PENDAHULUAN
kedokteran gigi yang berperan penting untuk memperbaiki susunan gigi sehingga
memperoleh oklusi yang optimal dan harmonis, baik letak maupun fungsinya
dalam pertumbuhan gigi yang tidak reguler. Penentuan maloklusi dapat didasarkan
pada kunci oklusi normal. Angle membuat pernyataan key of occlusion artinya
Ciri klasik kelas II, divisi 1 maloklusi adalah basis skeletal kelas II dengan
hubungan molar kelas II, dan hubungan kaninus dan insisif kelas II, proklinasi
gigi insisif rahang atas dan meningkatnya overjet, umumnya memiliki profil
1
Di antara pilihan perawatan untuk mengoreksi kelas II divisi 1, paling
sering adalah ekstraksi keempat premolar pertama karena gigi tersebut terletak di
yang crowding dan koreksi protrusi dentoalveolar yang parah. Alternatif lain
adalah mencabut premolar pertama rahang atas dan premolar kedua rahang
bawah. Hal tersebut digunakan pada kasus kelas II divisi 1 dental dan skeletal
sedang dan lengkung rahang bawah tanpa banyak masalah di bagian anteriornya.
2
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
dalam pertumbuhan gigi yang tidak reguler. Penentuan maloklusi dapat didasarkan
pada kunci oklusi normal. Angle membuat pernyataan key of occlusion artinya
Menurut Angle yang dikutip oleh Dewanto, oklusi normal sebagai hubungan
dari bidang-bidang inklinasi tonjol gigi pada saat kedua rahang atas dan rahang
bawah dalam keadaan tertutup, disertai kontak proksimal dan posisi aksial semua
gigi yang benar, dan keadaan pertumbuhan, perkembangan posisi dan relasi antara
Menurut Andrew yang dikutip oleh Bisara, terdapat enam kunci oklusi normal,
sebagai berikut:
1. Relasi molar menujukkan tonjol mesiobukal molar pertama rahang atas beroklusi
dalam celah antara mesial dan sentral dari molar pertama rahang bawah.
3
2.2 PENYEBAB MALOKLUSI
1. Faktor keturunan, seperti sistem neuromuskuler, tulang, gigi dan bagian lain
2. Gangguan pertumbuhan.
3. Trauma, yaitu trauma sebelum lahir dan trauma saat dilahirkan serta trauma
setelah dilahirkan.
7. Malnutrisi.
dari segi fungsi yaitu jika terjadi maloklusi yang berupa gigi berjejal akan berakibat gigi
sulit dibersihkan ketika menyikat gigi. Dari segi rasa sakit, maloklusi yang parah dapat
menimbulkan kesulitan menggerakkan rahang (gangguan TMJ dan nyeri). Dari segi
4
pengucapan huruf p, b, m sedangkan mesio-oklusi s, z, t dan n. Dari segi psikis, maloklusi
klasifikasinya atas asumsi bahwa gigi molar pertama hampir tidak pernah berubah
Tonjol mesiobukal cusp molar pertama permanen berada pada bukal groove
Tipe 1 : Klas I dengan gigi anterior letaknya berdesakan atau crowded atau gigi C
ektostem
Tipe 3 : Klas I dengan gigi anterior palatoversi sehingga terjadi gigitan terbalik
(anterior crossbite).
Tipe 5 : Klas I dimana terjadi pegeseran gigi molar permanen ke arah mesial akibat
prematur ekstraksi.
5
Gambar 2.1 Maloklusi Klas I
mesiobukal cusp molar pertama permanen atas berada lebih mesial dari bukal
groove gigi molar pertama permanen mandibula. Seperti yang terlihat pada
6
Pada penelitian di New York Amerika Serikat diperoleh 23,8% mempunyai
maloklusi Klas II. Peneliti lain mengatakan bahwa 55% dari populasi
3. Maloklusi klas III : relasi anterior dari mandibula terhadap maksila. Tonjol
mesiobukal cusp molar pertama permanen atas berada lebih distal dari bukal
crossbite (gigitan silang anterior). Seperti yang terlihat pada gambar (Gambar
2.3).
Tipe 1 : adanya lengkung gigi yang baik tetapi relasi lengkungnya tidak
normal.
Tipe 2 : adanya lengkung gigi yang baik dari gigi anterior maksila tetapi
7
a. Crossbite anterior
Suatu keadaan rahang dalam relasi sentrik, namun terdapat satu atau beberapa
gigi anterior maksila yang posisinya terletak di sebelah lingual dari gigi
anterior mandibula.
b. Crossbite posterior
Hubungan bukolingual yang abnormal dari satu atau beberapa gigi posterior
mandibula.
