Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

Hipotalamus adalah salah satu bagian otak yang berfungsi sebagai pusat integrasi

dari poros reproduksi, menerima input dari sistem saraf dan dari testis untuk mengatur

sintesis dan sekresi dari GnRH (gonadotropin-releasing hormone). GnRH ini merangsang

kelenjar hipofisis di otak untuk menghasilkan LH (luteinizing hormone) dan FSH (follicle

stimulating hormon). FSH akan mengatur pembentukan sperma, sedangkan LH mengatur

produksi hormon testosteron. Poros ini memiliki mekanisme umpan balik negatif, artinya

peningkatan kadar LH dan FSH dalam darah akan menekan produksinya di hipofisis, begitu

pula dengan testosteron yang bila kadarnya tinggi akan menghambat sekresi LH dan FSH .

Hipofisa memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan lobus

posterior (belakang).Hipotalamus mengendalikan lobus anterior (adenohipofisa) dengan

cara melepaskan faktor atau zat yang menyerupai hormon, melalui pembuluh darah yang

secara langsung menghubungkan keduanya. Pengendalian lobus posterior (neurohipofisa)

dilakukan melalui impuls saraf

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelenjar Hipotalamus

Hipotalamus adalah bagian dari otak yang terdiri dari sejumlah nukleus dengan

berbagai fungsi yang sangat peka terhadap steroid dan glukokortikoid, glukosa dan suhu.

Hipotalamus juga merupakan pusat kontrol autonom. Salah satu di antara fungsi

hipotalamus yang paling penting karena terhubung dengan sistem syaraf dan kelenjar

hipofisis yang merupakan salah satu homeostasis sistem endokrin, adalah fungsi

neuroendokrin yang berpengaruh terhadap sistem syaraf otonomi sehingga dapat

memelihara homeostasis tekanan darah, denyut jantung, suhu tubuh dan perilaku

konsumsi d an emosi.

Anterior Kelenjar hipofisis adalah kelenjar endokrin kecil yang terletakdi rongga

tulang di dasar otak tepat di bawah hippotalamus, Hipofisis terbagi menjadi 2 lobus yaitu

posterior dan anterior. Hipofisis anterior terdiri dari jaringan epitel kelenjar dan

karenanya juga dinamai adenohipofisis. Hormon Tropik Adalah hormon yang fungsi

utamanya mengatur sekresi hormon dan juga merangsang dan mempertahankan jaringan

endokrin sasarannya. Organ endokrin adalah organ yang mengandung kelenjar endokrin

atau berperan dalam sistem endokrin yang menjadi target hormon dan menghasilkan efek

tertentu, Penjelasan Bagan Sistem Saraf Pusat mengirimkan instruksi /input ke

Hippotalamus, Hippotalamus melepaskan hormon sebagai respon dari input yang

diberikan SSP hormon tersebut berupa tropik hormon. Kemudian tropik hormon menuju

ke Hipofisis anterior melalui portal Hipotalamus-Hipofisis anterior.

2
Hormon tropik biasanya terbagi 2 yaitu releasing hormone dan inhibiting

hormone Kemudian releasing hormon tersebut menstimulasi hipofisis anterior untuk

mensekresikan hormon tertentu yang kemudian menuju organ endokrin yang terdapat

didalam aksis Hipotalamus-Hipofisis anterior-organ target antara lain Gonad, Tiroid dan

kelenjar adrenal. Selanjutnya organ target melepaskan hormon yang diinginkan dan

menimbulkan efek yang diinginkan. Kemudian Organ target akan memberikan umpak

balik negatif ke Hippotalamus kemudian hippotalamus akan mensekresikan hormon

inhibin untuk menghentikan produksi hormon di hipofisis anterior. Karena untuk

mewujudkan homeostasis.

Hipotalamus merupakan pusat pengaturan endokrin pada tingkat yang paling

tinggi yang mengintegrasikan aktivitas sistem saraf dengan endokrin melalui 3 cara yaitu:

- Mensekresikan hormon pengatur, yaitu hormon khusus yang mengatur sel-sel

endokrin di kelenjar pituitari. Hormon pengatur hipotalamus mengatur aktivitas

sekretoris di adenohipofisis yang selanjutnya mengatur aktivitas sel-sel kelenjar di

kelenjar tiroid, korteks adrenal dan organ reproduksi. Termasuk disini adalah hormon:

Gonad otropin Releasing Hormon (GnRH), Gonadotropin Inhibiting Hormone

(GnIH), Thyrotropin Releasing Hormone (TRH), Prolactin Releasing Hormon (PRH),

Prolactin Inhibiting Hormone (PIH), Corticotropin Releasing hormone (CRH),

Growth hormone Releasing hormone (GH-RH), Growth Hormone Inhibiting

Hormone (GH- IH).

