Anda di halaman 1dari 57

1

PERATURAN DAERAH
KABUPATEN BANDUNG BARAT
NOMOR 8 TAHUN 2011
TENTANG
PENYELENGGARAAN PENATAAN BANGUNAN DAN
RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANDUNG BARAT,

Menimbang: a. bahwa perkembangan penyelenggaraan penataan bangunan dan


lingkungan di daerah semakin kompleks baik dari segi intensitas,
teknologi, kebutuhan prasarana dan sarana, maupun lingkungannya;
b. bahwa setiap pendirian bangunan wajib disertai dengan Izin Mendirikan
Bangunan (IMB) sesuai penataan ruang terlebih dahulu guna melindungi
kepentingan umum, memelihara lingkungan hidup serta sebagai sarana
perlindungan, pengendalian, penyederhanaan dan penjaminan kepastian
hukum;
c. bahwa berdasarkan Pasal 141 dan Pasal 142 Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dapat dipungut
retribusi Izin Mendirikan Bangunan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
b, dan c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan
Tata Bangunan dan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);
3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor
23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469);
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4389);
2

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten
Bandung Barat di Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4688);
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
10. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 61,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
11. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
12. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5043);
13. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5049);
14. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara
Nomor 5059);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,
Tambahan Lembarsn Negara Republik Indonesia Nomor 4592);
3

19. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan


Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3696);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pemberian dan Pemanfaat Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesi Thun 2010 Nomor
119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesi Nomor 5161);
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
23. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 Tentang
Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
24. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 Tentang
Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan;
25. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2007 Tentang
Pedoman Teknis Izin Mendirikan Bangunan Gedung;
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2010 Tentang
Pedoman Pemberian Izin Mendirikan Bangunan;
27. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 3 Tahun 2008
tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Bandung Barat Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 2);
28. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 7 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (Lembaran Daerah
Kabupaten Bandung Barat Tahun 2008 Nomor 7);
29. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 9 Tahun 2008
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten
Bandung Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2008
Nomor 9);
30. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 4 Tahun 2010
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Bandung Barat Tahun 2010 Nomor 4);
4

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN BANDUNG BARAT
dan
BUPATI BANDUNG BARAT

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYELENGGARAAN


PENATAAN BANGUNAN DAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN
BANGUNAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu
Pengertian

Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Bandung Barat.
2. Bupati adalah Bupati Bandung Barat.
3. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah
Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
4. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.
5. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, yang selanjutnya disebut Dinas, adalah perangkat
daerah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang pembangunan dan
pengendalian bangunan.
6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang .
7. Penyelenggaraan tata bangunan adalah serangkaian kegiatan penataan bangunan dan
penyelenggaraan Izin Mendirikan Bangunan.
8. Penataan bangunan dan lingkungan adalah kegiatan pembangunan untuk
merencanakan, melaksanakan, memperbaiki, mengembangkan atau melestarikan
bangunan dan lingkungan/kawasan tertentu sesuai dengan prinsip pemanfaatan ruang
dan pengendalian bangunan gedung dan lingkungan secara optimal, yang terdiri atas
proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan,
pelestarian dan pembongkaran bangunan gedung dan lingkungan.
9. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah panduan rancang bangun
suatu kawasan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang yang memuat rencana
program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana
investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan.
5

10. Izin Mendirikan Bangunan, yang selanjutnya disingkat IMB, adalah izin yang diberikan
oleh Pemerintah Daerah kepada pemilik bangunan untuk membangun baru, mengubah,
memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunan gedung sesuai dengan
persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku.
11. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disebut RTRW adalah arahan
kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten.
12. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan, yang selanjutnya disebut RDTRK, adalah
penjabaran rencana tata ruang wilayah kabupaten ke dalam rencana pemanfaatan
kawasan, yang memuat zonasi atau blok alokasi pemanfaatan ruang.
13. Keterangan Rencana Kabupaten yang selanjutnya disebut KRK adalah informasi
tentang persyaratan tata bangunan dan lingkungan yang didasarkan pada RTRW,
RDTRK, Rencana Teknik Ruang Kabupaten dan/atau RTBL dan diberlakukan oleh
Pemerintah Daerah pada lokasi tertentu.
14. Pematokan adalah kegiatan untuk membatasi bidang tanah sesuai dengan bentuk
bidang tanah yang akan dipetakan.
15. Pengukuran dan pemetaan bidang tanah adalah seluruh jenis kegiatan pengukuran dan
pemetaan dalam rangka inventarisasai data lapangan untuk keperluan perencanaan
garisan teknis rencana Kabupaten, ketetapan rencana Kabupaten, keterangan rencana
Kabupaten, penerbitan dan/atau IMB.
16. Peta Situasi adalah gambar situasi yang berisi informasi rencana Kabupaten pada
suatu bidang datar dengan menggunakan skala tertentu.
17. Bangunan gedung adalah suatu wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di
dalam tanah dan/atau air yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan
usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
18. Bangunan gedung fungsi khusus adalah bangunan gedung yang fungsinya mempunyai
tingkat kerahasiaan tinggi untuk kepentingan nasional, atau yang penyelenggaraannya
dapat membahayakan masyarakat di sekitarnya dan/atau mempunyai risiko bahaya
tinggi.
19. Klasifikasi bangunan adalah klasifikasi dari fungsi bangunan sebagai dasar pemenuhan
tingkat persyaratan administratif dan persyaratan teknisnya.
20. Prasarana bangunan gedung adalah konstruksi bangunan yang berdiri sendiri dan tidak
merupakan pelengkap yang menjadi satu kesatuan dengan bangunan
gedung/kelompok bangunan gedung pada satu tapak kavling/persil.
21. Koefisien Dasar Bangunan, yang selanjutnya disingkat KDB adalah koefisien
perbandingan antara luas lantai dasar bangunan terhadap luas persil/kaveling/ blok
peruntukan.
22. Koefisien Lantai Bangunan, yang selanjutnya disingkat KLB adalah koefisien
perbandingan antara luas keseluruhan lantai bangunan terhadap luas
persil/kaveling/blok peruntukan.
23. Penyelenggaraan Perizinan Pemanfaatan Ruang Kabupaten adalah kegiatan
Pemerintah Daerah untuk melaksanakan, mengurus, mengatur unsur/komponen
penataan Kabupaten yang meliputi penerbitan IMB.
24. Penyelenggara perizinan adalah Dinas yang bertanggung jawab dan berwenang dalam
bidang perizinan pemanfaatan ruang Kabupaten.
25. Partisipasi masyarakat dan/atau peran serta masyarakat adalah berbagai kegiatan
masyarakat, yang timbul atas kehendak dan keinginan sendiri di tengah masyarakat,
untuk berminat dan bergerak dalam penyelenggaran penataan ruang.
26. Orang adalah orang perorangan atau badan yang memohon dan/atau menerima IMB.
6

27. Permukiman adalah areal tanah yang digunakan sebagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan tempat hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan
dan penghidupan serta merupakan bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan
lindung, baik kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan.
28. Perumahan adalah kawasan dengan fungsi utama sebagai tempat hunian/tinggal yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.
29. Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan dan
non perizinan yang mendapat pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga
atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan dan non perizinan yang proses
pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai tahap terbitnya dokumen yang
dilakukan dalam satu tempat.
30. Pembinaan adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka
tertibnya pengendalian IMB.
31. Pengawasan adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintah
Daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
32. Retribusi IMB adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian
IMB yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
kepentingan orang pribadi atau badan.
33. Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-
undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk
pemungut atau pemotong retribusi tertentu.
34. Masa retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi
wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah.
35. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD, adalah bukti
pembayaran atau penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan menggunakan
formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat
pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati.
36. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD, adalah surat
ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang terutang.
37. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB,
adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran
retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau
seharusnya tidak terutang.
38. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah surat untuk
melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau
denda.
39. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data,
keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban retribusi dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan bidang retribusi daerah.
40. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi, yang selanjutnya disebut penyidikan,
adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang
perpajakan daerah dan retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya.
41. Penerimaan daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah.
42. Pendapatan daerah adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih.
43. Kas daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Bupati
untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran
daerah.
7

44. Rekening kas umum daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah yang
ditentukan oleh Bupati untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar
seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan.
45. Hari adalah hari kerja yang berlaku pada Pemerintah Daerah.

Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan

Pasal 2
Maksud penyelenggaraan penataan bangunan adalah untuk mewujudkan pengendalian
pemanfaatan ruang di daerah agar terjamin keselamatan penghuni dan lingkungan serta
tertib pembangunan, sesuai dengan rencana strategis kabupaten.

Pasal 3
Tujuan penyelenggaraan penataan bangunan adalah
a. mewujudkan bangunan yang dapat menjamin keselamatan, kesehatan, kenyamanan,
kemudahan dan keamanan pengguna;
b. mewujudkan penataan bangunan dan lingkungan yang layak huni, berjati diri, produktif,
dan berkelanjutan.
c. meningkatkan mutu bangunan yang fungsional, handal dan sesuai dengan standar
persyaratan teknis yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan;
d. terselenggaranya tertib bangunan sesuai dengan tata ruang dan tata lingkungan yang
sehat, serasi, dan lestari.

Bagian Ketiga
Ruang Lingkup

Pasal 4
Ruang lingkup Peraturan Daerah ini meliputi:
a. penyelenggaraan penataan bangunan;
b. IMB; dan
c. retribusi.

BAB II
PENYELENGGARAAN PENATAAN BANGUNAN

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 5
(1) Pemerintah derah berwenang menyelenggarakan penataan bangunan dan lingkungan.
8

(2) Penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1), yang diwujudkan dalam bentuk perencanaan tata bangunan dan lingkungan
yang berkelanjutan meliputi:
a. pemenuhan persyaratan penataan bangunan dan lingkungan;
b. peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan kualitas lingkungan dan
ruang publik;
c. perwujudan perlindungan lingkungan; dan
d. peningkatan vitalitas ekonomi lingkungan.

Bagian Kedua
Persyaratan Penataan Bangunan

Pasal 6
(1) Persyaratan penataan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf
a, meliputi persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur
bangunan gedung, dan persyaratan pengendalian dampak lingkungan.
(2) Persyaratan penataan bangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dimuat dan
ditetapkan dalam RTBL.

Pasal 7
(1) Penetapan RTBL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) didasarkan pada pola
penataan bangunan gedung dan lingkungan kawasan.
(2) Pola penataan bangunan gedung dan lingkungan kawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), meliputi:
a. Perbaikan;
b. pengembangan;
c. pembangunan baru; dan/atau
d. pelestarian kawasan.
(3) Lingkungan kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:
a. kawasan terbangun;
b. kawasan yang dilindungi dan dilestarikan;
c. kawasan baru yang potensial berkembang; dan/atau
d. kawasan yang bersifat campuran.

Pasal 8
RTBL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), merupakan pengaturan persyaratan
penataan bangunan sebagai tindak lanjut RTRW dan/atau RDTRK.

Pasal 9
(1) RTBL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), disusun berdasarkan kemitraan
Pemerintah Daerah, swasta, dan/atau masyarakat sesuai dengan tingkat permasalahan
pada lingkungan/kawasan yang bersangkutan.
(2) Penyusunan RTBL sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memuat materi pokok
tentang:
a. ketentuan program bangunan dan lingkungan;
9

b. rencana umum dan panduan rancangan;


c. rencana investasi;
d. ketentuan pengendalian rencana; dan
e. pedoman pengendalian pelaksanaan.
(3) RTBL sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Bagian Ketiga
Keterangan Rencana Kabupaten

Pasal 10
(1) KRK dimaksudkan untuk memberikan arahan teknis garis rencana Kabupaten dalam
rangka pembuatan gambar rencana dan/atau rancang bangun bangunan, sebagai
dasar penyusunan rencana teknis bangunan, pensertifikatan tanah, sewa tanah milik
Pemerintah Daerah, dan penerbitan IMB, sehingga sesuai dengan rencana Kabupaten.
(2) Penyusunan rencana teknis bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
dilakukan :
a. untuk bangunan rumah tinggal tunggal sederhana dan rumah tinggal deret
sederhana dapat oleh pemilik atau Pemerintah Daerah.
b. untuk bangunan lainnya oleh Penyedia Jasa Perencanaan Bangunan bersertifikat
sesuai peraturan perundang-undangan untuk Penyedia Jasa Perencanaan
Bangunan.

Pasal 11
(1) KRK merupakan pelayanan Pemerintah Daerah kepada perorangan dan/atau badan
atas perletakan bidang tanah atau bangunan yang dikuasainya terhadap arahan garis
rencana Kabupaten.
(2) KRK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengacu pada RTRW, RDTRK dan/atau
RTBL untuk lokasi yang dimohon keterangannya.
(3) Penyelenggaraan pelayanan KRK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diterbitkan
oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan peraturan perundangan.
(4) Dalam rangka akurasi data lapangan, untuk keperluan proses KRK, pemohon harus
melampirkan orientasi data awal pengukuran lahan/tanah dari Dinas yang memiliki
tugas pokok dan fungsi melaksanakan survey dan investigasi di lingkungan Pemerintah
Daerah.
(5) Arahan rencana Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan
ketentuan yang berlaku untuk lokasi yang bersangkutan dan berisi:
a. fungsi bangunan gedung yang dapat dibangun pada lokasi yang bersangkutan;
b. ketinggian maksimum bangunan yang diizinkan;
c. jumlah lantai/lapis bangunan gedung di bawah permukaan tanah dan Koefisien
Ketinggian Bangunan (KKB) yang diizinkan, apabila membangun di bawah
permukaan tanah;
d. garis sempadan dan jarak bebas minimum bangunan gedung yang diizinkan;
e. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) tertinggi yang diizinkan;
f. Koefisien Luas Bangunan (KLB) terluas yang diizinkan;
g. Koefisien Daerah Hijau (KDH) terendah yang diizinkan;
h. Koefisien Ketinggian Bangunan (KKB) tertinggi yang diizinkan;
10

i. Garisan rencana jaringan utilitas Kabupaten;


j. Ketentuan-ketentuan lain yang bersifat khusus.
(6) Garisan teknis rencana Kabupaten yang tercantum dalam KRK digambarkan pada peta
situasi dengan skala 1:1.000.
(7) Hal-hal yang bersifat teknis dalam penyelenggaraan KRK akan diatur dalam Peraturan
Bupati.

BAB III
KLASIFIKASI BANGUNAN

Pasal 12
Bangunan diklasifikasikan berdasarkan:
a. bangunan gedung; dan
b. bangunan bukan gedung.

