Anda di halaman 1dari 5

Perekonomian Pada Masa Khulafaurrasyidin

A. Abu Bakar Sidiq (51 SH-13 H/537-634)


Abu Bakar Al-shiddiq bernama lengkap Abdullah ibn Al-Tamimi ia dilahirkan di
Mekah tahun 573 M dari pasangan Abu Quhafah dan Ummu Khair. Abu Bakar terkenal
sebagai saudagar kaya yang berderma. Beliau terpilih sebagai khalifah Islam pertama. Ia
merupakan pemimpin agama sekaligus kepala negara kaum muslimin. Pada masa
pemerintahan Abu Bakar banyak menemui permasalahan-pemasalahan dalam menghadapi
kelompok murtad, nabi palsu, pengumpulan zakat, sebab pada masa itu mulai muncul
orang-orang yang enggan membayar zakat. Berdasarkan hasil musyawarah dengan para
sahabat yang lain, ia memutuskan untuk memerangi kelompok tersebut melalui apa yang
di sebut perang riddah (perang melawan kemurtadan). Setelah berhasil menyelesaikan
urusan dalam negeri, Abu Bakar mulai melakukan ekspansi ke wilayah utara untuk
menghadapi pasukan Romawi dan persia yang selalu mengancam umat Islam. Namun, ia
meninggal dunia sebelum usaha itu selesai di lakukan.
Sejak menjadi khalifah kebutuhan keluarga Abu Bakar di urus dengan harta Baitul
Maal, dua setengah dirham setiap hari di tambah daging domba dan pakaian biasa.
Karena kurang mencukupi kebutuhan kemudian di naikan menjadi 2000 atau 2500
dirham, pada riwayat lain 6000 dirham per tahun.
Beliau juga.membangun lagi Baitul Maal dan meneruskan sistem perindustrian
harta untuk rakyat sebagaimana pada masa Rasulullah Saw. Beliau juga mulai
mempelopori sistem penggajian bagi aparat ngara, misalnya untuk khalifah sendiri di gaji
amat sedikit, yaitu 2,5 atau 2,75 dirham setiap hari hanya dari Baitul Maal. Dalam
pemerintahan Abu Bakar, ciri-ciri ekonominya adalah:
1) Menerapkan praktek akad-akad perdagangan yang sesuai dengan prinsip syariah.
2) Menegakkan hukum dengan memerangi mereka yang tidak mau membayar zakat.
3) Tidak menjadikan akhli badar sebagai pejabat negara, tidak mengistimewakan ahli
badar dalam pembagian kekayaan negara.
4) Mengelola barang tambang (rikaz) yang terdiri dari emas, perak, perunggu, besi dan
baja sehingga menjadi sumber pendapatan negara.
5) Menetapkan gaji pegawai berdasarkan karakteristik daerah kekuasaan masing-
masing.
6) Tidak mengubah kebijakan Rasulullah Saw dalam masalah jizyah, sebagaimana
Rasulullah Saw Abu Bakar, tidak membuat kemampuan khusus tentang jenis dan
kadar jizyah, maka pada masa nya, jizyah tidak berupa emas, perhiasan, pakaian,
kambing, onta, atau benda-benda lainnya.
7) Penerapan prinsip persamaan dalam distribusi kekayaan negara.
8) Beliau memerhatikan akurasi perhitungan zakat. Hasil perhitungan zakat di jadikan
sebagai pendapatan negara yang di simpan dalam Baitul Maal dan langsung di
distribusikan seluruh kaum Muslimin.
Namun demikian beberapa waktu menjelang ajanya Abu Bakarbanyak menemui
kesulitan dalam mengumpulkan pendapatan negara sehingga beliau menanyakan berapa
banyak upah atau gaji yang telah di terimanya. Ketika di beritahukan bahwa jumlah
tunjangan sebesar 8000 dirham, beliau langsung memerintahkan untuk menjual sebagian
besar tanah yang di milikinya dan seluruh hasil penjualannya di berikan kepada negara.
Dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan umat Islam, khalifah Abu Bakar
melaksanakan berbagaikebijakan ekonomi seperti yang telah di praktekkan Rasulullah
Saw. Ia sangat memerhatikan keakuratan penghitungan zakat sehingga tidak terjadi