- Hipotalamus bekerja sebagai organ endokrin dengan mensintesis hormon yang di

transportasikan sepanjang akson di infundibulum kemudian dilepaskan ke dalam

sirkulasi di neurohipofisis. Termasuk disini adalah ADH dan oksitosin.

3
- Hipotalamus mengandung pusat otonom yang secara langsung mengontrol saraf sel-

sel endokrin di medula adrenalis. Apabila saraf simpatis diaktifkan maka medulla

adrenalis melepaskan hormon ke sirkulasi darah. Hubungan hipotalamus-hipofisis

antrerior Hubungan ini bisa terjadi dikarenakan adanya sistem portal diantara

keduanya . Neurosekretori neuron hipotalamus akan mensejresikan releasing hormone

dan inhibiting hormone kemudian turn melalui kapiler hipotalamus kemudian kapiler

hipotalamus bersatu dan membentuk sistem portal hipotalamus- hipofisis anterior

kemudian releasing hormon masuk ke kapiler hipofisis anterior yang bercabang-

cabang< kemudian hormon meninggalkan darah dan masuk ke hipofisis anterior dan

menstimul;asinya untuk mengeluarkan hormon tertentu yang kemudian akan menuju

organ target melalui vena hipofisis anterior.

2.2 Kelenjar Hipofisis

Kelenjar hipofisis (pituitari) merupakan kelenjar kecil, garis tengahnya kurang

dari 1 cm, dan berat sekitar 0,5 sampai 1 gram yang terletak dalam sel latursica pada basis

otak dan dihungkan dengan hipotalamus oleh tungkai pituitaria, atau infundibulum

hipotalami.Kelenjar hipofisis terletak di dasar tengkorak, di dalam fossa hipofisis tulang

sfenoid. Kelenjar ini terdiri dari dua lobus, yaitu anterior, posterior dan pars

intermedia (bagian di antara kedua lobus). Untuk memudahkan mempelajarinya

fungsinya maka hanya dilihat menjadi dua bagian, yaitu lobus anterior dan posterior.

Kelenjar Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar

pengendali karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan

kelenjar lainnya. Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil, dengan diameter 1,3

4
cm. Hipofisis dibagi menjadi hipofisis bagian anterior, bagian tengah (pars intermedia),

dan bagian posterior.

Hipotalamus mengontrol kerja dari kelenjar pituitari (kelenjar hipofisis).

Kelenjar hipofisis disebut juga master of gland karena banyak menyekresikan hormon

dan memengaruhi kerja hormon yang dihasilkan oleh kelenjar lain di dalam tubuh.

Hipotalamus terletak di bagian dalam-bawah otak. Kelenjar hipotalamus memerintahkan

kelenjar hipofisis bagian depan dan belakang untuk menghasilkan atau menghambat

produksi hormon kelenjar endokrin lain sesuai dengan kebutuhan. Hipotalamus sangat

penting karena menjadi penghubung dan pengatur komunikasi antara sistem hormon dan

sistem saraf. Selain itu, berperan juga dalam mengatur pertumbuhan dan perkembangan

manusia. Hipotalamus dapat berkomunikasi dengan kelenjar hipofisis dengan dua cara,

yaitu dengan impuls saraf atau dengan mengeluarkan hormon. Misalnya, jika tekanan

darah turun, hipotalamus mengirimkan implus saraf ke kelenjar hipofisis bagian depan.

Akbatnya, hipofisis menyekresikan ADH (antidiuretic hormone) yang menyebabkan

tekanan darah naik. Hipotalamus juga dapat mengeluarkan hormon yang

disebut releasing hormone dan inhibiting hormone.

