Anda di halaman 1dari 21

Tutorial Dasar Pemrograman FORTRAN

 Cara Pengoperasian FORTRAN (Start -> All Program -> Accessories -> Command Prompt atau Run
-> Ketik cmd)
 Command Prompt
 D: (Fortran ada di partisi D)
 CD Nama Folder Tempat Menyimpan Fortran / CD Fortran
 EDIT (Masuk ke jendela fortran)
 Aturan penulisan pernyataan Fortran
1. Kolom 1-5 digunakan untuk penulisan nomor pernyataan. Kolom 1 dapat ditulis dengan
huruf C yang mengawali suatu komentar yang tidak dilaksanakan oleh komputer.
2. Kolom 6 digunakan untuk penyambungan pernyataan fortran pada baris sebelumnya.
Karakter yang dapat digunakan $, +, *, dan sebagainya kecuali nol.
3. Kolom 7-72 digunakan untuk pernyataan Fortran.
4. Kolom 73-80 boleh digunakan untuk memberi tanda program. Kolom ini diabaikan oleh
komputer.

Penjelasan:

1. REAL = Fungsi untuk menyatakan bahwa variabel memiliki nilai yg real atau nilai yang memiliki
harga di belakang koma (desimal). Contoh bilangan real: 1.45. Untuk nilai real sendiri dapat
dilambangkan dengan A-Z (kecuali, I dan N).
2. INTEGER = Fungsi untuk menyatakan bahwa variabel memiliki nilai yg integer atau nilai yang
harganya bulat. Contoh bilangan integer: 5. Untuk nilai integer sendiri dapat dilambangkan
dengan I atau N.
3. READ = Fungsi untuk menyatakan variabel yg digunakan dalam suatu pernyataan.
4. FORMAT = Fungsi untuk memasukkan nilai dari suatu variabel yg berasal dari fungsi READ
maupun fungsi WRITE dengan menggunakan aturan – aturan penulisannya. Contoh:
READ(*,10) P
10 FORMAT (1X, F4.2)
Maksudnya : (*,10) berarti pra-syarat untuk memasukkan nilai variabel P pada fungsi READ yg
akan diproses pada fungsi FORMAT (maka dari itu sebelum fungsi FORMAT ditulis angka 10,
angka 10 disini dapat diganti dengan karakter lain, lihat di aturan penulisan pernyataan fortran
nomor 2). Variabel yg digunakan adalah P, dengan syarat penulisan (1X, F4.2). Artinya pada saat
pengeksekusian (Namafile.EXE), kita harus memberi spasi 1 kali dan angka yang di input harus
memiliki 4 ruang (termasuk koma) dengan 2 angka di belakang koma.
5. WRITE = Fungsi untuk menampilkan suatu ekspresi yg terdiri atas variabel-variabel yg digunakan
pada pernyataan tersebut.
Note : Bila kita tidak ingin menggunakan fungsi FORMAT, maka pada fungsi READ dan WRITE
dapat ditulis dengan tanda (*,*)
Contoh:
READ (*,*) N
V = 3.14 * N
WRITE (*,*) ‘Variabelnya=’, N
 Cara eksekusi program
FOR1
Nama file.FOR
PAS2
LINK Nama file.OBJ
Nama file.EXE
 Bentuk Operasi Aritmatik Dasar
Operasi Bentuk Aljabar Fortran
Penjumlahan P+Q P+Q
Pengurangan P-Q P–Q
Perkalian PxQ P*Q
Pembagian P/Q P/Q
Pengeksponenan P5 P**5

 Prioritas Operasi Aritmatik


Prioritas Operasi
Pertama Tanda Kurung
Kedua Negasi Nilai Tunggal
Ketiga Pengeksponenan
Keempat Pengalian dan Pembagian
Kelima Penjumlahan dan Pengurangan

Contoh :

−𝐵 + √𝐵2 − 4𝐴𝐶
𝑋1 =
2𝐴
Penulisan Fortran dari persamaan ini adalah:
X1 = (-B + (B**2 – 4.0*A*C)**0.5) / (2.0 * A)
Prioritas yg dikerjakan pada ekspresi ini adalah:
1. Ekspresi yang ada dalam tanda kurung (B**2 – 4.0*A*C) dan (2.0*A) mula-mula dikerjakan
sesuai dengan prioritas yang berlaku.
2. Pengeksponenan (B**2 – 4.0*A*C)**0.5 selanjutnya dikerjakan dan dijumlahkan dengan
negasi tuggal –B.
3. Pembagian hasil yang diperoleh dari no (2) dengan (2.0*A).
Note: Digunakan 2.0 dan 4.0 pada rumus diatas dimaksudkan bahwa nilai akhir yang didapat
untuk X1 adalah nilai yang real.
 Fungsi Intrinsik
Fungsi Intrinsik Nilai Fungsi Keterangan
SQRT (X) X Akar kuadrat dari X
ABS (X) |X| Nilai Mutlak real dari X
TABS (X) |I| Nilai mutlak Integer dari I
SIN (X) Sinus sudut X X dalam radian
COS (X) Cosinus sudut X X dalam radian
TAN (X) Tangen sudut X X dalam radian
EXP (X) exp (X) e pangkat X
ALOG (X) ln (X) Logaritma alam dari X
(logaritma normal)
ALOG 10 (X) Log10X Logaritma biasa dari X
INT (X) Nilai integer dari X Mengubah bilangan real X ke
bilangan integer
REAL (I) Nilai real dari I Mengubah bilangan integer I
ke bilangan real
MOD (I,J) Sisa Integer dari fungsi sisa pembagian I/J

Contoh :

𝑦 = 5 ln 𝑥 + √𝑥

Dalam Fortran:

𝑦 = (5.0 ∗ 𝐴𝐿𝑂𝐺 (𝑋)) + 𝑆𝑄𝑅𝑇 (𝑋)


 Kesalahan pada perograman Fortran
1. Kelebihan penulisan karakter.
Pada contoh di bawah, di line 12 terjadi kelebihan penulisan karakter “)”
2. Terjadinya kesalahan penulisan karakter
Pada contoh di bawah, di line 12 terjadi kesalahan penulisan karakter tanda kurung. Di line
12 tertulis tanda “<>”, padahal yang semestinya adalah “()”
3. Akses menuju file tak ada di folder Fortran.
Hal ini terjadi karena pada proses penyimpanan file, file yg akan disimpan tidak diletakkan
pada folder Fortran. Untuk itu, pastikan file yang akan disimpan diletakkan pada folder
Fortran.

4. Terjadinya kesalahan penulisan fungsi


Pada contoh di bawah, di line 11, terjadi kesalahan penulisan fungsi.
5. Terjadi penduplikatan penulisan kode syarat ke fungsi FORMAT
Pada contoh di bawah, di line 13 terjadi penduplikatan penulisan kode syarat ke fungsi
FORMAT. Perhatikan line 9, di situ tlah tertulis kode syarat dari fungsi READ ke fungsi
FORMAT berupa angka 8, dan pada line 13 juga ditulis kode syarat yang sama. Ini
menyebabkan terjadinya fungsi error pada fortran.
6. Terjadi kesalahan penerjemahan fungsi
Pada contoh di bawah terjadi kesalah penerjemahan fungsi. Disini dijelaskan bahwa untuk
variabel “h”, nilai yang digunakan adalah nilai yang REAL bukan nilai yang INTEGER. Tapi,
terjadi kesalahan penulisan pada line 9, harusnya digunakan lambang selain I atau N untuk
menunjukkan bahwa nilai dari variabel “h” adalah REAL, karena lambang I atau N adalah
menunjukkan nilai yang INTEGER.
 Jendela Eksekusi

