PENDAHULUAN
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang merasa baik materiil
tersebut mengikuti suatu pola atau tatanan yang telah ditentukan di dalam
dan evaluasi dengan tidak mengecilkan arti peran dari pihak-pihak lainnya dalam
Pembagian daerah Indonesia yang terdiri dari daerah besar dengan daerah
dekonsentrasi. Realisasi dari kedua asas tersebut maka di negara kita ada
1
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu, berwenang
daerah khususnya yang bersumber dari pajak daerah dapat ditingkatkan sehingga
penambahan jenis pajak, serta pemberian kebebasan bagi daerah untuk menggali
2
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil
Jenis
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pendapatan
Pajak Daerah 9.433.602 10.278.621 18.351.665 20.837.776 26.009.197 27.679.989
Retribusi
Daerah 3.519.624 3.917.109 5.360.407 11.002.009 4.628.572 3.796.149
Hasil
Pengelolaan
Kekayaan
Daerah yang
Dipisahkan 7.942.863 3.943.192 3.895.734 4.323.527 4.074.649 3.810.734
Lain-lain
Pendapatan
Asli Daerah 43.336.615 46.142.082 52.593.315 70.964.775 70.568.550 79.531.335
Jumlah 70.824.049.481,02 98.999.978.722,48 113.090.049.195,12 113.090.049.195,12 246.427.699.826,28 263.925.520.119,42
Dengan melihat tabel 1.1 di atas dapat dijelaskan bahwa Pajak Daerah
Asli Daerah. Oleh karena itu sumbangan pajak daerah sangat berperan penting
terhadap Pendapatan Asli Daerah. Salah satu jenis pajak daerah yang mempunyai
kontribusi yang cukup besar bagi PAD dan perlu di lakukan optimalisasi dalam
Indonesia dapat kita amati dari perubahan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997,
yakni pada awalnya pajak atas restoran disetarakan dengan pajak atas hotel
Nomor 34 Tahun 2000, pajak restoran dan pajak hotel dipisahkan menjadi jenis
pajak yang berdiri sendiri. Hal ini, mengindikasi besarnya kontribusi pajak
3
Badan Pusat Statistik Propinsi ??? penerimaan pajak restoran mengalami
Kabupaten ????
4
2. Untuk mengetahui besarnya Kontribusi Pajak Restoran terhadap peningkatan
berikut:
1. Manfaat Teoritis
b. Sebagai bahan acuan bagi penelitian yang sama yang mungkin dapat
2. Manfaat Praktis
daerah.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tahun 1999 yaitu sumber keuangan daerah yang digali dari dalam wilayah daerah
yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil
6
b. Hasil Retribusi Daerah
tetapi tetap ada alternatif untuk mau tidak mau membayar, merupakan
tertentu, tetapi dalam banyak hal retribusi daerah tidak lebih dari
yang Dipisahkan.
7
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang telah sah ialah pendapatan-
e. Dana perimbangan
perkebunan, pertambangan dari sumber daya alam serta bea perolehan hak
f. Pinjaman Daerah
dari sumber lain misalnya: sumbangan dari pihak ketiga kepada daerah
8
tingkat I atau daerah II dan lain-lain yang dilaksanakan sesuai dengan
faktorfaktor yang mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah dari sektor pajak daerah
berasal dari beberapa sumber yang dapat dibedakan antar penerimaan pajak dan
9
pemerintah yang berasal dari pinjaman pemerintah, baik pinjaman dalam negeri
maupun luar negeri dan penerimaan dari badan usaha milik pemerintah sedangkan
sumber penerimaan yang lainnya adalah berasal dan pajak (Suhendi, 2008).
pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk
membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang
Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang diungut oleh penguasa
Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terhutang kepada
Dan definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua hal yang
1. Iuran yang dapat dipaksakan, artinya iuran yang mau tidak mau hams dibayar
oleh rakyat yang dikenakan kewajiban membayar iuran tersebut. Kalau rakyat
10
atau badan hokum oleh pemerintah dikenakan kewajiban membayar iuran
maka wajib bayar yang bersangkutan dapat dikenakan tindakan hokum oleh
mengandung arti bahwa wajib pajak yang membayar iuran kepada Negara
(pajak sebagai pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah) atau
pengertian yuridis (pajak ialah iuran yang dapat dipaksakan) dapat ditarik
kesimpulan tentang ciri-ciri yang terdapat pada pengertian pajak antara lain
sebagai berikut:
1. Pajak dipungut oleh Negara baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah
2. Pemungutan pajak mengisyaratkan adanya alih guna (sumber daya) dari sektor
pajak/administrator pajak).
11
3. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum
mengatur).
meningkatnya ekonomi suatu Negara (1) untuk membatasi konsumsi dan dengan
demikian mentransfer sumber dari konsumsi (2) untuk mendorong tabungan dan
menanam modal (3) untuk mentransfer sumber dari tangan masyarakat ke tangan
negara, akan tetapi harus memiliki sifat yang mengatur guna meningkatkan taraf
12
kehidupan masyarakat. Penerimaan atas uang untuk peningkatan kesejahteraan
1. Fungsi Budgetair
ke dalam kas negara yang pada waktunya akan digunakan oleh pemerintah untuk
2. Fungsi Mengatur
keringanan atau pembesaran pajak pada para penabung dengan maksud menarik
uang dari masyarakat dan menyalurkannya antara lain ke sektor produktif. Dengan
adanya industri baru maka dapat menampung tenaga kerja yang lebih banyak,
yaitu:
13
1. Asas kebangsaan
tinggal di Indonesia.
kepada hal tersebut di atas, ada asas-asas pemungutan pajak yang dilandasi
Ada beberapa teori pajak yang dilancarkan dari jaman ke jaman yaitu:
tugas negara itu seperti halnya dengan perusahaan asuransi, maka rakyat harus
2. Teori kepentingan
seluruhnya supaya adil. Akan tetap karena teori ini membenarkan adanya hak
pemerintah untuk memungut pajak dari rakyat dapat pula digolongkan dalam
14
masing orang dalam tugas pemerintah termasuk dalam perlindungan jiwa
3. Teori bukti
Menurut teori ini seseorang tidak dapat berdiri artinya tanpa adanya
tiap individu menyadari tugas social sebagai tanda bukti kebaktian kepada
negara dalam bentuk iuran atau pajak. Teori gaya pikul pemungutan pajak
didasarkan pada gaya pikul individu dalam masyarakat yaitu dalam tekanan
pajak tidak harus sama besarnya untuk tiap orang, jadi beban pajak harus
1. Equality
Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu pajak dikenakan
membayar pajak atau ability to pay dan sesuai dengan manfaat yang diterima.
2. Certainty
wajib pajak hams mengetahui secara jelas dan pasti besarnya pajak terutang,
15
3. Convenience
Kapan wajib pajak itu harus membayar wajib pajak sebaiknya sesuai
4. Economy
1. Menurut Golongan
a. Pajak Langsung
digeserkan kepada pihak lain, atau pajak yang harus dipikul sendiri oleh
wajib pajak.
16
(pihak ketiga) menjadi tujuan pajak, sedangkan pihak kedua adalah
2. Menurut Sifatnya
a. Pajak Subjektif
keadaan wajib pajak menjadi ukuran terhadap besar kecilnya jumlah pajak
yang dibayar.
b. Pajak Objektif
kejadian yang dilakukan atau terjadi dalam wilayah Negara dengan tidak
3. Menurut Pemungutannya
a. Pajak Pusat
atas Barang Mewah, Bea Materai, Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea
b. Pajak Daerah
17
Adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik daerah
Disamping itu ada beberapa teori yang mendukung hak negara untuk
memungut pajak dari rakyat, sehingga secara teoritis pemungutan pajak yang
dilakukan negara itu dapat dibenarkan baik dipandang dari sisi yuridis maupun
1. Teori Asuransi
kenyataannya tidak ada. Selain itu, besarnya pajak yang dibayar dan jasa yang
18
2. Teori Kepentingan
Kesamaan beban pajak untuk setia orang sesuai daya pikul masing-
masing orang. Ukuran daya pikul ini dapat berupa penghasilan dan kekayaan
atau pengeluaran seseorang. Teori ini dikenal sebagai Ability to Pay Approach
Theory.