Pasal 13
(1) Bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a, berfungsi sebagai:
a. hunian;
b. keagamaan;
c. usaha;
d. sosial dan budaya; dan
e. ganda/campuran.
(2) Fungsi hunian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas:
a. hunian rumah tinggal sederhana; dan
b. hunian rumah tinggal tidak sederhana.
(3) Fungsi keagamaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas:
a. masjid/mushola;
b. gereja;
c. vihara;
d. klenteng;
e. pura; dan
f. bangunan pelengkap keagamaan.
(4) Fungsi usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas:
a. perkantoran komersil;
b. pasar modern;
c. ruko;
d. rukan;
e. mal/supermarket;
f. restoran; dan
g. bangunan usaha lain sejenisnya.
(5) Fungsi sosial dan budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, terdiri atas:
a. bangunan olahraga;
11

b. bangunan pemakaman;
c. bangunan kesenian/kebudayaan
d. bangunan pasar tradisional
e. bangunan terminal/halte bus;
f. bangunan pendidikan;
g. bangunan kesehatan;
h. kantor pemerintahan;
i. bangunan panti jompo dan panti asuhan; dan
j. bangunan sosial dan budaya lain sejenisnya.
(6) Fungsi bangunan ganda/campuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, terdiri
atas:
a. hotel;
b. apartemen;
c. mal/shopping center;
d. sport hall; dan/atau
e. hiburan.

Pasal 14
Bangunan bukan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf b, terdiri atas;
a. pelataran untuk parkir, lapangan tenis dan lain-lain sejenisnya;
b. pondasi, pondasi tangki, dan lain-lain sejenisnya;
c. pagar tembok/besi dan tanggul/turap, dan lain-lain sejenisnya;
d. septic tank/bak penampungan bekas air kotor, dan lain-lain sejenisnya;
e. sumur resapan, dan lain sejenisnya;
f. teras tidak beratap atau tempat pencucian, dan lain-lain sejenisnya;
g. dinding penahan tanah, dan lain-lain sejenisnya;
h. jembatan penyebrangan orang, jembatan jalan perumahan, dan lain-lain sejenisnya;
i. penanaman tangki, landasan tangki, bangunan pengolahan air, gardu listrik, gardu
telepon, menara, tiang listrik/telepon, dan lain-lain sejenisnya;
j. kolam renang, kolam ikan air deras, dan lain-lain sejenisnya;
k. gapura, patung, bangunan reklame, monument, dan lain-lain sejenisnya.

BAB IV
IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

Bagian Kesatu
Kewenangan dan Pelaksanaan IMB

Pasal 15
(1) Bupati berwenang menyelenggarakan IMB dilaksanakan oleh Dinas
(2) Bupati dapat melimpahkan sebagian kewenangan penerbitan IMB sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada Camat.
12

(3) Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan dengan
mempertimbangkan:
a. efisiensi dan efektivitas;
b. mendekatkan pelayanan pemberian IMB kepada masyarakat; dan
c. fungsi bangunan, klasifikasi bangunan, batasan luas tanah, dan/atau luas
bangunan yang mampu diselenggarakan Kecamatan.
(4) Camat melaporkan pelaksanaan sebagian kewenangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) kepada Bupati dengan tembusan kepada Dinas.

Bagian Kedua
Prinsip dan Manfaat Pemberian IMB

Paragraf 1
Prinsip

Pasal 16
Pemberian IMB diselenggarakan berdasarkan prinsip:
a. prosedur yang sederhana, mudah, dan aplikatif;
b. pelayanan yang cepat, terjangkau, dan tepat waktu;
c. keterbukaan informasi bagi masyarakat dan dunia usaha; dan
d. aspek rencana tata ruang, kepastian status hukum pertanahan, keamanan dan
keselamatan, serta kenyamanan.

Paragraf 2
Manfaat Pemberian IMB

Pasal 17
(1) Bupati Memanfaatkan pemberian IMB untuk:
a. pengawasan, pengendalian, dan penertiban bangunan;
b. mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan yang menjamin keandalan
bangunan dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan;
c. mewujudkan bangunan yang fungsional sesuai dengan tata bangunan dan serasi
dengan lingkungannya; dan
d. syarat penerbitan sertifikat laik fungsi bangunan.
(2) Pemilik IMB mendapat manfaat untuk:
a. pengajuan sertifikat laik jaminan fungsi bangunan; dan
b. memperoleh pelayanan utilitas umum.

Pasal 18
(1) Setiap orang yang akan mendirikan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 dan bangunan bukan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 wajib
memiliki IMB terlebih dahulu.
13

(2) Kegiatan pendirian bangunan yang wajib memiliki IMB sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), terdiri atas:
a. pembangunan baru;
b. rehabilitasi/renovasi meliputi perbaikan/perawatan, perubahan, perluasan/
pengurangan; dan
c. pelestarian/pemugaran.
(3) Kegiatan pendirian bangunan yang tidak diwajibkan memiliki IMB meliputi:
a. Fasilitas TNI/POLRI dan Pemerintah yang bersifat rahasia;
b. Bangunan-bangunan darurat untuk kepentingan yang bersifat sementara tidak
lebih dari seratus (100) hari;
c. Bangunan jalan dan bangunan air yang dibiayai dan dilaksanakan oleh
pemerintah kecuali yang bersifat usaha komersial.

Bagian Ketiga
Permohonan IMB

Pasal 19
(1) Untuk mendapatkan IMB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1), Pemohon
wajib menyampaikan permohonan sesuai dengan persyaratan.
(2) Permohonan IMB disampaikan kepada Bupati melalui Pejabat yang ditunjuk.
(3) Pejabat yang ditunjuk melakukan verifikasi permohonan IMB berupa pemeriksaan
administrasi dan/atau pemeriksaan lapangan.
(4) Hasil pemeriksaan lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dituangkan dalam
suatu berita acara.
(5) Proses verifikasi permohonan izin, dapat dilaksanakan oleh suatu tim.
(6) Apabila dibentuk suatu tim verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5), maka
dibentuk pula sekretariat yang berkedudukan di Dinas yang mempunyai tugas pokok
dan fungsi di bidang perizinan.
(7) Penunjukan pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tim verifikasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (5), dan sekretariat tim verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(6), ditetapkan dalam Peraturan Bupati.

Bagian Keempat
Persyaratan IMB

Paragraf 1
Umum

Pasal 20
Permohonan pengajuan IMB harus dilengkapi dengan persyaratan dokumen IMB, yang
terdiri atas:
a. administrasi; dan
b. rencana teknis.
14

Paragraf 2
Persyaratan Dokumen Administrasi

Pasal 21
Persyaratan dokumen administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf a, terdiri
atas:
a. tanda bukti status kepemilikan hak atas tanah atau perjanjian pemanfaatan tanah;
b. data kondisi/situasi tanah (letak/lokasi dan topografi);
c. data pemilik bangunan;
d. surat pernyataan bahwa tanah tidak dalam status sengketa;
e. surat pemberitahuan pajak terhutang-pajak bumi dan bangunan (SPPT-PBB) tahun
berkenaan;
f. dokumen analisis mengenai dampak dan gangguan terhadap lingkungan, atau upaya
pemantauan lingkungan (UPL)/upaya pengelolaan lingkungan (UKL) bagi yang terkena
kewajiban; dan
g. dokumen administratif lain.

Paragraf 3
Persyaratan Dokumen Rencana Teknis

Pasal 22
Persyaratan dokumen rencana teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf b, terdiri
atas:
a. gambar rencana/arsitektur bangunan;
b. gambar sistem struktur;
c. gambar sistem utilitas;
d. perhitungan struktur dan/atau bentang struktur bangunan disertai hasil penyelidikan
tanah bagi bangunan 2 lantai atau lebih;
e. perhitungan utilitas bagi bangunan gedung bukan hunian rumah tinggal;
f. data penyedia jasa perencanaan; dan
g. dokumen rencana teknis lain.

Paragraf 4
Proses Pengesahan Dokumen Permohonan IMB

Pasal 23
(1) Pemeriksaan terhadap dokumen rencana teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal
22 dilakukan dengan mempertimbangkan keterangan jenis dokumen dan kelengkapan
gambar rencana serta perhitungannya.
(2) Penilaian terhadap dokumen rencana teknis ini dilakukan dengan melakukan evaluasi
administratif dan teknis yang mempertimbangkan aspek lokasi, fungsi, klasifikasi
dan/atau kompleksitas bangunan gedung.
(3) Persetujuan rencana teknis diberikan dalam bentuk persetujuan tertulis pada dokumen
rencana teknis yang telah memenuhi kriteria/aturan oleh pejabat berwenang.
15

Pasal 24
Pengesahan dokumen rencana teknis bangunan gedung yang telah disetujui dilakukan oleh
Pemerintah Daerah, kecuali untuk bangunan gedung fungsi khusus oleh Pemerintah.

Pasal 25
Penilaian teknis bangunan gedung yang dianggap berbahaya dan/atau berisiko tinggi,
memiliki kerahasiaan tinggi, penggunaannya untuk publik atau terbuka untuk umum, dan
bangunan gedung tertentu, dilakukan dengan mengikutsertakan pertimbangan tim ahli
bangunan gedung.

Bagian Kelima
Penerbitan, Penolakan, Pembekuan, dan Pencabutan IMB

Paragraf 1
Kewenangan dan Pendelegasian Kewenangan Atas Penerbitan, Penolakan,
Pembekuan, dan Pencabutan IMB

Pasal 26
(1) Penerbitan, penolakan, pembekuan, dan pencabutan IMB merupakan kewenangan
Bupati, melalui proses Permohonan Izin Mendirikan Bangunan.
(2) Penerbitan, penolakan, pembekuan, dan pencabutan IMB sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dapat didelegasikan dari Bupati kepada Pejabat yang ditunjuk.
(3) Pendelegasian sebagian wewenang Bupati kepada Pejabat yang ditunjuk sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dalam Peraturan Bupati.

Paragraf 2
Penerbitan IMB

Pasal 27
(1) Jangka waktu penyelesaian pelayanan IMB ditetapkan paling lama 12 hari kerja
terhitung sejak diterimanya berkas permohonan dengan lengkap dan valid, serta tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Jangka waktu penyelesaian pelayanan IMB untuk bangunan yang pemanfaatannya
membutuhkan pengelolaan khusus dan/atau memiliki kompleksitas tertentu yang dapat
menimbulkan dampak terhadap masyarakat dan lingkungan ditetapkan paling lama 21
hari kerja terhitung sejak diterimanya berkas permohonan dengan lengkap dan valid,
serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
(3) Segala kekurangan yang berkaitan dengan permohonan IMB, harus disampaikan
kepada pemohon secara tertulis.
(4) Dalam hal permohonan lengkap, benar, dan tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dan IMB
belum diterbitkan, permohonan IMB dianggap disetujui.
(5) Apabila berlaku keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Bupati atau pejabat
yang ditunjuk wajib menerbitkan IMB.
16

Pasal 28
(1) Penerbitan IMB dilaksanakan berdasarkan klasifikasi bangunan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12.
(2) Penerbitan IMB gedung di bagian wilayah Kabupaten yang berkembang pesat dan
jadwal pelaksanaan konstruksi yang optimum, Pemerintah Daerah dapat
mempertimbangkan penerbitan IMB dengan tahapan yang merupakan satu kesatuan
dokumen sepanjang tidak melampaui batas waktu yang diatur dalam ketentuan
peraturan perundangan pelayanan umum, serta tidak bertentangan dengan KRK yang
telah diterbitkan.
(3) Penerbitan IMB untuk pembangunan bangunan cagar budaya, diproses dengan
mempertimbangkan pendapat dari Tim Pertimbangan Pelestarian Kawasan dan/atau
Bangunan Cagar Budaya.
(4) Penerbitan IMB untuk pembangunan prasarana bangunan gedung, diproses
sebagaimana bangunan umum, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan
(5) Proses penerbitan IMB sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan
ayat (4), diatur dalam Peraturan Bupati.

Paragraf 3
Dokumen IMB

Pasal 29
(1) Dokumen IMB terdiri atas:
a. Keputusan Bupati atau Pejabat yang ditunjuk tentang IMB; dan
b. lampiran-lampiran, yang meliputi:
1. fungsi dan klasifikasi bangunan gedung;
2. gambar situasi dan gambar rencana teknis yang merupakan berkas terpisah;
3. pembekuan dan pencabutan IMB; dan
4. penghitungan besarnya retribusi IMB.
(2) Format dokumen IMB sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dalam Peraturan
Bupati.

Pasal 30
(1) Dalam memproses IMB, wajib mencantumkan biaya secara jelas, pasti, dan terbuka.
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dicantumkan dalam Lampiran
Keputusan Bupati/Pejabat yang ditunjuk tentang pemberian IMB.
(3) Setiap penerimaan biaya perizinan yang dibayar oleh pemohon IMB wajib disertai bukti
pembayaran.

Paragraf 4
Penolakan IMB

Pasal 31
(1) Apabila persyaratan tidak lengkap dan/atau bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan, dalam waktu 3 bulan sejak diterimanya permohonan, Bupati atau Pejabat
yang ditunjuk wajib memberikan penolakan atas permohonan izin.
17

(2) Penolakan IMB sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan secara tertulis dan
disertai dengan alasan-alasannya.
(3) Ketentuan teknis mengenai penolakan IMB sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diatur dalam Peraturan Bupati.

Paragraf 5
Pembekuan IMB

Pasal 32
(1) Bupati dapat membekukan IMB apabila terjadi sengketa, pengaduan dari pihak ketiga,
pelanggaran atau kesalahan teknis dalam membangun.
(2) Pembekuan IMB sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan secara tertulis
dan disertai dengan alasan-alasannya.
(3) Pemegang IMB diberikan kesempatan untuk memberikan penjelasan atau sanggahan
terhadap keputusan pembekuan IMB.
(4) Ketentuan teknis mengenai pembekuan IMB sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diatur dalam Peraturan Bupati.

Paragraf 6
Pencabutan IMB

Pasal 33
(1) Bupati dapat mencabut IMB apabila:
a. IMB yang diterbitkan berdasarkan kelengkapan persyaratan IMB yang diajukan
dan keterangan pemohon ternyata kemudian dinyatakan tidak benar oleh putusan
pengadilan;
b. adanya pelaksanaan pembangunan dan/atau penggunaan bangunan yang
menyimpang dari ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam izin.
(2) Pencabutan IMB diberikan secara tertulis kepada pemegang IMB dengan disertai
alasan.
(3) Pemegang IMB diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatannya atas
pencabutan IMB sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan mengemukakan alasan
keberatannya dan ditujukan kepada Bupati melalui Pejabat yang ditunjuk selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal pencabutan.

Bagian Keenam
Masa Berlaku IMB

Pasal 34
(1) IMB berlaku selama bangunan masih berdiri dan/atau tidak ada perubahan fungsi atau
fisik bangunan.
(2) Perubahan fungsi atau fisik bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. perubahan struktur; dan
b. perubahan luas bangunan.
18

Pasal 35
IMB dinyatakan batal dengan sendirinya apabila dalam jangka waktu 6 (enam) bulan
terhitung dari tanggal penetapan belum dimulai kegiatan pembangunannya, atau
dilaksanakan tetapi hanya berupa pekerjaan persiapan, kecuali ada pemberitahuan
sebelumnya disertai alasan secara tertulis dari Pemegang IMB.