5
2.3 Bagian Kelenjar Hipofisis

1. Hipofisis anterior, juga dikenal sebagai Adehipofisis

Lobus anterior merupakan 80% dari berat kelenjar hipofisa. Jika hormon

yang dilepaskan terlalu banyak atau terlalu sedikit, maka kelenjar endokrin lainnya

juga akanmelepaskan hormon yang terlalu banyak atau terlalu sedikit. Sekresi

hipofisis anterior diatur oleh hormon yang dinamakan “releasing” dan “inhibitory

hormones (faktor) hipotalamus” yang disekresi dalam hipotalamus sendiri dan

kemudian dihantarkan ke hipofisis anterior pembuluh darah kecil yang

dinamakanpembuluh portal hipotalamik-hipofisial kelenjar hipofisis anterior terdiri

atas beberapa jenis sel. Pada umumnya, terdapat satu jenis sel untuk setiap jenis

hormon yang dibentk pada kelenjar ini dengan teknik perawatan khusus, berbagai

jenis sel ini dapat dibedakan satu sama lain. Satu-satu pengecualiannya adalah sel dari

jenis yang sama mungkin mensekrasi hormon luteinisasi dan hormon perangsang

folikel.

Kelenjar hipofisis menghasikan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat

pengendali produksi sekresi dari semua organ endoktrin lain. Hormon pertumbuhan

(Hormon Somatropik) mengendalikan pertumbuhan tubuh. Hormon Tirotropik

mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan tiroksin. Hormon

Adrenokortikotropik (ACTH) mengendalikan kegiatan kelenjar suprarenal dalam

menghasikan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal.

Hormon Gonadotropik berfungsi untuk merangsang folikel, Follicle

Stimulating Hormone (FSH), perkembangan folikel Graffdi dalam ovarium dan

pembentukan spermatozoa di dalam testis. Luteinising Hormon (LH) atauInterstitial

6
Cell Stimulating Hormone (ICSH) mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron

di dalam ovarium serta testosteron di dalam testis. Hormon prolaktin

(luteutrofin) berfungsi mengendalikan sekresi air susu dan mempertahankan

adanya corpus luteum selama hamil.

2. Hipofisis Posterior, juga dikenal sebagai Neurohipofisis

Sekresi hipofisis posterior diatur oleh serabut saraf yang berasal dari

hipotalamus dan berakhir pada hipofisis posterior, kelenjar hipofisis posterior, juga

dinamakanneurohipofisis, terutama terdiri atas sel-sel seperti sel glia yang

dinamakan pituisit. Akan tetapi, pituisi tidak menyekresi hormon, pituisit bekerja

sebagai penyokong untuk serabut saraf terminal yang jumlahnya banyak dan ujung-

ujung saraf terminal dari traktus saraf yang berasal dari nuklei supraoptikus dan

paraventrikularis hipotalamus. Traktus-traktus ini berjalan ke neurohipofisis melalui

infundibulum hipotalami. Ujung-ujung saraf merupakan tombol-tombol bulosa yang

terletak pada permukaan kapiler, Lobus posterior menghasilkan sekret dua jenis

hormon, yaitu :

- Hormon antidiuretik (ADH), juga dinamakan vasopresin yang mengatur jumlah

air dalam ginjal dan urin.

- Oksitosin, merangsang kontraksi uterus saat melahirkan dan mengeluarkan air

susu selama menyusui.

Kedua hormon ini merupakan polipeptida kecil, masing-masing

mengandung sembilan asam amino. Mereka ide ntik satu sama lain kecuali untuk dua

asam amino.

7
2.4 Hormon di Hipofisis Anterior

Bagian hipofisis anterior (depan) menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut

(Campbell, 1998: 925).

1. FSH (folikel stimulating hormone), berfungsi merangsang pematangan folikel de

Graaf tempat sel telur berada.

2. LH (lutenizing hormone), yaitu hormon yang berperan dalam pematangan sel gonad

pada wanita.

3. ACTH (adrenocorticotropic hormone), yaitu hormon yang berperan merangsang

kelenjar adrenal untuk mengeluarkan hormon tertentu.

4. TSH (tyroid stimulating hormone), merangsang kelenjar tiroid mengeluarkan hormon

tiroksin.

5. Prolaktin, hormon ini mengaktivasi air susu pada ibu yang sedang menyusui.

6. GH (growth hormone), merangsang pertumbuhan tulang dan bagian tubuh lainnya

dan berperan membantu penyerapan nutrisi tubuh.

7. Endorfin, merupakan hormon yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit. Beberapa

narkotika menghasilkan efek yang sama dengan endorfin.

2.5 Hormon di Hipofisis Posterior

Bagian hipofisis (belakang) ini menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut :

1. ADH (antidiuretic hormone), mengontrol keseimbangan cairan tubuh melalui

mekanisme pengeluaran urine.