4. Teori Bakti
negaranya.
individu atau negara. Keadilan dipandang sebagai efek dari pemungutan pajak.
perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya
sesuai dengan ketentuan undang - undang perpajakan yang berlaku. Dalam sistem
ini, inisiatif dan kegiatan menghitung serta memungut pajak sepenuhnya ditangan
19
aparatur perpajakan. Dengan demikian berhasil atau tidaknya pelaksanaan
untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai
yang tinggi, serta menyadari akan arti pentingnya membayar pajak. Dengan
bergantung pada Wajib Pajak sendiri (peranan dominan ada pada Wajib Pajak).
ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang
20
2.1.9. Pajak Daerah
“iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah
tanpa imbalan langsung yang seimbang, Pajak Daerah dapat dipaksakan berdasar
Kriteria pajak daerah tidak jauh berbeda dengan kriteria pajak pusat, yang
Pemerintah Daerah. Kriteria pajak daerah menurut (Bambang, 2003) terdiri dari 4
hal, yaitu:
daerah sendiri.
3. Pajak yang ditetapkan dan atau dipungut oleh pemerintah daerah, dan
21
4. Pajak yang dipungut dan diadmistrasikan oleh pemerintah pusat tetapi hasil
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pajak daerah merupakan pajak
yang ditetapkan dan atau dipungut di wilayah daerah dan dapat dipaksakan
memungut pajak daerah adalah pemerintah daerah. Selanjutnya, pajak daerah ini
bagian, yaitu:
d. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan.
sebagai berikut:
22
a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air.
di atas air. Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau
dan digerakkan oleh peralatan teknis berupa motor atau peralatan lainnya
kendaraan di atas air sebagai akibat perjanjian dua pihak atau sepihak atau
keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau
air. Bahan bakar kendaraan bermotor dan/atau kendaraan di atas air adalah
23
d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan.
baik air bawah tanah maupun air permukaan untuk digunakan bagi orang
pribadi maupun badan, kecuali untuk keperluan dasar rumah tangga dan
pertanian rakyat. Air bawah tanah adalah air yang berada di perut bumi,
termasuk mata air yang muncul secara alamiah di atas permukaan tanah.
Air permukaan adalah air yang berada di atas permukaan bumi, tidak
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
g. Pajak Parkir
sebagai berikut:
a. Pajak Hotel
24
memperoleh pelayanan, dan atau fasilitas lain dengan dipungut termasuk
bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki pihak yang sama,
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
nama dan bentuk apapun yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang
berolahraga.
d. Pajak Reklame
alat perbuatan, atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya
menganjurkan atau memuji suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk
mencari perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang
ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca dan atau didengarkan dari suatu
25
e. Pajak penerangan jalan
g. Pajak Parkir
disediakan oleh orang pribadi atau badan, baik yang disediakan berkaitan
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah: Retribusi Daerah, yang
selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa
atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan.
26
dalam pembiayaan pembangunan daerah, sebab kemungkinan pada dasarnya akan
Pengenaan pajak restoran tidak mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten
atau kota yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenangan yang
atau kota untuk mengenakan tau tidak mengenakan suatu jenis pajak
kabupaten/kota. Oleh karena itu, untuk dapat dipungut pada suatu daerah
peraturan daerah tentang pajak restoran. Peraturan ini akan menjadi landasan
27
2. Objek Pajak Restoran
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2011 ayat (1) pasal (11)
pelayanan usaha jasa boga atau catering. Objek Pajak Restoran Meliputi:
pada ayat (1) adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran yang nilai
Pada pajak restoran, menurut Peraturan Daerah No. 05 tahun 2011 yang
menjadi subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang membeli makanan
dan/atau minuman dari restoran. Secara sederhana yang menjadi subjek pajak
demikian, subjek pajak dan wajib pajak pada pajak restoran tidak sama.
sebagai wajib pajak yang diberi kewenangan untuk memungut pajak Bari
28
Dalam menjalankan kewajiban perpajakannya wajib pajak dapat
pribadi dan atau secara langsung tentang atas pembayaran pajak terutang.
