Anda di halaman 1dari 13

(SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN IKTERUS PADA NEONATUS


DI RAWAT GABUNG RSUD NGUDI WALUYO
WLINGI BLITAR

4 APRIL 2012

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Praktek Klinik Kebidanan II Semester V

Disusun Oleh:

PRISCHA DEVISEFRAMA
BOBOO9767

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG


PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
2011- 2012
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik Penyuluhan : Ikterus pada Neonatus


Hari / Tanggal : Jumat, 4 April 2012
Waktu : Pukul 09.00 WIB – sampai selesai
Tempat : Rawat Gabung RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar
Sasaran : Peserta ibu- ibu

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah diadakan penyuluhan diharapkan para ibu-ibu memahami tentang
ikterus neonatorum

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan ibu-ibu bisa dan mengerti tentang :
1. Ibu dapat menjelaskan pengertian ikterus neonatorum
2. Ibu dapat mengetahui penyebab ikterus neonatorum
3. Ibu dapat mengetahui tanda – tanda ikterus neonatorum
4. Ibu dapat melakukan tindakan bila ada penderita ikterus neonatorum
5. Ibu dapat mencegah penyakit ikterus neonatorum

III. SASARAN
Ibu-ibu di Ruang Rawat Gabung RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar

IV. MATERI
Terlampir

V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

VI. MEDIA
 LEAFLEAT
VII. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
 Peserta hadir ditempat penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Poli anak RSU Dr.
Saiful Anwar
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya
2. Evaluasi Proses
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
3. Evaluasi Hasil
 Ibu-ibu mengetahui tentang Ikterus Neonatorum
 Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 15 orang

VIII. KEGIATAN PENYULUHAN

No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 3 Pembukaan :
Menit Pembukaan
 Salam  Menjawab salam
 Perkenalan  Mendengarkan
 Relevansi  Memperhatikan
 Tujuan  Memperhatikan

2. 15 Pelaksanaan :
Menit  Menjelaskan Pengertian ikterus  Memperhatikan
neonatorum
 Penyebab ikterus neonatorum  Memperhatikan
 Tanda – tanda ikterus neonatorum  Memperhatikan
 Tindakan yang dilakukan bila ada  Memperhatikan
penderita ikterus neonatorum
 Pencegahan ikterus neonatorum  Memperhatikan
No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

3. 10 Evaluasi :
Menit  Menanyakan kepada peserta tentang  Menjawab pertanyaan
materi yang telah diberikan, dan
reinforcement kepada ibu-ibu yang
dapat menjawab pertanyaan.
4. 2 Terminasi :
Menit  Mengucapkan terimakasih atas peran  Mendengarkan
serta peserta.
 Mengucapkan salam penutup  Menjawab salam
MATERI PENYULUHAN
IKTERUS NEONATORUM

I. PENGERTIAN IKTERUS NEONATORUM


Ikterus adalah menguningnya sclera, kulit atau jaringan lain akibat
penimbunan bilirubin dalam tubuh (Ilmu Kesehatan Anak, 2007 )
Ikterus adalah pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa akibat
penumpukan bilirubin dalam darah (Arif Mansjoer, 2000)
II. Ikterus Fisiologis
Ikterus pada neonatus tidak selamanya merupakan ikterus patologik.
Ikterus fisiologis ialah (Prof.dr.A.B.Saifuddin,SpOG,MPH, 2007) :
1. Ikterus yang timbul pada hari ke-2 dan ke-3 yang tidak mempunyai dasar
patologik, tampak jelas pada hari ke-5 sampai dengan ke-6 dan akan
menghilang pada hari ke-7 atau ke-10.
2. Kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan
3. Tidak mempunyai potensi menjadi kern ikterus
4. Tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi.
5. Ikterus ini biasanya menghilang pada akhir minggu selambat-lambatnya
10 hari pertama.
Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, ikterus dikatakan
fisiologis bila (Prof.dr.Hanifa Wiknjosastro,SpOG, 2005) :
1) Timbul pada hari ke-2 dan ke-3
2) Kadar bilirubun indirek sesudah 2x24 jam tidak melewati 15 mg% pada
neonatus cukup bulan dan 10 mg% pada neonatus kurang bulan
3) Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg% per hari
4) Kadar bilirubin direk tidak melebihi 1 mg%
5) Ikterus ini biasanya menghilang pada 10 hari pertama
6. Tidak mempunyai dasar patologik
Ikterus Patologis
1. Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam
2. Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang memerlukan fototerapi
3. Peningkatan kadar bilirubin total serum . 0,5 mg/dL/jam.
4. Adanya tanda – tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi ( muntah,
letargis, malas menetek, penurunan berat badan yang cepat, apnea,
takipnea atau suhu yang tidak stabil )
5. Ikterus bertahan setelah 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari
pada bayi kurang bulan.
(Arif Mansjoer : 2000)