2. Oxytocin, merupakan hormon yang berperan dalam kontraksi otot rahim pada saat

seorang wanita melahirkan.

8
3. Proses terjadinya haid sangat tergantung pada Mekanisme Umpan Balik antara

Hipotalamus-Pituitary-Ovarium (HPO Axis).

4. Hipotalamus menghasilkan GnRH yang merangsang Kelenjar Hipofisis (pituitary)

untuk mengeluarkan FSH (follicle stimulating hormone) yang berfungsi

mematangkan folikel dan LH (luteinizing hormone) yang berperan dalam proses

ovulasi. Dalam setiap siklus, folikel yang mengalami proses pematangan berjumlah

lebih dari satu, namun dalam perjalanannya, hanya ada satu folikel yang disiapkan

untuk ovulasi, sementara yang lain mengalami atresia. Folikel yang matang tersebut

mengluarkan hormon estrogen, oleh karena itu kadar hormon estrogen dalam awal

siklus relatif meningkat.

9
2.6 Fungsi Hormon Hipofisis

a. Hormon Di Hipofisi Anterior

- Hormon Somatotropin (STH), dan pertumbuhan (Growth Hormone / GH)

Adalah sejenis hormon protein yang mengendalikan pertumbuhan seluler

sel tubuh dengan merangsang seluruh jaringan tubuh untuk menambah ukuran sel

dan memperbanyak mitosis sehingga jumlah sel bertambah. Fungsinya yaitu

a. Pertumbuhan pertumbuhan tulang (terutama tulang pipa) dan otot dan

mempertahankan ukuran yang telah dicapai.

b. Mampu meningkatkan metabolisme lemak

c. Dapat meningkatkan aliran gula ke otot dan lemak, merangsang pembentukan

protein di hati dan otot serta memperlambat pembentukan jaringan lemak, dan

mengaktifkan faktor pertumbuhan yang menyerupai insulin

d. Efek jangka panjang dari hormon pertumbuhan adalah menghambat

pengambilan dan pemakaian gula sehingga kadar gula darah meningkat dan

meningkatkan pembentukan lemak dan kadar lemak dalam darah. Kedua efek

tersebut sangat penting karena tubuh harus menyesuaikan diri dengan

kekurangan makanan ketika berpuasa dan dapat digunakan sebagai cadangan

sumber energi.

Kekurangan hormon ini pada anak-anak-anak menyebabkan

pertumbuhannya terhambat /kerdil (kretinisme), jika kelebihan akan menyebabkan

pertumbuhan raksasa (gigantisme).

10
- Hormon tirotropin atau Thyroid Stimulating Hormone (TSH)

Pelepasan TSH dipengaruhi oleh thyrotropin releasing hormon (TRH)

dari hipotalamus. Berfungsi:

a. Merangsang pertumbuhan

b. Merangsang perkembangan kelenjar gondok atau tiroid serta merangsang

sekresi tiroksin untuk menghasilkan hormon tiroid.

Terletak tepat di bawah laring sebelah kanan dan kiri depan trakea,

menyekresi tiroksin, triyodotironin, yang mempunyai efek nyata pada kecepatan

metabolisme tubuh. Kelenjar ini juga menyekresi kalsitonin, suatu hormon yang

penting untuk metabolisme kalsium.

- Adrenocorticotropic hormone (ACTH)

Pelepasan ACTH dipengaruhi oleh cortricotropin releasing hormone dari

hipotalamus. Berfungsi untuk :

a. merangsang pertumbuhan dan fungsi korteks adrenal untuk mensekresikan

glukokortikoid (hormon yang dihasilkan untuk metabolisme karbohidrat).

dan mengatur produksi kortisol dan beberapa steroid yang menyerupai

testosteron (androgenik). Tanpa kortikotropin,kelenjar adrenal akan mengkisut

(atrofi) dan berhenti menghasilkan kortisol, sehingga terjadi kegagalan

kelenjar adrenal.

b. Beberapa hormon lainnya dihasilkan secara bersamaan dengan kortikotropin,

yaitu beta-melanocyte stimulating hormone, yang mengendalikan pigmentasi

11
kulit serta enkefalin dan endorfin, yang mengendalikan persepsi nyeri, suasana

hati dan kesiagaan.

- Prolaktin (PRL) atau Lactogenic hormone (LTH)

Pelepasannya dipengaruhi oleh prolactin releasing hormon/PRH.