Bagian Ketujuh
Perubahan Izin

Pasal 36
(1) Setiap pemegang izin wajib mengajukan permohonan perubahan izin dalam hal
melakukan perubahan bangunan.
(2) Perubahan bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:
a. perubahan fisik bangunan;
b. penambahan fisik bangunan;
c. perluasan lahan dan bangunan; dan/atau
d. perubahan fungsi bangunan.
(3) Dalam hal terjadi perubahan penggunaan ruang di sekitar lokasi bangunannya setelah
diterbitkan IMB, pemilik bangunan tidak wajib mengajukan permohonan perubahan
IMB.
(4) Apabila ada perubahan status kepemilikan tanah dan/atau bangunan, pemilik bangunan
tidak wajib mengajukan perubahan IMB selama tidak ada perubahan bangunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(5) Dalam hal kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak dipenuhi oleh pemilik
bangunan, Bupati atau pejabat yang ditunjuk dapat mencabut IMB.

BAB V
KEWAJIBAN, HAK DAN LARANGAN PENERIMA IZIN

Bagian Kesatu
Kewajiban Pemohon Izin
Pasal 37
Pemohon izin wajib:
a. melakukan langkah-langkah penanganan dampak lingkungan yang muncul atas
pendirian bangunan dan dinyatakan secara jelas dalam dokumen izin;
b. memenuhi seluruh persyaratan perizinan;
c. menjamin semua dokumen yang diajukan adalah benar dan sah;
d. membantu kelancaran proses pengurusan izin; dan
e. melaksanakan seluruh tahapan prosedur perizinan.
19

Bagian Kedua
Hak Pemohon Izin

Pasal 38
Pemohon izin mempunyai hak:
a. mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas-asas dan tujuan
pelayanan serta sesuai standar pelayanan minimal yang telah ditentukan;
b. mendapatkan kemudahan untuk memperoleh informasi selengkap-lengkapnya tentang
sistem, mekanisme, dan prosedur perizinan;
c. memberikan saran untuk perbaikan pelayanan;
d. mendapatkan pelayanan yang tidak diskriminatif, santun, bersahabat, dan ramah;
e. menyampaikan pengaduan kepada penyelenggara pelayanan; dan
f. mendapatkan penyelesaian atas pengaduan yang diajukan sesuai peraturan
perundang-undangan.

Bagian Ketiga
Larangan Penerima Izin

Pasal 39
Penerima izin dilarang:
a. mendirikan bangunan tidak sesuai dengan ketentuan IMB yang telah diterima; dan
b. mendirikan bangunan dengan bahan-bahan dan/atau peralatan yang dapat merusak
lingkungan.

BAB VI
STANDAR PELAYANAN IMB

Pasal 40
(1) Penyelenggara IMB wajib menyusun dan menetapkan standar pelayanan perizinan
berdasarkan klasifikasi, kategori yang diselenggarakan dengan memperhatikan
kepentingan pemohon izin.
(2) Standar pelayanan perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun
berdasarkan kategori dan jenis yang meliputi prosedur dan produk layanan perizinan.

Pasal 41
Penyelenggara pelayanan IMB mempunyai kewajiban:
a. menyelenggarakan pelayanan IMB yang berkualitas sesuai dengan standar pelayanan
yang telah ditetapkan;
b. mengelola pengaduan dari penerima layanan sesuai mekanisme yang berlaku;
c. menyampaikan pertanggungjawaban secara periodik atas penyelenggaraan pelayanan
IMB yang tata caranya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati;
d. mematuhi ketentuan yang berlaku dalam penyelesaian sengketa pelayanan IMB;
e. mematuhi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan tugas dan
kewenangannya dalam penyelenggaraan pelayanan IMB;
20

f. menetapkan standar pelayanan meliputi penetapan standar persyaratan, standar biaya


dan standar waktu; dan
g. masing-masing penyelenggra pelayanan perizinan wajib menginformasikan standar
pelayanan IMB kepada masyarakat.

Pasal 42
(1) Setiap penyelenggara pelayanan IMB berhak mendapatkan penghargaan atas
prestasinya dalam penyelenggaraan pelayanan IMB.
(2) Ketentuan mengenai tata cara penilaian dan pemberian penghargaan atas prestasi
penyelenggara pelayanan IMB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
Peraturan Bupati.

Pasal 43
Penyelenggara pelayanan IMB wajib memiliki tata perilaku sebagai kode etik dalam
memberikan pelayanan IMB, sebagai berikut:
a. bertindak jujur, disiplin, proporsional dan profesional;
b. bertindak adil dan tidak diskriminatif;
c. peduli, teliti, dan cermat;
d. bersikap ramah dan bersahabat;
e. bersikap tegas dan tidak memberikan pelayanan yang berbelit-belit;
f. bersikap mandiri dan dilarang menerima imbalan dalam bentuk apapun; dan
g. transparan dalam pelaksanaan dan mampu mengambil langkah-langkah yang kreatif dan
inovatif.

Pasal 44
(1) Penyelenggara pelayanan IMB yang tidak memenuhi kewajiban dan/atau melanggar
larangan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dikenakan sanksi
administrasi berupa:
a. pemberian peringatan;
b. pembayaran ganti rugi;
c. penundaan atau penurunan pangkat atau golongan;
d. pembebastugasan dari jabatan dalam waktu tertentu;
e. pemberhentian dengan hormat; dan/atau
f. pemberhentian dengan tidak hormat.
(2) Tata cara penerapan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 45
Penyelenggara IMB dibentuk secara efisien dan efektif sesuai tugas dan fungsi pelayanan
IMB.

Pasal 46
Penyelenggara IMB sebagaimana dimaksud Pasal 45 mempunyai fungsi:
a. pelaksanaan pelayanan;
b. pengelolaan pengaduan masyarakat;
21

c. pengelolaan informasi; dan


d. pengawasan internal.

Pasal 47
(1) Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan IMB dapat dilakukan melalui pelayanan
terpadu satu pintu.
(2) Untuk pemberian pelayanan pada satu pintu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi berbagai jenis pelayanan yang memiliki keterkaitan proses izin.

BAB VII
RETRIBUSI IMB

Bagian Kesatu
Nama, Objek, Subjek, Dan Penggolongan Retribusi IMB
Pasal 48
Dengan nama Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dipungut retribusi atas pelayanan
penerbitan Izin Mendirikan Bangunan.
Pasal 49
Terhadap pendirian bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dan
bangunan bukan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 yang diwajibkan untuk
memiliki IMB, dikenakan retribusi IMB yang wajib dibayar oleh subjek retribusi IMB.

Pasal 50
(1) Objek retribusi IMB adalah pemberian izin untuk mendirikan suatu bangunan.
(2) Subjek retribusi IMB yaitu orang atau badan yang memperoleh pelayanan penerbitan
IMB.
(3) Retribusi IMB digolongkan ke dalam retribusi perizinan tertentu.

Pasal 51
Tidak termasuk objek retribusi IMB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) adalah
pemberian izin untuk bangunan milik Pemerintah atau Pemerintah Daerah.

Pasal 52
(1) Bupati dapat memberikan pengurangan dan/atau keringanan penarikan retribusi IMB
berdasarkan kriteria:
a. bangunan fungsi sosial budaya; dan
b. bangunan fungsi hunian bagi masyarakat penghasilan rendah.
(2) Bupati dapat memberikan pembebasan retribusi IMB berdasarkan kriteria:
a. bangunan fungsi keagamaan; dan
b. bangunan bukan gedung sebagai sarana dan prasarana umum yang tidak
komersial.
22

Bagian Kedua
Tata Cara Penghitungan Retribusi IMB

Pasal 53
(1) Perhitungan retribusi IMB meliputi penghitungan besarnya retribusi IMB, indeks
penghitungan retribusi IMB, dan tarif atau harga dasar bangunan IMB.
(2) Penghitungan besarnya retribusi IMB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
komponen retribusi IMB, penghitungan besarnya retribusi dan tingkat penggunaan jasa.
(3) Indeks penghitungan retribusi IMB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari
penetapan indeks, skala indeks dan kode.
(4) Tarif dan/atau harga dasar bangunan IMB adalah harga tarif satuan objek pajak dalam,
dimensi panjang, luas, dan/atau volume yang ditetapkan oleh Bupati.

Bagian Ketiga
Prinsip dan Sasaran Penetapan Tarif Retribusi IMB

Pasal 54
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi IMB didasarkan pada tujuan untuk
menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian IMB yang
bersangkutan.
(2) Biaya penyelenggaraan pemberian IMB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
biaya pengendalian penyelenggaraan yang meliputi pengecekan, pengukuran lokasi,
pemetaan, pemeriksaan, penerbitan dokumen IMB, pengawasan di lapangan,
penegakan hukum, penatausahaan, dan biaya dampak negatif dari pemberian IMB
tersebut.

Bagian Keempat
Penetapan Struktur Dan Tarif Dasar Retribusi IMB

Pasal 55
(1) Besaran retribusi IMB ditetapkan dengan rumus perhitungan sebagai berikut:
a. besarnya retribusi IMB dihitung dengan penetapan :
1. lingkup komponen retribusi;
2. lingkup kegiatan meliputi pembanguan baru, rehabilitasi dan/atau renovasi,
perubahan dan/atau pengurangan serta pelestarian dan/atau pemugaran;
3. volume dan/atau besaran kegiatan, indeks, harga dasar bangunan untuk
bangunan dan prasarana bangunan.
b. penghitungan besarnya retribusi IMB dengan rumus:
1. untuk bangunan:
a) pembangunan baru:

Luas x Indeks terintegrasi x 1,00 x Harga Dasar


SatuanBangunan

b) rehabilitasi dan/atau renovasi dan pelestarian dan/atau pemugaran:

Luas x Indeks terintegrasi x Tingkat kerusakan x Harga Dasar Bangunan


23

c) merubah fungsi bangunan :

Luas x Indeks x Harga Dasar Bangunan

2. untuk prasarana bangunan:


a) pembangunan baru:
Luas x Indeks x 1,00 x Harga Dasar Bangunan

b) rehabilitasi dan/atau renovasi dan pelestarian dan/atau pemugaran:

Luas x Indeks x Tingkat kerusakan x Harga Dasar Bangunan

3. untuk bangunan diluar bangunan sebagaimana dimaksud pada huruf b


angka 1 dan prasarana bangunan sebagaimana dimaksud pada huruf b
angka 2, besaran tarif Retribusi IMB ditetapkan sebesar 1% dari anggaran
biaya pembangunan pokok dan bangunan pelengkapnya.
(2) Tingkat penggunaan jasa atas pemberian IMB menggunakan indeks berdasarkan
fungsi, klasifikasi, dan waktu penggunaan bangunan serta indeks untuk prasarana
bangunan sebagai tingkat intensitas penggunaan jasa dalam proses perizinan dengan
cakupan kegiatan berupa pengecekan, pengukuran lokasi, pemetaan, pemeriksaan,
penerbitan dokumen IMB, pengawasan di lapangan, penegakan hukum,
penatausahaan, dan biaya dampak negatif dari pemberian IMB tersebut.

Pasal 56
(1) Penetapan indeks sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (2) adalah indeks
tingkat penggunaan jasa sebagai faktor pengali terhadap harga dasar bangunan untuk
mendapatkan besarnya retribusi IMB, yang meliputi:
a. indeks untuk penghitungan besarnya retribusi IMB berdasarkan fungsi dan
klasifikasinya dengan mempertimbangkan spesifikasi bangunan gedung pada
tingkat kompleksitas, permanensi, risiko kebakaran, kepadatan, ketinggian
dan/atau jumlah lantai, kepemilikan dan jangka waktu penggunaan bangunan
gedung.
b. indeks untuk penghitungan besarnya retribusi IMB prasarana bangunan
ditetapkan untuk setiap jenis prasarana bangunan.
(2) Skala indeks sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah skala indeks berdasarkan
peringkat terendah hingga tertinggi dengan mempertimbangkan perbandingan dalam
intensitas penggunaan jasa.
(3) Skala indeks sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terlampir pada Lampiran yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 57
(1) Tarif Retribusi IMB tercantum dalam lampiran yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
(2) Tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditinjau kembali 3 (tiga) tahun
sekali.
(3) Peninjauan kembali tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan
dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan perekonomian daerah.
(4) Hasil peninjauan kembali tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
24

BAB VIII
PEMUNGUTAN RETRIBUSI

Bagian Kesatu
Wilayah Pemungutan

Pasal 58
Wilayah pemungutan dilaksanakan di Kabupaten Bandung Barat.

Bagian Kedua
Tata Cara Pemungutan

Pasal 59
(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
(2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
karcis, kupon, dan kartu langganan.
(3) Penetapan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi diatur dalam Peraturan Bupati.

Pasal 60
(1) Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar,
dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari
retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan
menggunakan STRD.
(2) Penagihan retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), didahului dengan
Surat Teguran.
(3) Tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi diatur dalam Peraturan Bupati.

Bagian Ketiga
Tata Cara Pembayaran, Penyetoran, Tempat Pembayaran, Angsuran, Dan Penundaan
Pembayaran Retribusi

Pasal 61
(1) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran, angsuran, dan penundaan
pembayaran retribusi diatur dalam Peraturan Bupati.
(2) Semua penerimaan retribusi disetor ke Kas Daerah.

Bagian Keempat
Pemanfaatan

Pasal 62
(1) Pemanfaatan dari penerimaan retribusi IMB diutamakan untuk mendanai kegiatan yang
berkaitan langsung dengan penyelenggaraan pelayanan IMB.
25

(2) Ketentuan mengenai alokasi pemanfaatan penerimaan retribusi IMB sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), ditetapkan untuk:
a. penerbitan dokumen izin;
b. pengawasan di lapangan;
c. penegakan hukum;
d. penatausahaan; dan
e. biaya dampak negatif dari pemberian IMB.
(3) Alokasi pemanfaatan penerimaan retribusi selain yang diatur pada ayat (2), diatur
dalam Peraturan Bupati.

Bagian Kelima
Keberatan

Pasal 63
(1) Wajib retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati melalui pejabat yang
ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-
alasan yang jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal
SKRD diterbitkan, kecuali jika wajib retribusi dapat menunjukkan bahwa jangka waktu
itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.
(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah suatu
keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan wajib retribusi.
(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan pelaksanaan
penagihan retribusi.

Pasal 64
(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat Keberatan
diterima, harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan dengan menerbitkan
Surat Keputusan Keberatan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk memberikan kepastian
hukum bagi wajib retribusi, bahwa keberatan yang diajukan harus diberi keputusan oleh
Bupati.
(3) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian,
menolak, atau menambah besarnya retribusi yang terutang.
(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat, dan Bupati
tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.

Pasal 65
(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran
retribusi dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen)
sebulan untuk paling lama 12 (dua belas) bulan.
(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan pelunasan
sampai dengan diterbitkannya SKRDLB.
26

BAB IX
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 66
(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, wajib retribusi dapat mengajukan permohonan
pengembalian kepada Bupati.
(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, sejak diterimanya permohonan
pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
harus memberikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati
tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran retribusi
dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1
(satu) bulan.
(4) Apabila wajib retribusi mempunyai utang retribusi lainnya, kelebihan pembayaran
retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi
terlebih dahulu utang retribusi tersebut.
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.
(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat 2 (dua)
bulan, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas
keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran retribusi.
(7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), diatur dalam Peraturan Bupati.

