Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP PENGGUNAAN RFID DI RUMAH SAKIT

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
1. DICKY MAL’AN K 04021181621002
2. YUNITA 04021181621006
3. MILLA MEIZA M 04021181621016
4. DELLA NUR’AINI 04021281621024
5. MARWIYAH 04021281621026
6. ROSALIA KUSUMA S 04021381621031
7. AMEINABILLA PT 04021381621032
8. MARIZA 04021381621033
9. TIA ANGGRAINI 04021381621035
10. OJIKA OLANDA 04021381621037
11. DIMAS RENALDI 04021381621038
12. BILLA YULIATI 04021381621040

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT. Karena atas berkat, rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam tak lupa kami junjungkan
kepada baginda besar Nabi Muhammad saw.
Makalah kami yang berjudul Konsep Penggunaan RFID Di Rumah Sakit. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari kekurangan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan agar pembaca dapat memberikan kritik yang membangun dan saran
untuk kesempurnaan makalah ini.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua rekan dan dosen pembimbing yang telah
membantu penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat tmemberi pengetahuan bagi
pembaca.

Indralaya, 30 November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 2
C. Tujuan......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian RFID.......................................................................................................... 3
B. Konsep Dasar Penggunaan RFID Di Rumah Sakit..................................................... 3
C.Manfaat Pengadopsian RFID Di Rumah Sakit ........................................................... 4
D.Hambatan Pengadopsian RFID Di Rumah Sakit......................................................... 5
E.Hasil Penelitian Pengadopsian Teknologi RFID Di Rumah Sakit Indonesia................ 6
F. Gambar Desain Gelang RFID Monitoring................................................................... 8
G. Peraturan Penerapan Gelang RFID Monitoring......................................................... 9
H.Indikasi Indikasi Pemakaian Gelang RFID Monitoring..............................................` 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................................... 10
B. Rekomendasi................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang begitu pesat telah merambah ke
berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan merupakan bidang yang
bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi informasi relatif tertinggal.
Rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat modal-padat karya, tetapi investasi
teknologi informasi masih merupakan bagian kecil. Di AS, negara yang relatif maju baik dari
sisi anggaran kesehatan maupun teknologi informasinya, rumah sakit rerata hanya
menginvestasikan 2% untuk teknologi informasi. Di sisi yang lain, masyarakat menyadari
bahwa teknologi informasi merupakan salah satu tool penting dalam peradaban manusia
untuk mengatasi sebagian masalah derasnya arus informasi (Anam, 2010).
Sistem informasi di rumah sakit mempunyai peran penting untuk dua alasan utama,
yaitu pengendalian biaya dan peningkatan pelayanan kepada pelanggan. Meningkatnya biaya
operasional dari tahun ke tahun, menyebabkan perlunya sistem informasi yang mampu
mendukung pengendalian biaya. Selain memiliki potensi dalam memfilter data dan mengolah
menjadi informasi, TI mampu menyimpannya dengan jumlah kapasitas jauh lebih banyak dari
cara-cara manual. Konvergensi dengan teknologi komunikasi juga memungkinkan data
kesehatan di-share secara mudah dan cepat. Di samping itu, teknologi memiliki karakteristik
perkembangan yang sangat cepat. Setiap dua tahun, akan muncul produk baru dengan
kemampuan pengolahan yang dua kali lebih cepat dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih
besar serta berbagai aplikasi inovatif terbaru. Dengan berbagai potensinya ini, adalah naif
apabila manajemen informasi kesehatan di rumah sakit tidak memberikan perhatian
istimewa.
Salah satu teknologi penanda unik yang sekarang semakin populer yang dapat
digunakan sebagai alternatif pengawasan bagi pasien yang berbasis informasi teknologi yang
dirasakan lebih efisien dan aman untuk memberikan pelayanan yang berkelanjutan adalah
dengan menggunakan Radio Frequency Identification (RFID). RFID adalah teknologi
identifikasi yang fleksibel, mudah digunakan, dan sangat cocok untuk operasi otomatis.
RFID mengkombinasikan keunggulan yang tidak tersedia pada teknologi identifikasi yang
