Abu Bakar Al-shiddiq bernama lengkap Abdullah ibn Al-Tamimi ia dilahirkan di Mekah tahun 573 M dari pasangan Abu Quhafah dan Ummu Khair. Abu Bakar terkenal sebagai saudagar kaya yang berderma. Beliau terpilih sebagai khalifah Islam pertama. Ia merupakan pemimpin agama sekaligus kepala negara kaum muslimin. Pada masa pemerintahan Abu Bakar banyak menemui permasalahan-pemasalahan dalam menghadapi kelompok murtad, nabi palsu, pengumpulan zakat, sebab pada masa itu mulai muncul orang-orang yang enggan membayar zakat. Berdasarkan hasil musyawarah dengan para sahabat yang lain, ia memutuskan untuk memerangi kelompok tersebut melalui apa yang di sebut perang riddah (perang melawan kemurtadan). Setelah berhasil menyelesaikan urusan dalam negeri, Abu Bakar mulai melakukan ekspansi ke wilayah utara untuk menghadapi pasukan Romawi dan persia yang selalu mengancam umat Islam. Namun, ia meninggal dunia sebelum usaha itu selesai di lakukan. Sejak menjadi khalifah kebutuhan keluarga Abu Bakar di urus dengan harta Baitul Maal, dua setengah dirham setiap hari di tambah daging domba dan pakaian biasa. Karena kurang mencukupi kebutuhan kemudian di naikan menjadi 2000 atau 2500 dirham, pada riwayat lain 6000 dirham per tahun. Beliau juga.membangun lagi Baitul Maal dan meneruskan sistem perindustrian harta untuk rakyat sebagaimana pada masa Rasulullah Saw. Beliau juga mulai mempelopori sistem penggajian bagi aparat ngara, misalnya untuk khalifah sendiri di gaji amat sedikit, yaitu 2,5 atau 2,75 dirham setiap hari hanya dari Baitul Maal. Dalam pemerintahan Abu Bakar, ciri-ciri ekonominya adalah: 1) Menerapkan praktek akad-akad perdagangan yang sesuai dengan prinsip syariah. 2) Menegakkan hukum dengan memerangi mereka yang tidak mau membayar zakat. 3) Tidak menjadikan akhli badar sebagai pejabat negara, tidak mengistimewakan ahli badar dalam pembagian kekayaan negara. 4) Mengelola barang tambang (rikaz) yang terdiri dari emas, perak, perunggu, besi dan baja sehingga menjadi sumber pendapatan negara. 5) Menetapkan gaji pegawai berdasarkan karakteristik daerah kekuasaan masing- masing. 6) Tidak mengubah kebijakan Rasulullah Saw dalam masalah jizyah, sebagaimana Rasulullah Saw Abu Bakar, tidak membuat kemampuan khusus tentang jenis dan kadar jizyah, maka pada masa nya, jizyah tidak berupa emas, perhiasan, pakaian, kambing, onta, atau benda-benda lainnya. 7) Penerapan prinsip persamaan dalam distribusi kekayaan negara. 8) Beliau memerhatikan akurasi perhitungan zakat. Hasil perhitungan zakat di jadikan sebagai pendapatan negara yang di simpan dalam Baitul Maal dan langsung di distribusikan seluruh kaum Muslimin. Namun demikian beberapa waktu menjelang ajanya Abu Bakarbanyak menemui kesulitan dalam mengumpulkan pendapatan negara sehingga beliau menanyakan berapa banyak upah atau gaji yang telah di terimanya. Ketika di beritahukan bahwa jumlah tunjangan sebesar 8000 dirham, beliau langsung memerintahkan untuk menjual sebagian besar tanah yang di milikinya dan seluruh hasil penjualannya di berikan kepada negara. Dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan umat Islam, khalifah Abu Bakar melaksanakan berbagaikebijakan ekonomi seperti yang telah di praktekkan Rasulullah Saw. Ia sangat memerhatikan keakuratan penghitungan zakat sehingga tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan dalam pembayarannya. Seperti halnya Rasulullah, Abu Bakar sidiq juga melaksanakan kebijakan pembagian tanah hasil takhlukan,, sebagian di berikan kepada kaum Muslimin dan sebagian yang lain tetap menjadi tanggungan negara. Di samping itu ia juga mengambil alih tanah-tanah dari orang-orang murtad untuk kemudian di manfaatkan demi kepentan uma Islam. Demi mendistribusikan harta Baitul Mal tersebut Abu Bakar menerapkan prinsip kesamarataan, yaitu memberikan jumlah yang sama kepada semua sahabat Rasulullah Saw, dan tidak membeda-bedakan antara sahabat yang terlebih dahulu memeluk agama Islam dengan sahabat yang baru masuk Islam, antara hamba dengan orang yang merdeka, pria atau wanita. Sedangkan dalam masalah kebutuhan hidup, prinsip kesamaan lebih baik daripada prinsip keutamaan. Dengan demikian pada masa pemerintahan Abu Bakar sidiq, harta Baitul Mal tidak menumpuk dalam jangka waktu yang lama karena langsung didistribusikan kepada seluruh kaum Muslimin, bahkan ketika Abu Bakar sidiq wafat, hanya di temukan satu dirham dalam pemeliharaan negara. Seluruh kaum muslimin di berikan bagian yang sama dari hasil pendapatan negara. Apabila pendapatan meningkat seluruh kaum muslimin di berikan hasil yang sama dan tidak seorang pun di biarkan dalam kemiskinan. B. Usman bin Affan (47 SH-35H/577-656) Usman bin Affan di lahirkan pada tahun 576 M di thaif, kota paling subur di antara kota lainnya di negeri Hiraj ( Saudi Arabiah). Ia termasuk kabilah Bani Umayyah dari suku quraisy, usia nya 5 tahun lebih muda dari Rasulullah, kepribadian Usman lebih halus dan lebih mengutamakan hubungan kekerabatan dalam menentukan pembantu-pembantu dalam pemerintahannya. Pada masa pemerintahannya yang berlangsung selama 12 tahun, khalifah usman bin affan berhasil melakukan ekspansi ke wilayah Armenia, Tunesia, Cyprus, Rhodes, dan bagian tersisa dari persia, Transoxania dan Tabrisan. Awalnya, beliau hanya melanjutkan dan mengembangkan kebijakan yang sudah di terapkan khalifah k-2.tetapi ketika menemui kesulitan-kesulitan sangat terlihat jelas bahwa bakat mereka berbada beliau mulai menyimpang dari kebijakan yang telah di terapkan,hal ini lebih fatal baginya dan juga bagi islam tersendiri. Pada masa Usman bin Affan malah semakin rumit, sejalan dengan semakin luas nya negara islam. Pemasukan negara dari zakat, jizyah, dan juga rampasan parang semakin besar. Pada enam tahun pertama masa kepemimpinannya, Balkh, Kabul, Ghazni Kerman, Sistan di taklukkan. Untuk menata pendapatan baru, kebijakan umar di ikuti. Tidak lama, Islam mengakui empat kontrak dagang setelah negara-negara tersebut di taklukkan, kemudian tindakan efektif di terapkan dalam rangka pengembangan sumber daya alam. Aliran air di galih, jalan di bangun, pohon-pohon, buah-buahan d tanam dan keamanan perdagangan di berikan dengan cara pembentukkan organisasi kepolisian tetap. Di Mesir, ketika angkatan laut Byzantium memasuki Mesir, kaum muslim di awal pemerintahan Usman mampu mengerahkan 200 kapal dan memenangkan peperangan laut yang hebat, demikian, kaum muslimin membangun supremasi kelautan di wilayah Mediterlania, Laodicea dan wilayah semenanjung syria, Tripoli, dan Barca di Afrika Utara menjadi pelabuhan pertama negara Islam. Sementara itu biaya pemeliharaan angkatan laut sangat tinggi dan semua nya menjadi bagian dari beban pertahanan di periode ini. Dalam pemerintahan Usman komposisi kelas sosial di dalam masyarakat berubah sedemikian cepat, yang kemudian juga menimbulkan berbagai permasalahan sosial politik yang berbuah konflik. Tidak mudah pula mengakomodasi orang kota yang cepat kaya karena adanya peluang-peluang baru yang terbuka menyusul di takhlukannya provinsi- provinsi baru. Khalifah usman bin affan melakukan penataan baru dengan mengikuti kebijakan umar bin khatab, dalam rangka membangun sumber daya alam ia melakukan prmbuatan saluran air, pembangunan jalan-jalan, pembentukan organisasi kepolisian secara permanen untuk mengamankan jalur perdagangan, dan pembentukan armada laut. Khalifah Usman tidak mengambil upah dari kantornya, sebaliknya bahkan menyimpan uang nya di bendahara negara sehingga terjadi kesalahpahaman dengan Abdullah Ibn Irqam, bendahara Baitul Mal, konflik ini tidak hanya membuat Abdullah menolak upah dari pekerjaannya, tetapi juga menolak hadir di setiap pertemuan pablik yang di hadiri khalifah. Permasalahan tersebut semakin rumit ketika muncul berbagai pernyataan kontroversi mengenai pembelanjaan harta Baitul Mal yang tidak hati-hati. Dalam hal pengelolaan zakat Khalifah Usman bin Affan mendelegasikan keuangan menaksir harta yang di zakati kepada pemilik nya masing-masing. Di samping itu khalifah Usman bin Affan berpendapat bahwa zakat di kenakan terhadap harta seseorang setelah di potong seluruh hutang-hutang yang bersangkutan. Menaikkan dana pensiun sebesar 100 dirham, memberi rangsum tambahan berupa pakaian serta memperkenalkan tradisi mendistribusikan makanan dimasjid untuk fakir miskin dan musafir. Meningkatkan jumlah pemasukan kharaj dan jizyah dari Mesir dari 2 juta dinar menjadi 4 juta dinar. Kebijakan membagi-bagikan tanah negara kepada individu-individu sehingga memperoleh pendapatan sebesar 50 juta dirham atau naik 41 juta dirham di bandingkan masa khalifah umar yang tidak membagikan tanah tersebut. Khalifah usman selalu mendiskusikan tingkat harta yang sedang berlaku di pasaran dengan seluruh muslimin di setiap selesai melaksanakan shalat berjamaah. Jasa-jasa besar yang di berikan atau di bangun Usman bin Affan semasa kepemerintahannya yang di antara nya : 1) Merenofasi masjid Nabawi di madinah yaitu,dengan memperluas dan memperindah bangunannya 2) Mengumpulkan dan membukukan al-qur’an sebagai usaha lanjutan sebagai usaha lanjutan dari Abu Bakar As-syidiq dan Umar Bin Khatab 3) Membentuk angkatan laut 4) Mendirikan gedumg-gedung pengadilan 5) Usman bin Affan wafat pada tanggal 18 dzulhijah 35 hijriyah,berteptan dengan 30 juni 656M setelah menjabat khalifah selama 12 tahun. Memasuki 6 tahun masa pemerintahannya, tidak terdapat situasi ekonomi yang cukup signifikan, berbagai kebijakan khalifah usman bin affan yang banyak menguntungkan keluarganya telah menimbulkan benih kekecewaan yang mendalam pada sebagian besar kaum muslimin. Akibatnya pada masa ini, pemerintahannya lebih banyak di warnai kekacauan politik yang berakhir dengan terbunuhnya sang khalifah.
Daftar Pustaka
Sudarsono, Heri. 2004. Konsep Ekonomi Islam: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Ekonisia.
Karim, Adi Warman Azwar. 2006. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Hoeve, Ichtiar Baru Van. 2002. Ensiklopedia Tematis Dunia. Jakarta.