MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Teknik Pengambilan Keputusan
Dosen Pengampu : Danang Kurniawan, S.E., MM.
Disusun oleh:
Avisha Carnela
Anggreani 212298
Siska
Ratnasari 212299
Nofita
Sari 212300
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan maupun instansi pemerintah tidak akan luput dari masalah,
terutama masalah yang berhubungan dengan pengelolaan manajemen. Jika ditinjau
dari kehidupan sehari-hari terjadinya masalah bisa disebabkan dari pihak internal
maupun pihak eksternal. Banyak pihak yang menganggap bahwa masalah yang
datangnya dari pihak eksternal lebih berbahaya sehingga diprioritaskan untuk segera
diselesaikan. Sedangkan masalah yang datangnya dari dalam (internal) tidak terlalu
berbahaya. Inilah suatu pandangan yang salah dan bisa menyebabkan kehancuran dari
sebuah perusahaan atau suatu instansi. Karena masalah yang harus kita waspadai dan
harus segera kita selesaikan adalah masalah yang datangnya dari internal.
Banyak yang mengatakan pemecahan masalah adalah aktivitas terpenting yang
dilakukan seorang manajer merupakan suatu gambaran yang terlalu disederhanakan.
Pekerjaan dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah jauh lebih rumit dari pada
hanya sekedar pemecahan masalah saja, aktivitas-aktivitas lain seperti komunikasi
juga sama pentingnya. Akan tetapi, pemecahan masalah merupakan salah satu
aktivitas utama yang seringkali menentukan berhasil tidaknya karier manajemen.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pemecahan masalah?
2. Apa saja tahapan-tahapan pemecahan masalah?
3. Apa definisi pengambilan keputusan?
4. Apa saja tahapan pengambilan keputusan?
5. Apa bentuk-bentuk pengambilan keputusan?
BAB II
PEMBAHASAN
H. Kualitas Keputusan
Kualitas merupakan mutu dari pekerjaan atau hasil yang telah dicapai
dengan proses yang dilakukan. Sehingga kualitas keputusan merupakan
mutu yang dihasilkan dari hasil keputusan tersebut yang telah
diaplikasikan atau telah di uji secara maksimal dan terlihat hasilnya secara
maksimal serta di nilai secara maksimal juga.
Penilaian secara maksimal tentunya akan menjadi lebih jelas dan lebih
bisa dipertanggung jawabkan kebenaranya dari pada penilaian secara tidak
maksimal tentunya. Maka dari itu untuk menilai suatu kualitas keputusan
yang di buat haruslah di uji secara pendekatan yang bisa di pertanggung
jawabkan secara ilmiah.
Pendekatan keilmuan yang di pakai disini haruslah berdasarkan pada
ruang lingkup dimana asal mula proses awal berdirinya keputusan tersebut.
Jika keputusan tersebut adalah dipakai untuk bidang ilmu ekonomi, teknik,
kedokteran dan sosioligi maka itu harus berlandaskan pada asas-asas dan
aturan-aturan pada bidang ilmu yang bersangkutan, dengan maksud
nantinya selau saja keputusan tersebut berpatokan dan tetap berada pada
koridor ilmu yang bersangkutan. Ini ditujukan dengan maksut guna
menghindari terjadinta tumpang tindih atau kekacauan dalam aplikasi
keputusan itu nantinya.
Dimana kita mengetahui bahwa kekacauan yang sering timbul adalah
pada saat setiap bidang tersebut tidak bergerak atau juga tidak diberikan
keleluasaan begerak secara “independent” sesuai dengan garisnya. Dan ini
berdampak pada pembentukan keputusan yang tidak berlangsung secara
professional.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil dari aktivitas pemecahan masalah adalah solusi. Memikirkan masalah
sebagai sesuatu hal yang selalu buruk adalah suatu hal yang mudah untuk dilakukan,.
Tahapan-tahapan pemecahan masalah:
1. Aktivitas Intelijen, mencari kondisi-kondisi yang membutuhkan solusi di
dalam lingkungan.
2. Aktivitas perancangan, menemukan, mengembangkan dan menganalisis
kemungkinan-kemungkinan tindakan.
3. Aktivitas pemilihan, memilih satu tindakan tertentu dari berbagai tindakan
yang tersedia.
Keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar
belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya
kesimpulan atau rekomendasi..
Tahapan-tahapan pengambilan keputusan
1. Mengidentifikasi masalah tersebut secara jelas dan gamblang, atau mudah
untuk dimengerti.
2. Membuat daftar masalah yang akan dimunculkan, dan menyusunnya secara
prioritas dengan maksud agar adanya sistematika yang lebih terarah dan
terkendali.
3. Melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut dengan tujuan untuk
lebih memberikan gambaran secara lebih tajam dan terarah secara lebih
spesifik.
4. Memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan kelompoknya
masing-masing yang kemudian selanjutnya dibarengi dengan menggunakan
model dan alat uji yang akan dipakai.
5. Memastikan kembali bahwa alat uji yang dipergunakan tersebut telah
sesuai dengan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada
umunya.
Bentuk – Bentuk Pengambilan Keputusan:
1. Keputusan Terprogram
2. Keputusan Yang Tidak Terprogram
DAFTAR PUSTAKA
http://nuraditama.blogspot.co.id/2012/03/pemecahan-masalah-dan-pengambila
n.html