kelebihan ataupun kekurangan dalam pembayarannya.
Seperti halnya Rasulullah, Abu Bakar sidiq juga melaksanakan kebijakan
pembagian tanah hasil takhlukan,, sebagian di berikan kepada kaum Muslimin dan
sebagian yang lain tetap menjadi tanggungan negara. Di samping itu ia juga mengambil
alih tanah-tanah dari orang-orang murtad untuk kemudian di manfaatkan demi kepentan
uma Islam.
Demi mendistribusikan harta Baitul Mal tersebut Abu Bakar menerapkan prinsip
kesamarataan, yaitu memberikan jumlah yang sama kepada semua sahabat Rasulullah
Saw, dan tidak membeda-bedakan antara sahabat yang terlebih dahulu memeluk agama
Islam dengan sahabat yang baru masuk Islam, antara hamba dengan orang yang merdeka,
pria atau wanita. Sedangkan dalam masalah kebutuhan hidup, prinsip kesamaan lebih baik
daripada prinsip keutamaan.
Dengan demikian pada masa pemerintahan Abu Bakar sidiq, harta Baitul Mal tidak
menumpuk dalam jangka waktu yang lama karena langsung didistribusikan kepada seluruh
kaum Muslimin, bahkan ketika Abu Bakar sidiq wafat, hanya di temukan satu dirham
dalam pemeliharaan negara. Seluruh kaum muslimin di berikan bagian yang sama dari
hasil pendapatan negara. Apabila pendapatan meningkat seluruh kaum muslimin di
berikan hasil yang sama dan tidak seorang pun di biarkan dalam kemiskinan.
B. Usman bin Affan (47 SH-35H/577-656)
Usman bin Affan di lahirkan pada tahun 576 M di thaif, kota paling subur di antara
kota lainnya di negeri Hiraj ( Saudi Arabiah). Ia termasuk kabilah Bani Umayyah dari suku
quraisy, usia nya 5 tahun lebih muda dari Rasulullah, kepribadian Usman lebih halus dan
lebih mengutamakan hubungan kekerabatan dalam menentukan pembantu-pembantu
dalam pemerintahannya.
Pada masa pemerintahannya yang berlangsung selama 12 tahun, khalifah usman
bin affan berhasil melakukan ekspansi ke wilayah Armenia, Tunesia, Cyprus, Rhodes, dan
bagian tersisa dari persia, Transoxania dan Tabrisan. Awalnya, beliau hanya melanjutkan
dan mengembangkan kebijakan yang sudah di terapkan khalifah k-2.tetapi ketika menemui
kesulitan-kesulitan sangat terlihat jelas bahwa bakat mereka berbada beliau mulai
menyimpang dari kebijakan yang telah di terapkan,hal ini lebih fatal baginya dan juga bagi
islam tersendiri.
Pada masa Usman bin Affan malah semakin rumit, sejalan dengan semakin luas
nya negara islam. Pemasukan negara dari zakat, jizyah, dan juga rampasan parang semakin
besar. Pada enam tahun pertama masa kepemimpinannya, Balkh, Kabul, Ghazni Kerman,
Sistan di taklukkan. Untuk menata pendapatan baru, kebijakan umar di ikuti. Tidak lama,
Islam mengakui empat kontrak dagang setelah negara-negara tersebut di taklukkan,
kemudian tindakan efektif di terapkan dalam rangka pengembangan sumber daya alam.
Aliran air di galih, jalan di bangun, pohon-pohon, buah-buahan d tanam dan keamanan
perdagangan di berikan dengan cara pembentukkan organisasi kepolisian tetap.
Di Mesir, ketika angkatan laut Byzantium memasuki Mesir, kaum muslim di awal
pemerintahan Usman mampu mengerahkan 200 kapal dan memenangkan peperangan laut
yang hebat, demikian, kaum muslimin membangun supremasi kelautan di wilayah
Mediterlania, Laodicea dan wilayah semenanjung syria, Tripoli, dan Barca di Afrika Utara
menjadi pelabuhan pertama negara Islam. Sementara itu biaya pemeliharaan angkatan laut