lain. RFID dapat disediakan dalam devais yang hanya dapat dibaca saja (read Only) atau
dapat dibaca dan ditulis (read/write), tidak memerlukan kontak langsung maupun jalur
cahaya untuk dapat beroperasi, dapat berfungsi pada berbagai variasi kondisi lingkungan,
dan menyediakan tingkat integritas data yang tinggi, serta sulit untuk dipalsukan, sehingga
RFID dapat menyediakan tingkat keamanan yang tinggi (Orlovsky, 2005).
Aplikasi teknologi RFID di rumah sakit relatif baru dibandingkan dengan sektor lainnya
seperti manufaktur, retail, perpustakaan, logistik dan supply chain. Beberapa rumah sakit di
dunia telah berhasil mengimplementasikan teknologi RFID pada area penelusuran pasien,
staf medis, peralatan medis dan area aplikasi lainnya. Di Amerika Serikat dan Eropa, alasan
utama dari pengadopsian teknologi RFID adalah untuk meningkatkan daya saing bisnis
dengan melakukan peningkatan keselamatan pasien dan menurunkan medical error. Dua
rumah sakit di Singapura dan diikuti oleh lima buah rumah sakit di Taiwan juga telah
mengimplementasikan teknologi RFID. Setelah pandemi SARS dapat dieliminir, ternyata
sebagian rumah sakit tersebut mengembangkan teknologi RFID untuk mendapatkan
manfaat yang bersifat tangible seperti mereduksi biaya dan waktu operasi maupun yang
bersifat intangible seperti meningkatkan kualitas pelayanan medis dengan tingkat
keberhasilan yang bervariasi (Wang et al., 2005 dan Tzeng et al., 2008).
Kontras dengan kondisi di Indonesia, pengadopsian dari teknologi RFID di rumah
sakit hampir belum ada yang menggunakan. Padahal penyebaran yang cepat dan dramatis
dari beberapa penyakit telah meningkat pada tahun terakhir ini, seperti: AIDS/HIV, demam
berdarah, flu burung (SARS), dan pandemi lainnya telah mempengaruhi Indonesia diikuti
dengan banyaknya penderita yang meninggal. Joseph Domenech (2008) dari FAO chief
veterinary officer menyatakan bahwa “ratarata tingkat kematian dari flu burung di Indonesia
adalah yang tertinggi di dunia dan akan lebih menyebar lagi pada manusia jika mereka tidak
lebih memfokuskan pada kandungan penyakit di sumber hewan dan pencegahannya” (FAO
Newsroom, 2008). Oleh karena itu, Vanany (2009) telah melakukan penelitian untuk
menginvestigasi terhadap manfaat dan hambatan utama dari pengadopsian teknologi RFID
yang pengadopsiannya berjalan lambat di rumah sakit Indonesia. Artikel ini ditulis dengan
metodologi studi pustaka yang bertujuan untuk memberikan informasi manfaat RFID di
rumah sakit.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian rfid?
2. Bagaimana konsep dasar penggunaan rfid di rumah sakit?
3. Apa manfaat pengadopsian rfid di rumah sakit ?
4. Apa saja hambatan pengadopsian rfid di rumah sakit?
5. Bagaimana hasil penelitian pengadopsian teknologi rfid di rumah sakit indonesia?
6. Seperti apa gambar desain gelang rfid monitoring?
7. Apa saja peraturan penerapan gelang rfid monitoring?
8. Apa saja indikasi indikasi pemakaian gelang rfid monitoring?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian rfid
2. Untuk mengetahui konsep dasar penggunaan rfid di rumah sakit
3. Untuk mengetahui manfaat pengadopsian rfid di rumah sakit
4. Untuk mengetahui hambatan pengadopsian rfid di rumah sakit
5. Untuk mengetahui hasil penelitian pengadopsian teknologi rfid di rumah sakit
indonesia
6. Untuk mengetahui gambar desain gelang rfid monitoring
7. Untuk mengetahui peraturan penerapan gelang rfid monitoring
8. Untuk mengetahui indikasi indikasi pemakaian gelang rfid monitoring
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian RFID
RFID, Radio Frequency Identification adalah teknologi, termasuk menangkap
nirkabel dan pengolahan data transaksi. Jarak (jarak pendek) dan Sekitar (jangka
panjang) adalah dua area aplikasi utama di mana teknologi RFID digunakan. Track dan
melacak aplikasi atau aplikasi jangka panjang sekitar. Teknologi ini menyediakan
fungsionalitas tambahan dan manfaat untuk otentikasi produk. aplikasi kontrol akses
berbagai jenis jarak pendek atau aplikasi.
RFID adalah bentuk umum untuk teknologi yang menggunakan radio waves
untuk mengidentifikasi manusia atau objek secara otomatis. Metode yang paling sering
digunakan adalah untuk menyimpan serial number yang menunjukkan identitas
seseorang atau benda, pada sebuah microchip yang disertakan pada antena (chip dan
antena adalah RFID transponder atau sebuah tag RFID). Antena memampukan chip
untuk mentransmisikan informasi identifikasi kepada reader. Kemudian reader mengubah
pantulan radio waves dari tag RFID kedalam informasi digital yang dapat dilewati pada
komputer yang akan menggunakannya.

