Anda di halaman 1dari 11

PENYELESAIAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Teknik Pengambilan Keputusan
Dosen Pengampu : Danang Kurniawan, S.E., MM.

Disusun oleh:
Avisha Carnela
Anggreani 212298
Siska
Ratnasari 212299
Nofita
Sari 212300

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM/MBS
2015
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap perusahaan maupun instansi pemerintah tidak akan luput dari masalah,
terutama masalah yang berhubungan dengan pengelolaan manajemen. Jika ditinjau
dari kehidupan sehari-hari terjadinya masalah bisa disebabkan dari pihak internal
maupun pihak eksternal. Banyak pihak yang menganggap bahwa masalah yang
datangnya dari pihak eksternal lebih berbahaya sehingga diprioritaskan untuk segera
diselesaikan. Sedangkan masalah yang datangnya dari dalam (internal) tidak terlalu
berbahaya. Inilah suatu pandangan yang salah dan bisa menyebabkan kehancuran dari
sebuah perusahaan atau suatu instansi. Karena masalah yang harus kita waspadai dan
harus segera kita selesaikan adalah masalah yang datangnya dari internal.
Banyak yang mengatakan pemecahan masalah adalah aktivitas terpenting yang
dilakukan seorang manajer merupakan suatu gambaran yang terlalu disederhanakan.
Pekerjaan dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah jauh lebih rumit dari pada
hanya sekedar pemecahan masalah saja, aktivitas-aktivitas lain seperti komunikasi
juga sama pentingnya. Akan tetapi, pemecahan masalah merupakan salah satu
aktivitas utama yang seringkali menentukan berhasil tidaknya karier manajemen.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pemecahan masalah?
2. Apa saja tahapan-tahapan pemecahan masalah?
3. Apa definisi pengambilan keputusan?
4. Apa saja tahapan pengambilan keputusan?
5. Apa bentuk-bentuk pengambilan keputusan?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemecahan Masalah


Hasil dari aktivitas pemecahan masalah adalah solusi. Memikirkan
masalah sebagai sesuatu hal yang selalu buruk adalah suatu hal yang
mudah untuk dilakukan, karena kita jarang mengartikan frase mengambil
keuntungan dari sebuah situasi sama halnya dengan kita mengartikan frase
memperbaiki sebuah situasi yang buruk. Kita akan memperhitungkan
peraihan kesempatan ke dalam pemecahan masalah dengan
mendefinisikan masalah (problem) sebagai suatu kondisi atau peristiwa
yang merugikan atau memiliki potensi untuk merugikan bagi sebuah
perusahaan atau yang menguntungkan atau memiliki potensi untuk
menghasilkan keuntungan. Selama proses pemecahan masalah, manajer
akan terlibat dalam pengambilan keputusan, yaitu tindakan memilih
berbagai alternatif tindakan. Keputusan adalah tindakan tertentu yang
dipilih. Biasanya, pemecahan satu masalah akan membutuhkan beberapa
keputusan

B. Tahapan – Tahapan Pemecahan Masalah


Menurut Herbet A. Simon, pemecahan masalah akan terlibat dalam
empat hal, yaitu :
1. Aktivitas Intelijen, mencari kondisi-kondisi yang membutuhkan solusi
di dalam lingkungan.
2. Aktivitas perancangan, menemukan, mengembangkan dan
menganalisis kemungkinan-kemungkinan tindakan.
3. Aktivitas pemilihan, memilih satu tindakan tertentu dari berbagai
tindakan yang tersedia.
4. Aktivitas peninjauan, menilai pilihan-pilihan masa lalu.

C. Definisi Pengambilan Keputusan


Keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari
latar belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya
kesimpulan atau rekomendasi. Rekomendasi itulah yang selanjutnya
dipakai dan digunakan sebagai pedoman basis dalam pengambilan
keputusan. Oleh karena itu, begitu besarnya pengaruh yang akan terjadi
jika seandainya rekomendasi yang dihasilkan tersebut terdapat kekeliruan
atau adanya kesalahan-kesalahan yang tersembunyi karena faktor-faktor
ketidakhati-hatian dalam melakukan pengkaijan masalah.[1]
Pengambilan keputusan adalah melakukan penilaian dan
menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa
perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada
beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan.
Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusun
alternatif yanga kan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang
terbaik.[2]
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah
dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya adalah :
1. G.R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah
sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih
alternative yang mungkin.
2. Claude S. George, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan
itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran,
kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan
pemilihan diantara sejumlah alternatif.
3. Horold dan Cyril O’Donnel : Mereka mengatakan bahwa
pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai
suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan. Suatu rencana tidak
dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang
dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
4. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan
sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data,
penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.[3]