BAB X
KEDALUWARSA PENAGIHAN

Pasal 67
(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi menjadi kedaluwarsa setelah melampaui
waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali jika wajib retribusi
melakukan tindak pidana di bidang retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh jika:
a. diterbitkan Surat Teguran; atau
b. ada pengakuan utang retribusi dari wajib retribusi, baik langsung maupun tidak
langsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,
kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya Surat Teguran tersebut.
(4) Pengakuan utang retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
b adalah wajib retribusi dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang
retribusi dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.
(5) Pengakuan utang retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan
pembayaran dan permohonan keberatan oleh wajib retribusi.

Pasal 68
(1) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan
penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.
27

(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi yang sudah


kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur dalam
Peraturan Bupati.

BAB XI
PEMERIKSAAN

Pasal 69
(1) Bupati berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban retribusi daerah dalam rangka melaksanakan peraturan perundang-
undangan di bidang retribusi daerah.
(2) Wajib retribusi yang diperiksa wajib:
a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang
menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan objek retribusi
yang terutang;
b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap
perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan; dan/atau
c. memberikan keterangan yang diperlukan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemeriksaan retribusi diatur dalam Peraturan
Bupati.

BAB XII
INSENTIF PEMUNGUTAN

Pasal 70
(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan retribusi dapat diberi insentif atas dasar
pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

BAB XIII
PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN

Bagian Kesatu
Pembinaan

Pasal 71
(1) Bupati berkewajiban melakukan pembinaan termasuk meliputi pengembangan sistem,
teknologi, sumber daya manusia, dan jaringan kerja.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan kebutuhan daerah
yang melalui:
a. koordinasi secara berkala;
28

b. pemberian bimbingan, supervisi, konsultasi;


c. pendidikan, pelatihan, pemagangan; dan
d. perencanaan, penelitian, pegembangan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan
pelayanan perizinan.

Bagian Kedua
Pengawasan

Pasal 72
(1) Pengawasan dilaksanakan terhadap proses pemberian IMB dan pelaksanaan IMB.
(2) Pengawasan terhadap proses pemberian IMB secara fungsional dilakukan oleh Dinas
yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pengawasan.
(3) Pengawasan terhadap pelaksanaan IMB dilakukan oleh Dinas yang berwenang
memproses izin dan Satuan Polisi Pamong Praja.
(4) Tata cara pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dalam peraturan
Bupati.

Bagian Ketiga
Pengendalian

Pasal 73
(1) Pengendalian dilaksanakan terhadap pelaksanaan IMB dan dampak dari pendirian
bangunan yang memiliki IMB.
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh Dinas yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang perizinan dan bidang bangunan.
(3) Tata cara pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dalam Peraturan
Bupati.

BAB XIV
PERAN MASYARAKAT

Pasal 74
(1) Dalam setiap tahapan dan waktu penyelenggaraan perizinan, masyarakat berhak
mendapatkan akses informasi dan akses partisipasi.
(2) Akses informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. tahapan dan waktu dalam proses pengambilan keputusan pemberian izin.
b. rencana pendirian bangunan dan perkiraan dampaknya terhadap lingkungan dan
masyarakat.
(3) Akses partisipasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi pengajuan pengaduan
atas keberatan atau pelanggaran perizinan dan/atau kerugian akibat pendirian
bangunan.
(4) Pemberian akses partisipasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diberikan mulai dari
proses pemberian perizinan atau setelah perizinan dikeluarkan.
(5) Ketentuan pengajuan pengaduan atas keberatan atau pelanggaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
29

BAB XV
SANKSI ADMINISTRASI

Bagian Kesatu
Sanksi Administrasi Dalam Perizinan

Paragraf 1
Umum

Pasal 75
Setiap orang dapat dikenakan sanksi administrasi dalam hal:
a. melanggar ketentuan IMB sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini; dan/atau
b. melanggar peraturan perundang-undangan.
Paragraf 2
Pejabat Yang Berwenang Mengenakan Sanksi

Pasal 76
(1) Bupati berwenang mengenakan sanksi administrasi.
(2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan terhadap setiap orang yang
memohon dan menerima IMB.

Pasal 77
(1) Bupati dapat mendelegasikan kewenangan pengenaan sanksi administrasi kepada
Kepala Dinas/pejabat yang diberi wewenang yang tugas, pokok dan fungsinya di bidang
perizinan.
(2) Pendelegasian kewenangan sebagaiman dimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Bupati.

Paragraf 3
Jenis Sanksi Administrasi

Pasal 78
Jenis sanksi administrasi meliputi:
a. teguran tertulis;
b. paksaan pemerintahan;
c. denda administrasi ;
d. pembekuan izin;
e. pencabutan izin; dan/atau
f. sanksi administrasi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
30

Pasal 79
(1) Setiap orang yang melanggar kewajiban dan larangan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Daerah ini, dapat dikenai sanksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 78.
(2) Pengenaan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dikenakan
secara:
a. bertahap;
b. bebas; atau
c. kumulatif.
(3) Untuk menentukan pengenaan sanksi administrasi secara bertahap, bebas atau
kumulatif sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pejabat yang berwenang mengenakan
sanksi mendasarkan pada pertimbangan:
a. tingkat atau berat-ringannya jenis pelanggaran yang dilakukan oleh penerima IMB;
b. tingkat penaatan penerima IMB terhadap pemenuhan perintah atau kewajiban yang
ditentukan dalam keputusan IMB; dan/atau
c. rekam jejak ketaatan penerima IMB.

Paragraf 4
Teguran Tertulis

Pasal 80
(1) Teguran tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf a, dilakukan apabila
penanggung jawab pendiri bangunan melakukan sesuatu tindakan yang akan
mengarah pada pelanggaran terhadap persyaratan izin dan/atau peraturan perundang-
undangan.
(2) Tata cara mengenai pelaksanaan sanksi administrasi teguran tertulis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.

Paragraf 5
Paksaan Pemerintahan

Pasal 81
(1) Paksaan pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf b, berupa:
a. penghentian sementara kegiatan pembangunan;
b. pembongkaran;
c. penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi menimbulkan pelanggaran;
d. penghentian sementara seluruh kegiatan; dan/atau
e. tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran dan tindakan
memulihkan fungsi lingkungan.
(2) Pengenaan paksaan pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dijatuhkan tanpa didahului teguran apabila pelanggaran yang dilakukan menimbulkan:
a. ancaman yang sangat serius bagi manusia dan lingkungan hidup;
b. dampak yang lebih besar dan lebih luas jika tidak segera dihentikan pencemaran
dan/atau perusakannya; dan/atau
c. kerugian yang lebih besar bagi lingkungan hidup jika tidak segera dihentikan
pencemaran dan/atau perusakannya.
31

(3) Tata cara mengenai pelaksanaan sanksi paksaan pemerintahan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.

Paragraf 6
Denda Administrasi

Pasal 82
(1) Penerima Izin dapat dikenakan sanksi denda administrasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 78 huruf c, atas setiap keterlambatan dalam melaksanakan sanksi
paksaan pemerintahan.
(2) Pengawas menyampaikan laporan tertulis kepada Bupati, adanya dugaan pelanggaran
yang diancam sanksi denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Bupati melakukan
koordinasi dengan instansi terkait.
(4) Tata cara mengenai pelaksanaan sanksi denda administrasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.

Paragraf 7
Pembekuan Izin

Pasal 83
(1) Pembekuan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf d, dilakukan apabila:
a. pemegang izin tidak melakukan kegiatan yang seharusnya dilakukan;
b. pemegang izin belum menyelesaikan secara teknis apa yang telah menjadi
kewajibannya;
c. pemegang izin melakukan hal-hal tertentu di luar apa yang terdapat dalam
persyaratan izin.
(2) Pengenaan sanksi administrasi berupa pembekuan izin dilakukan apabila penanggung
jawab pendiri bangunan tidak melaksanakan paksaan pemerintahan.
(3) Tata cara mengenai pelaksanaan administrasi berupa pembekuan izin sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.

Paragraf 8
Pencabutan Izin

Pasal 84
(1) Pencabutan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf e, dilakukan apabila
pemegang izin telah terbukti melanggar persyaratan dalam izin dan/atau telah
melanggar peraturan perundang-undangan.
(2) Pengenaan sanksi administrasi berupa pencabutan izin dilakukan apabila penanggung
jawab pendiri bangunan tidak melaksanakan paksaan pemerintahan.
(3) Tata cara mengenai pelaksanaan sanksi administrasi berupa pencabutan izin
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.
32

Bagian Kedua
Sanksi Administrasi Dalam Retribusi

Pasal 85
(1) Dalam hal wajib retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang
membayar, wajib retribusi dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2%
(dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar
dan ditagih dengan menggunakan STRD.
(2) Penagihan retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didahului dengan
Surat Teguran.
(3) Tata cara mengenai pelaksanaan sanksi administrasi dibidang retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.

BAB XVI
PENYIDIKAN

Pasal 86
Penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan pidana dilaksanakan oleh Penyidik Pegawai
Negri Sipil yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 87
(1) Dalam melaksanakan tugasnya, penyidik memiliki kewenangan sebagaimana yang
diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana.
(2) Penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi pemberitahuan dimulainya
penyidikan dan penyampaian hasil penyidikan kepada penuntut umum melalui penyidik
Kepolisian Republik Indonesia, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XVII
KETENTUAN PIDANA

Pasal 88
(1) Setiap orang yang mendirikan bangunan tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (1) dan ayat (2), diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan
dan/atau denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
(2) Setiap pemilik IMB yang tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 37 dan larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 karena
kesengajaan, diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan/atau denda
paling banyak Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).
(3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak menghapuskan kewajiban
pembayaran tunggakan pembayaran retribusi dan bunga.
33

Pasal 89
Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajiban membayar retribusi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 49 sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan
paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah retribusi
terutang yang tidak atau kurang dibayar.

Pasal 90
Sanksi pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat (1) dan ayat (2), dan Pasal 89
tergolong sebagai tindak pidana pelanggaran.

Pasal 91
Selain tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 dan Pasal 89, tindak pidana
yang menyebabkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta penataan
ruang, diancam pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XVIII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 92
(1) IMB yang diterbitkan sebelum Peraturan Daerah ini diundangkan, tetap berlaku sesuai
masa berlakunya izin.
(2) Peraturan Bupati yang mengatur mengenai teknis pelaksanaan IMB dan retribusi IMB
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini.

BAB XIX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 93
(1) Apabila telah terbentuk perangkat daerah yang mempunyai fungsi pelayanan perizinan
terpadu satu pintu, kewenangan pelayanan IMB dapat dialihkan pelaksanaannya
kepada perangkat daerah tersebut.
(2) Pelaksanaan pengalihan tugas pokok dan fungsi pelayanan perizinan IMB
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.

Pasal 94
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis
pelaksanaan, diatur dalam Peraturan Bupati.
(2) Peraturan pelaksana dari Peraturan Daerah ini ditetapkan paling lambat satu tahun
sejak tanggal pengundangan Peraturan Daerah ini.

Pasal 95
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
34

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini


dengan menempatkannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat.

Ditetapkan di Bandung Barat


pada tanggal 15 April 2011
BUPATI BANDUNG BARAT,

ttd.

ABUBAKAR
Diundangkan di Bandung Barat
pada tanggal 15 April 2011

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BANDUNG BARAT,

ttd.

MAS ABDUL KOHAR


LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2011 NOMOR 8
LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH
KABUPATEN BANDUNG BARAT
NOMOR 8 TAHUN 2011
TENTANG
PENYELENGGARAAN PENATAAN BANGUNAN DAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

BESARAN HARGA DASAR BANGUNAN

I. HARGA DASAR BANGUNAN GEDUNG


A. FUNGSI HUNIAN
1. KLASIFIKASI SEDERHANA
a. Jumlah Lantai : 1- 2 Lantai
b. Jenis Struktur dan Konstruksi :
JENIS STRUKTUR DAN KONSTRUKSI PERHITUNGAN - IMB
HARGA DASAR
NO JENIS BANGUNAN RANGKA PENUTUP RANGKA TARIF
PONDASI DINDING KUDA-KUDA PENUTUP ATAP (Rp. /M2) INDEX %
BANGUNAN LANTAI ATAP (Rp/M2)

1 Rumah Tinggal Tunggal Batu/Bata Kayu/Bata Plesteran/Ubin PC/Keramik Bata Merah/Batako Kayu Kayu Genting/Asbes 800.000,00 0,5 4.000,00
2 Rumah Tinggal Jarak/Deret/Susun Batu/Bata Kayu/Bata Plesteran/Ubin PC/Keramik Bata Merah/Batako Kayu Kayu Genting/Asbes 800.000,00 0'5 4.000,00
3 Rumah Tinggal Sementara Batu/Beton Kayu/Beton Keramik Bata Merah Kayu Kayu Genting 1.000.000,00 0,5 5.000,00
4 Rumah Tinggal Campuran Batu/Beton Kayu/Beton Keramik Bata Merah Kayu Kayu Genting 1.000.000,00 0,5 5.000,00

2. KLASIFIKASI TIDAK SEDERHANA


a. Jumlah Lantai > 2 Lantai
b. Jenis Struktur dan Konstruksi :
JENIS STRUKTUR DAN KONSTRUKSI PERHITUNGAN - IMB
HARGA DASAR
NO JENIS BANGUNAN RANGKA PENUTUP RANGKA TARIF
PONDASI DINDING KUDA-KUDA PENUTUP ATAP (Rp. /M2) INDEX %
BANGUNAN LANTAI ATAP (Rp/M2)

Kayu/Keramik/
1 Rumah Tinggal Tunggal Batu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Bata Merah Kayu/Baja Kayu Genting/Sirap/ Beton 1.200.000,00 0,5 6.000,00
Kayu/Keramik/
2 Rumah Tinggal Jarak/Deret/Susun Batu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Bata Merah Kayu/Baja Kayu Genting/Sirap/ Beton 1.200.000,00 0,5 6.000,00
Kayu/Keramik/
3 Rumah Tinggal Sementara Batu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Bata Merah Kayu/Baja Kayu Genting/Sirap/ Beton 1.250.000,00 0,5 6.250,00
Kayu/Keramik/
4 Rumah Tinggal Campuran Batu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Bata Merah Kayu/Baja Kayu Genting/Sirap/ Beton 1.250.000,00 0,5 6.250,00
3. KLASIFIKASI KHUSUS
a. Jumlah Lantai > 2 Lantai
b. Jenis Struktur dan Konstruksi :

JENIS STRUKTUR DAN KONSTRUKSI PERHITUNGAN - IMB


HARGA DASAR
NO JENIS BANGUNAN RANGKA PENUTUP RANGKA TARIF
PONDASI DINDING KUDA-KUDA PENUTUP ATAP (Rp. /M2) INDEX %
BANGUNAN LANTAI ATAP (Rp/M2)

1 Rumah Tinggal Tunggal Beton Beton/Baja Keramik/ Marmer/Granit Bata Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/ Beton 1.500.000,00 0,5 7.500,00
2 Rumah Tinggal Jarak/Deret/Susun Beton Beton/Baja Keramik/ Marmer/Granit Bata Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/ Beton 1.500.000,00 0,5 7.500,00
3 Rumah Tinggal Sementara Beton Beton/Baja Keramik/ Marmer/Granit Bata Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/ Beton 1.750.000,00 0,5 8.750,00
4 Rumah Tinggal Campuran Beton Beton/Baja Keramik/ Marmer/Granit Bata Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/ Beton 1.750.000,00 0,5 8.750,00