B. Konsep Dasar Penggunaan RFID di Rumah Sakit


1. Cara Kerja RFID
Secara garis besar sebuah sistem RFID terdiri atas tiga komponen utama, yaitu tag,
reader dan basis data. Secara ringkas, mekanisme kerja yang terjadi dalam sebuah
sistem RFID adalah bahwa sebuah reader frekuensi radio melakukan scanning
terhadap data yang tersimpan dalam tag, kemudian mengirimkan informasi tersebut
ke sebuah basis data yang menyimpan data yang terkandung dalam tag tersebut.
Sistem identifikasi otomatis yang bertujuan untuk memungkinkan data
ditransmisikan oleh peralatan portable yang disebut tag, yang dibaca oleh suatu
reader RFID dan diproses menurut kebutuhan dari aplikasi tertentu. Misalnya
digunakan untuk mendeteksi apakah pasien sudah minum obat atau belum (klien
memanggil perawat secara tidak langsung), seluruh kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan oleh pasien dapat diidentifikasi. Adapun kelebihan daripada RFID
dibandingkan alat-alat yang sejenis yaitu:
a) Data yang dapat ditampung lebih banyak daripada alat bantu lainnya (kurang
lebih 2000 byte)
b) Ukuran sangat kecil (untuk jenis pasif RFID) sehingga mudah ditanamkan
dimana-mana
c) Bentuk dan design yang flexibel sehingga sangat mudah untuk dipakai di
berbagai tempat dan kegunaan karena chip RFID dapat dibuat dari tinta khusus
d) Pembacaan informasi sangat mudah, karena bentuk dan bidang tidak
mempengaruhi pembacaan, seperti sering terjadi pada barcode, magnetik dll.
e) Jarak pembacaan yang flexibel bergantung pada antena dan jenis chip RFID
yang digunakan.
f) Kecepatan dalam pembacaan data.