1. Deepbite adalah suatu keadaan dimana jarak menutupnya bagian insisal gigi
vertikal melebihi 2-3 mm. Pada kasus deepbite, gigi posterior sering
2. Openbite adalah keadaan adanya ruangan oklusal atau insisal dari gigi saat
rahang atas dan rahang bawah dalam keadaan oklusi sentrik. Macam-macam
a. Anterior openbite
Klas I Angle anterior openbite terjadi karena rahang atas yang sempit,
gigi depan inklinasi ke depan, dan gigi posterior supra oklusi, sedangkan
8
posterior, dapat unilateral ataupun bilateral.
Gigi berjejal adalah keadaan berjejalnya gigi di luar susunan yang normal.
Penyebab gigi berjejal adalah lengkung basal yang terlalu kecil daripada
tempat dari apeks gigi itu tertanam, lengkung koronal adalah lengkung yang
paling lebar dari mahkota gigi atau jumlah mesiodistal yang paling besar dari
mahkota gigi geligi. Faktor keturunan merupakan salah satu penyebab gigi
bejejal, misalnya ayah mempunyai struktur rahang besar dengan gigi yang
besar-besar, ibu mempunyai struktur rahang kecil dengan gigi yang kecil.
Kombinasi genetik antara rahang kecil dan gigi yang besar membuat rahang
tidak cukup dan gigi menjadi berjejal. Kasus gigi berjejal dibagi berdasarkan
memerlukan perawatan.
Gigi renggang adalah suatu keadaan terdapatnya ruang di antara gigi geligi
9
a. Lokal, jika terdapat diantara 2 atau 3 gigi. Penyebabnya antara lain
persistensi.
b. Umum, jika terdapat pada sebagian besar gigi, dapat disebabkan oleh
faktor keturunan, lidah yang besar dan oklusi gigi yang traumatis.
dimana pada gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan perawatan lagi. Pencabutan
bergerak dan jaringan lunak dari rongga mulut, akses yang dibatasi oleh bibir dan
pipi, dan selanjutnya dihubungkan atau disatukan oleh gerakan lidah dan rahang.
Defenisi pencabutan gigi yang ideal adalah pencabutan gigi dengan satu gigi utuh
atau akar gigi dengan trauma minimal terhadap jaringan pendukung gigi sehingga
gagal atau tidak indikasi sebuah gigi harus dicabut karena hal lain sebagai berikut:
c. Infeksi periapikal.
10
d. Abrasi, erosi, atrisi yang parah.
e. Gigi impaksi
1. Faktor local
2. Faktor sistemik
abnormal dental dan skeletal oleh hubungan kelas II divisi 1 dikenali karena
groove bukal molar permanen rahang bawah terletak di distal cusp mesiobukal
molar pertama rahang atas., sudut ANB melampaui 4 derajat, gigi anterior rahang
11
atas protusif, overjet yang besar, palatum tinggi, profil muka konfeks dan bibir
orthognati pada kasus yang parah. Perawatan lanjutan tersebut adalah perawatan
Karater spesifik dari pasien dengan maloklusi klas II divisi 1 adalah gigi
insisif yang protusif dan profil wajah konfeks. Pada perawatannya, premolar
rahang atas untuk memberi ruang pada gigi yang berjejal, memberikan ruang pada
gigi anterior yang sudah di cabut, jadi overjet yang besar dapat diperbaiki.
Maloklusi klas II divisi 1 dapat disertai crowding, deep bite maupun open
bite. Open bite merupakan bentuk hubungan yang tidak benar dalam arah vertikal
atau tidak berkontaknya gigi-geligi atas dan bawah baik pada regio anterior
maupun posterior. Open bite dibedakan menjadi tipe dental dan skeletal. Tipe
dental terjadi karena kebiasaan buruk atau karena ada objek yang menghalangi
Ciri klasik kelas II, divisi 1 maloklusi adalah basis skeletal kelas II dengan
hubungan molar kelas II, dan hubungan kaninus dan insisif kelas II, proklinasi
gigi insisif rahang atas dan meningkatnya overjet, umumnya memiliki profil
sering adalah ekstraksi keempat premolar pertama karena gigi tersebut terletak di
12
bagian anterior lengkung gigi sehingga memungkinkan akses langsung ke daerah
yang crowding dan koreksi protrusi dentoalveolar yang parah. Alternatif lain
adalah mencabut premolar pertama rahang atas dan premolar kedua rahang
bawah. Hal tersebut digunakan pada kasus kelas II divisi 1 dental dan skeletal
sedang dan lengkung rahang bawah tanpa banyak masalah di bagian anteriornya.