B. FUNGSI KEAGAMAAN
1. KLASIFIKASI SEDERHANA
a. Jumlah Lantai : 1- 2 Lantai
b. Jenis Struktur dan Konstruksi :

JENIS STRUKTUR DAN KONSTRUKSI PERHITUNGAN - IMB


HARGA DASAR
NO JENIS BANGUNAN RANGKA PENUTUP RANGKA TARIF
PONDASI DINDING KUDA-KUDA PENUTUP ATAP (Rp. /M2) INDEX %
BANGUNAN LANTAI ATAP (Rp/M2)
Kayu/Keramik/
1 Mesjid/Mushola Batu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Bata Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/ Beton 1.000.000,00 0,2 2.000,00
Kayu/Keramik/
2 Gereja Batu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Bata Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/ Beton 1.000.000,00 0,2 2.000,00
Kayu/Keramik/
3 Vihara Batu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Bata Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/ Beton 1.000.000,00 0,2 2.000,00
Kayu/Keramik/
4 Klenteng Batu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Bata Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/ Beton 1.000.000,00 0,2 2.000,00
Kayu/Keramik/
5 Pura Batu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Bata Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/ Beton 1.000.000,00 0,2 2.000,00
Kayu/Keramik/
6 Bangunan Pelengkap Keagamaan Batu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Bata Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/ Beton 1.000.000,00 0,2 2.000,00
2. KLASIFIKASI TIDAK SEDERHANA
a. Jumlah Lantai > 2 Lantai
b. Jenis Struktur dan Konstruksi :

JENIS STRUKTUR DAN KONSTRUKSI PERHITUNGAN - IMB


HARGA DASAR
NO JENIS BANGUNAN RANGKA PENUTUP RANGKA TARIF
PONDASI DINDING KUDA-KUDA PENUTUP ATAP (Rp. /M2) INDEX %
BANGUNAN LANTAI ATAP (Rp/M2)
Kayu/Keramik/
1 Mesjid/Mushola Batu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Bata Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/ Beton 1.200.000,00 0,2 2.400,00
Kayu/Keramik/
2 Gereja Batu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Bata Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/ Beton 1.200.000,00 0,2 2.400,00
Kayu/Keramik/
3 Vihara Batu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Bata Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/ Beton 1.200.000,00 0,2 2.400,00
Kayu/Keramik/
4 Klenteng Batu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Bata Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/ Beton 1.200.000,00 0,2 2.400,00
Kayu/Keramik/
5 Pura Batu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Bata Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/ Beton 1.200.000,00 0,2 2.400,00
Kayu/Keramik/
6 Bangunan Pelengkap Keagamaan Batu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Bata Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/ Beton 1.200.000,00 0,2 2.400,00

3. KLASIFIKASI KHUSUS
a. Jumlah Lantai > 2 Lantai
b. Jenis Struktur dan Konstruksi :

JENIS STRUKTUR DAN KONSTRUKSI PERHITUNGAN - IMB


HARGA DASAR
NO JENIS BANGUNAN RANGKA PENUTUP RANGKA TARIF
PONDASI DINDING KUDA-KUDA PENUTUP ATAP (Rp. /M2) INDEX %
BANGUNAN LANTAI ATAP (Rp/M2)
Kayu/Keramik/
1 Mesjid/Mushola Batu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Bata Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/ Beton 1.400.000,00 0,2 2.800,00
Kayu/Keramik/
2 Gereja Batu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Bata Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/ Beton 1.400.000,00 0,2 2.800,00
Kayu/Keramik/
3 Vihara Batu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Bata Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/ Beton 1.400.000,00 0,2 2.800,00
Kayu/Keramik/
4 Klenteng Batu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Bata Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/ Beton 1.400.000,00 0,2 2.800,00
Kayu/Keramik/
5 Pura Batu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Bata Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/ Beton 1.400.000,00 0,2 2.800,00
Kayu/Keramik/
6 Bangunan Pelengkap Keagamaan Batu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Bata Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/ Beton 1.400.000,00 0,2 2.800,00
C. FUNGSI USAHA
1. KLASIFIKASI SEDERHANA
a. Jumlah Lantai : 1- 2 Lantai
b. Jenis Struktur dan Konstruksi :

JENIS STRUKTUR DAN KONSTRUKSI PERHITUNGAN - IMB


HARGA DASAR
NO JENIS BANGUNAN RANGKA PENUTUP RANGKA TARIF
PONDASI DINDING KUDA-KUDA PENUTUP ATAP (Rp. /M2) INDEX %
BANGUNAN LANTAI ATAP (Rp/M2)
Genting /
1 Perkantoran Komersil Batu/Beton Kayu/Baja Plesteran/Keramik Bata Merah/Batako/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Alumunium/Asbes
900.000,00 1,0 9.000,00
2 Pasar Modern Beton Beton/Baja Keramik/Marmer Bata Merah/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Beton 800.000,00 1,0 8.000,00
3 Ruko Batu/Beton Beton/Baja Keramik/Marmer Bata Merah/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Beton 800.000,00 1,0 8.000,00
4 Rumah Kantor Beton Beton/Baja Keramik/Marmer Bata Merah/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Beton 800.000,00 1,0 8.000,00
5 Mall/Supermarket Beton Beton/Baja Keramik/Marmer/ Granit Bata Merah/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Beton 900.000,00 1,0 9.000,00
6 Restoran Beton Beton/Baja Keramik/Marmer Bata Merah/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Beton 800.000,00 1,0 8.000,00
7 Industri Beton Beton/Baja Keramik/Marmer Bata Merah/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Beton 800.000,00 1,0 8.000,00
8 bangunan Usaha lain Sejenisnya Beton Beton/Baja Keramik/Marmer Bata Merah/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Beton 800.000,00 1,0 8.000,00

2. KLASIFIKASI TIDAK SEDERHANA


a. Jumlah Lantai > 2 Lantai
b. Jenis Struktur dan Konstruksi :

JENIS STRUKTUR DAN KONSTRUKSI PERHITUNGAN - IMB


HARGA DASAR
NO JENIS BANGUNAN RANGKA PENUTUP RANGKA TARIF
PONDASI DINDING KUDA-KUDA PENUTUP ATAP (Rp. /M2) INDEX %
BANGUNAN LANTAI ATAP (Rp/M2)

1 Perkantoran Komersil Batu/Beton Kayu/Baja Plesteran/Keramik Bata Merah/Batako/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Alumunium/Asbes 1.100.000,00 0,9 9.900,00
2 Pasar Modern Beton Beton/Baja Keramik/Marmer Bata Merah/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Beton 1.000.000,00 0,9 9.000,00
3 Ruko Batu/Beton Beton/Baja Keramik/Marmer Bata Merah/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Beton 1.000.000,00 0,9 9.000,00
4 Rumah Kantor Beton Beton/Baja Keramik/Marmer Bata Merah/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Beton 1.000.000,00 0,9 9.000,00
5 Mall/Supermarket Beton Beton/Baja Keramik/Marmer/ Granit Bata Merah/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Beton 1.100.000,00 0,9 9.900,00
6 Restoran Beton Beton/Baja Keramik/Marmer Bata Merah/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Beton 1.000.000,00 0,9 9.000,00
7 Industri Beton Beton/Baja Keramik/Marmer Bata Merah/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Beton 1.000.000,00 0,9 9.000,00
8 bangunan Usaha lain Sejenisnya Beton Beton/Baja Keramik/Marmer Bata Merah/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Beton 1.000.000,00 0,9 9.000,00
3. KLASIFIKASI KHUSUS
a. Jumlah Lantai > 2 Lantai
b. Jenis Struktur dan Konstruksi :

JENIS STRUKTUR DAN KONSTRUKSI PERHITUNGAN - IMB


HARGA DASAR
NO JENIS BANGUNAN RANGKA PENUTUP RANGKA TARIF
PONDASI DINDING KUDA-KUDA PENUTUP ATAP (Rp. /M2) INDEX %
BANGUNAN LANTAI ATAP (Rp/M2)
1 Perkantoran Komersil Batu/Beton Kayu/Baja Plesteran/Keramik Bata Merah/Batako/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Asbes 1.300.000,00 0,8 10.400,00
2 Pasar Modern Beton Beton/Baja Keramik/Marmer Bata Merah/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Beton 1.200.000,00 0,8 9.600,00
3 Ruko Batu/Beton Beton/Baja Keramik/Marmer Bata Merah/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Beton 1.200.000,00 0,8 9.600,00
4 Rumah Kantor Beton Beton/Baja Keramik/Marmer Bata Merah/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Beton 1.200.000,00 0,8 9.600,00
5 Mall/Supermarket Beton Beton/Baja Keramik/Marmer/ Granit Bata Merah/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Beton 1.300.000,00 0,8 10.400,00
6 Restoran Beton Beton/Baja Keramik/Marmer Bata Merah/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Beton 1.200.000,00 0,8 9.600,00
7 Industri Beton Beton/Baja Keramik/Marmer Bata Merah/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Beton 1.200.000,00 0,8 9.600,00
8 bangunan Usaha lain Sejenisnya Beton Beton/Baja Keramik/Marmer Bata Merah/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Beton 1.200.000,00 0,8 9.600,00

D. FUNGSI SOSIAL DAN BUDAYA


1. KLASIFIKASI SEDERHANA
a. Jumlah Lantai : 1- 2 Lantai
b. Jenis Struktur dan Konstruksi :

JENIS STRUKTUR DAN KONSTRUKSI PERHITUNGAN - IMB


HARGA DASAR
NO JENIS BANGUNAN RANGKA PENUTUP RANGKA TARIF
PONDASI DINDING KUDA-KUDA PENUTUP ATAP (Rp. /M2) INDEX %
BANGUNAN LANTAI ATAP (Rp/M2)
Kayu/Keramik/
1 Bangunan Olahraga Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 1.250.000,00 0,2 2.500,00
Kayu/Keramik/
2 Bangunan Pemakaman Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 1.000.000,00 0,2 2.000,00
Kayu/Keramik/
3 Bangunan Kesenian/Kebudayaan Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 1.000.000,00 0,2 2.000,00
Kayu/Keramik/
4 Bangunan Pasar Tradisional Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 400.000,00 0,2 800,00
Kayu/Keramik/
5 Bangunan Terminal/Hallte Bus Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 800.000,00 0,2 1.600,00
Kayu/Keramik/
6 Bangunan Pendidikan Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 1.000.000,00 0,2 2.000,00
Kayu/Keramik/
7 Bangunan Kesehatan Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 1.000.000,00 0,2 2.000,00
Kayu/Keramik/
8 Bangunan Kantor Pemerintahan Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 800.000,00 0,2 1.600,00
Kayu/Keramik/
9 Bangunan Panti Jompo/Panti Asuhan Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 1.000.000,00 0,2 2.000,00
Kayu/Keramik/
10 Bangunan Sosial Budaya Lain Sejenisnya Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 800.000,00 0,2 1.600,00

2. KLASIFIKASI TIDAK SEDERHANA


a. Jumlah Lantai > 2 Lantai
b. Jenis Struktur dan Konstruksi :
JENIS STRUKTUR DAN KONSTRUKSI PERHITUNGAN - IMB
HARGA DASAR
NO JENIS BANGUNAN RANGKA PENUTUP RANGKA TARIF
PONDASI DINDING KUDA-KUDA PENUTUP ATAP (Rp. /M2) INDEX %
BANGUNAN LANTAI ATAP (Rp/M2)
Kayu/Keramik/
1 Bangunan Olahraga Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 1.250.000,00 0,2 2.500,00
Kayu/Keramik/
2 Bangunan Pemakaman Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 1.100.000,00 0,2 2.200,00
Kayu/Keramik/
3 Bangunan Kesenian/Kebudayaan Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 1.200.000,00 0,2 2.400,00
Kayu/Keramik/
4 Bangunan Pasar Tradisional Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 600.000,00 0,2 1.200,00
Kayu/Keramik/
5 Bangunan Terminal/Hallte Bus Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 1.000.000,00 0,2 2.000,00
Kayu/Keramik/
6 Bangunan Pendidikan Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 1.200.000,00 0,2 2.400,00
Kayu/Keramik/
7 Bangunan Kesehatan Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 1.200.000,00 0,2 2.400,00
Kayu/Keramik/
8 Bangunan Kantor Pemerintahan Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 1.000.000,00 0,2 2.000,00
Kayu/Keramik/
9 Bangunan Panti Jompo/Panti Asuhan Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 1.100.000,00 0,2 2.200,00
Kayu/Keramik/
10 Bangunan Sosial Budaya Lain Sejenisnya Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 800.000,00 0,2 1.600,00
3. KLASIFIKASI KHUSUS
a. Jumlah Lantai > 2 Lantai
b. Jenis Struktur dan Konstruksi :

JENIS STRUKTUR DAN KONSTRUKSI PERHITUNGAN - IMB


HARGA DASAR
NO JENIS BANGUNAN RANGKA PENUTUP RANGKA TARIF
PONDASI DINDING KUDA-KUDA PENUTUP ATAP (Rp. /M2) INDEX %
BANGUNAN LANTAI ATAP (Rp/M2)
Kayu/Keramik/
1 Bangunan Olahraga Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 1.250.000,00 0,2 2.500,00
Kayu/Keramik/
2 Bangunan Pemakaman Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 1.200.000,00 0,2 2.400,00
Kayu/Keramik/
3 Bangunan Kesenian/Kebudayaan Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 1.250.000,00 0,2 2.500,00
Kayu/Keramik/
4 Bangunan Pasar Tradisional Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 650.000,00 0,2 1.300,00
Kayu/Keramik/
5 Bangunan Terminal/Hallte Bus Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 1.000.000,00 0,2 2.000,00
Kayu/Keramik/
6 Bangunan Pendidikan Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 1.200.000,00 0,2 2.400,00
Kayu/Keramik/
7 Bangunan Kesehatan Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 1.200.000,00 0,2 2.400,00
Kayu/Keramik/
8 Bangunan Kantor Pemerintahan Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 1.000.000,00 0,2 2.000,00
Kayu/Keramik/
9 Bangunan Panti Jompo/Panti Asuhan Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 1.200.000,00 0,2 2.400,00
Kayu/Keramik/
10 Bangunan Sosial Budaya Lain Sejenisnya Kayu/Beton Kayu/Beton/Baja
Marmer/Granit
Batu Merah Kayu/Baja Kayu/Baja Genting/Sirap/Beton 1.000.000,00 0,2 2.000,00

E. FUNGSI GANDA/CAMPURAN
1. KLASIFIKASI SEDERHANA
a. Jumlah Lantai : 1- 2 Lantai
b. Jenis Struktur dan Konstruksi :

JENIS STRUKTUR DAN KONSTRUKSI PERHITUNGAN - IMB


HARGA DASAR
NO JENIS BANGUNAN RANGKA PENUTUP RANGKA TARIF
PONDASI DINDING KUDA-KUDA PENUTUP ATAP (Rp. /M2) INDEX %
BANGUNAN LANTAI ATAP (Rp/M2)