2. Teknologi RFID di Rumah Sakit


Pengadopsian teknologi RFID di rumah sakit relatif baru, Business Wire Market
Research (2008) memprediksi bahwa pasar dari RFID tag, reader, dan sistemnya di
dalam industri kesehatan akan meningkat secara drastis mulai dari 85,24 juta dollar
Amerika Serikat pada tahun 2007 sampai 2,05 milyar dollar Amerika Serikat pada
tahun 2017. Ada tiga pendorong utama yang mendorong industri kesehatan untuk
menggunakan teknologi RFID yaitu: regulasi pemerintah, permintaan dari dalam
industri kesehatan termasuk rumah sakit, dan kondisi ekternal sosial. Untuk regulasi
pemerintah, mandat dari US Food and Drugs Administration (FDA) dan Mexicos
Federal Seguro Popular heath-insurance institution telah memicu industri
kesehatan mengadopsi teknologi RFID. FDA memandatkan untuk setiap industri
kesehatan terutama farmasi yang mensuplai obat-obatan ke pasar Amerika Serikat
perlu membubuhkan semua item obat-obatan dengan RFID tags (FDA, 2006).
Pemerintah Meksiko juga memandatkan persyaratan kepada manufaktur dan
distributor untuk memberikan RFID tags pada setiap obat-obatan yang dijual ke
Meksiko terutama ke institusi Federal Seguro Popular health-insurance (Bacheldor,
2006).
Evans dan Piechowski (2005) melaporkan bahwa hampir setengah (43%) dari
industri kesehatan Amerika Serikat yang disurvei memerlukan teknologi RFID untuk
meningkatkan kompetitif strateginya. Ini mengindikasikan bahwa keperluan dari
industri kesehatan itu sendiri lebih berpengaruh dibanding dengan mandat dan
rekomendasi dari pemerintah, organisasi dan konsumen besar seperti perusahaan
retailer. Daya dorong lainnya dari pengadopsian teknologi RFID adalah faktor
eksternal seperti rumah sakit di Singapura yang memerangi pandemi SARS yang
menyerang Singapura pada tahun 2003. Bahkan dalam perkembangannya ternyata
teknologi RFID juga berhasil digunakan untuk meningkatkan keselamatan pasien,
meningkatkan kualitas layanan dan mereduksi biaya operasi.
C. Manfaat Pengadopsian RFID Di Rumah Sakit
Banyak para akademisi dan praktisi meyakini bahwa teknologi RFID memiliki
potensi besar untuk memberikan kemanfaatan bagi rumah sakit. Menurut Wang et al.
(2005) yang melakukan studi tentang bagaimana aplikasi teknologi RFID di sebuah
rumah sakit di Taiwan menunjukkan adanya penurunan biaya operasi, peningkatan
keselamatan pasien dan peningkatan kualitas layanan medis. Tzeng et al. (2008) juga
berhasil menunjukkan bahwa terjadi peningkatan proses bisnis dari lima rumah sakit di
Taiwan dengan tingkat derajat kesuksesan yang bervariasi baik penuh maupun parsial.
Laporan dari RFID journal dan media internet juga menunjukkan banyak rumah sakit
di dunia yang mengimplementasikannya berhasil mendapatkan manfaat dari
pengaplikasian teknologi ini seperti rumah sakit di Belanda, Italia dan California
(Wessel, 2007; Swedberg, 2008 ; Orlovsky, 2005). Di sisi lain, adanya teknologi RFID
memudahkan staf medis melakukan pengidentifikasian pasien dan penelurusan
keberadaan peralatan medis yang diperlukan. Hal ini akan berdampak pada peningkatan
produktivitas dari staf medis terutama perawat. Umumnya, rumah sakit akan semakin
efisien operasinya bila mengaplikasikan teknologi RFID dan juga akan meningkatkan
kepuasaan pasien. Pasien tidak lagi menunggu terlalu lama melakukan proses
administrasi dan menunggu operasi karena peralatan medis belum siap/ditemukan.
Adanya teknologi RFID akan menggantikan aktivitas manual menjadi otomatis
sehingga biaya tenaga kerja dan waktu kerjanya dapat tereduksi. Adanya mandat dari
pemerintah berkaitan dengan perlunya obat-obatan tertentu dibubuhi dengan RFID tags
menyebabkan jumlah pencurian dan pemalsuan obat dapat ditekan. Dampaknya juga
dapat menekan biaya persediaan obat karena rumah sakit dengan mudah bisa
mengetahui berapa obat yang tersedia. Adanya teknologi ini, moral dari staf medis akan
meningkat karena kemungkinan terjadinya kesalahan obat dan sukarnya memantau
pasien dan peralatan medis dapat dihindari. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
manfaat teknologi RFID di industri kesehatan terutama rumah sakit, adalah: anti
pencurian dan pemalsuan, peningkatan keselamatan pasien, peningkatan proses bisnis,
peningkatan kepuasan pasien, peningkatan moral staf medis, pengurangan biaya dan
waktu, dan peningkatan produktivitas
Area aplikasi teknologi RFID di industri kesehatan khususnya rumah sakit relatif
beragam. Berdasarkan hasil studi pustaka (Wang et al., 2005; Tzeng et al., 2008; FDA,
2006), ada lima jenis yang bisa dilakukan pengaplikasian teknologi RFID yaitu: kontrol
dan pengamanan, penelusuran pasien, penelusuran peralatan medis, penelusuran staf,
dan penelusuran aset di luar peralatan medis seperti komputer, kursi, dan lainnya.

D. Hambatan Pengadopsian RFID di Rumah Sakit


Hasil penelurusan literatur memperlihatkan bahwa ada empat artikel yang
membahas hambatan dari pengadopsian teknologi RFID yaitu Evans dan Piechowski
(2005), mengeksplorasi hambatan dari pengadopsian teknologi RFID pada area
industri kesehatan Kovavisaruch dan Suntharasaj (2007), Reyes dan Jaska (2007),
pada area yang generik, sedangkan Tajima (2007). meneliti pada area supply chain
management. Berikut ini rangkuman hasil identifikasi faktor-faktor yang menghambat
pengadopsian teknologi RFID, yaitu:
1. Bisnis: kurangnya koordinasi dengan pemerintah tentang aturan frekuensi,
sedikitnya pengadopsian dari industri lain, ketiadaan informasi yang lengkap dan
valid, nilai ROI tidak sesuai, tidak tersedianya anggaran yang cukup, tiadanya
sumber daya internal yang mendukung, sedikitnya vendor/konsultan dari RFID,
kekhawatiran adanya resiko yang mempengaruhi bisnis rumah sakit, dan adanya
penolakan karena isu privasi dan keamanan.
2. Teknologi: Adanya efek yang mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan,kompleksnya teknologi RFID, belum matangnya standar dari RFID,
belum matangnya teknologi dari RFID, adanya perubahan radikal yang
mempengaruhi sistem saat ini, reliabilitas yang masih meragukan, kurangnya
keamanan dari teknologi
E. Hasil Penelitian Pengadopsian Teknologi RFID di Rumah Sakit Indonesia
Berdasarkan penelusuran artikel di jurnal, majalah dan internet, belum ditemukan
laporan mengenai implementasi teknologi RFID di rumah sakit Indonesia. Akan tetapi
beberapa seminar tentang aplikasi teknologi RFID telah dilakukan. Ini menunjukkan
bahwa rumah sakit di Indonesia masih dalam taraf inisiasi atau tahap adopsi dimana
rumah sakit di Indonesia sedang berupaya mengetahui dan memahami bagaimana
aplikasi teknologi ini dalam konteks rumah sakit. Di sisi lain, mungkin beberapa rumah
sakit berupaya mengadopsi teknologi ini dengan terlebih dahulu melakukan justifikasi
apakah rumah sakit layak dan menguntungkan melakukan investasi teknologi ini.
Penelitian tentang pengadopsian RFID di Indonesia baru dilakukan oleh Vanany (2009)
di rumah sakit berkategori besar dan bertipe A dan B di pulau Jawa. Responden dalam
penelitian ini adalah dua orang dari konsultan teknologi RFID, dua orang peneliti
teknologi RFID, dan delapan orang eksekutif/manajer dari rumah sakit (4 swasta, 4
pemerintah). Hasil investigasi ditemukan ada tujuh manfaat, sembilan hambatan bisnis
dan tujuh hambatan teknologi. Selain menginvestigasi manfaat dan hambatan, peneliti
juga mengidentifikasi pemahaman dari para responden tentang RFID. Hasilnya sebagian
besar manajer rumah sakit memiliki pemahaman yang menengah mengenai teknologi
RFID. Setelah diberikan beberapa ilustrasi bagaimana aplikasi teknologi RFID di rumah
sakit, hampir semua responden meyakini bahwa teknologi RFID jika diterapkan di
rumah sakit akan mampu mengefisienkan dan mengefektifkan proses di rumah sakit.
Mereka juga meyakini bahwa strategi dan tujuan dari rumah sakit mereka akan dapat
dicapai salah satunya dengan menggunakan teknologi RFID .
1. Manfaat RFID di rumah sakit Indonesia
Hampir semua responden menganggap bahwa peningkatan keselamatan pasien
diyakini bisa direalisasikan dengan teknologi RFID di samping terjadinya
peningkatan proses bisnis. Salah satu upaya meningkatkan keselamatan pasien
adalah dengan mereduksi medical error. Teknologi RFID dapat menyimpan data
dengan kapasitas yang besar, sehingga dokter dan staf medis mengetahui jejak
record dari kondisi pasien berupa riwayat kesehatan sebelumnya, tekanan darah,
obat yang telah diminum dan tindakan sebelumnya sehingga tindakan lanjutan dapat
dilakukan dengan tepat. Para dokter jaga dengan cepat menelusuri letak pasiennya
dan para perawat tidak kesulitan menelusuri letak peralatan medis yang diperlukan
secara mendadak untuk pasien. Adanya aplikasi teknologi RFID akan menyebabkan
peningkatan proses bisnis berupa terjadinya proses otomatisasi yang berimplikasi
tereduksinya proses yang bersifat manual. Dalam konteks rumah sakit, proses
pemberian identitas pasien dan pemenuhan pelaporan SOP (standard operation
procedures) tidak perlu dilakukan secara manual lagi. Pemberian identitas pasien
dapat dilakukan secara otomatis tanpa perlu menginputkan data kembali karena data