III. PENYEBAB IKTERUS NEONATORUM


1. Produksi yang berlebihan, lebih daripada kemampuan bayi untuk
mengeluarkannya
2. Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi hepar. Gangguan ini dapat
disebabkan oleh imaturitas hepar, kurang substrat untuk konjugasi
bilirubin,gangguan fungsi hepar akibat asidosis,hipoksia dan infeksi atau
tidak terdapatnya ensim glukoronil transferase (criggernajjar syndrome)
penyebab lain adalah defesiensi protein dalam hepar yang berperanan
penting dalam uptake bilirubin kesel-selhepar
3. Gangguan transportasi
Bilirubin dalam darah terikat oleh albumin kemudian diangkut ke hepar,
ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi obat-obatan
misalnya salisilat, sulfafurazol, difisiensi albumin menyebabkan lebih
banyak terdapatnya bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang
mudah melekat ke sel otak.
4. Gangguan dalam ekskresi
Gangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau diluar
hepar, kelainan diluar hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar
oleh penyebab lain.

Faktor-faktor lain penyebab ikterus (Prof. dr. Hanifa Wiknjosastro,


SpOG, 2005) :
1. Hemolitik : karena ketidak cocokan golongan darah ibu dan
anak seperti Rhesus antagonis, ABO dan sebagainya
2. Kelainan dalam sel darah merah seperti pada defisiensi G-6-PD,
thalasemia dan lain-lain.
3. Hemolisis : hematoma, polisitemia, perdarahan karena trauma lahir.
4. Infeksi : septikemia, meningitis, infeksi saluran kemih, penyakit
karena toxoplasmosis, sifilis, rubella, hepatitis dan lain-lain.
5. Kelainan metabolik : hipoglikemia, galaktosemia.
6. Obat-obatan yang menggantikan ikatan bilirubin dengan albumin
seperti : solfonamida, salisilat, sodium benzoat, gentamisin dsb.
7. Pirau enterohepatik yang meninggi: obstruksi usus letak tinggi,
penyakit Hirschprung, mekoneum ileus dan lain-lain
IV. TANDA – TANDA IKTERUS NEONATORUM (Prof. dr. Hanifa
Wiknjosastro, SpOG, 2005):
a. Bagian sklera pada mata bayi terlihat kuning
b. Bila kulitnya ditekan beberapa detik akan terlihat warna kekuning-
kuningan
c. Malas menyusu / tidur terus-menerus
Penilaian dengan menggunakan Rumus Kramer (Prof. dr. A. B.
Saifuddin, SpOG, MPH, 2007):
Daerah Luas ikterus Kadar bilirubin
(mg%)
1 Kepala dan leher 5
2 Daerah 1 ditambah dada bagian atas 9
3 Daerah 1,2 ditambah badan bagian 11
bawah dan tungkai
4 Daerah 1,2,3 ditambah lengan dan 12
kaki di bawah lutut
5 Daerah 1,2,3,4 ditambah tangan dan 16
kaki

V. TINDAKAN YANG HARUS DILAKUKAN BILA TERJADI


TANDA- TANDA IKTERUS NEONATORUM (Prof. dr. Hanifa
Wiknjosastro, SpOG, 2005)
a. Pemeriksaan golongan darah ibu (Rh. ABO)
b. Pemberian asi sedini mungkin
c. Imunisasi yang cukup baik ditempat bayi dirawat
d. Pemberian phenobarbital
e. Memberi substrat yang kering untuk transportasi
f. Melakukan dikompensasi bilirubin dengan fototerapy
g. Mengeluarkan bilirubin secara mekanik
Bagan penanganan ikterus neonatorum (Prof. dr. A. B. Saifuddin, SpOG,
MPH, 2007) :
TANDA- Warna kuning pada kulit dan sklera mata (tanpa hepatomegali, perdarahan
TANDA kulit dan kejang-kejang)
KATEGORI Normal Fisiologis Patologis
PENILAIAN
- Daerah ikterus 1 1+2 1 sampai 4 1 sampai 5 1 sampai 5
(rumus kramer)
- Kuning hari ke : 1-2 >3 >3 >3 >3
- Kadar bilirubin ≤ 5 mg% 5-9 mg% 11-15 mg% >15-20 mg% >20 mg%
PENANGANAN
Bidan atau Terus 1. Jemur di matahari pagi jam 7-9 selama a. Rujuk ke
Puskesmas diberi 10 menit rumah sakit
ASI 2. Badan bayi telanjang, mata ditutup
3. Terus diberi ASI b. Banyak
4. Banyak minum minum
Rumah sakit Sama Sama dengan Terapi sinar Terapi sinar
dengan diatas
diatas
- Periksa golongan darah ibu dan bayi
- Periksa kadar bilirubin
Nasihat bila Waspadai Tukar darah
semakin bila kadar
kuning, bilirubin
kembali naik >0,5
mg/jam
Coomb’s
test