sangat tinggi dan semua nya menjadi bagian dari beban pertahanan di periode ini.
Dalam pemerintahan Usman komposisi kelas sosial di dalam masyarakat berubah
sedemikian cepat, yang kemudian juga menimbulkan berbagai permasalahan sosial politik
yang berbuah konflik. Tidak mudah pula mengakomodasi orang kota yang cepat kaya
karena adanya peluang-peluang baru yang terbuka menyusul di takhlukannya provinsi-
provinsi baru.
Khalifah usman bin affan melakukan penataan baru dengan mengikuti kebijakan
umar bin khatab, dalam rangka membangun sumber daya alam ia melakukan prmbuatan
saluran air, pembangunan jalan-jalan, pembentukan organisasi kepolisian secara permanen
untuk mengamankan jalur perdagangan, dan pembentukan armada laut. Khalifah Usman
tidak mengambil upah dari kantornya, sebaliknya bahkan menyimpan uang nya di
bendahara negara sehingga terjadi kesalahpahaman dengan Abdullah Ibn Irqam,
bendahara Baitul Mal, konflik ini tidak hanya membuat Abdullah menolak upah dari
pekerjaannya, tetapi juga menolak hadir di setiap pertemuan pablik yang di hadiri khalifah.
Permasalahan tersebut semakin rumit ketika muncul berbagai pernyataan kontroversi
mengenai pembelanjaan harta Baitul Mal yang tidak hati-hati.
Dalam hal pengelolaan zakat Khalifah Usman bin Affan mendelegasikan keuangan
menaksir harta yang di zakati kepada pemilik nya masing-masing. Di samping itu khalifah
Usman bin Affan berpendapat bahwa zakat di kenakan terhadap harta seseorang setelah di
potong seluruh hutang-hutang yang bersangkutan. Menaikkan dana pensiun sebesar 100
dirham, memberi rangsum tambahan berupa pakaian serta memperkenalkan tradisi
mendistribusikan makanan dimasjid untuk fakir miskin dan musafir. Meningkatkan jumlah
pemasukan kharaj dan jizyah dari Mesir dari 2 juta dinar menjadi 4 juta dinar. Kebijakan
membagi-bagikan tanah negara kepada individu-individu sehingga memperoleh
pendapatan sebesar 50 juta dirham atau naik 41 juta dirham di bandingkan masa khalifah
umar yang tidak membagikan tanah tersebut. Khalifah usman selalu mendiskusikan
tingkat harta yang sedang berlaku di pasaran dengan seluruh muslimin di setiap selesai
melaksanakan shalat berjamaah.
Jasa-jasa besar yang di berikan atau di bangun Usman bin Affan semasa
kepemerintahannya yang di antara nya :
1) Merenofasi masjid Nabawi di madinah yaitu,dengan memperluas dan memperindah
bangunannya
2) Mengumpulkan dan membukukan al-qur’an sebagai usaha lanjutan sebagai usaha
lanjutan dari Abu Bakar As-syidiq dan Umar Bin Khatab
3) Membentuk angkatan laut
4) Mendirikan gedumg-gedung pengadilan
5) Usman bin Affan wafat pada tanggal 18 dzulhijah 35 hijriyah,berteptan dengan 30 juni
656M setelah menjabat khalifah selama 12 tahun.
Memasuki 6 tahun masa pemerintahannya, tidak terdapat situasi ekonomi yang
cukup signifikan, berbagai kebijakan khalifah usman bin affan yang banyak
menguntungkan keluarganya telah menimbulkan benih kekecewaan yang mendalam pada
sebagian besar kaum muslimin. Akibatnya pada masa ini, pemerintahannya lebih banyak
di warnai kekacauan politik yang berakhir dengan terbunuhnya sang khalifah.

Daftar Pustaka

Sudarsono, Heri. 2004. Konsep Ekonomi Islam: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Ekonisia.

Karim, Adi Warman Azwar. 2006. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Hoeve, Ichtiar Baru Van. 2002. Ensiklopedia Tematis Dunia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai