F DISPNEA + ASITES +
BANJARMASIN
GI ILMU
NG K
TI
ES
H
SEKOLA
EH
S T I K E S
ATAN
SA
A
C
H G
B AY
A BAN
AN IN
JARMAS
OLEH :
SONYA NOVELIA
NIM 17.31.1029
TAHUN 2017
LEMBAR PENGESAHAN
GI ILMU
NG K
TI
ES
H
SEKOLA
EH
S T I K E S
ATAN
SA
A
C
H G
B AY
A BAN
AN IN
JARMAS
OLEH :
SONYA NOVELIA
NIM 17.31.1029
Mengetahui,
(................................) (................................)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Yn. F DISPNEA + ADHF
BANJARMASIN
I. Pengkajian
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. F
Umur : 60 tahun
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Diagnosa Medis :
Nama : Tn.R
Umur : 65 tahun
Pendidikan : SD
1
2
C. Riwayat Penyakit
1. Keluahan Utama
semakin memberat perut dirasa membesar mual muntah bab dan bak
tidak lancar
sepeda motor.
5. Genogram
6.
Keterangan:
Laki-laki
Perempuan
Meninggal
Pasien
Tinggal Serumah
(1 – 5)
8. Data Psikologis
9. Data Sosial
melakukan sholat 5 waktu dan berdoa tetapi hanya di tempat tidur saja.
e. SpO2 : 97%
5
3. Kesadaran
a. Kualitatif
Composmentis.
b. Kuantitatif
4. Sistem Pernafasan
Inspeksi:
Dada kiri dan kanan terlihat simetris, tampak ada retraksi otot bantu
pernapasan.
Palpasi:
Perkusi:
Auskultasi:
5. Sistem kardiovaskuler
Inspeksi:
Pergerakkan dada simetris, ada nyeri dada, tidak ada sianosis, dan
berkeringat.
Palpasi:
Nadi reguler.
Perkusi:
Auskultasi:
6. Sistem persyarafaan
Gerakan bola mata pasien baik, refleks pupil pasien pada saat ada
cahaya mengecil.
memejamkan mata.
N.VII : Facialis (gerakan otot wajah, sensasi rasa 2/3 anterior lidah )
Pasien dapat membedakan rasa manis dan asam ( gula dan garam).
sternocleidomastoideus)
7. Sistem pencernaan
Inspeksi :
kembung.
Palpasi :
8
Perkusi :
Auskultasi :
8. Sistem muskuluskeletal
Inspeksi:
Palpasi:
3 3
3 3
9. Sistem integumen
Inspeksi:
Palpasi:
– –
+ –
10. Sistem endokrin
9
Palpasi
Auskultasi
Inspeksi:
1. Laboratorium
SGPT 25 0-45
Ureum 47 10-50
Creatinin 1,24 0,6-1,2
Natrium 139 135-146
Kalium 4,7 3,4-5,4
Klorida 106 95-100
2. Terapi
O2 2 – 4 ipm
Inj. Lasix
Om2
Venflon
Hasil USG :
° Hepar
perihepatic
° Kandungan empedu
sludges
° Pankreas :
Ukuran dan parenkim normal,duktrus tak melebar, tak tampak massa solid
° Ren D/S :
Dinding intak tak tampak batu/mass. Uterus /adnexa; tak tampak massa
solid/cyst.Ascites (+).
Kesimpulan :
Liver congestion
Ascites
DO:
1. Ekspresi Pasien tampak
meringis kesakitan.
2. TTV:
TD: 130/80 mmHg
N:85 x/menit
RR: 25x/menit
T: 36,4 oC
SpO2: 94 %
2. DS: Inadekuat Pompa Gangguan
Pasien mengatakan sesak Jantung. Pertukaran Gas.
napas
DO:
1. SpO2: 95 %.
2. Dispnea.
3 DS: Kelemahan Fisik. Intoleransi
Pasien mengatakan sulit Aktivitas.
untuk beraktivitas karena
mengalami kelemahan
fisik.
DO:
1. Keadaan umum pasien
lemah.
2. Skala otot:
3 3
3 3
3. Skala Aktivitas:
2: Memerlukan bantuan
dan pengawasan orang
lain (1 – 5).
13
4. ADL dibantu.
akut).
NIC
Diagnosa NOC
No (Nursing Intervention
Keperawatan (Nursing Outcome)
Clasification)
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan PAIN
berhubungan keperawatan selama 1 x 24 jam MANAGEMENT:
dengan agen diharapkan nyeri akut pasien 1. Lakukan pengkajian
injury biologis dapat teratasi. nyeri secara
(gagal jantung Kriteria hasil: komprehensif
akut). Indikator IR ER termasuk lokasi,
1. Melaporkan karakteristik, durasi,
nyeri. frekuensi, kualitas
2. Ekspresi nyeri dan faktor
pada wajah. presipitasi.
3. Pernyataan 2. Observasi reaksi
nyeri. nonverval dari
14
4. Perubahan ketidaknyamanan.
tekanan darah. 3. Monitor TTV.
5. Perubahan pada 4. Kaji kultur yang
frekuensi napas. menpeengaruhi
6. Perubahan nadi. respon nyeri pasien.
7. Posisi tubuh 5. Ajarkan tentang
protektif. teknik non
Keterangan: farmakologi.
1. Kuat
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
2. Gangguan Setelah dilakukan tindakan AIRWAY
pertukaran gas keperawatan selama 1 x 24 jam MANAGEMENT:
berhubungan diharapkan gangguan pertukaran 1. Posisikan pasien
dengan inadekuat gas pasien dapat teratasi. untuk
pompa jantung. Kriteria hasil: memaksimalkan
Indikator IR ER ventilasi.
1. Kemudahan 2. Identifikasi pasien
dalam bernapas. perlunya
2. Dispnea saat pemasangan alat
istirahat tidak jalan napas.
ada. 3. Auskultasi suara
3. Dispnea saat napas, catat adanya
aktivitas tidak suara tambahan.
ada. 4. Monitor respirasi
4. Tidak ada dan status O2.
kelemahan.
5. Saturasi oksigen
15
dalam rentang
yang
diharapkan.
Keterangan:
1. Keluhan ekstrem
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
3. Intoleransi Setelah dilakukan tindakan ACTIVITY
aktivitas keperawatan selama 1 x 24 jam THERAPY:
berhubungan diharapkan intoleransi aktivitas 1. Kaji kemampuan adl
dengan pasien dapat teratasi. pasien.
kelemahan fisik. Kriteria hasil: 2. Bantu pasien untuk
Indikator IR ER mengidentifikasi
1. Mampu aktivitas yang
melakukan mampu dilakukan.
aktivitas sehari- 3. Bantu pasien untuk
hari secara mengembangkan
mandiri. motivasi dan
2. Level penguatan.
kelemahan. 4. Pastikan perubahan
3. Mampu posisi pasien secara
berpindah: perlahan dan
dengan alat atau monitor gejala dari
tanpa bantuan. intoleransi aktivitas.
4. Sirkulasi status 5. Monitor dan catat
baik. kemampuan untuk
Keterangan: menntoleransi
1. Keluhan ekstrem aktivitas.
16
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
VI. Implementasi
Diagnosa
No Implementasi Evaluasi
keperawatan
1. Nyeri akut 1. Melakukan S:
berhubungan pengkajian nyeri Pasien mengatakan nyeri di ulu hati
dengan agen secara komprehensif P: Injury Biologis (gagal jantung
injury biologis termasuk lokasi, akut)
(gagal jantung karakteristik, durasi, Q: Nyeri terasa di tusuk-tusuk.
akut). frekuensi, kualitas R: Nyeri Bersifat lokal dibagian dada
dan faktor presipitasi. sebelah kiri.
Hasil: S: Skala nyeri ringan (1-3) (1-10).
Pasien mengatakan T: Nyeri hilang timbul dengan durasi
nyeri di bagian ulu kadang-kadang timbul.
hati . O:
P: Injury Biologis 1. Ekspresi Pasien tampak meringis
(gagal jantung akut) kesakitan.
Q: Nyeri terasa di 2. TTV:
tusuk-tusuk. TD: 130/80 mmHg
R: Nyeri Bersifat N:85 x/menit
lokal dibagian ulu RR: 25x/menit
hati T: 36,4 oC
S: Skala nyeri ringan SpO2: 94 %
(1-3) (1-10). A:
17
menganjurkan pasien
untuk memandang
fokus pada satu
objek atau
memejamkan mata
dan melakukan
inhalasi perlahan
melalui hidung
dengan hitungan 1
sampai 4 dan
kemudian
menghembuskan
napas melalui mulut
secara perlahan
dengan menghitung
1-4.
2. Gangguan 1. Memposisikan pasien S:
pertukaran gas untuk Pasien mengatakan sesak napas
berhubungan memaksimalkan O:
dengan ventilasi. 1. SpO2: 94 %.
inadekuat Hasil: 2. Dispnea.
pompa Memposisikan pasien A:
jantung. semi fowler atau Indikator IR ER
setengah duduk. 1. Kemudahan dalam 3 4
2. Mengidentifikasi bernapas
pasien perlunya 2. Dispnea saat 4 5
pemasangan alat istirahat tidak ada
jalan napas. 3. Dispnea saat 4 5
Hasil: aktivitas tidak ada
Pada saat sesak 4. Tidak ada 4 5
terjadi pasien
19
3. Mengauskultasi suara
napas, catat adanya Keterangan:
suara tambahan. 1. Keluhan ekstrem
Hasil: 2. Keluhan berat
Vesikuler 3. Keluhan sedang
4. Memonitor respirasi 4. Keluhan ringan
dan status O2 5. Tidak ada keluhan
Hasil: P:
Respirasi: 25x/m Intervensi dilanjutkan (1,2,3,4)
SpO2: 94%
3. Intoleransi 1. Mengkaji S:
aktivitas kemampuan ADL Pasien mengatakan sulit untuk
berhubungan pasien. beraktivitas karena mengalami
dengan Hasil: kelemahan fisik.
kelemahan Pasien masih mampu O:
fisik. memenuhi kebutuhan 1. Keadaan umum pasien lemah.
makan dan minum. 2. Skala otot:
2. Membantu pasien 3 3
untuk 3 3
mengidentifikasi 3. Skala Aktivitas:
aktivitas yang 2: Memerlukan bantuan dan
mampu dilakukan. pengawasan orang lain (1 – 5).
