Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SARAH SYAFURA NURAENI

NIM : 030880526
PROGRAM STUDI : PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
MATA KULIAH : SISTEM SOSIAL

DISKUSI 2

1. Fungsi yang Diemban Oleh DKI Jakarta


Provinsi DKI Jakarta sebagai satuan pemerintahan yang bersifat khusus dalam kedudukannya
sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sebagai daerah otonom memiliki fungsi dan
peran yang penting dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh karena itu,
perlu diberikan kekhususan tugas, hak, kewajiban, dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai
pusat pemerintahan, dan sebagai daerah otonom berhadapan dengan karakteristik permasalahan yang
sangat kompleks dan berbeda dengan provinsi lain.
Saat ini, DKI Jakarta bersama dengan kota-kota di sekitarnya seperti Bogor, Depok, Bekasi, dan
Tangerang telah menjadi sebuah kawasan megapolitan Jabodetabek. Hampir semua markas utama
perusahaan besar nasional maupun multinasional berlokasi di Jakarta. Jakarta telah memposisikan
dirinya sebagai pusat perdagangan dan jasa. Kota memang merupakan aglomerasi ekonomi, tempat
segala fungsi ekonomi terkumpul. Semakin besar kota, semakin banyak pula variasi ekonomi yang ada di
dalamnya. Kota tidak hanya menyandang satu fungsi saja, misalnya sebagai kota dengan fungsi
pariwisata saja atau kota pendidikan saja. Jika meminjam prinsip lingkungan, semakin tinggi tingkat
keanekaragaman, maka akan semakin sustain. Yang membedakan kota yang satu dengan yang lainnya
selain besaran kotanya, juga lokasinya. Misalnya, jika lokasinya berada di tempat dengan potensi wisata
yang tinggi, maka akan ada tambahan fungsi pariwisata atau ciri khas lainnya yang membedakan.
DKI Jakarta, selain memiliki fungsi sebagai Ibu kota Negara RI, juga memiliki beragam fungsi yang
disandangnya. Kota Jakarta berkembang pesat menjadi konsentrasi kegiatan jasa, finansial, perkantoran,
bisnis, pariwisata, sementara kegiatan industri dan permukiman berkembang di pinggir kota. Konversi
lahan di pusat kota banyak terjadi dari perumahan menjadi kawasan bisnis. Di pinggir kota, konversi
terjadi dari lahan pertanian subur beririgasi menjadi kawasan industri serta permukiman dan kota-kota
baru. Beban Jakarta menjadi berat dan tidak sesuai lagi dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungannya. Dengan segala prospek yang dijanjikannya, Provinsi DKI Jakarta selalu berhadapan
dengan masalah urbanisasi, keamanan, transportasi, lingkungan, pengelolaan kawasan khusus, dan
masalah sosial kemasyarakatan lain yang memerlukan pemecahan masalah secara sinergis melalui
berbagai instrumen.