Ekstraksi berpengaruh pada tinggi wajah bagian anterior bawah dan hal itu
gaya yang ringan dan terkontrol dari terapi saat ini, retraksi dari enam, tujuh dan
bahkan sepuluh gigi dapat dilakukan ketika sedang menjalani ekstraksi. Pada
berbeda, perawatan ini tidak dapat dilakukan dan ekstraksi gigi premolar
13
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
Pemeriksaan klinis
pada bibir bawah dan terdapat inkompetensi bibir. Pada pemeriksaan intraoral,
pasien memiliki dua gigi tiruan cekat dengan 3 buah ceramic logam, satu di
lengkung atas dari gigi kaninus sampai molar pertama atas kiri (pontik pada
premolar kedua); dan di lengkung rahang bawah, dari molar premolar pertama
14
hingga kedua di kiri (pontik satu buah yang menutupi premolar kedua dan molar
pertama); molar dan kaninus kelas II di kedua sisi, overjet 7 mm, dan overbite 1
mm, deviasi midline gigi atas di kiri dan periodontitis ringan kronik
tergeneralisasi.
15
Pemeriksaan radiografi
ekstraksi premolar pertama atas dan premolar kedua bawah, dan kehilangan
premolar kedua atas kiri, molar pertama bawah kiri dan kedua molar tiga bawah.
pertumbuhan netral, proklinasi insisif atas dan bawah dan protrusi dentoalveolar
Diagnosis
Skeletal kelas I.
Pertumbuhan netral.
16
Figure 4. Initial study models.
Figure 5. Intraoral treatment photographs: right side, frontal view, left side and
17
Tujuan spesifik
Mengoreksi midline.
Mengoreksi overjet.
Rencana perawatan
penyangga.
Pemeriksaan rinci dan penetapan oklusi akhir. Alat dilepas dan retainer
Gambar 6. Transoperatory intraoral photographs right side, frontal view left side
18
Gambar 7. Final intraoral photographs.
HASIL
19
DISKUSI
bergantung pada posisi insisif bawah dengan garis A-Po atau ketidakinginan
jika dapat mempengaruhi estetik, karena pengaruh turunan yang besar dalam
etiologi maloklusi.
PERAWATAN
porselen dan mengangkat pontik gigi premolar kedua atas kiri sambil menjaga
mahkota porselen gigi penyangga dan mengekstraksi premolar kedua atas kanan.
20
Fase I: Penempatan braket dan band Tip-Edge (kecuali molar kedua bawah
kanan) dengan lengkung atas dan bawah NiTi 0.016”. Australian arch dengan
Fase II: Australian arch atas dan bawah 0.020” ditempatkan dengan helix
mesial ke kaninus dan dimulai dengan menggunakan E-link untuk menutup ruang.
Fase III: Kawat 0.021” x 0.025” dengan tambahan Side Winder untuk
meluruskan akar dan menghasilkan putaran dengan sifat seperti wire lurus.
21
BAB IV
KESIMPULAN
tumbuh kembang yang ditandai dengan tidak harmonisnya hubungan antar gigi,
satu lengkung rahang dengan lengkung rahang lainnya, wajah atau keseluruhan.
pertama atas beroklusi dengan interdental premolar kedua dan molar pertama
bawah, jarak gigit yang besar, lengkung gigi sempit dan profil cembung.
mungkin kontroversial karena adanya teknik bedah atau implan yang ada
yang tersisa, menggerakkan gigi anterior ke posisi yang lebih harmonis dengan
garis AP dan profil wajah, menjadi alternative yang tidak terlalu radikal dari
22
DAFTAR PUSTAKA
3. Harty FJ. Kamus Kedokteran gigi. Alih bahasa: Narlan S. Jakarta: EGC;
1995. p.189.
2001. p.101.
Kedokteran Gigi Scientific Journal in Dentistry; FKG Trisakti; 2007; 22(1): 32-3.
6. Foster TD. Buku ajar ortodonsi edisi III. Jakarta: EGC. 1993. p.32-39.
7. Proffit WR. Fields HW. Contemporary orthodontics 2nd ed.St. Louis (MO):
9. Pudyani PR. Perbandingan lebar lengkung basal dan lengkung gigi rahang
atas pada maloklusi klas II divii 1 dan oklusi normal remaja keturunan Cina
2014
23
11. Journal section: Orthodontics. Arch width changes in patients with Class II
Research (IJSR)
24
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas ridho, karunia
Rahang Atas “.
Dalam penulisan referat ini, penulis telah mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada dosen pembimbing yaitu drg. Paulus Maulana, Sp. Ort yang telah
kekurangan. Untuk itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun
Akhirnya besar harapan penulis agar referat ini dapat bermanfaat bagi
(Beragama).
Penulis
i
25
SEMINAR ORTHODONTI
DISUSUN OLEH :
Irvan Yulfikar (2014-16-016)
Novar Yuandra (2014-16-017)
Dentadio Gonanda (2014-16-029)
Nadya Soraya (2014-16-173
26