 Jendela Fortran
 Input dan output data melalui jendela eksekusi

 Input

Artinya:
Nilai A dan C memiliki bentuk nilai REAL (bilangan berkoma), sedangkan Nilai B memiliki bentuk
nilai INTEGER (bilangan bulat).
Untuk menginput data melalui jendela eksekusi, digunakan fungsi:
READ (*,V) X1, X2
V FORMAT (Fm.n, 1X, Io)
WRITE (*,V) X3
V FORMAT (Fm.n)
Keterangan:
Untuk menginput data melalui jendela eksekusi, penulisan program pada jendela fortran di
fungsi READ, harus ditandai dengan asterix atau tanda *
V = Variabel Continuous, ini adalah variabel bebas yang dapat diganti, dan fungsinya adalah
sebagai tautan pada fungsi FORMAT dari fungsi READ dan WRITE. Catatan: V pada READ harus
berbeda dari V yang berada pada FORMAT.
X1, X2= Variabel yang akan dipakai pada program tersebut, dan bentuk nilainya tlah ditentukan
sebelumnya dan dapat ditulis berapa pun. Ini juga dapat diganti sesuai kebutuhan.
Fm.n = Format penulisan dari variabel X1. Ini adalah format penulisan dari bentuk nilai REAL.
m.n = ruang nilai yang akan diinput. Contoh F3.1 berarti bahwa nilai yang akan diinput memiliki 3
ruang nilai dengan 1 angka di belakang koma (contoh nilainya: 2.5). Pelambangan bentuk nilai
REAL dapat diganti dengan huruf lain, kecuali I dan N.
1X = spasi 1 kali,. Bila ingin menggantinya dengan enter ke bawah 1 kali, maka 1X diganti dengan
tanda /
I2 = Format penulisan dari variabel X2. Ini adalah format penulisan dari bentuk nilai INTEGER.
Yang berarti memiliki 2 ruang nilai (contoh nilai: 17).
Untuk menampilkan output melalui jendela eksekusi, penulisan program pada jendela fortran di
fungsi WRITE, harus ditandai dengan asterix atau tanda *

 Input dan Output data menggunakan Open File .DAT dan .OUT
 Input
 Output

File ekstensi .DAT =File yang berisi data yang akan dipakai pada file ekstensi .FOR
File ekstensi .FOR = File yang berisi kumpulan fungsi untuk membuat suatu hasil dari data yang
diinput pada file ekstensi .DAT
File ekstensi .OUT = File yang akan menampilkan hasil dari pengerjaan fungsi di file ekstensi .FOR

Artinya :

Nilai A1, B1, A2, B2, A3, B3, X1, X2 dan X3 memiliki bentuk nilai REAL (bilangan berkoma)

Untuk menginput data melalui file ekstensi .DAT, digunakan fungsi berikut:

OPEN (UNIT=X, FILE=’NAMAFILE.DAT’, STATUS=’OLD’)

Keterangan: Data harus diinput terlebih dahulu di jendela fortran, dan disimpan dengan ekstensi
.DAT (Contoh: Satu.DAT).

Catatan: Nilai yang diinput pada file dengan ekstensi .DAT, ketika ditulis pada fungsi READ di file
ekstensi.FOR harus sesuai dengan format penulisan yang ada pada file ekstensi .DAT

UNIT = X memiliki arti bahwa program ini akan dibaca oleh fungsi READ, dengan melihat variabel
bebas yang ditulis pada OPEN FILE. X dapat diganti dengan angka lain, dengan syarat angka pada
fungsi OPEN FILE untuk READ harus lebih kecil dari angka yang ditulis pada fungsi OPEN FILE untuk
WRITE.

FILE=’NAMAFILE.DAT’ memiliki arti bahwa akan dibuka dan digunakan file dengan ekstensi .DAT yang
dipilih. NAMAFILE.DAT dapat diganti sesuai kebutuhan.

STATUS=’OLD’ memiliki arti bahwa status dari file dengan ekstensi .DAT yang dipilih telah dibuat
sebelumnya.