Hasil: 4. ADL dibantu.
Pasien masih mampu A:
duduk di tempat Indikator IR ER
duduk dan berpindah
20
Diagnosa
No Waktu Catatan perkembangan Paraf
Keperawatan
1. Nyeri akut 21.00 S:
berhubungan WITA Pasien mengatakan nyeri di bagian ulu
dengan agen hati
injury biologis P: Injury Biologis (gagal jantung akut)
(Penyakit Q: Nyeri terasa di tusuk-tusuk.
Jantung R: Nyeri Bersifat lokal dibagian ulu hati
koroner). S: Skala nyeri ringan (1-3) (1-10).
T: Nyeri hilang timbul dengan durasi
kadang-kadang timbul.
O:
1. Ekspresi Pasien tampak meringis
kesakitan.
2. TTV:
TD: 130/80 mmHg
N:85 x/menit
RR: 22x/menit
T: 36,4oC
SpO2: 97 %
A:
Indikator IR ER
1. Melaporkan nyeri. 4 5
2. Ekspresi nyeri pada 4 5
wajah.
3. Pernyataan nyeri . 4 5
4. Perubahan tekanan 4 5
darah.
22
5. Perubahan pada 4 5
frekuensi napas.
6. Perubahan nadi. 4 5
7. Posisi tubuh protektif. 4 5
Keterangan:
1. Kuat
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
P:
Intervensi di lanjutkan (1,2,3,4,5,6)
2. Gangguan 21.00 S:
pertukaran gas WITA Pasien mengatakan sesak napas.
berhubungan O:
dengan 1. SpO2: 97 %.
inadekuat 2. Dispnea.
pompa A:
jantung. Indikator IR ER
1. Kemudahan dalam 4 5
bernapas.
2. Dispnea saat istirahat 5 5
tidak ada.
3. Dispnea saat aktivitas 4 5
tidak ada.
4. Tidak ada kelemahan. 4 5
5. Saturasi oksigen dalam 4 5
rentang yang
diharapkan.
Keterangan:
23
1. Keluhan ekstrem
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
P:
Intervensi dilanjutkan (1,2,3,4)
3. Intoleransi 21.00 S:
aktivitas WITA Pasien mengatakan sulit untuk
berhubungan beraktivitas karena mengalami
dengan kelemahan fisik.
kelemahan O:
fisik. 1. Keadaan umum pasien lemah.
2. Skala otot:
3 3
3 3
3. Skala Aktivitas:
2: Memerlukan bantuan dan
pengawasan / bimbingan sederhana
(1 – 5).
4. ADL dibantu.
A:
Indikator IR ER
1. Mampu melakukan 4 5
aktivitas sehari-hari
secara mandiri.
2. Level kelemahan. 4 5
3. Mampu berpindah: 4 5
dengan alat atau tanpa
bantuan.
24
6. Perubahan nadi. 4 5
7. Posisi tubuh protektif. 5 5
Keterangan:
1. Kuat
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
P:
Intervensi dihentikan
5. Gangguan 14.00 S:
pertukaran gas WITA Pasien mengatakan sesak napas mulai
berhubungan berkurang.
dengan O:
inadekuat 1. SpO2: 99 %.
pompa 2. Tidak ada tanda Dispnea.
jantung. A:
Indikator IR ER
1. Kemudahan dalam 5 5
bernapas.
2. Dispnea saat istirahat 5 5
tidak ada.
3. Dispnea saat aktivitas 5 5
tidak ada.
4. Tidak ada kelemahan. 4 5
5. Saturasi oksigen dalam 5 5
rentang yang
diharapkan.
26
Keterangan:
1. Keluhan ekstrem
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
P:
Intervensi dihentikan.
6. Intoleransi 14.00 S:
aktivitas WITA Pasien mengatakan sudah bisa melakukan
berhubungan aktivitas seperti berjalan dan melakukan
dengan aktivitas lainnya.
kelemahan O:
fisik. 1. Keadaan umum pasien baik.
2. Skala otot:
4 4
4 4
3. Skala Aktivitas:
1 : Mandiri.
A:
Indikator IR ER
1. Mampu melakukan 5 5
aktivitas sehari-hari
secara mandiri.
2. Level kelemahan. 5 5
3. Mampu berpindah: 5 5
dengan alat atau tanpa
bantuan.
4. Sirkulasi status baik. 5 5
27
Keterangan:
1. Keluhan ekstrem
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
P:
Intervensi dihentikan.