Selain itu, wajib pajak dapat menunduk seorang kuasa dengan surat kuasa
Tahun 2011 tentang pajak restoran adalah jumlah pembayaran yang diterima
istimewa, harga jual atau penggantian dihitung atas dasar harga pasar yang
wajar pada saat pemakaian jasa restoran. Contoh hubungan istimewa adalah
orang pribadi atau badan yang menggunakan jasa restoran dengan pengusaha
restoran, baik langsung atau tidak langsung berada di bawah pemilikan atau
Pembayaran adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh subjek pajak
kepada wajib pajak untuk harga jumlah baik jumlah uang yang dibayarkan
penukaran atau pemakaian jasa makanan dan minuman dan fasilitas penunjang
termasuk pula semua tambahan dengan nama apapun juga dilakukan berkaitan
Tarif pajak ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen) dan
29
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan, keleluasaan kepada pemerintah
yang
tarif pajak dengan Dasar Pengenaan Pajak. Secara umum perhitungan pajak
Pajak terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak = Tarif Pajak x Omzet
terutang.
kepada wajib pajak, tetapi ditetapkan oleh kepala daerah. terhadap wajib pajak
30
ditetapkan dengan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD). Wajib
pajak tetap memasukkan SPTPD, tetapi tanpa perhitungan pajak. SKPD oleh
wajib pajak paling lama 30 hari sejak diterimanya SKPD oleh wajib pajak atau
lewat waktu yang ditentukan wajib pajak tidak atau kurang membayar pajak
1. Restoran Formal, adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang
berganti pelanggan. Contoh : cafe, cafeteria, fast and food restoran, coffee
shop, bistro, canteen, tavern, family restaurant, pub, service corner, burger
makanan khas dan diikuti dengan sistem penyajian yang khas dari sautu
31
2.1.12. Kontribusi Pajak Restoran terhadap Pajak Daerah dan PAD di
Kabupaten ???
dengan penerimaan Pajak Daerah dan PAD tertentu pula. Untuk menghitung
kontribusi penerimaan pajak restoran terhadap Pajak Daerah dan Pendapatan Asli
𝑥
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 = × 100%
𝑦
Keterangan :
hotel dan restoran terhadap peningkatan pendapatan ash daerah (PAD) Kota
32
pemerintah dalam pemungutan pajaknya. Tingkat efektivitas Pajak Hotel sangat
efektif tahun 20122014, peningkatan efektivitas tertinggi pada tahun 2012 sebesar
peningkatan yang sangat efektif juga terjadi. Meskipun realisasi penerimaan pajak
hotel dan restoran serta realisasi penerimaan PAD meningkai tetapi kontribusi dari
tahun 2010-2014 terus menurun, kontribusi Pajak Hotel dan Restoran yang
dicapai oleh DPPK Kota Surabaya tetap cukup signifikan dalam memberikan
dan pengaruh pajak hotel dan restoran terhadap peningkatan pendapatan asli
besarnya pengaruh pajak hotel dan pajak restoran terhadap PAD Kota
variabel - variabel observasi konstan, maka peningkatan 1% pajak hotel dan pajak
sebesar 97.795%. koefisien variabel Pajak Hotel sebesar 2.328 yang berarti bahwa
apabila peningkatan Pajak Hotel ditingkatkan 1%, maka Pendapatan Asli Daerah
Pajak Restoran sebesar 12.123 yang berarti bahwa apabila peningkatan Pajak
33
Menurut (Windy, 2016) dalam jurnalnya yang berjudul “ Analisis kontribusi
pajak restoran terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Minahasa Selatan tahun
sebesar 1,79% dan terendah tahun 2012 sebesar 1,62% dengan rata-rata kontribusi
1,21%. Kontribusi pelanggan tertinggi pada tahun 2014 yaitu Rp. 551,503,- dan
restoran karena pajak ini merupakan salah satu sumber penerimaan yang potensial
di Minahasa Selatan.
