Anda di halaman 1dari 8

KEPUTUSAN DIREKTUR

NOMOR :

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN
DI RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI


PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di


Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei, maka diperlukan
penyelenggaraan pelayanan dan asuhan yang bermutu
tinggi.
b. bahwa agar pelayanan Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei
dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya Peraturan
Direktur tentang Kebijakan Pelayanan dan asuhan Pasien
Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei sebagai landasan bagi
penyelenggaraan seluruh pelayanan di Rumah Sakit Jiwa
Kalawa Atei
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur
Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei Provinsi Kalimantan
Tengah.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun
2004 tentang Praktek kedokteran
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun
2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit

1
4. Peraturan Daerah No 18 Tahun 2014 Tentang Rumah
Sakit Jiwa
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438 tahun 2010
tentang Standar Pelayanan kedokteran
6. Peraturan menteri Kesehatan Nomor 290 tahun 2010
tentang persetujuan Tindakan Kedokteran
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 tahun 2010
tentang Rekam Medis
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017
tentang Keselamatan pasien
9. SK Gubernur tentang Pengangkatan Direktur Rumah
Sakit Jiwa

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA


KALAWA ATEI TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN
DAN ASUHAN PASIEN DI RUMAH SAKIT JIWA
KALAWA ATEI.
PERTAMA : pelayanan Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei mempunyai
kebijakan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan ini.
KEDUA : Setiap Petugas yang melaksanakan kegiatannya di lingkup
Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei wajib mentaati setiap
kebijakan pelayanan.
KETIGA : Peraturan ini berlaku sejak ditetapkan sampai dengan dua (2)
tahun, keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan

2
dievaluasi.
KEEMPAT : Apabila ada kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bukit Rawi


Pada Tanggal : 2018

Direktur Rumah Sakit


Jiwa Kalawa Atei

Dr. Suyuti Syamsul, MPPM


NIP. 19680807 200003 1 006

3
Lampiran :

KEBIJAKAN PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN


DI RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI

1. Pemberian Pelayanan untuk Semua Pasien


1.1. Kebijakan Umum
a. Penyelenggaraan Pelayanan dan Asuhan Pasien di Rumah Sakit Jiwa
Kalawa Atei menerapkan prinsip nondiskriminatif yaitu pelayanan
yang seragam tanpa membedakan status ekonomi, budaya, agama, dan
waktu pelayanan.
b. Tidak mengutip uang muka, mengedepankan keselamatan pasien.
c. Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei memanfaatkan seluruh sarana dan
prasarana yang ada, memelihara, menjamin mutu dan keselamatan
pasien, serta Kesehatan.
1.2. Kebijakan Khusus
a. Pemberian asuhan pasien oleh professional pemberi asuhan (PPA)
dilaksanakan mengacu pada pedoman profesi masing-masing.
b. Asuhan seragam diberikan sesuai persyaratan yang terefleksi sebagai
berikut:
a) Waktu pelayanan diselenggarakan 24 jam, tujuh (7) hari dalam
seminggu.
b) Penyelenggaraan asuhan pasien diselenggarakan terhadap Orang
dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan Orang dengan Masalah
kejiwaan (ODMK).

4
c) Setiap asuhan kepada pasien mengacu pada Standar Operasional
Prosedur (SOP), clinical pathway,Pedoman manajemen nyeri, dan
alur pelayanan pasien.
c. Penyelenggaran pelayanan asuhan pasien dilakukan oleh professional
pemberi asuhan (PPA) secara terintegrasi dan terdokumentasi di CPPT
dalam rekam medik.
d. Dokter penanggung jawab pelayanan adalah dokter yang mengevaluasi
seluruh kegiatan pemberian asuhan secara berkala dengan pemberian
notasi oleh DPJP.
e. Dokter penanggung jawab pelayanan memberikan instruksi keputusan
tindakan medik dan rujukan, terdokumentasi dalam rekam medik.
f. Sebelum melakukan tindakan invasive/beresiko maka harus terlebih
dahulu dilakukan asesmen dan permintaan inform consent dari
pasien/keluarga/DPJP.