VI. CARA PENCEGAHAN PENYAKIT IKTERUS NEONATORUM


(Prof. dr. Hanifa Wiknjosastro, SpOG, 2005)
a. Pencegahan Primer
1. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8 – 12
kali/ hari untuk beberapa hari pertama
2. Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau
air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi.
b. PencegahanSekunder
1. Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan
rhesus serta penyaringan serum untuk antibody isoimun yang
tidak biasa.
2. Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin di monitor
terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protocol terhadap
penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda –
tanda vital bayi, tetapi tidak kurang dari setiap 8 – 12 jam.
DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin, Abdul Bari. (2007). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.


Jakarta : YBPSP.
Staf Pengajar IKA FK-UI. (2000). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : INFOMEDIKA
Wiknjosastro, Hanifa. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP.
Apa itu ikterus/ bayi BAYI KUNING/ IKTERUS BAYI KUNING BERMASALAH
NEONATORUM
kuning??
1. Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam
2. Setiap peningkatan kadar bilirubin
Ikterus adalah menguningnya sclera, (putih pada serum yang memerlukan fototerapi
3. Peningkatan kadar bilirubin total serum
mata), kulit atau jaringan lain akibat penimbunan
. 0,5 mg/dL/jam.
bilirubin dalam tubuh (Ilmu Kesehatan Anak, 2007 ) 4. Adanya tanda – tanda penyakit yang
mendasari pada setiap bayi ( muntah,

KEKUNINGAN BAYI NORMAL: letargis, malas menetek, penurunan


berat badan yang cepat, apnea,
1. Ikterus yang timbul pada hari ke-2 dan ke-3 takipnea atau suhu yang tidak stabil )
yang tidak mempunyai dasar patologik, 5. Ikterus bertahan setelah 8 hari pada
tampak jelas pada hari ke-5 sampai
bayi cukup bulan atau setelah 14 hari
dengan ke-6 dan akan menghilang pada
Oleh pada bayi kurang bulan.
hari ke-7 atau ke-10.
2. Kadarnya tidak melewati kadar yang
Prischa Deviseframa
membahayakan BAYI KUNING
3. Tidak mempunyai potensi menjadi kern BOB009767
ikterus
4. Tidak menyebabkan suatu morbiditas pada
bayi.
SEKOLAH TINGGI ILMU
5. kterus ini biasanya menghilang pada akhir
KESEHATAN KENDEDES MALANG
minggu selambat-lambatnya 10 hari
pertama. PRODI D-III KEBIDANAN
PENCEGAHAN yang JIKA TELAH TERJADI APA YANG
APA PENYEBABNYA ??? dilakukan
HARUS DILAKUKAN ???

1. Gangguan dalam ekskresi 1. Pencegahan Primer


2. Gangguan dalam proses SEGERA BAWA BAYI ANDA KE
 Menganjurkan ibu untuk menyusui
FASILITAS KESEHATAN UNTUK
uptake dan konjugasi hepar bayinya paling sedikit 8 – 12 kali/ MENDAPATKAN PENANGANAN LEBIH
3. Gangguan transportasi LANJUT
hari untuk beberapa hari pertama
4. Produksi yang berlebihan,  Tidak memberikan cairan tambahan
lebih daripada kemampuan rutin seperti dekstrose atau air pada
bayi untuk bayi yang mendapat ASI dan tidak
mengeluarkannya mengalami dehidrasi.
2. Pencegahan Sekunder
 Semua wanita hamil harus diperiksa

golongan darah ABO dan rhesus


Bagaimana TANDANYA ???
serta penyaringan serum untuk
antibody isoimun yang tidak biasa.
1. Bagian sklera pada mata bayi  Harus memastikan bahwa semua bayi

terlihat kuning secara rutin di monitor terhadap


2. Bila kulitnya ditekan timbulnya ikterus dan menetapkan SENYUM BAYI ANDA ADALAH
beberapa detik akan terlihat protocol terhadap penilaian ikterus NYAWA ANDA
warna kekuning-kuningan yang harus dinilai saat memeriksa
3. Malas menyusu / tidur terus- tanda – tanda vital bayi, tetapi tidak
menerus kurang dari setiap 8 – 12 jam.

Anda mungkin juga menyukai