D. Tahapan Pengambilan Keputusan


Guna memudahkan pengambilan keputusan maka perlu dibuat
tahap-tahap yang bisa mendorong terciptanya keputusan, adapun tahapan
tersebut adalah :
1. Mengidentifikasi masalah tersebut secara jelas dan gamblang, atau
mudah untuk dimengerti.
2. Membuat daftar masalah yang akan dimunculkan, dan menyusunnya
secara prioritas dengan maksud agar adanya sistematika yang lebih
terarah dan terkendali.
3. Melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut dengan tujuan
untuk lebih memberikan gambaran secara lebih tajam dan terarah
secara lebih spesifik.
4. Memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan kelompoknya
masing-masing yang kemudian selanjutnya dibarengi dengan
menggunakan model dan alat uji yang akan dipakai.
5. Memastikan kembali bahwa alat uji yang dipergunakan tersebut telah
sesuai dengan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada
umunya.
Di sisi lain Simon (1960) mengatakan, pengambilan keputusan
berlangsung melalui empat tahap, yaitu :
1. Intelligence adalah proses pengumpulan informasi yang bertujuan
memecahkan permasalahan.
2. Design adalah tahap perancangan soal cara menyelesaikan masalah.
3. Choice adalah tahap mengkaji kelebihan dan kekurangan dari berbagai
macam alternative yang ada dan dipilih yang terbaik.
4. Implementasi atau implementation adalah tahap pengambilan
keputusan dan melaksanakannya.

E. Bentuk-bentuk Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan merupakan bagian terpenting dari manajer,
yang dihubungkan dengan pelaksanaan perencanaan, dalam hal
memutuskan tujuan yang akan dicapai, sumber daya yang akan dipakai,
siapa yang melaksanakan, siapa yang bertanggung jawab dalam pekerjaan
yang diserahkannya.
Bentuk keputusan ini bisa berupa keputusan terprogram atau
keputusan tidak terprogram., setiap keputusan tersebut memiliki perbedaan
masing-masing. Untuk lebih detailnya di bawah ini :
1. Keputusan Terprogram
Keputusan yang terprogram dianggap suatu keputusan yang
dijalankan secara rutin, tanpa ada persoalan-persoalan yang bersifat
krusial. Karena setiap pengambilan keputusan yang dilakukan hanya
berusaha membuat pekerjaan yang terkerjakan berlangsung secara baik
dan stabil. Dalam realitas keputusan terprogram diselesaikan ditingkat
lini paling rendah tanpa harus menunggu masukan keputusan dari
pihak sangat terkait, seperti para top management. Contoh dari
keputusan yang terprogram adalah pekerjaan yang dilaksanakan
dengan rancangan SOP (Standar Operating System). Sehingga dalam
pekerjaan dilapangan para bawahan sudah dapat mengerjakannya
secara baik apalagi jika disertai dengan buku panduan operaisonalnya,
adapun yang menjadi persoalan jika para bawahan belum mengerti
secara benar, misalnya ada beberapa bagian yang tidak terjelaskan
pada buku panduan.
Pada dasarnya suatu keputusan terprogram akan dapat
terlaksana dengan baik jika memenuhi beberapa syarat, seperti :
a. Memiliki sumber daya manusia
b. Sumber informasi baik yang bersifat kualitatif dan kuantitatif
c. Pihak organisasi menjamin dari segi ketersediaan dana selama
keputusan yang terprogram tersebut dilaksanakan.
d. Aturan dan kondisi eksternal organisasi mendukung
terlaksananya keputusan terprogram ini dengan tuntas.

