakan pendapatnya masing-masing mengenai budaya.


Menurut Edward B. Taylor kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang
didalamnya mengandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,
dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Sementara itu Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, menurut mereka kebudayaan
adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Satu kesamaan dalam definisi tentang
kebudayaan menurut para ahli, adalah variabel yang menyusun kebudayaan sehingga
dikatakan demikian, dan semua itu memiliki sumber yang sama adalah masyarakat. Jadi,
masyarakat sangat memiliki peranan yang banyak dalam membentuk kebudayaan. Dalam hal
ini, tentunya sifat solid yang dimiliki oleh masyarakat sebagai suatu kesatuan komunitas yang
membentuk budaya, akan mampu mempertahankannya.

1
B. Pengertian Globalisasi Budaya

Dalam definisi globalisasi menurut beberapa ahli, salah satunya adalah Jan Aart Scholte
mengatakan globalisasi adalah, “serangkaian proses dimana relasi sosial menjadi relatif
terlepas dari wilayah geografis”. Sementara bilamana menilik definisi budaya, diatas, maka
bisa diartikan bahwa globalisasi budaya adalah, “serangkaian proses dimana relasi akal dan
budi manusia relatif terlepas dari wilayah geografis”.

Hal ini memunculkan jalinan situasi yang integratif antara akal dan budi manusia disuatu
belahan bumi yang lain dengan yang lain. Sementara itu, dalam pandangan kaum
hiperglobalis mereka berpendapat tentang definisi globalisasi budaya adalah,
…homogenization of the world under the auspices of American popular culture or Western
consumerism in general. Ini berarti bahwa globalisasi budaya adalah proses homogenisasi
dunia dibawah bantuan budaya popular Amerika atau paham konsumsi budaya Barat pada
umumnya. Definisi hiperglobalis tersebut, jika bisa disamakan dengan keanekaragaman
istilah globalisasi pada umumnya, yang salah satunya adalah Westernisasi. Dimana ada
penyebaran kebudayaan Barat terutama kebudayaan Amerika.

Namun, jika dilihat lebih lanjut, definisi dari paham hiperglobalis tidak bisa lepas daripada
sifat-sifat yang cenderung mengandung pikiran ekonomi, atau berorientasi ekonomi. Hal itu
jelas dapat dilihat dan dinilai, dari penekanan paham konsumsi terhadap budaya Barat pada
umumnya. Jadi bisa juga diartikan bahwa, budaya Barat adalah budaya yang diperjual-
belikan, sementara masyarakat dunia pada umumnya adalah konsumen yang menikmati.
Sehingga munculah kondisi dimana istilah Westernisasi digunakan sebagai simbolis terhadap
sifat konsumerisme tersebut. Baik itu konsumsi terhadap bentuk pemerintahan atau sistem
politik, mekanisme pasar atau paham ekonomi, bahkan hingga bentuk celana Jeans atau
kebudayaan. Masih menyangkut tentang globalisasi budaya, dari definisi tersebut maka
lahirlah apa yang dikatakan sebagai global pop culture. Global Pop Culture adalah budaya
tren dalam suatu wilayah atau region yang kemudian dipopulerkan hingga ke taraf dunia atau
lingkup global.

1
Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan, yaitu :

· Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.

· Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu


individu

terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.

· Berkembangnya turisme dan pariwisata.

· Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.

· Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.

· Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.

· Persaingan bebas dalam bidang ekonomi

· Meningkatkan interaksi budaya antar negara melalui perkembangan media massa

C. Faktor Pendorong Terjadinya Globalisasi Budaya

Berbicara mengenai faktor, sama seperti berbicara mengenai alasan, sehingga tentunya akan
muncul banyak alasan atau faktor-faktor yang membentuk sesuatu tersebut menjadi sebuah
masalah. Dalam sebuah situs atau pranala, dikatakan sebagai faktor utama penyebab
globalisasi budaya adalah pesatnya perkembangan teknologi informasi, khususnya pada awal
abad ke-20.