2. Pelayanan Pasien Resiko Tinggi dan Penyediaan Pelayanan Resiko Tinggi


 Ada regulasi proses identifikasi pasien resiko tinggi dan pelayanan resiko
tinggi sesuai dengan populasi pasiennya serta penetapan resiko tambahan
yang mungkin berpengaruh pada pasien resiko tinggi dan pelayanan resiko
tinggi. (PAP 3)
 Staf dilatih untuk pemberian pelayanan pada pasien resiko tinggi dan
pelayanan resiko tinggi. (PAP 3)
 Ada bukti pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien resiko tinggi dan
pelayanan resiko tinggi. (PAP 3)
 Ada bukti pengembangan pelayanan resiko tinggi dimasukan ke dalam
program peningkatan mutu rumah sakit. (PAP 3)

3. Deteksi (Mengenali) Perubahan Kondisi Pasien

5
 Adanya regulasi pelaksanaan Early warning system (EWS). (PAP 3.1)
 Ada bukti staf klinis dilatih menggunakan Early warning system (EWS). (PAP
3.1)
 Ada bukti staf klinis mampu melaksanakan Early warning system (EWS).
(PAP 3.1)
 Tersedia pencatatan hasil Early warning system (EWS). (PAP 3.1)

4. Pelayanan Resusitasi
 Adanya regulasi pelayanan resusitasi yang tersedia dan diberikan selama 24
jam setiap hari di seluruh area rumah sakit, serta peralatan medis untuk
resusitasi dan obat untuk bantuan hidup dasar terstandar sesuai dengan
kebutuhan populasi pasien. (PAP 3.2)
 Di seluruh area rumah sakit bantuan hidup dasar diberikan segera saat dikenali
henti jantung dan paru dan tindak lanjut diberikan kurang dari 5 menit. (PAP
3.2)
 Staf diberikan pelatihan pelayanan resusitasi. (PAP 3.2)

5. Pelayanan Pasien Restrain


 Ada regulasi pelayanan penggunaan alat penghalang. (PAP 3.7)
 Ada bukti pelaksanaan pelayanan penggunaan alat penghalang (restraint)
sesuai dengan regulasi. (PAP 3.7)
 Ada bukti dilakukan evaluasi pasien secara berkala. (PAP 3.7)

6. Pelayanan Pasien Populasi Khusus


 Ada regulasi pelayanan khusus terhadap pasien yang lemah, lanjut usia, anak,
dan yang dengan ketergantungan bantuan, serta populasi yang beresiko disiksa
dan resiko tinggi lainnya termasuk pasien dengan resiko bunuh diri. (PAP 3.8)

6
 Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien yang lemah dan lanjut usia yang tidak
mandiri menerima asuhan sesuai dengan regulasi. (PAP 3.8)
 Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien anak dan anak dengan ketergantungan
sesuai dengan regulasi. (PAP 3.8)
 Ada bukti pelaksanaan asuhan terhadap populasi pasien dengan resiko
kekerasan dan resiko tinggi lainnya termasuk pasien dengan resiko bunuh diri
sesuai dengan regulasi. (PAP 3.8)

7. Penyediaan Makanan
 Rumah sakit menetapkan regulasi yang berkaitan dengan pelayanan gizi.
(PAP 4)
 Rumah sakit menyediakan makanan sesuai dengan kebutuhan pasien. (PAP 4)
 Ada bukti proses pemesanan makanan pasien sesuai dengan status gizi dan
kebutuhan pasien serta dicatat di dalam rekam medis. (PAP 4)
 Makanan disiapkan dan disimpan dengan mengurangi resiko kontaminasi dan
pembusukan. (PAP 4)
 Distribusi makanan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan kebutuhan. (PAP
4)
 Jika keluarga membawa makanan bagi pasien, maka diberi edukasi tentang
pembatasan diet pasien dan resiko kontaminasi serta pembusukan sesuai
dengan regulasi. (PAP 4)
 Makanan yang dibawa keluarga atau orang lain disimpan secara benar untuk
mencegah kontaminasi. (PAP 4)

8. Terapi Gizi Terintegrasi


 Rumah sakit menerapkan regulasi untuk terapi gizi terintegrasi. (PAP 5)
 Ada bukti pemberian terapi terintegrasi pada pasien resiko nutrisi. (PAP 5)

7
 Asuhan gizi terintegrasi mencangkup rencana, pemberian, dan monitor terapi
gizi. (PAP 5)
 Evaluasi dan monitoring terapi gizi dicatat di rekam medis pasien. (PAP 5)

9. Pengelolaan Nyeri
 Rumah sakit menetapkan regulasi pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri.
(PAP 6)
 Pasien nyeri menerima pelayanan untuk mengatasi nyeri sesuai dengan
kebutuhan. (PAP 6)
 Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang pelayanan untuk mengatasi
nyeri sesuai dengan latar belakang agama, budaya, nilai-nilai pasien, dan
keluarga. (PAP 6)
 Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang kemungkinan timbulnya nyeri
akibat tindakan yang terencana, prosedur pemeriksaan, dan pilihan yang
tersedia untuk mengatasi nyeri. (PAP 6)
 Rumah sakit melaksanakan pelatihan pelayanan mengatasi nyeri untuk staf.
(PAP 6)

Anda mungkin juga menyukai