pasien sudah tersimpan pada sistem ketika pasien registrasi pertama kali. Pemenuhan
pelaporan SOP sebagai kewajiban perawat jaga, tidak perlu dilakukan secara manual
karena pelaksanaannya bisa dilakukan secara otomatis dengan bukti yang cukup kuat
berupa waktu kapan aktivitas pemberian obat dan suntikan dilakukan oleh perawat.
Perawat perlu menginputkan data aktivitasnya pada RFID tags yang telah dipakai
oleh pasien. Pelaporan tindakan medis yang telah dilakukan perawat sesuai dengan
perintah dari dokter, tidak perlu dilaporkan secara langsung karena dokter dengan
bantuan telepon genggam berjenis PDA (personal digital assitant) yang memiliki
fasilitas infrared dan bluetooth mampu membaca dokumen di RFID tags. Adanya
aplikasi teknologi RFID dengan membubuhkan RFID tags pada obat-obatan,
apoteker dan dokter dapat mengecek apakah obat-obatan yang diberikan ke pasien
adalah asli atau palsu sehingga pemalsuan obat-obatan dapat dieliminir. Para manajer
lebih condong menginginkan agar medical errors dapat ditekan sehingga
keselamatan pasien bisa meningkat. Penelitian ini mengidentifikasi keyakinan
responden terhadap manfaat yang dapat diperoleh dengan mengadopsi teknologi
RFID adalah: pengurangan biaya dan waktu, peningkatan moral staf medis,
peningkatan kepuasan pasien,, peningkatan produktivitas, peningkatan proses bisnis,
peningkatan keselamatan pasien,, anti pencurian dan pemalsuan. Sedangkan area
aplikasi yang dianggap penting bagi responden adalah pada penelusuran pasien dan
peralatan medis. Hampir sebagian besar responden memilih penelurusan pasien
sebagai prioritas utama dibanding dengan penelusuran peralatan medis dan lainnya.
Upaya ini dilakukan agar keselamatan pasien dan kepuasan pasien dapat dicapai. Di
sisi lain, pasien merupakan objek utama yang perlu treatment mulai dari awal pasien
sakit sampai pasien sembuh.
2. Hambatan pengadopsian RFID di rumah sakit Indonesia
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa hambatan dari pengadopsian teknologi RFID
di rumah sakit Indonesia dirasa relatif beragam dan tinggi hambatannya, dibanding
negara lain seperti Singapura dan Malaysia. Para responden dari rumah sakit
pemerintah lebih pesimis untuk mengimplementasikan teknologi RFID dalam waktu
dekat dibanding dengan para responden dari rumah sakit swasta. Para responden
rumah sakit pemerintah beropini bahwa adanya jalur birokrasi yang lebih panjang
dan rendahnya dana pengembangan teknologi informasi menjadi penyebabnya.
Dalam penelitian ini, hambatan dari pengadopsian teknologi RFID dibagi menjadi
dua yaitu hambatan bisnis dan teknologi. Dalam konteks hambatan pada bisnis,
sebagian besar responden menganggap bahwa faktor utama dari terhambatnya
pengadopsian teknologi RFID karena ketiadaan informasi yang lengkap dan valid
yang membahas bagaimana aplikasi teknologi RFID di rumah sakit melalui jurnal
akademis (terutama nasional), majalah, surat kabar dan media lainnya. Kalaupun
mereka mendapatkan informasi berkaitan dengan aplikasi teknologi RFID di rumah
sakit, mereka mendapatkan informasi yang tidak lengkap dan valid sehingga sering
beranggapan bahwa tidak mudah mengaplikasikannya dan biaya dari teknologi ini
sangatlah mahal. Di sisi internal rumah sakit, tidak tersedianya anggaran yang cukup
untuk mengimplementasikan teknologi RFID dan tiadanya sumber daya internal
yang mendukung menjadi faktor penghambat penting kedua dan ketiga. Dalam
konteks hambatan pada teknologi, sebagian besar responden menganggap bahwa
kompleksitas dari teknologi dan sistem dari teknologi RFID adalah tinggi. Oleh
karena itu, para responden memerlukan bantuan konsultan teknologi RFID untuk
mengimplementasikan teknologi RFID. Keikutsertaan dan pelaksanaan training
sendiri untuk para karyawan TI tentang aplikasi teknologi RFID di rumah sakit juga
perlu untuk dilakukan. Relatif sedikitnya informasi yang ada menyebabkan mereka
menganggap bahwa teknologi ini belum matang/sempurna dan juga belum memiliki
standar yang baik sehingga akan cenderung berubah di masa mendatang. Pada
kenyataanya, dewasa ini teknologi RFID relatif telah matang dan beberapa standar
telah dibuat seperti EPC global yang telah dirujuk oleh lembaga ISO (International
Standard Organization) (Tajima, 2007)