menyerap dari sektor pajak. Hal demikian dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
restoran secara optimal untuk mengisi kas daerah yang membiayai pembangunan.
34
Penerimaan Pajak Restoran
Pajak Daerah
2.4. Hipotesis
35
BAB III
METODE PENELITIAN
kesimpulan (Santoso, 2007). Ketersediaan data merupakan suatu hal yang mutlak
dipenuhi dalam suatu penelitian ilmiah. Jenis data yang tersedia hams disesuaikan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder data
yang diambil dari catatan atau sumber lain yang telah ada yang sudah diolah oleh
pihak ketiga, secara berkala (lime series) untuk melihat perkembangan objek
penelitian selama periode tertentu. Dalam penelitian ini data sekunder yang
disimpulkan adalah data Pendapatan Asli Daerah (PAD), data Pajak Daerah, data
penerimaan pajak restoran, data jumlah penduduk, data Kondisi fisik Kabupaten
Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari BPS Propinsi ???
Metode pengumpulan data salah satu metode atau cara yang dilakukan oleh
36
penelitian ini meliputi: Studi pustaka, yaitu metode pengumpulan data dengan
Pajak Daerah dan PAD, maupun sumber lain seperti dokumen BPS Propinsi yang
Jangka waktu penelitian salah satu metode atau cara yang dilakukan oleh
peneliti guna untuk memenuhi syarat dalam penelitian. Adapun jangka waktu
penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini Januari 2017- September 2017.
digunakan rumus yang disampaikan Syafri Daud dalam (Halim, 2004) sebagai
berikut:
𝑋𝑡 − 𝑋(𝑡−1)
𝐷𝑥 = × 100%
𝑋(𝑡−1)
Keterangan :
Dx = Pertumbuhan
37
2. Untuk menjawab permasalahan kedua tentang perhitungan kontribusi
dan Pendapatan Asli Daerah. maka semakin besar kontribusi Pajak Restoran
Daerah dan Pendapatan Asti Daerah disusun ukuran kriteria berdasarkan Tim
kontribusi ke dalam enam tingkat kontribusi terlihat pada tabel 3.1 berikut:
Persentase Kriteria
0%- 10% Sangat Kurang
11%- 20% Kurang
21%- 30% Sedang
31%- 40% Cukup Sedang
41%- 50% Baik
Di atas 50% Sangat Baik
Sumber : Tim Litbang Depdagri-Fisipol UGM (dalam Handoko, 2013).
38
3.5 Operasional Variabel
Variabel secara sederhana dapat diartikan ciri dari individu, objek, segala
kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diuji dan
sebagai berikut:
2. 2. Pajak Daerah
Iuran wajib yang dilakukan orang pribadi atau badan kepada daerah
pembangunan Daerah.
39
3. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
40
DAFTAR PUSTAKA
Anita Candrasari, Sutjipto Ngumar, 2016, Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran
Badan Pusat Statistik, 2009, ??? Dalam Angka, BPS, Propinsi ???.
Harun, Hamrolie, M.,Sc. 2003. Menghitung Potensi Pajak dan Retribusi Pajak
Daerah. BPFE.Yogyakarta.
Jakarta.
41
_____, 2003, Perpajakan, Yogyakarta: Andi.
Peraturan Daerah Kota ??? No.5 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah dan Peraturan.
Restoran.
Prakosa, Kesit Bambang, 2003, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Yogyakarta
: UII Press
_____, 2005, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Yogyakarta : UII Press.
42