Untuk mengoutput data melalui file ekstensi .OUT, digunakan fungsi berikut:

OPEN (UNIT=Y, FILE=’NAMAFILE.OUT’, STATUS=’NEW’)

Keterangan: Data yang keluar akan ditampilkan pada jendela fortran dengan file ekstensi .OUT (cara
pengeksekusian: FOR1->NAMAFILE.FOR->PAS2->LINK NAMAFILE.OBJ->NAMAFILE.EXE->EDIT
NAMAFILE.OUT)
UNIT = Y memiliki arti bahwa program ini akan dibaca oleh fungsi WRITE, dengan melihat variabel
bebas yang ditulis pada OPEN FILE. Y dapat diganti dengan angka lain, dengan syarat angka pada
fungsi OPEN FILE untuk WRITE harus lebih besar dari angka yang ditulis pada fungsi OPEN FILE untuk
READ.

FILE=’NAMAFILE.OUT’ memiliki arti bahwa akan ditampilkan file dengan ekstensi .OUT.
NAMAFILE.OUT dapat diganti sesuai kebutuhan.

STATUS=’NEW’ memiliki arti bahwa status dari file dengan ekstensi .OUT akan dibuat nanti.

 Input langsung melalui jendela fortran

 DO CONTINUE

Artinya :

Variabel I, J, K memiliki bentuk nilai INTEGER (bilangan bulat).


Fungsi :
WRITE (*,2)
2 FORMAT (3X, ‘PANJANG’, 3X, ‘LEBAR’, 3X, ‘LUAS’)
Memiliki arti bahwa fungsi WRITE akan menampilkan keterangan PANJANG LEBAR TINGGI
Fungsi DO CONTINUE sendiri adalah untuk membaca ulang data sesuai dengan batas nilai yang telah
ditentukan.
Untuk menggunakan fungsi DO CONTINUE dapat ditulis sebagai berikut:
DO X A = P,Q,R
X CONTINUE
X adalah variabel bebas yang akan diteruskan oleh fungsi CONTINUE sampai batas akhir dari nilai itu
di dapat. X dapat diganti sesuai kebutuhan.
A adalah variabel dari data yang digunakan dan memiliki batas nilai.
P adalah batas bawah dari variabel A.
Q adalah batas atas dari variabel B.
R adalah interval (selisih) dari variabel P dan Q.
Note: Pembacaan fungsi CONTINUE dimulai dari variabel bebas yang ditulis terakhir pada fungsi DO.
Contoh:
DO 4 I = 2,8,2
DO 3 J = 1,4
3 CONTINUE
4 CONTINUE
Ini memiliki arti bahwa nilai I memiliki batas bawah 2, batas atas 4, dan selisih 2 (Nilai I = 2,4,6,8)
Sedangkan untuk nilai J memiliki batas bawah 1, batas atas 4 (Nilai J = 1,2,3,4)
 DO IF

Artinya :
Untuk menggunakan fungsi DO IF , dapat ditulis sebagai berikut
IF (Z. Syarat. X) THEN
GOTO Y
ENDIF
Fungsi DO IF sendiri berguna untuk menampilkan hasil dari suatu data dengan syarat yang telah
ditentukan sebelumnya.
Z adalah variabel yang akan dijadikan syarat.
Syarat adalah hal yang menjadi dasar dari hasil yang ingin ditampilkan. Syarat disini ada 6, yaitu:
a. LT = Less Than = Lebih kecil dari
b. LE = Less Equal = Lebih kecil sama dengan
c. GT = Greater Than = Lebih besar dari
d. GE = Greater Equal = Lebih besar sama dengan
e. NE = Not Equal = Tidak sama dengan
f. EQ = Equal = Sama dengan
X adalah nilai yang ingin dijadikan batas syarat yang diinginkan.
GOTO Y memiliki arti bahwa jika nilai Z bersyarat sebesar X maka ia akan menuju proses Y.
Contoh:
IF (K. GE. 30) THEN
GOTO 9
ENDIF
9 STOP
Ini artinya jika nilai K lebih besar sama dengan 30 maka ia akan menuju ke fungsi STOP dan
outputnya nanti akan tampil nilai lebih kecil sama dengan 30.
Note: Jika bentuk nilai dari variabel yang akan dijadikan syarat bernilai REAL, maka nilai yang
ingin dijadikan batas syarat harus diberi tanda titik setelahnya. (lihat pada contoh dibawah,
setelah angka 30, diberi tanda titik).
Contoh:
REAL K
IF (K. GE. 30.) THEN
GOTO 9
ENDIF
9 STOP