F. Gambar Desain

CHIP RFID
(Tertanam
G. di Gelang Pasien
gelang)

H. Peraturan Penerapan Gelang Rfid Monitoring


1. Setelah registrasi pasien dipakaikan gelang monitoring
2. pelepasan gelang dilakukan oleh pihak rumah sakit
3. Gelang bisa dilepas jika sudah melakukan pelunasan adminitrasi
4. gelang harus di pakai selama di rawat di rumah sakit

I. Indikasi Pemakaian Gelang


1. pasien berkebutuhan khusus
2. pasien yang mengalami depresi
3. Pasien yang terkena penyakit Skizofenia (sering lupa)
4. Pasien lansia
6. Pasien gangguan jiwa
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penerapan penggunaan RFID di rumah sakit adalah untuk merapikan manajemen
administrasi dan mendukung kinerja. Para dokter dan perawat dapat mengakses informasi
kesehatan pasien sekaligus memasukkan data terbaru setelah pemeriksaan tanpa beranjak
dari sisi tempat tidur pasien. Selain itu, para petugas medis juga semakin mudah untuk
dihubungi di dalam area rumah sakit yang dilengkapi dengan RFID yang dipasang di gelang
pasien dan peralatan medis sehingga memonitor pergerakan pasien serta mencari lokasi
peralatan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat. Dengan memanfaatkan teknologi
maka rumah sakit dapat meningkatkan produktifitas sekaligus menekan biaya operasional.
Teknologi RFID dapat memberikan pelayanan terbaik bagi pasien, meningkatkan kinerja
pelayanan dan kepuasan dokter, perawat dan karyawan serta tim kesehatan lainnya,
sekaligus mematuhi regulasi atas keamanan dan privasi yang ada, sehingga memungkinkan
rumah sakit memanfaatkan penuh transformasi yang dibawakan oleh teknologi informasi
dalam menghadirkan layanan perawatan yang lebih aman, efektif, dan berorientasi kepuasan
pasien.

B. Rekomendasi
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi
pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan melalui kemampuannya melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu
dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai
dengan sistem pendokumentasian yang baik. Dalam upaya peningkatan mutu tersebut
perawat dapat menggunakan bantuan alat berupa RFID yang dipasangkan pada klien,
sehingga perawat dapat memantau dan menentukan pelayanan atau asuhan yang tepat bagi
klien. Penggunaan teknologi RFID akan membantu dalam pencapaian patient safety melalui
upaya-upaya perbaikan komunikasi, melengkapi program sistem informasi dengan berbagai
kalkulasi, pengembangan sistem pendukung keputusan, dan respon cepat. Oleh karena itu
penting bagi perawat agar mampu mengaplikasikan berbagai sistem informasi yang berbasis
teknologi dalam dunia keperawatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap klien
dengan cara yang efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Anam, C. (2010)..Aplikasi informatika kedokteran dalam manajemen informasi di


rumahsakithttp://www.mojokertokab.go.id/mjk/sub/dinkes/index.php?
page=articles_&no=26&sub=Aplikasi%20Informatika%20Kedokteran%20dalam
%20Manajemen%20Informasi%20di%20Rumah%20Sakit, diunduh 27 September
2010

Bacheldor, B. (2006). FDA Issues new 'counterfeit drug task force' report,
http://www.rfidjournal.com/article/articleview/2420/1/1/, diunduh 10 Oktober 2010.