1 Hotel Batu/Beton Kayu/Baja Plesteran/Keramik Bata Merah/Batako/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Alumunium 900.000,00 1,0 9.000,00
2 Apartement Batu/Beton Kayu/Baja Plesteran/Keramik Bata Merah/Batako/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Alumunium 900.000,00 1,0 9.000,00
3 Mall/Shopping Centre Batu/Beton Kayu/Baja Plesteran/Keramik Bata Merah/Batako/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Alumunium 1.000.000,00 1,0 10.000,00
4 Sport Hall Batu/Beton Kayu/Baja Plesteran/Keramik Bata Merah/Batako/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Alumunium 1.000.000,00 1,0 10.000,00
5 Bangunan Hiburan Batu/Beton Kayu/Baja Plesteran/Keramik Bata Merah/Batako/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Alumunium 1.000.000,00 1,0 10.000,00

2. KLASIFIKASI TIDAK SEDERHANA


a. Jumlah Lantai > 2 Lantai
b. Jenis Struktur dan Konstruksi :

JENIS STRUKTUR DAN KONSTRUKSI PERHITUNGAN - IMB


HARGA DASAR
NO JENIS BANGUNAN RANGKA PENUTUP RANGKA TARIF
PONDASI DINDING KUDA-KUDA PENUTUP ATAP (Rp. /M2) INDEX %
BANGUNAN LANTAI ATAP (Rp/M2)

1 Hotel Batu/Beton Kayu/Baja Plesteran/Keramik Bata Merah/Batako/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Alumunium 1.100.000,00 0,9 9.900,00
2 Apartement Batu/Beton Kayu/Baja Plesteran/Keramik Bata Merah/Batako/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Alumunium 1.100.000,00 0,9 9.900,00
3 Mall/Shopping Centre Batu/Beton Kayu/Baja Plesteran/Keramik Bata Merah/Batako/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Alumunium 1.200.000,00 0,9 10.800,00
4 Sport Hall Batu/Beton Kayu/Baja Plesteran/Keramik Bata Merah/Batako/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Alumunium 1.200.000,00 0,9 10.800,00
5 Bangunan Hiburan Batu/Beton Kayu/Baja Plesteran/Keramik Bata Merah/Batako/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Alumunium 1.200.000,00 0,9 10.800,00

3. KLASIFIKASI KHUSUS
a. Jumlah Lantai > 2 Lantai
b. Jenis Struktur dan Konstruksi :

JENIS STRUKTUR DAN KONSTRUKSI PERHITUNGAN - IMB


HARGA DASAR
NO JENIS BANGUNAN RANGKA PENUTUP RANGKA TARIF
PONDASI DINDING KUDA-KUDA PENUTUP ATAP (Rp. /M2) INDEX %
BANGUNAN LANTAI ATAP (Rp/M2)

1 Hotel Batu/Beton Kayu/Baja Plesteran/Keramik Bata Merah/Batako/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Alumunium 1.300.000,00 0,8 10.400,00
2 Apartement Batu/Beton Kayu/Baja Plesteran/Keramik Bata Merah/Batako/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Alumunium 1.300.000,00 0,8 10.400,00
3 Mall/Shopping Centre Batu/Beton Kayu/Baja Plesteran/Keramik Bata Merah/Batako/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Alumunium 1.400.000,00 0,8 11.200,00
4 Sport Hall Batu/Beton Kayu/Baja Plesteran/Keramik Bata Merah/Batako/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Alumunium 1.400.000,00 0,8 11.200,00
5 Bangunan Hiburan Batu/Beton Kayu/Baja Plesteran/Keramik Bata Merah/Batako/ Beton Kayu/Baja Kayu/Baja Genting /Alumunium 1.400.000,00 0,8 11.200,00
II. HARGA DASAR BUKAN BANGUNAN GEDUNG

PERHITUNGAN - IMB
NO JENIS BANGUNAN PELENGKAP UKURAN (Rp./M1/M2/M3) TARIF
INDEX %
(Rp/M2)

1 Plataran Prkir, Lapang Tenis dan Lain Sejenisnya M2 150.000,00 0,5 750,00
2 Pagar Tembok/Besi, Tanggul/Turap dan Lain Sejenisnya M2 400.000,00 o.5 2.000,00
3 Septic Tank/Bak/Penampungan bekas Air kotor dan Lain sejenisnya M3 300.000,00 o.5 1.500,00
4 Sumur Resapan dan Lain sejenisnya M3 300.000,00 o.5 1.500,00
5 Teras tidak berdinding, Tempat Pencucian, Rabat dan Lain Sejenisnya M2 50.000,00 o.5 250,00
6 Dinding Penahan Tanah dan Lain sejenisnya M2 500.000,00 o.5 2.500,00
7 Jembatan Penyebrangan orang/umum M2 500.000,00 o.5 2.500,00
8 Jembatan Jalan Perumahan dan lain sejenisnya M2 1.000.000,00 o.5 5.000,00
9 Penanaman Tanki, Landasan Tanki, Bangunan Pengolahan Air, Gardu Listrik
dan lain Sejenisnya. M2 800.000,00 o.5 4.000,00
10 Kolam Renang, Kolam Ikan Air deras dan Lain sejenisnya M2 800.000,00 o.5 4.000,00
11 Gapura, Patung, Bangunan Reklame, Monumen dan Lain Sejenisnya. M2 300.000,00 o.5 1.500,00
12 Gorong-gorong : Ukuran < 50 Cm 150.000,00 o.5 750,00
Ukuran > 50 Cm 300.000,00 o.5 1.500,00
.

BUPATI BANDUNG BARAT,

ttd.

ABUBAKAR
LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH
KABUPATEN BANDUNG BARAT
NOMOR 8 TAHUN 2011
TENTANG
PENYELENGGARAAN PENATAAN BANGUNAN DAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

PERHITUNGAN LUAS BANGUNAN DAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB)

A. PERHITUNGAN LUAS BANGUNAN


Nama :
Alamat :
Peruntukan :
Lokasi :
B. PERHITUNGAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

TARIF
LUAS
NO KLASIFIKASI BANGUNAN TIDAK JUMLAH
SEDERHANA KHUSUS BANGUNAN
SEDERHANA
Index X HDB Index X HDB Index X HDB
I BANGUNAN GEDUNG
1. FUNGSI HUNIAN
a. Rumah Tinggal Tunggal Rp. 4.000 Rp. 6.000 Rp. 7.500 M2 Rp.
b. Rumah Tinggal Jamak/deret/Susun Rp. 4.000 Rp. 6.000 Rp. 7.500 M2 Rp.
c. Rumah Tinggal Sementara Rp. 5.000 Rp. 6.250 Rp. 8.750 M2 Rp.
d. Rumah Tinggal Campuran Rp. 5.000 Rp. 6.250 Rp. 8.750 M2 Rp.
bangunan bertingkat - 3/4 Retribusi Lantai dasar 3/4 X Rp. ………………………………………………………. Rp. …………………
bangunan ketinggian > 4 m' = 50 % Ret. Lantai dasar 50% X Rp. ………………………………………………………. Rp. …………………
bangunan tanpa dinding = 50 % Ret. Lantai dasar 50% X Rp. ………………………………………………………. Rp. …………………
2. FUNGSI USAHA
a. Bangunan Gedung Industri Rp. 7.500 Rp. 8.000 Rp. 10.000 M2 Rp.
b. Bangunan Gedung Perdagangan Rp. 7.200 Rp. 7.650 Rp. 9.900 M2 Rp.
c. Bangunan Gedung tempat Penyimpanan Rp. 6.000 Rp. 6.400 Rp. 8.800 M2 Rp.
d. Bangunan Gedung Perhotelan Rp. 6.300 Rp. 6.650 Rp. 10.500 M2 Rp.
e. Bangunan gedung Perkantoran Rp. 4.800 Rp. 5.100 Rp. 6.600 M3 Rp.
f. Bangunan Gedung Wisata & Rekreasi Rp. 3.750 Rp. 4.000 Rp. 5.500 M4 Rp.
g. Bangunan Gedung Terminal Rp. 3.000 Rp. 3.200 Rp. 4.400 M5 Rp.

bangunan bertingkat - 3/4 Retribusi Lantai dasar 3/4 X Rp. ………………………………………………………. Rp. …………………
bangunan ketinggian > 4 m' = 50 % Ret. Lantai dasar 50% X Rp. ………………………………………………………. Rp. …………………
bangunan tanpa dinding = 50 % Ret. Lantai dasar 50% X Rp. ………………………………………………………. Rp. …………………
3. FUNGSI SOSIAL BUDAYA
a. Bangunan Gedung Pendidikan Rp. 2.000 Rp. 2.400 Rp. 2.400 M2 Rp.
b. Bangunan Gedung Pelayanan Kesehatan Rp. 2.000 Rp. 2.400 Rp. 2.400 M2 Rp.
c. Bangunan Gedung Kebudayaan Rp. 2.000 Rp. 2.400 Rp. 2.500 M2 Rp.
d. Bangunan Gedung Olahraga Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500 M2 Rp.
bangunan bertingkat - 3/4 Retribusi Lantai dasar 3/4 X Rp. ………………………………………………………. Rp. …………………
bangunan ketinggian > 4 m' = 50 % Ret. Lantai dasar 50% X Rp. ………………………………………………………. Rp. …………………
bangunan tanpa dinding = 50 % Ret. Lantai dasar 50% X Rp. ………………………………………………………. Rp. …………………
4. FUNGSI KEAGAMAAN
a. Bangunan Mesjid/Musholla Rp. 2.000 Rp. 2.400 Rp. 2.800 M2 Rp.
b. bangunan Gereja Rp. 2.000 Rp. 2.400 Rp. 2.800 M2 Rp.
c. Bangunan Pura Rp. 2.000 Rp. 2.400 Rp. 2.800 M2 Rp.
d. Bangunan Vihara Rp. 2.000 Rp. 2.400 Rp. 2.800 M2 Rp.
e. Bangunan Kelenteng Rp. 2.000 Rp. 2.400 Rp. 2.800 M3 Rp.

bangunan bertingkat - 3/4 Retribusi Lantai dasar 3/4 X Rp. ………………………………………………………. Rp. …………………
bangunan ketinggian > 4 m' = 50 % Ret. Lantai dasar 50% X Rp. ………………………………………………………. Rp. …………………
bangunan tanpa dinding = 50 % Ret. Lantai dasar 50% X Rp. ………………………………………………………. Rp. …………………
II BANGUNAN PELENGKAP
1 Gorong-gorong Ukuran f < 50 cm Rp. 750 M2 Rp.
Gorong-gorong Ukuran f > 50 cm Rp. 1.500 M2 Rp.
2 Pagar Tembok/Bramdmuur Rp. 500 M2 Rp.
3 Pagar Tembok / Benteng Rp. 2.000 M2 Rp.
4 Jembatan Rp. 5.000 M2 Rp.
5 Jalan Tanah/Koral Rp. 250 M2 Rp.
6 Jalan Beton/Jalan Aspal Rp. 750 M2 Rp.
7 Selokan/Greppel Rp. 375 M2 Rp.
8 Tanki Air Rp. 2.500 M2 Rp.
9 Bak/Kolam Rp. 1.750 M2 Rp.
10 Rabat/Lantai Terbuk/Brandmuur Rp. 250 M2 Rp.
11 Keermuur/TPT (Tembok Penahan Tanah) Rp. 2.500 M2 Rp.
12 Septic Tank Rp. 1.500 M2 Rp.
13 Pagar Teralis/Besi Rp. 2.000 M2 Rp.
Jumlah
Pindahan Jumlah Rp. …………………
III BANGUNAN STRUKTUR BERDIRI SENDIRI
1% Rencana Anggaran Biaya (RAB) 1% X Rp.
IV BANGUNAN INSIDENTIL
1 Direksikeet Rp. 500.000 Rp.
2 Bangunan Sementara dengan masa Penggunaan > 100 hari Rp. 500.000 Rp.

Jumlah Retribusi Rp. ……………….


V PERUBAHAN BANGUNAN
1 Rubah Fungsi Bang = 20 % X Luas Bang. X harga Dasar x Koef 20 % X Rp. …………………………….. Rp.
2 Perbaikan Sedang = 50 % x Ret. Bangunan 50 % X Rp. …………………………….. Rp.
3 Perbaikan Ringan = 70 % x Ret. Bangunan 70 % X Rp. …………………………….. Rp.
4 Perbaikan Total = 90 % x Ret. Bangunan 90 % X Rp. …………………………….. Rp.

VI PEMUTAKHIRAN DATA
1 Balik Nama IMB = 20 % X Luas Bang. X harga Dasar x Koef 20 % X Rp. ………………………… Rp.
2 Izin Ulang IMB = 20 % X Luas Bang. X harga Dasar x Koef 20 % X Rp. ………………………… Rp.

VII BIAYA ADMINISTRASI


1 Biaya Pengesahan Gambar (Hunian, Sosial, Budaya, Olahraga) 5% X Rp. ………………………… Rp.
2 Biaya Pengesahan Gambar (usaha dan Khusus) 5% X Rp. ………………………… Rp.
3 Biaya Pengesahan Gambar Bangunan Struktur Berdiri sendiri 0.3 % X Rp. ………………………… Rp.
4 Biaya Pemeriksaan dan Pengawasan Bangunan 10 % X Rp. ………………………… Rp.
5 Biaya Plang / Papan IMB Rp. 75.000

Jumlah Total Retribusi Rp.

Terbilang :
(……………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………)

Ket :
HDB : Harga Dasar Bangunan.

PEMUTAKHIRAN DATA

NO JENIS PEMUTAKHIRAN INDEKS

1. Balik Nama IMB 20%

2. Izin Ulang IMB 20%


REHABILITASI DAN/ATAU RENOVASI DAN PELESTARIAN DAN/ATAU PEMUGARAN

NO JENIS PERUBAHAN BANGUNAN TINGKAT KERUSAKAN

1 Perbaikan Ringan 50 %

2 Perbaikan Sedang 70 %

3 Perbaikan Total 90 %

BANGUNAN BERUBAH FUNGSI

NO JENIS PERUBAHAN BANGUNAN TINGKAT KERUSAKAN

1 Rubah Fungsi Bangunan 20 %

BUPATI BANDUNG BARAT,

ttd.