2. Masyarakat DKI Jakarta Sebagai Sistem


Ditinjau dari pengertian masyarakat secara kultural maupun natural, maka akan tampak bahwa
keberadaan keduanya merupakan sebuah satu kesatuan. Unsur – unsur yang ada di dalam suatu
masyarakat yang masing – masing saling tergantung satu sama lain merupakan sebuah satu kesatuan
fungsi. Adanya mekanisme saling bergantung, saling berfungsi satu sama lain, serta saling mendukung
antara berbagai unsur dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain itulah yang disebut dengan system.
Masyarakat DKI Jakarta dalam hal ini juga merupakan sebuah system. Hal ini dapat dilihat dari Sembilan
unsur menurut Charles P. Loomis, diantaranya :
1. Kepercayaan dan Pengetahuan
Hal ini menjadi sangat penting karena pola pikir dan perilaku masyarakat sangat dipengaruhi oleh
kepercayaan serta pengetahuan yang dimilikinya. Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat DKI
Jakarta sangat beragam, namun muslim masih mendominasi. Sementara pengetahuan masyarakat
DKI Jakarta dapat kita lihat dari tingkat pendidikannya yang rata – rata sudah tinggi. Namun Banyak
pula diantaranya masyarakat DKI Jakarta yang masih berpendidikan rendah bahkan putus sekolah.
2. Perasaan
Unsur ini merupakan keadaan jiwa masyarakat berkenaan dengan situasi alam sekitarnya, termasuk
dengan sesame manusia di sekitarnya. Dalam hal ini, perasaan masyarakat DKI Jakarta tentunya
sangat ditentukan oleh kondisi social ekonominya masing – masing. Masyarakat dengan kondisi
social ekonomi yang rendah tentu banyak yang mengalami kesusahan, ditambah lagi dengan gejolak
politik serta factor bencana alam dan bencana kemanusiaan yang banyak terjadi di Jakarta.
3. Tujuan
Masyarakat DKI Jakarta pada umumnya memiliki satu tujuan yang sama, yaitu ingin mencapai
kesejahteraan hidup. Namun dalam hal ini, terkait factor – factor lainnya, maka terjadi berbagai
kesenjangan terutama dalam social dan ekonomi yang menyebabkan perbedaan pencapaian tujuan
tersebut.
4. Kedudukan dan Peran
Setiap individu dalam masyarakat tentunya mempunyai kedudukan dan peran masing – masing.
Kedudukan inilah yang akan menentukan peran individu tersebut dalam masyarakat. Misalnya
Guberbur DKI Jakarta yang mempunyai peran utama dalam pemerintahan DKI Jakarta dan
menentukan nasib masyarakatnya.
5. Kaidah atau Norma
Tentunya dalam hidup bermasyarakat haruslah sesuai dengan kaidah dan norma yang berlaku.
Kaidah dan norma ini yang mengatur perilaku masyarakat sehingga tidak saling bersinggungan dan
menciptakan kedamaian dalam hidup bermasyarakat. Tidak dapat dipungkiri, kehidupan Jakarta yang
keras membuat masyarakatnya kebanyakan berwatak keras pula. Kembali lagi, kondisi berbagai
aspek kehidupan masyarakat Jakarta menyebabkan banyak individu yang tidak hanya melanggar
norma yang ada, bahkan melanggar hokum dan undang – undang.
6. Tingkat atau Pangkat
Pangkat berkaitan dengan posisi individu dalam suatu masyarakat. Seseorang dengan pangkat
tertentu pastinya memiliki hak dan kewajiban tertentu. Pangkat ini didapat berdasarkan penilaian
terhaadap perilaku individu menyangkut pendidikan, pengalaman, keahlian, integritas, serta
perbuatan yang dilakukannya.
7. Kekuasaan
Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi pihak – pihak lain. Individu atau kelompok
yang dihormati entah itu karena kedudukan atau pangkat yang dimiliki, status social ekonomi yang
dimiliki individu atau kelompok biasanya dapat menentukan kekuasaannya.
8. Sanksi
Sanksi merupakan imbalan atau balasan yang diberikan kepada seseorang sesuai dengan
perilakunya. Sanski dapat berupa hukuman yang sesuai dengan hukum dan perundang – undangan
yang berlaku, maupun sanki social yang diberikan dari masyarakat, misalnya pengucilan terhadap
individu yang mempunyai perilaku tidak sesuai norma masyarakat.
9. Fasilitas
Fasilitas dapat dikatakan sebagai sumber daya material atau kebendaan maupun sumber daya
immaterial berupa ide atau gagasan.

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_Provinsi_Daerah_Khusus_Ibu_Kota_Jakarta
https://kitadankota.wordpress.com/tag/fungsi-kota/
http://www.lintasjari.com/7752/masyarakat-sebagai-suatu-sistem/

Anda mungkin juga menyukai