Business Wire Market, (2008). The market for RFID tags and systems in healthcare and
pharmaceuticals will rise from $ 85.24 million in 2007 to $ 2.05 billion in 2017,
http://findarticles.com/p/articles/mi_m0EIN/is_2008_April_25/ai_n25357705, on 14th
june 2008.

Evans, N. D., and Piechowski, R., (2005). RFID in healthcare: 2005 survey results summary,
www.bearingpoint.com/portal/site/, on 14th feb 2008. http://www.ups-
scs.com/solutions/white_papers/wp_RFID_in_healthcare.pdf, diunduh 10 Oktober
2010

FAO Newsroom. (2008). Bird flu situation in Indonesia critical


http://www.fao.org/newsroom/en/news/2008/1000813/index.html, diunduh 10
Oktober 2010

FDA.,. (2006). .FDA counterfeit drug task force report: 2006 update,
http://www.fda.gov/oc/initiatives/counterfeit/report6_06.html, diunduh 10 Oktober
2010

Iwan, V. (2009). Pengadopsian teknologi RFID di rumah sakit, manfaat dan hambatannya.
Jurnal Teknik Industri, Vol. 11, No. 1, Juni 2009, pp. 82-94 ISSN 1411-2485
http://www.ie.its.ac.id/downloads/publikasi/132230426_1130RFID_JTI%20petra
%20Juni%20.pdf, diunduh 26 September 2010

Kovavisaruch, L., and Suntharasaj, P., (2007). “Converging technology in society: opportunity
for Radio Frequency Identification (RFID) in Thailand's transportation system”.
Proceddings of the PICMET, Portland, Oregon, USA.

Kwon, T. H., and Zmud, R. W., (1987). Unifying the fragmented models of information
systems implementation, in critical issues in information systems research, John Wiley
& Sons, Inc, pp. 227-251,

Orlovsky, C. (2005). Radio frequency identification technology protects hospital


patients,equipment http://www.nursezone.com/nursing-news-events/devices-and-
technology/Radio-Freque, diunduh 26 september 2010

Ozbolt JG, Schulzt S.Swain, Abraham IL (1985).A Proposed expert systemfor nursing
practice: A spring board to nursing science. Journal of medical system.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3839835, diunduh 12 Oktober 2010

Reyes, P. M., and Jaska, P., (2007). Is RFID right for your organization or application?
Management Research News, Vol. 30, No. 8, pp. 570 - 580.

Sabbaghi, A. (2007). Efficiency of RFID in supply chain management: strategic benefits an


challenges. Volume VIII. No. 2. 2007.
http://www.iacis.org/iis/2007_iis/PDFs/Sabbaghi_Vaidyanathan.pdf, diunduh 10
Oktober 2010

Swedberg, C. (2008). Italian hospital uses RFID to document patient location, treatment.
RFID Journal. http://www.rfidjournal.com/article/view/3865/1/1/, diunduh 10
Oktober 2010

Tajima, M., (2007). Strategic value of RFID in supply chain management, Journal of
Purchasing and Supply Management, Vol. 13, No. 4, pp. 261-273.
Tzeng, S. F., Chen, W. H., and Pai, F. Y., (2008). Evaluating the business value of RFID:
Evidence from five case studies. International Journal of Production Economics, Vol.
112, No. 2, pp. 601-613.

Wang, S. W., Chen, W. H., Ong, C. S., Liu, L., and Chuang, Y. W., (2005). RFID applications
in hospitals: A case study on a demonstration RFID project in a Taiwan hospital.
Proceedings of the 39th Hawaii International Conference on Systems Sciences, Los
Alomos.

Wessel, R., 2007. RFID synergy at a Netherlands hospital. RFID Journal.

Iwan, V. (2009). Pengadopsian teknologi RFID di rumah sakit, manfaat dan hambatannya.
Jurnal Teknik Industri, Vol. 11, No. 1, Juni 2009, pp. 82-94 ISSN 141

Anda mungkin juga menyukai