Berfungsi : Membantu kelahiran dan mengendalikan sekresi air susu, oleh

kelenjar susu dan memepertahankan adanya korpus luteum selama hamil

- Hormon gonadotropin pada wanita (FSH) dan (LH)

a. Merangsang pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan estrogen.

b. Merupakan gonadotropin, pada laki-laki LH berfungsi merangsang sekresi

testosteron oleh sel leydig (sel interstitial testis)

c. Pada wanita LH mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron oleh korpus

luteum dalam ovarium, merangsang pelepasan sel telur setiap bulannya dari

indung telur& untuk merangsang pembentukan folikel de graff dalam

ovarium.

- Hormone gonadotropin pada pria (FSH) dan (ICSH)

a. Merupakan gonadotropin. Pada wanita,FSH merangsang pembentukan

estrogen oleh sel sel folikel dan progesteron,merangsang pelepasan sel telur

setiap bulannya dari indung telur & pembentukan folikel de graff dalam

ovarium. Pada laki-laki,FSH berfungsi merangsang tubulus

seminiferus terjadinya spermatogenesis untuk meningkatkan pembentukanatau

pematangan sperma.

12
b. Merangsang sel-sel interstitial testis untuk memproduksi testosteron dan

androgen.

b. Hormon Di Hipofisis Posterior

Lobus posterior hanya menghasilkan 2 macam hormon, yaitu hormon

antidiuretik dan oksitosin. Sesungguhnya kedua hormon ini dihasilkan oleh sel-sel

saraf di dalam hipotalamus, sel-sel saraf ini memiliki tonjolan-tonjolan (akson) yang

mengarah ke hipofisa posterior, dimana hormon ini dilepaskan.Hormon antidiuretik

dan oksitosin tidak merangsang kelenjar endokrin lainnya, tetapi langsung

mempengaruhi organ target.

- Oksitoxyn

Pelepasan oksitosin dipengaruhi oleh hisapan dan persalinan. Sel targetnya

adalah uterus dan payudara. Fungsinya :

a. Menstimulasi kontraksi otot polos pada rahim wanita selama proses

melahirkan. dan setelah persalinan untuk mencegah perdarahan.

b. merangsang kontraksi sel-sel tertentu di payudara yang mengelilingi kelenjar

susu.

c. Pengisapan puting susu merangsang pelepasan oksitosin oleh hipofisa. Sel-sel di

dalam payudara berkontraksi, sehingga air susu mengalir dari dalam payudara ke

puting susu.

13
- Hormon ADH

Pelepasan ADH dipengaruhi keadaan kurang cairan/dehidrasi. Sel

targetnya adalah tubulus dan arteriol. Fungsinya :

a. Meningkatkan TD, dengan cara menyipitkan pembuluh darah

b. Meningkatkan absorsi di tubulus distal

c. Menurunkan kerja otot saluran GI

d. Meningkatkan penahanan air oleh ginjal

e. Menurunkan volume urine

Hormon ini membantu tubuh menahan jumlah air yang memadai.Jika

terjadi dehidrasi, maka reseptor khusus di jantung, paru-paru. Otak dan aorta,

mengirimkan sinyal kepada kelenjar hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak

hormon antidiuretik. Kadar elektrolit (misalnya natrium, klorida dan kalium) dalam

darah harus dipertahankan dalam angka tertentu agar sel-sel berfungsi secara normal.

Kadar elektrolit yang tinggi (yang dirasakan oleh otak) akan merangsang pelepasan

hormon antidiuretik.

Pelepasan hormon antidiuretik juga dirangsang oleh nyeri, stress, olah

raga, kadar gula darah yang rendah, angiotensin, prostaglandin dan obat-obat tertentu

(misalnya klorpropamid, obat-obat kolinergik dan beberapa obat yang digunakan

untuk mengobati asma dan emfisema). Alkohol, steroid tertentu dan beberapa zat

lainnya menekan pembentukan hormon antidiuretik. Kekurangan hormon ini

menyebabkan diabetes insipidus, yaitu suatu keadaan dimana ginjal terlalu banyak

membuang air.

14
2.7 Gangguan Hormon di Hipofisis

a. Arolactin-secreting tumors ( tumor penyekresi prolaktin ) atau prolaktinoma.