Sementara itu, pranala lainnya yang membahas tentang global pop culture menyatakan
sejumlah faktor penyebab terjadinya globalisasi budaya adalah sebagai berikut: “causes
included the development of new technologies and the economic globalization of capital,

1
labor, natural resources, production, and consumption. Political factors also played a role,
from imperialism and nationalism to totalitarian states and the Cold War; so to did social
struggles over the construction of race, class, ethnicity, religion, and gender.” Ternyata,
perkembangan teknologi tidak semata menjadi faktor utama, dalam hal ini globalisasi
ekonomi juga ikut berperan, bahkan hingga kepada faktor-faktor politik. Hal ini juga
menjelaskan mengapa globalisasi tidak terlepas dari politik, ekonomi, bahkan budaya, yang
ditenggarai sebagai globalisasi ketiga.

Kebudayaan dalam suatu bangsa tentunya akan berkembang dari masa ke masa sesuai
perkembangan teknologi yang ada. Mulai dari kebudayan yang masih dikatakan tradisional
,peralihan bahkan budaya yang telah mengalami modernisasi. Perubahan atau pergeseran
suatu kebudayaan sudah sering kita dengar. Dan tentunya, semua memiliki faktor-faktor
penyebab. Faktor-faktor penyebab ini ada yang berupa faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan diantaranya yaitu adanya
penemuan-penemuan baru yang hadi di kehidupan masyarakat seperti discovery,invention,
dan inovation. Faktor lainnya yaitu adanya pertambahan dan pengurangan penduduk
(kelahiran, kematuan, dan migrasi), adanya konflik yang terjadi di dalam masyarakat, dan
yang terakhir adanya pemberontakan atau revolusi.

Faktor ekstern , merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam perubahan kebudayaan
suatu bangsa. Seperti yang telah kita ketahui, yaitu adanya globalisasi yang telah menyebar
luas melalui berbagai media. Globalisasi ini dapat berupa kebudayaan asing yang masuk ke
dalam suatu bangsa. Masuknya kebudayaan asing ke dalam suatu bangsa dapat berupa difusi
(penyebaran kebudayaan), alkulturasi (penggabungan kebudayaan namun masih terlihat ciri
khas), dan asimilasi (penggabungan kebudayaan yang menghasilkan budaya yang benar-
benar baru). Dalam hal ini ,sangatlah diperlukan rasa cinta terhadap kebudayaan sendiri. Jika
tidak, maka kebudayaan asli suatu bangsa akan semakin terkikis sedikit demi sedikit dan
bahkan akan menghilang.

Salah satu contoh perubahan kebudayaan yang diakibatkan oleh globalisasi yaitu jenis
makanan yang kita konsumsi juga mulai terpengaruh akan budaya asing. Lihat saja di sebuah
pertokoan atau mall-mall .Banyak sekali yang menjual makanan luar seperti steak,burger dan
lain-lain. Masyarakat lebih memilih mengkonsumsi makanan tersebut karena dianggap lebih
modern dan praktis. Dan tanpa disadari, menjadi menu keseharian dalam kehidupan
masyarakat. Ini akan mengakibatkan semakin langkanya dan dilupakannya jenis makanan

1
khas atau makanan tradisional. Contoh lain yaitu di daerah Sunda. Tampak secara jelas
bahwa semakin jarang dan berkurangnya penggunaan bahasa komunitas masyarakat sunda
,khususnya para generasi muda. Para generasi muda mulai merasa “gengsi” menggunakan
bahasa keseharian yang memang mereka kuasai. Ini membuat seakan-akan bahasa sehari-hari
di daerah Sunda ini menjadi sebuah “keterbelakangan”.

Dari contoh diatas, jelas sekali memperlihatkan bahwa generasi muda lebih menggemari
kebudayaan asing . Sehingga membuat budaya asli suatu bangsa bergeser posisinya. Padahal
belum tentu budaya asing tersebut akan cocok dengan kepribadian mereka. Jadi dapat
disimpulkan ,bahwa walaupun kita tidak harus menolak secara seluruhnya akan budaya asing
yang datang, tetapi kita harus dapat menyaring atau memilah-milah mana saja kebudayaan
yang cocok atau dapat diterima dan mana yang tidak dapat diterima. Semuanya kembali pada
kesadaran masing-masing tiap individu, apakah ingin memelihara kebudayaan suatu bangsa
itu sendiri atau lebih memilih kebudayaan asing yang akan selalu hadir dari masa ke masa
sesuai perkembangan teknologi yang ada.

D. Dampak Globalisasi Terhadap Kebudayaan dan Identitas Nasional

Yang disebut dengan identitas nasional merupakan suatu penjelmaan nilai-nilai budaya
suatubangsa yang memiliki nilai historis mengenai sejarah panjang dari suatu bangsa. Budaya
it kemudian muncul dan mendarah daging dalam nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat
yang kemudian tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Identitas Nasional itu sendiri terdiri
dari dua kata, yaitu “identitas” dan “nasional”. Secara etimologi(bahasa), kata identitas
memiliki arti ciri-ciri, sifat-sifat,keadaan khusus yang melekat pada suatu halyang
menunjukkan jati dirinya. Sedangkan Nasional berasal dari kata ”nasion” yang berarti
bangsa,menunjuk kepada sifat khas kelompok yang memiliki kesamaan semangat, cita-cita,
tujuan,ideologi,dan lain sebagainya. Jadi Identitas Nasional itu sendiri dapat diartikan sebagai
ciri-ciriatau sifat-sifat tertentu yang dimiliki oleh suatu bangsa yang membedakannya dengan
bangsalainnya. Oleh karena ciri-ciri yang terdapat dalam identitas nasional itu, suatu negara
mampu menampilkan watak, karakteristik kebudayaan dan memperkuat rasa kebangsaan.
Karena kedudukannya yang amat penting itu, identitas nasional harus dimiliki oleh setiap
bangsa. Karena tanpa identitas nasional suatu bangsa akan terombang-ambing.

1
Pada dasarnya, pemahaman akan arti identitas bangsa itu tidak terlepas dari sikap
nasionalisme dan patriotisme. Nasionalisme menunjukkan secara psikologis tingkat loyalitas
seseorang yang diwujudkan dalam suatu tindakan nyata. Sedangkan Patriotisme merupakan
semangat cinta tanah air dan rela berkorban untuk kemakmuran tanah airnya. Kedua hal
tersebut dapat diimplementasikan misalnya dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari, mencintai dan menggunakan produk dalam negeri, melestarikan
budaya daerah, memperkenalkan dan mempromosikan produk dan budaya Indonesia di
berbagai event internasional, dan lain-lain.

Sebagai negara yang sudah berdaulat berpuluh tahun lamanya, secara teoritis Indonesia sudah
menganggap bahwa dirinya memiliki identitas nasional. Akan tetapi pada kenyatannya
fenomenayang terjadi di masyarakat memperlihatkan terjadinya kekritisan identitas tersebut
yang mengancamdisintegrasi. Selama ini sebagian besar masyarakat Indonesia masih bingung
dengan identitasbangsanya. Hal ini disebabkan karena mereka tidak memahami dengan baik
arti dari identitasnasional itu sendiri.

Di tengah arus globalisasi seperti sekarang ini, identitas yang dimiliki bangsa kita akan sangat
mudah terkikis dengan adanya pengaruh yang timbul dari pihak luar. Karena tidak mengenali
jati diri bangsanya dengan baik, masyarakat seakan-akan kehilangan arah. Sehingga ketika
budaya-budayabarat masuk ke negara kita ini, rasanya begitu sangat cepat di serap oleh
berbagai lapisan masyarakat. Arus Globalisasi yang sangat kuat akan mempercepat
disintegrasi nasional dan mengancam hilangnya jati diri bangsa akibat perkembangan zaman.
Sudah hal yang sangat lazim kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dampak negatif dari
arus globalisasi itu.

Di bidang ekonomi, telah berkembang nilai-nilai konsumerisme sehingga para konsumen


lebih memilih untuk berbelanja di swalayan daripada di pasar lokal atau tradisional. Hal ini
mengakibatkan terjadinya penurunan konsumen di pasar lokal itu sendiri. Di samping itu,
sebagian besar masyarakat di berbagai lapisan kalangan masyarakat merasa lebih bangga jika
mereka mampu membeli barang-barang impor yang merupakan produk buatan asing, lebih
dari produk buatan bangsanya sendiri. Bahkan jika ditanya mengenai contoh produk-produk
lokal (Indonesia) itu apa saja, kebanyakan dari mereka hanya bisa menjawab sedikit dari
ratusan yang seharusnya ada. Sebaliknya,ketika mereka ditanyakan mengenai produk-produk
asing mereka akan dengan cekatan menyebutkannya satu per satu. Suatu pertanyaan yang
kemudian muncul di benak saya, apakah mereka tahu dampaknya bagi negara dan bagi

1
mereka, apa yang akan terjadi jika suatu saat produk-produk asing tersebut telah berkuasa
sepenuhnya di pasar Indonesia dan berhasil menyingkirkan produk-produk lokal? Saya rasa
tidak semua dari mereka tahu akan jawabannya.

Kemudian dari segi budaya, dampak dari arus globalisasi ini memiliki pengaruh yang sangat
besar. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, penyebaran informasi melalui
berbagai media sangat mudah dilakukan. Dengan adanya media elektronik yang semakin
merakyat memudahkan masyarakat Indonesia untuk mengenal budaya-budaya dari luar yang
ditayangkan di media itu sendiri. Dengan adanya teknologi seperti handphone, komputer,
televisi, internet dan sebagainya akan sangat membantu dalam kehidupan kita sehari-hari.
Namun ada kalanya banyak oknum yang tidak bertanggung jawab yang menyalahgunakan
teknologi tersebut untuk meracuni pikiran generasi-generasi muda penerus bangsa. Sebagai
contoh disebarkannya video-video porno melalui internet, aksi-aksi kekerasan yang sejatinya
termasuk tindakan amoral, dan sebagainya kian hari makin merusak moral generasi muda
kita. Selain itu, melalui internet dan televisi juga memudahkan masyarakat untuk mengenal
budaya-budaya dari luar . Namun kebanyakan tayangan tersebut tidak sesuai dengan nilai-
nilai yang berlaku di masyarakat Indonesia, kurang mendidik dan cenderungmerusak moral
bangsa karena banyak meniru budaya-budaya barat.

Setelah melihat melihat kenyataan dalam fenomena yang berkembang di tengah-tengah


masyarakat ini, sudah terlihat jelas bahwa kian hari identitas nasional bangsa Indonesia kian
hari kian terkikis. Hal ini disebabkan salah satunya karena tidak adanya kesiapan masyarakat
kita dalam menghadapi arus globalisasi yang kuat. Tantangan bagi bangsa Indonesia ini
nyata. Arus globalisasi yang kuat kian hari memang mengancam eksistensi jati diri bangsa
Indonesia. Sebut saja fenomena ini sebagai guncangan budaya (cultural shock). Tapi
sebenarnya siapa yang bertanggung jawab atas fenomena ini? Arus globalisasinya kah? Atau
pemerintah Indonesia yang kurang sigap mendidik masyarakatnya untuk mengenal jati diri
bangsanya? Atau masyarakat Indonesia yang kurang selektif dalam menanggapi globalisasi
itu sendiri? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu dikembalikan kepada diri pribadi kita
masing-masing.

Globalisasi itu mutlak dan harus terjadi. Kehadirannya merupakan bagian yang krusial
bagiperkembangan zaman menuju peradaban yang lebih baik. Yang menjadi permasalahan
adalah mampu atau tidaknya kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai individu, menyaring
efek-efek negatif yang inheren dalam arus globalisasi itu sendiri. Secara makro, diperlukan

1
sebuah diskusi panjang mengenai strategi kebudayaan nasional yang diharapkan mampu
memberi kontribusi nyata bagi pudarnya identitas bangsa ini. Sudah saatnya bagi pemerintah
kita mulai bergerak, mensosialisasikan dan menggalakkan kembali nilai-nilai dan budaya
yang menjadi identitas bangsa kita melalui aksi-aksi nyata. Program-program pemerintah,
apapun itu, tidak akan pernah berjalan dengan baik jika kita sebagaimasyarakat tidak ikut
berperan aktif didalamnya.