2. Keputusan yang Tidak Terprogram


Berbeda dengan keputusan yang terprogram, keputusan yang
tidak terprogram biasanya diambil dalam usaha memecahkan
masalah-masalah baru yang belum pernah dialami sebelumnya, tidak
bersifat repetitif, tidak terstruktur, dan sukar mengenali bentuk, hakikat,
dan dampaknya. Ricky W. Griffin mendefinisikan keputusan tidak
terprogram adalah keputusan yang secara relative tidak terstruktur dan
muncul lebih jarang daripada suatu keputusan yang terprogram. Pada
pengambilan keputusan yang tidak terprogram adalah kebanyakan
keputusan yang bersifat lebih rumit dan membutuhkan kompetensi
khusus untuk menyelesaikannya, seperti top manajemen dan para
konsultan dnegan tingkat skill tinggi. Contoh dari keputusan yang tidak
terprogram adalah kasus-kasus khusus, kajian strategis, dan berbagai
masalah yang membawa dampak besar bagi organisasi. [4]

F. Proses Pengambilan Keputusan


Lahirnya suatu keputusan tidak serta merta berlangsung secara
sederhana begitu, sebab sebuah keputusan itu selalu saja lahir berdasarkan
dari proses yang memakan waktu, tenaga dan fikiran hingga akhirnya
terjadinya suatu pengkristalan dan lahirlah keputusan tersebut. Saat
pengambilan keputusan adalah saat dimana kita memiliki kendali dalam
bertindak. Selanjutnya yang dianggap penting adalah pertanggung jawaban
dari keputusan itu sendiri kepada pihak yang berkepentingan.
Menurut Stephen Robbins dan Mary Coulter proses pengambilan
keputusan merupakan serangkaian tahap yang terdiri dari delapan langkah,
antara lain sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi masalah
2. Mengidentifikasi kriteria keputusan
3. Member bobot pada kriteria
4. Mengembangkan alternatif-alternatif
5. Menganalisis alternatif
6. Memilih satu alternatif
7. Melaksanakan alternatif tersebut
8. Mengevaluasi efektivitas keputusan

G. Perubahan Dalam Keputusan


Dalam proses berlangsungnya suatu keputusan tentu tidak
selamanya berlangsung sesuai dengan rencana yang diharapkan. Secara
umum dampak perubahan keputusan tersebut dapat dikelompokan menjadi
dua kelompok perubahan, yaitu :
a. Incremental Changes
Incremental changes merupakan dampak perubahan keputusan yang
dapat diperkirakan atau ditaksir beberapa presentase perubahan yang
akan terjadi kedepannya tentu berdasarkan data-data yang terjadi di
masa lalu (Historis)
b. Turbulence Change
Turbulence change merupakan pengambilan keputusan dalam kondisi
perubahan yang sulit untuk diperkirakan. Contohnya bencana alam,
perubahan kondisi politik, demonstrasi buruh, dan sebagainya.
Walaupun data-data tersebut ada namun kejadian seperti itu belum
tentu memiliki kesamaan kondisi dan situasi seperti dulu. Seperti jatuh
dan begantinya presiden di Irak baik sebelum Saddam Husein maupun
pada saat Saddam Husein di tanggkap atau di turunkan posisinya dari
Presiden Irak secara paksa oleh tentara Amerika dan sekutunya.
Perlu kita pahami bahwa data keputusan yang terlalu lama sulit untuk
di jadikan sebagai data prediksi kedepan, dan jika kedepan terlalu jauh
untuk di prediksi maka ketepatan atau tingkat akurat prediksi juga
menjadi bagian yang di ragukan hasilnya.

H. Kualitas Keputusan
Kualitas merupakan mutu dari pekerjaan atau hasil yang telah dicapai
dengan proses yang dilakukan. Sehingga kualitas keputusan merupakan
mutu yang dihasilkan dari hasil keputusan tersebut yang telah
diaplikasikan atau telah di uji secara maksimal dan terlihat hasilnya secara
maksimal serta di nilai secara maksimal juga.
Penilaian secara maksimal tentunya akan menjadi lebih jelas dan lebih
bisa dipertanggung jawabkan kebenaranya dari pada penilaian secara tidak
maksimal tentunya. Maka dari itu untuk menilai suatu kualitas keputusan
yang di buat haruslah di uji secara pendekatan yang bisa di pertanggung
jawabkan secara ilmiah.
Pendekatan keilmuan yang di pakai disini haruslah berdasarkan pada
ruang lingkup dimana asal mula proses awal berdirinya keputusan tersebut.
Jika keputusan tersebut adalah dipakai untuk bidang ilmu ekonomi, teknik,
kedokteran dan sosioligi maka itu harus berlandaskan pada asas-asas dan
aturan-aturan pada bidang ilmu yang bersangkutan, dengan maksud
nantinya selau saja keputusan tersebut berpatokan dan tetap berada pada
koridor ilmu yang bersangkutan. Ini ditujukan dengan maksut guna
menghindari terjadinta tumpang tindih atau kekacauan dalam aplikasi
keputusan itu nantinya.
Dimana kita mengetahui bahwa kekacauan yang sering timbul adalah
pada saat setiap bidang tersebut tidak bergerak atau juga tidak diberikan
keleluasaan begerak secara “independent” sesuai dengan garisnya. Dan ini
berdampak pada pembentukan keputusan yang tidak berlangsung secara
professional.