Prolaktinoma (adenoma laktotropin) biasanya adalah tumor kecil, jinak,

yang terdiri atas sel-sel pensekresi prolaktin. Gejala khas pada kondisi ini sangat jelas

pada wanita usia reproduktif dan dimana terjadi tidak menstruasi, yang bersifat

primer dan sekunder, galaktorea (sekresi ASI spontan yang tidak ada hubungannya

dengan kehamilan), dan infertilitas.

b. Somatotroph tumors (hipersekresi pertumbuhan)

Adenoma somatotropik terdiri atas sel-sel yang mengsekresi hormon

pertumbuhan. Gejalah klinik hipersekresi hormon pertumbuhan bergantung pada usia

klien saat terjadi kondisi ini. Misalnya saja pada klien prepubertas,dimana lempeng

epifise tulang panjang belum menutup, mengakibatkan pertumbuhan tulang-tulang

memanjang sehingga mengakibatkan gigantisme. Pada klien postpubertas, adenoma

somatotropik mengakibatkan akromegali, yang ditandai dengan perbesaran ektremitas

(jari, tangan, kaki), lidah, rahang, dan hidung. Organ-organ dalam juga turut

membesar (misal; kardiomegali).

Kelebihan hormon pertumbuhan menyebabkan gangguan metabolik,

seperti hiperglikemia dan hiperkalsemia. Pengangkatan tumor dengan pembedahan

merupakan pengobatan pilihan. Gejala metabolik dengan tindakan ini dapat

mengalami perbaikan, namun perubahan tulang tidak mengalami reproduksi.

15
c. Corticotroph tumors ( menyekresi ardenokortikotrofik /ACTH)

Adenoma kortikotropik terdiri atas sel-sel pensekresi ACTH.

Kebanyakan tumor ini adalah mikroadonema dan secara klinis dikenal dengan tanda

khas penyakit Cushing’s.

d. Gigantisme

Pada laki-laki alat genetalia besar tapi kurang berfungsi. Penderita akan sangat besar

karena tulang-tulang menjadi panjang.

e. Akromegali

- Penebalan jaringan pengikat di bibir dan hidung

- Os mandibulae bertambah besar dan panjang

- Tulang-tulang tangan dan kaki bertambah besar

- Gangguan metabolisme

- Pada wanita amenorhoe, pada laki-laki alat genetalia membesar.

- Adanya tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial.

16
BAB III

KESIMPULANDAN SARAN

Hipotalamus mengontrol kerja dari kelenjar pituitari (kelenjar hipofisis). Kelenjar

hipofisis disebut juga master of gland karena banyak menyekresikan hormon dan memengaruhi

kerja hormon yang dihasilkan oleh kelenjar lain di dalam tubuh. Hipotalamus dapat

berkomunikasi dengan kelenjar hipofisis dengan dua cara, yaitu dengan impuls saraf atau dengan

mengeluarkan hormon.

Kelenjar Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar pengendali

karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya.

Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil, dengan diameter 1,3 cm. Hipofisis dibagi

menjadi hipofisis bagian anterior, bagian tengah (pars intermedia), dan bagian posterior. Hipofisa

memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan lobus posterior

(belakang).Hipotalamus mengendalikan lobus anterior (adenohipofisa) dengan cara melepaskan

faktor atau zat yang menyerupai hormon, melalui pembuluh darah yang secara langsung

menghubungkan keduanya. Pengendalian lobus posterior (neurohipofisa) dilakukan melalui

impuls saraf.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Pangkahila, W. 2015 Axis-Hipotalamus-Testis dan metabolism testoteron. Catatan kuliah

magister Biomedik. Universitas Udayana

2. Muftofa Syadzili. Hormon Hipotalamus dan hipofisis. Lampung : FKU UNILA. 2016

3. Fajar Muhammad. Makalah Aksis dan Hormon Hipotalamus Hipofisis Anterior Organ

Endokrin. 2016. Di akses tanggal 16 maret di https://dokumen.tips/documents/aksis-dan-

hormon-hipotalus-hipofisis-anterior-organ-endokrin.html

4. Nugroho te, pujo jl, nurcahyo wi. Jurnal fisiologi dan patofisiologi Hipotalamus-

Hipofisis-Adrenal. Semarang : AIRLANGGA. Diakses tanggal 16 Maret 2018 di

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6448

5. Buku Saku Patofisiologis, Elisabeth, Endah P. 2000. Jakarta : EGC

6. Boughman, Diane C, JoAnn c Hackley.2000. Medical Bedah : Buku Saku Brunner &

Sudarth. Jakarta : EGC.

18

Anda mungkin juga menyukai