ABUBAKAR
LAMPIRAN
PERATURAN DAERAH
KABUPATEN BANDUNG BARAT
NOMOR 6 TAHUN 2011
TENTANG
RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN
Struktur Besaran Tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan Pada Puskesmas, Puskesmas
Keliling, Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan, Laboratorium adalah sebagai
berikut :

NO JENIS PELAYANAN KESEHATAN SATUAN BESARAN


A PELAYANAN RAWAT JALAN
1. Pelayanan Umum, KIA-KB, Gigi Per Kunjungan 2.000
2. Pelayanan Spesialis Per Kunjungan 20.000
Tindakan Medis
a. Pelayanan Kesehatan Ibu Anak/Keluarga Berencana
1. Pemasangan Implant Per Tindakan 15.000
2. Pencabutan Implant Per Tindakan 25.000
3. Pemasangan IUD Per Tindakan 25.000
4. Pencabutan IUD Per Tindakan 15.000
5. Kontrol IUD Per Tindakan 10.000
6. Injeksi KB Per Tindakan 10.000
7. Vasektomi Per Tindakan 50.000
8. Perawatan Payudara Per Kunjungan 10.000
9. Senam hamil Per Kunjungan 10.000
10. Senam nifas Per Kunjungan 10.000
11. Test perkembangan anak (DIDTK) Per Kunjungan 10.000
b. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Konservasi
1 Tambalan tetap amalgam per gigi Per Tindakan 15.000
2 Tambalan tetap glass ionomer per gigi Per Tindakan 15.000
3 Tambalan tetap composite per gigi (kecil) Per Tindakan 35.000
4 Tambalan tetap composite per gigi (besar) Per Tindakan 45.000
5 Tambalan sementara per gigi (tergantung
Per Tindakan
besarnya) 10.000
6 Tambalan sementara direct/indirect pulp Per Tindakan
capping per gigi 15.000
7 Tambalan sementara devitalisasi per gigi Per Tindakan 15.000
8 Trepanasi per gigi Per Tindakan 15.000
9 Pengisian kamar pulpa per gigi (termasuk
Per Tindakan
tambalan sementara) 20.000
10 Pembersihan karang gigi satu regio Per Tindakan 25.000
11 Perawatan saluran akar gigi satu gigi(setiap
Per Tindakan
kali kunjungan) 10.000
12 Incisi Abses pada mulut Per Tindakan 15.000
13 Anasthesi lokal pada tindakan konservasi Per Tindakan 5.000
14 Kontrol pasca tindakan Per Tindakan 5.000

Exodontia
1 Pencabutan gigi tetap dengan anestesi topikal Per Tindakan
per gigi 10.000
2 Pencabutan gigi tetap dengan anestesi injeksi
Per Tindakan
per gigi 15.000
3 Pencabutan gigi tetap dengan komplikasi per
Per Tindakan
gigi 25.000
NO JENIS PELAYANAN KESEHATAN SATUAN BESARAN
4
Pencabutan satu gigi dengan suntikan Citoject Per Tindakan
20.000
5 Pencabutan satu gigi M3 (posisi normal) Per Tindakan 35.000
6 Hecting 1 - 3 jahitan Per Tindakan 10.000
7 Buka jahitan/post pencabutan gigi dengan
Per Tindakan
tindakan 10.000
8 Penanggulangan Dry Socket Per Tindakan 20.000
9 Kontrol post pencabutan gigi Per Tindakan 5.000

Pedodontia
1 Pencabutan gigi anak dengan anestesi topikal
Per Tindakan
per gigi 10.000
2 Pencabutan gigi anak dengan anestesi injeksi
Per Tindakan
per gigi 15.000
3 Perawatan darurat (trepanasi) per gigi Per Tindakan 10.000
4 Tambalan sementara per gigi Per Tindakan 10.000
5 Tambalan sementara direct/indirect pulp
Per Tindakan
capping per gigi 15.000
6 Tambalan sementara devitalisasi per gigi Per Tindakan 15.000
7 Tambalan sementara pengisian kamar pulpa
Per Tindakan
per gigi 15.000
8 One Visite Endodonticbper gigi Per Tindakan 20.000
9 Tambalan amalgam per gigi Per Tindakan 15.000
10 Tambalan glass ionomer per gigi Per Tindakan 20.000
11 Pembersihan plak per regio Per Tindakan 15.000
12 Kontrol pasca tindakan Per Tindakan 5.000
Periodontia
1 Macro scalling per regio Per Tindakan 25.000
2 Buka jahitan/Buka Pack Per Tindakan 10.000
3 Kontrol pasca tindakan Per Tindakan 5.000

B. PELAYANAN GAWAT DARURAT dan BEDAH


Pelayanan gawat darurat (tanpa tindakan
a. medis) Per Kunjungan 10.000
Tindakan Medis Pelayanan Gawat Darurat dan Bedah
b.
1 Erasio Portionis Uteri Per Tindakan 10.000
2 Perawatan luka tanpa jahitan Per Tindakan 7.000
3 Perawatan luka dengan 1-2 jahitan Per Tindakan 10.000
4 Perawatan luka lebih dari 2 jahitan, tiap Per Tindakan
jahitan 4.000
5 Perawatan luka dengan buka jahitan (aff
Per Tindakan
hecting) 1 - 5 10.000
6 Perawatan luka dengan buka jahitan (aff
Per Tindakan
hecting) 6 - 10 15.000
7 Perawatan luka dengan buka jahitan (aff
Per Tindakan
hecting) 11 - 20 20.000
8 Perawatan luka dengan buka jahitan (aff
Per Tindakan
hecting) > 20 25.000
9 Perawatan luka bakar s/d 5% Per Tindakan 15.000
10 Perawatan luka bakar > 5 - 10% Per Tindakan 20.000.-
11 Perawatan luka bakar > 10 - 50% Per Tindakan 25.000
12 Perawatan luka bakar > 50% Per Tindakan 30.000
13 Insisi Abses Per Tindakan 15.000
14 Insisi Abses Besar Per Tindakan 20.000
15 Eksterpasi Per Tindakan 25.000
16 Eksterpasi besar lain Per Tindakan 40.000
NO JENIS PELAYANAN KESEHATAN SATUAN BESARAN
17 Khitan (sirkumsisi) Per Tindakan 125.000
18 Bilas Cerumen prop/GMP Per Tindakan 10.000
19 Tindik Per Tindakan 10.000
20 Katerisasi Per Tindakan 15.000
21 Lavement pengobatan Per Tindakan 10.000
22 Glycerin spuit Per Tindakan 10.000
23 Insisi Hordeolum Per Tindakan 25.000
24 Ekstraksi benda asing di telinga/hidung Per Tindakan 15.000
25 Suntikan Per Tindakan 2.000
26 Infus Per Tindakan 8.000
27 Transfusi Per Tindakan 10.000
28 Venaseksi Per Tindakan 30.000
29 Sonde hidung (dewasa) Per Tindakan 10.000
30 Bilas Lambung (dewasa) Per Tindakan 25.000
31 Punksi Lumbal Per Tindakan 200.000
32 Punksi Pleura Per Tindakan 150.000
33 Punksi Ascites Per Tindakan 125.000
34 WSD (Water Seal Drainage) Per Tindakan 125.000
35 Resusitasi Per Tindakan 25.000
36 Oksigen /mm3 Per Tindakan 6.000
37 Nebulizer Per Tindakan 20.000
38 Tampon hidung Per Tindakan 10.000
39 Cabut kuku Per Tindakan 20.000
40 Pemasangan mitella/ spalk Per Tindakan 10.000
41 Ransel Verban Per Tindakan 15.000
42 Breast pump Per Tindakan 10.000
43 Skin test Per Tindakan 5.000
C PELAYANAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a Hematologi
1
Darah Lengkap (Hb, Leko, Trombo, Ery, MCV,
MCH, MCHC, Hematokrit, Diff Count, LED)
Per Pemeriksaan 30.000

2 Darah Rutin (Hb, Leko, Trombo, Hematokrit) Per Pemeriksaan 20.000


3 Hb, Photometer Per Pemeriksaan 8.000
4 Hb Sahli Per Pemeriksaan 5.000
5 Jumlah Lekosit, Mikroskopis Per Pemeriksaan 8.000
6 Jumlah Trombosit, Mikroskopis Per Pemeriksaan 10.000
7 LED Per Pemeriksaan 9.000
8 Golongan Darah tanpa rhesus Per Pemeriksaan 7.000
9 Golongan Darah dengan rhesus Per Pemeriksaan 12.000
10 Hematokrtit, Mikrohematokrit Per Pemeriksaan 7.000
11 Jumlah Eritrosit, Mikroskopis Per Pemeriksaan 8.000
12 Jumlah Eosinofil, Mikroskopis Per Pemeriksaan 8.000
13 Jumlah Retikulosit, Mikroskopis Per Pemeriksaan 9.000
14 Hitung Jenis Lekosit (diff), Mikroskopis Per Pemeriksaan 9.000
15 Morfologi Darah Tepi, morfologi Per Pemeriksaan 30.000
16 Morfologi Sumsum Tulang Per Pemeriksaan 45.000
17 Waktu Perdarahan Per Pemeriksaan 7.000
18 Waktu Pembekuan Per Pemeriksaan 7.000
19 Rumple Leed Per Pemeriksaan 10.000
20 Retraksi Bekuan Per Pemeriksaan 8.000
21 Ketahanan Osmotik Per Pemeriksaan 15.000
22 Fibrinogen Per Pemeriksaan 90.000
23 Agregasi Trombosit Per Pemeriksaan 73.000
24 Masa Trombin Per Pemeriksaan 104.500
25 Protombin Plasma Per Pemeriksaan 71.000
NO JENIS PELAYANAN KESEHATAN SATUAN BESARAN
26 Tromboplastin Masa Partial Per Pemeriksaan 38.500
27 Faktor Pembekuan Per Pemeriksaan 155.000
b Kimia Klinik
1 Glukosa Per Pemeriksaan 13.000
2 Kolesterol Total Per Pemeriksaan 15.000
3 Trigliserid Per Pemeriksaan 18.000
4 Ureum Per Pemeriksaan 12.000
5 Kreatinin Per Pemeriksaan 12.000
6 SGOT Per Pemeriksaan 15.000
7 SGPT Per Pemeriksaan 15.000
8 Alkali Phosphatase Per Pemeriksaan 22.000
9 Gamma GT Per Pemeriksaan 31.000
10 Bilirubin Total Per Pemeriksaan 12.000
11 Bilirubin Direk Per Pemeriksaan 12.000
12 Protein Total Per Pemeriksaan 11.000
13 Albumin Per Pemeriksaan 15.000
14 Asam Urat Per Pemeriksaan 15.000
15 HDL-C Per Pemeriksaan 18.000
16 LDL-C Per Pemeriksaan 18.000
17 Cholesterol LDL Direct Per Pemeriksaan 30.000
18 Apo (B) Per Pemeriksaan 93.500
19 CK Per Pemeriksaan 70.000
20 Calsium, fotometri Per Pemeriksaan 30.000
20 HbA1C Per Pemeriksaan 85.000
21 LDH Per Pemeriksaan 30.000
c Urinalisa
Urine Rutin (Carik Celup, Makroskopis,
1 Per Pemeriksaan 19.000
Mikroskopis)
2 Sedimen Per Pemeriksaan 9.000
3 Reduksi Per Pemeriksaan 7.000
4 Protein Per Pemeriksaan 5.500
5 Bilirubin Per Pemeriksaan 5.500
6 Keton Per Pemeriksaan 5.500
d Skrining Narkoba
Narkoba (Amphetamin, Metamphetamine,
1 Per Pemeriksaan 150.000
Coccain, Morphin, THC, BZN, Barbiturat)
e Pemeriksaan Faeces
1 Faeces Rutin (Makroskopis, mikroskopis) Per Pemeriksaan 15.000
2 Darah Samar Per Pemeriksaan 25.000
Sisa Percernaan (Protein, Karbohidrat,
3 Per Pemeriksaan 10.000
Lemak)
f Mikrobiologi
1 Mikroskopis GO Per Pemeriksaan 11.000
2 Mikroskopis BTA Per Pemeriksaan 12.000
3 Mikroskopis Lepra Per Pemeriksaan 12.000
4 Mikroskopis Candida Per Pemeriksaan 11.000
5 Mikroskopis Diphterie Per Pemeriksaan 11.000
6 Mikroskopis Jamur /Fungi Per Pemeriksaan 19.000
7 Mikroskopis Malaria / Filaria Per Pemeriksaan 15.000
8 Mikroskopis Trichomonas Per Pemeriksaan 15.000
9 Mikroskopis Amoeba Per Pemeriksaan 15.000
10 Mikroskopis Telur Cacing Per Pemeriksaan 15.000
11 Mikroskopis Sarcoptes scabei Per Pemeriksaan 10.000
12 Mikroskopis Schistosoma Per Pemeriksaan 15.000
13 Telur Cacing Konsentrasi Per Pemeriksaan 12.000
14 Telur Cacing Metode Kato Katz Per Pemeriksaan 14.000
NO JENIS PELAYANAN KESEHATAN SATUAN BESARAN
15 Biakan Mikrobiologi (Kultur MO) Per Pemeriksaan 88.000
16 Biakan Gaal (Bactec & manual) Per Pemeriksaan 72.000
17 Biakan (M. TBC) Per Pemeriksaan 30.000
18 Biakan GO Per Pemeriksaan 50.000
19 Biakan Diphterie Per Pemeriksaan 52.000
20 Biakan Jamur/Fungi Per Pemeriksaan 37.000
21 Biakan V. Cholera Per Pemeriksaan 49.000
22 Biakan Urine Per Pemeriksaan 88.000
23 Biakan Faeces / R. Swab Per Pemeriksaan 110.000
24 Biakan Salmonella selain darah Per Pemeriksaan 50.000
25 Hitung Kuman Per Pemeriksaan 27.000
26 Resistensi Aerob Per Pemeriksaan 53.000
27 Resistensi M. TBC Per Pemeriksaan 95.000
28 Biakan dan Resistensi Per Pemeriksaan 132.000
29 Biakan dan Hitung Kuman Per Pemeriksaan 105.000
30 Biakan, Hitung Kuman dan Resistensi Per Pemeriksaan 150.000
31 Biakan An aerob Per Pemeriksaan 91.000
32 E. Coli Identifikasi Per Pemeriksaan 50.000
33 MPN Coliform Per Pemeriksaan 50.000
34 MPN Coli Tinja Per Pemeriksaan 50.000
35 Clostridium spp Per Pemeriksaan 88.000
36 Campylobacter jejuni Per Pemeriksaan 88.000
37 Staphylococcus spp Per Pemeriksaan 50.000
38 Streptococcus spp Per Pemeriksaan 80.000
39 Acinetobacter spp Per Pemeriksaan 50.000
40 Aeromonas spp Per Pemeriksaan 50.000
41 Bacilus spp Per Pemeriksaan 50.000
42 Bakteriodes fragilis Per Pemeriksaan 87.000
43 Bordetella spp Per Pemeriksaan 77.000
44 Branhamella catarrhalis Per Pemeriksaan 44.000
45 Brucella spp Per Pemeriksaan 57.000
46 Citrobacter spp Per Pemeriksaan 50.000
47 Edwardsiella spp Per Pemeriksaan 50.000
48 Enterobacter spp Per Pemeriksaan 50.000
49 Enterococcus Per Pemeriksaan 61.000
50 Fusobacterium necrophorum Per Pemeriksaan 88.000
51 Haemophilus spp Per Pemeriksaan 77.000
52 Helicobacter pylori Per Pemeriksaan 91.000
53 Klebsiella spp Per Pemeriksaan 50.000
54 Neisseria meningitidis Per Pemeriksaan 50.000
55 Nocardia spp Per Pemeriksaan 61.000
56 Proteus spp Per Pemeriksaan 50.000
57 Providencia spp Per Pemeriksaan 50.000
58 Pseudomonas spp Per Pemeriksaan 61.000
59 Shigella spp Per Pemeriksaan 50.000
60 Serratia marcescens Per Pemeriksaan 50.000
61 Yersinia spp Per Pemeriksaan 50.000
62 Biakan Legionella Per Pemeriksaan 91.000
63 Biakan Larva A. Duodenale/N. Am ericanus Per Pemeriksaan 22.000
64 Biakan jaringan Phylamydia spp Per Pemeriksaan 825.000
65 Biakan jaringan Mycoplasma spp Per Pemeriksaan 825.000
g Imunologi
Hepatitis
1 HbsAg Rapid Test Per Pemeriksaan 27.500
2 HBsAg / ELFA Per Pemeriksaan 55.000
3 Anti HBs Titer Per Pemeriksaan 71.500
NO JENIS PELAYANAN KESEHATAN SATUAN BESARAN
4 HBeAg Rapid Per Pemeriksaan 52.000
5 HBeAg / ELFA Per Pemeriksaan 154.000
6 Anti Hbe Per Pemeriksaan 154.000
7 HBc IgM / ELFA Per Pemeriksaan 148.500
8 Anti HBc Total II / ELFA Per Pemeriksaan 93.500
9 HAV IgM / ELFA Per Pemeriksaan 170.500
10 Anti HCV / Rapid Test Per Pemeriksaan 35.500
11 Anti HCV Total / MEIA Per Pemeriksaan 126.500
HIV
1 Anti HIV skrining / Rapid Test Per Pemeriksaan 125.000
2 Anti HIV skrining / MEIA Per Pemeriksaan 130.000
3 Anti HIV skrining / ELFA Per Pemeriksaan 130.000
4 Test HIV konfirmasi Per Pemeriksaan 209.000
TORCH
1 Toxo IgG II / ELFA Per Pemeriksaan 99.000
2 Toxo IgM / ELFA Per Pemeriksaan 99.000
3 Toxo IgG Avidity / ELFA Per Pemeriksaan 170.500
4 Rubella IgG II / ELFA Per Pemeriksaan 99.000
5 Rubella IgM II / ELFA Per Pemeriksaan 121.000
6 CMV IgG / ELFA Per Pemeriksaan 99.000
7 CMV IgM / ELFA Per Pemeriksaan 121.000
8 CMV IgG Avidity / ELFA Per Pemeriksaan 55.000
9 Herpes - 1 IgG / mikroelisa Per Pemeriksaan 99.000
10 Herpes - 2 IgG / mikroelisa Per Pemeriksaan 99.000
11 Herpes IgM / mikroelisa Per Pemeriksaan 99.000
Demam Berdarah
1 DHF Titer / HI Per Pemeriksaan 38.500
2 Dengue IgG/IGM/Rapid Test Per Pemeriksaan 170.500
3 Dengue IgG / rapid Test Per Pemeriksaan 88.000
4 Dengue IgM / Rapid Test Per Pemeriksaan 99.000
5 Dengue Antigen Per Pemeriksaan 170.500
Penyakit Infeksi
1 ASO / ASTO / Aglutinasi Per Pemeriksaan 30.000
2 ASO / ASTO Titer / Aglutinasi Per Pemeriksaan 89.000
3 CRP / Aglutinasi Per Pemeriksaan 22.000
4 CRP Titer / Aglutinasi Per Pemeriksaan 66.000
5 Hs CRP Per Pemeriksaan 77.000
6 Widal / Aglutinasi Per Pemeriksaan 40.000
7 Salmonella typhi IgG Rapid Test Per Pemeriksaan 60.500
8 Salmonella typhi IgM / Rapid Test Per Pemeriksaan 60.500
9 Leptospira IgM / Rapid Test Per Pemeriksaan 71.500
10 Leptospira IgG / Rapid Test Per Pemeriksaan 60.500
11 Rotavirus Ag / Rapid Test Per Pemeriksaan 110.000
12 Influenza A & B Ag / Rapid Test Per Pemeriksaan 126.500
13 Anti H. Pylori / Rapid Test Per Pemeriksaan 49.500
14 Malaria P.f/P.v / Rapid Test Ab Per Pemeriksaan 52.000
15 Malaria P.f/P.v / Rapid Test Ag Per Pemeriksaan 63.000
16 Anti TB IgG / Rapid Test Per Pemeriksaan 46.500
17 Helicobacter pylori IgG / ELFA Per Pemeriksaan 137.500
18 Helicobacter pylori IgM Per Pemeriksaan 163.000
19 Rotavirus Ag / ELFA Per Pemeriksaan 118.000
20 Varicella Zoster IgG / ELFA Per Pemeriksaan 126.500
21 Chikungunya IgG / IFA Per Pemeriksaan 176.000
22 Syphylis / Rapid Test Per Pemeriksaan 33.000
23 RPR /VDRL / Aglutinasi Per Pemeriksaan 18.000
24 TPHA / IHA Per Pemeriksaan 44.000
NO JENIS PELAYANAN KESEHATAN SATUAN BESARAN
25 TPHA Titer / IHA Per Pemeriksaan 132.000
26 Chlamydia Ag / Rapid Test Per Pemeriksaan 60.500
27 Chlamydia IgG Per Pemeriksaan 253.000
28 Chlamydia IgM' Per Pemeriksaan 253.000
29 Chlamydia Ag / ELFA Per Pemeriksaan 253.000
h. Pemeriksaan Obat dan Bahan Berbahaya
NARKOBA
1. Amphetamin Per Pemeriksaan 40.000
2. Opiat/Morphin Per Pemeriksaan 40.000
3. Canabioid/THC Per Pemeriksaan 40.000
4. Benzodiazetine Per Pemeriksaan 40.000
5. Coccain Per Pemeriksaan 40.000
i. Pemeriksaan Lainnya
1 EKG Per Pemeriksaan 40.000
2 Pap smear Per Pemeriksaan 40.000
3 USG mamae Per Pemeriksaan 110.000
4 USG abdomen lengkap Per Pemeriksaan 165.000
5 USG sistem reproduksi Per Pemeriksaan 110.000
6 USG ibu hamil Per Pemeriksaan 50.000
7 USG Ginjal Per Pemeriksaan 60.500
Radiologi
1 Foto Thorax Per Pemeriksaan 55.000
2 Foto Abdomen Per Pemeriksaan 55.000
3 Ektremitas Per Pemeriksaan 70.000
4 Schedele Per Pemeriksaan 110.000
5 BNO Polos Per Pemeriksaan 55.000
6 Lumbo Sakral (LS) Per Pemeriksaan 110.000
7 Dental Foto Per Pemeriksaan 35.000
8 Panoramic Per Pemeriksaan 60.000
Laboratorium Kesehatan Masyarakat
a. KIMIA AIR
1 Alumunium Per Pemeriksaan 47.500
2 Amonium Bebas Per Pemeriksaan 36.500
3 Arsen Per Pemeriksaan 35.000
4 Barium Per Pemeriksaan 74.000
5 Benda Terapung Per Pemeriksaan 20.000
6 Besi Per Pemeriksaan 33.000
7 BOD Per Pemeriksaan 11.000
8 Bor Per Pemeriksaan 100.000
9 COD Per Pemeriksaan 92.500
10 Detergen Per Pemeriksaan 85.000
11 Disolved Oxygen Per Pemeriksaan 93.500
12 Fenol Per Pemeriksaan 25.500
13 Fluorida Per Pemeriksaan 34.000
14 Fosfat Per Pemeriksaan 49.500
15 Kadmium Per Pemeriksaan 74.000
16 Kejernihan Per Pemeriksaan 3.500
17 Kekeruhan Per Pemeriksaan 17.500
18 Kesadahan Ca Per Pemeriksaan 22.000
19 Kesadahan Mg Per Pemeriksaan 30.000
20 Kesadahan Total Per Pemeriksaan 22.000
21 Klor Bebas Per Pemeriksaan 12.000
22 Klorida Per Pemeriksaan 14.000
23 Kobal Per Pemeriksaan 55.000
24 Krom Per Pemeriksaan 35.000
25 Logam Berat Per Pemeriksaan 22.000
NO JENIS PELAYANAN KESEHATAN SATUAN BESARAN
26 Mangan Per Pemeriksaan 13.000
27 Natrium Per Pemeriksaan 120.000
28 Nikel Per Pemeriksaan 55.000
29 Nitrat Per Pemeriksaan 44.000
30 Nitrit Per Pemeriksaan 14.000
31 Perak Per Pemeriksaan 55.000
32 pH Per Pemeriksaan 12.000
33 Selenium Per Pemeriksaan 77.000
34 Seng Per Pemeriksaan 45.000
35 Sianida Per Pemeriksaan 45.000
36 Suhu Per Pemeriksaan 6.500
37 Sulfat Per Pemeriksaan 32.000
38 Sulfida Per Pemeriksaan 143.000
39 TDS Per Pemeriksaan 22.000
40 Timbal Per Pemeriksaan 65.000
41 Tembaga Per Pemeriksaan 35.000
42 TSS Per Pemeriksaan 22.000
43 Warna Per Pemeriksaan 24.000
44 Zat Organik Per Pemeriksaan 13.500
45 Zat Terendap Per Pemeriksaan 22.000
b. Air Bersih Terbatas Paket Per Pemeriksaan 400.000
c. Air Kolam Renang Per Pemeriksaan 220.000
Air Minum Secara Kimia Per Pemeriksaan 800.000
Air Bersih Secara Kimia Per Pemeriksaan 400.000
Air Buangan (Limbah) Per Pemeriksaan 1.200.000
Air Badan Air Per Pemeriksaan 1.800.000
D . PELAYANAN RAWAT INAP
a. Pelayanan rawat inap Kelas A
1. Biaya kamar Per Hari 60.000
2. Biaya makan pasien Per Hari 30.000
3. Jasa pengawasan medis dokter umum Per Visite 10.000
4. Jasa pengawasan medis dokter spesialis Per Visite 20.000
5. Jasa perawatan Per Hari 8.000
6. Biaya kebersihan Per Hari 5.000
b. Pelayanan rawat inap Kelas B
1. Biaya kamar Per Hari 40.000
2. Biaya makan pasien Per Hari 24.000
3. Jasa pengawasan medis dokter umum Per Visite 8.000
4. Jasa pengawasan medis dokter spesialis Per Visite 12.000
5. Jasa perawatan Per Hari 6.000
6. Jasa kebersihan Per Hari 5.000
c. Pelayanan rawat inap Kelas C
1. Biaya kamar Per Hari 20.000
2. Biaya makan pasien Per Hari 20.000
3. Jasa pengawasan medis dokter umum Per Visite 6.000
4. Jasa pengawasan medis dokter spesialis Per Visite 10.000
5. Jasa perawatan Per Hari 5.000
6. Jasa kebersihan Per Hari 5.000
d. Pelayanan rawat inap untuk bayi yang memerlukan perawatan khusus
1. Pemakaian inkubator (Rooming In) Per Hari 20.000
2. Jasa pengawasan medis dokter umum Per Visite 6.000
3. Jasa pengawasan medis dokter spesialis Per Visite 10.000.-
4. Jasa pengawasan paramedis Per Hari 5.000
e. Tindakan Pertolongan Persalinan
Persalinan Normal di Puskesmas DTP /PONED (3hari)
1. Perawatan Ibu Per Paket (3 Hari) 42.000
NO JENIS PELAYANAN KESEHATAN SATUAN BESARAN
2. Perawatan bayi Per Paket (3 Hari) 30.000
3. Visite dokter Per Paket (3 Hari) 18.000
4. Jasa pertolongan persalinan Per Paket (3 Hari) 100.000
5. Asuhan kebidanan Per Paket (3 Hari) 15.000
6. Ruang Bersalin Per Paket (3 Hari) 75.000
7. Pemakaian alat-alat/obat-obatan khusus Per Paket (3 Hari) 55.000
8. Kartu Ibu dan Anak Per Paket (3 Hari) 5.000
9. Cucian Per Paket (3 Hari) 10.000
Jumlah 350.000
Persalinan Patologis di Puskesmas DTP / PONED
1. Vakum Ekstraksi Per Tindakan 200.000
2. Forcep Per Tindakan 200.000
3. Kuret Per Tindakan 200.000
4. Placenta Manual Per Tindakan 125.000
5. Deptone Per Tindakan 4.000
6. Suction Per Tindakan 10.000
7. Jahitan luka perineum per jahitan Per Tindakan 7.500
E. PENGGUNAAN AMBULANCE
a. Retribusi penggunaan mobil Ambulance/puskesmas keliling ditetapkan sebagai
berikut:
1. Pemakaian kurang atau sampai dengan 3 km dihitung seharga 10 liter bahan
bakar;
2. Pemakaian setiap 3 km selanjutnya dihitung seharga 1 liter bahan bakar;
3. Jarak tempuh dihitung pulang pergi;
b. Untuk ke luar Kabupaten yang harus menginap, biaya penginapan dan makan bagi
supir dan pembantunya ditanggung penyewa;
c. Pengangkutan korban-korban kecelakaan dan orang-orang sakit yang tidak mampu
atas permintaan Polri, ditanggulangi secara terpadu;
d. Tarif tindakan, alat dan atau obat yang digunakan dalam mobil ambulance
ditentukan sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Daerah ini.
F. PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA
a. Pelayanan Kesehatan Pemeriksaan Badan untuk maksud-maksud tertentu
(keuring)
1. Pemeriksaan kesehatan untuk melanjutkan Per Orang 5.000
2. Pemeriksaan kesehatan untuk melamar Per Orang 10.000
pekerjaan
3. Pemeriksaan kesehatan untuk kepentingan Per Orang 25.000
perusahaan asuransi jiwa bagi calon
pemegang polis (berlaku ketentuan dari
masing-masing)
4. Pemeriksaan kesehatan karyawan Salon dan Per Orang 15.000
Penjamah Makanan
5. Buku pemeriksaan kesehatan karyawan Per Satuan 10.000
Salon dan Penjamah Makanan
6. Pemeriksaan kesehatan untuk calon jemaah
haji ditentukan sebagai berikut:
(a) Tingkat Puskesmas Per Orang 40.000
(b) Tingkat Kabupaten Per Orang 60.000
7. Khusus untuk pemeriksaan Laboratorium dan
8. Pemeriksaan Buta Warna Per Orang 5.000
9. Pemeriksaan kesehatan calon pegawai negeri
10. Pengamatan penyakit menular melalui Per Orang 50.000
pemeriksaan kesehatan di asrama transit bagi
calon TKI
11. Biaya pemeriksaan luar pada penderita untuk Per Orang 15.000
keperluan tertentu
NO JENIS PELAYANAN KESEHATAN SATUAN BESARAN
12. Biaya pemeriksaan luar pada penderita Per Orang 30.000
tertanggung PT Jamsostek/Asuransi
Jiwasraya/Jasaraharja dan asuransi lainnya

b. Rehabilitasi Medik
1. Latihan fisik/Fisoterapy Per Kunjungan 15.000
2. Diathermi/UKG Per Kunjungan 20.000
3. Ultra Violet/ Infra merah Per Kunjungan 25.000
4. Massage Per Kunjungan 30.000

c. Konsultasi Kesehatan
1. Jasa konsultasi gizi untuk penderita penyakit Per Kunjungan 3.000
2. Jasa konsultasi kesehatan lingkungan Per Kunjungan 3.000

d. Fogging dalam rangka pemberantasan


Per Tindakan
penyakit Demam Berdarah 1.500.000

BUPATI BANDUNG BARAT,

ttd.

ABUBAKAR

Anda mungkin juga menyukai