I. Solusi dalam Menyelesaikan Berbagai Masalah di Bidang


Pengambilan Keputusan
Ada beberapa solusi secara umum yang dapat dilaksanakan untuk
menyelesaikan persoalan atau membuat suatu keputusan menjadi jauh
lebih baik, yaitu :
a. Menerapkan konsep keputusan yang cenderung hati-hati dan
memikirkan setiap dampak yang timbul secara jangka pendek dan
panjang.
b. Meningkatkan setiap keputusan berdasarkan alasan-alasan yang
bersifat representatif. Artinya keputusan yang dibuat tidak dilandaskan
Karen keinginan suatu pihak saja, namun berdasarkan keinginan
berbagai pihak. Sehingga pertanggung jawaban tersebut bersifat
perlibatan yang menyeluruh.
c. Menghindari pengambilan keputusan yang bersifat ambigu.
Keputusan yang bersifat ambigu artinya keputusan bersifat tidak jelas
dan tidak tegas. Sehingga para pihak bai karyawan dan lainya sulit
untuk memahami maksud dari keputusan tersebut.
d. Setiap keputusan yang dibuat oleh seorang pimpinan disebuah
perusahaaan berdasarkan pada pertimbangan 4 (empat) fungsi
manajemen. Dengan pertimbangan empat fungsi manajemen ini
diharapkan keputusan yang dibuat menjadi lebih seimbang (balance).

Table: Metode ilmiah dan Pengambilan Keputusan Manajemen [5]


1. Metode ilmiah 1. Pengambilan Keputusan Manajemen
2. Rumuskan / definisikan persoalan 2. Rumuskan persoalan keputusan
3. Lakukan penelitian 3. Kumpulan informasi
4. Kembangkan hipotesis 4. Cari alternatif tindakan
5. Uji hipotesis 5. Lakukan analisi alternative yang
visibel
6. Analisi hasil 6. Pilih alternatif baik
7. Tarik kesimpulan 7. Laksanakan keputrusan dan evaluasi
hasil

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil dari aktivitas pemecahan masalah adalah solusi. Memikirkan masalah
sebagai sesuatu hal yang selalu buruk adalah suatu hal yang mudah untuk dilakukan,.
Tahapan-tahapan pemecahan masalah:
1. Aktivitas Intelijen, mencari kondisi-kondisi yang membutuhkan solusi di
dalam lingkungan.
2. Aktivitas perancangan, menemukan, mengembangkan dan menganalisis
kemungkinan-kemungkinan tindakan.
3. Aktivitas pemilihan, memilih satu tindakan tertentu dari berbagai tindakan
yang tersedia.
Keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar
belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya
kesimpulan atau rekomendasi..
Tahapan-tahapan pengambilan keputusan
1. Mengidentifikasi masalah tersebut secara jelas dan gamblang, atau mudah
untuk dimengerti.
2. Membuat daftar masalah yang akan dimunculkan, dan menyusunnya secara
prioritas dengan maksud agar adanya sistematika yang lebih terarah dan
terkendali.
3. Melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut dengan tujuan untuk
lebih memberikan gambaran secara lebih tajam dan terarah secara lebih
spesifik.
4. Memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan kelompoknya
masing-masing yang kemudian selanjutnya dibarengi dengan menggunakan
model dan alat uji yang akan dipakai.
5. Memastikan kembali bahwa alat uji yang dipergunakan tersebut telah
sesuai dengan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada
umunya.
Bentuk – Bentuk Pengambilan Keputusan:
1. Keputusan Terprogram
2. Keputusan Yang Tidak Terprogram

DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Dasar Pengertian dan Masalah Manajemen,


Bumi Aksara, Jakarta, 2005

Irham Fahmi, SE., M.Si, Manajemen Pengambilan Keputusan, ALFABETA,


Bandung, 2013

http://nuraditama.blogspot.co.id/2012/03/pemecahan-masalah-dan-pengambila
n.html

Anda mungkin juga menyukai