Hal pertama yang menjadi PR kita bersama sebagai warga yang peduli akan identitas
bangsanya, adalah bagaimana cara menumbuhkan kembali sifat-sifat identitas nasional itu ke
dalam pribadi masing-masing. Langkah yang paling nyata untuk memulainya yaitu dengan
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dimulai dari hal kecil, seperti
membiasakan diri untuk menggunakan produk dalam negeri, merupakan contoh pencerminan
sederhana namun sangat berarti. Kesiapan dan komitmen kita untuk menjunjung identitas
nasional bangsa kita, tercermin dari sejauh mana kita mengaktualisasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan :

1
Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi
kebudayaan bangsa Indonesia. Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bangsa
Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-nilai
interinsik yang diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan
pada akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia. Radhakrishnan dalam
bukunya Eastern Religion and Western Though (1924) menyatakan “untuk pertama kalinya
dalam sejarah umat manusia, kesadaran akan kesatuan dunia telah menghentakkan kita, entah
suka atau tidak, Timur dan Barat telah menyatu dan tidak pernah lagi terpisah. Artinya adalah
bahwa antara barat dan timur tidak ada lagi perbedaan. Atau dengan kata lain kebudayaan
kita dilebur dengan kebudayaan asing.”

Sebagai rakyat Indonesia, sebaiknya kita dapat memanfaatkan arus globalisasi secara baik
dan benar, sehingga sesuai kaidah yang ada. Kemudian,untuk membendung arus globalisasi
yang sangat deras tersebut, harus diupayakan suatu kondisi (konsepsi) agar ketahanan
nasional dapat terjaga. Kita perlu mengingat kembali pesan Bung Karno, yaitu ´Jadilah
bangsa yang cerdas, buat rasa Indonesia, buat negara lain tersenyum pada kita Indonesia, agar
identitas serta ciri khas bangsa ini tidak lenyap. Untuk mencapai hal itu, adalah dengan cara
membangun sebuah konsep nasionalisme kebangsaan yang mengarah kepada konsep
identitas nasional.

Saran :

Perlu dipertahanannya aspek sosial budaya Indonesia sebagai identitas bangsa. Caranya
adalah dengan penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa.
Bagi masyarakat yang mencoba mengembangkan seni tradisional menjadi bagian dari
kehidupan modern, tentu akan terus berupaya memodifikasi bentuk-bentuk seni yang masih
berpolakan masa lalu untuk dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi masyarakat modern.
Karena sebenarnya seni itu indah dan mahal. Kesenian adalah kekayaan bangsa Indonesia
yang tidak ternilai harganya dan tidak dimiliki bangsa-bangsa asing. Oleh sebab itu, sebagai
generasi muda, yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya memelihara seni budaya
kita demi masa depan anak cucu.

DAFTAR PUSTAKA

1
David Held, Anthony Mcgrew, David Goldblatt dan Jonathan Peron, Global Transformations,

Polity Press, Cambridge, 1999.

Fred L. Fry, Charles R. Stoner, dan Richard E. Hattwick, Business: An Integrative Approach

third edition, McGraw-Hill Companies, Inc., 2004.

Michelli, Joseph A.: The Starbucks Experience: 5 Prinsip untuk Mengubah Hal Biasa
menjadi

Luar Biasa. Esensi Erlangga Group. Jakarta 2007.

http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi (diakses pada tanggal 11 Juni 2012)

http://www.scribd.com/doc/38192843/Efek-Globalisasi-Bagi-Identitas-Nasional (diakses
pada tanggal 11 Juni 2012)

http://www.scribd.com/doc/86700998/Dampak-Globalisasi-Terhadap-Identitas-Nasional
(diakses pada tanggal 11 Juni 2012)

http://yummei.student.fkip.uns.ac.id/2011/12/20/pengaruh-globalisasi-terhadap-eksistensi-
kebudayaan-daerah/ (diakses pada tanggal 21 Juni 2012)

Anda mungkin juga menyukai