Tambahan:
1. Nilai bebas yang dipakai dalam proses rumus harus sesuai dengan bentuk nilai dari variabel hasil
yang akan ditampilkan.
Contoh:
INTEGER A,B,C
A=5
B=3
C=(A*B)/2
Disini dijelaskan bahwa bentuk nilai dari variabel hasil (C) adalah INTEGER, dan nilai bebas yang
dipakai dalam proses rumus (2) haruslah bernilai INTEGER juga.
2. Perbedaan fungsi READ dan WRITE
READ WRITE
Membaca dari data yang digunakan Menampilkan variabel hasil, juga dapat menampilkan
variabel yang dipakai pada fungsi READ
Hanya dapat membaca FORMAT dari Dapat menampilkan keterangan dari variabel yang
variabel yang digunakan akan ditampilkan
Membutuhkan fugnsi FORMAT untuk Dapat menggunakan fungsi FORMAT juga tidak.
menginput nilai  Bila menggunakan fungsi FORMAT, artinya fungsi
WRITE memiliki format penulisan.
WRITE (*,6) A,B
6 FORMAT (‘Nilai A=’, F3.1, 1X, ‘Nilai B=’, F3.1)
 Bila tidak menggunakan fungsi FORMAT, artinya
fungsi WRITE hanya akan menampilkan
keterangan.
WRITE (*,*) ‘Nilai A=’, A
3. 1X = spasi 1 kali
/ = enter 1 kali

 Urutan Penulisan Fungsi di File ekstensi .FOR untuk menampilkan di jendela Eksekusi
Kata kunci: Eksekusi = Asterix atau *
1. Tentukan bentuk nilai dari data yang akan dipakai. (REAL atau INTEGER)
2. READ (*,V)
V FORMAT ( )
V = Variabel Continuous = Variabel yang akan dibaca oleh fungsi FORMAT pada fungsi
READ
3. Rumus
4. WRITE (*,V)
V FORMAT ( )
5. STOP
END

REAL -> A-Z, kecuali I dan N. Contoh: F4.1


INTEGER -> I dan N. Contoh: I3

 Urutan Penulisan Fungsi di File ekstensi .FOR menggunakan fungsi OPEN FILE, dan
menampilkan di file ekstensi .OUT
1. Buat data di file ekstensi .DAT
2. Masuk ke jendela fortran, ekstensi .FOR
3. Tentukan bentuk nilai sesuai data yang diinput di file ekstensi .DAT. (REAL atau INTEGER)
4. OPEN(UNIT=X, FILE=’NAMAFILE.DAT’, STATUS=’OLD’)
OPEN(UNIT=Y, FILE=’NAMAFILE.OUT’, STATUS=’NEW’)
X harus lebih kecil dari Y
OPEN pada baris pertama adalah untuk pembacaan fungsi READ
OPEN pada baris kedua adalah untuk pembacaan fungsi WRITE
OLD berarti file ekstensi .DAT telah dibuat sebelumnya
NEW berarti file ekstensi .OUT akan dibuat nanti
5. READ (X,V) A,B
V FORMAT ( )
V = Variabel Continuous = Variabel yang akan dibaca oleh fungsi FORMAT pada fungsi
READ
Penulisan format pada fungsi READ harus sesuai dengan data yang diinput pada file
ekstensi .DAT
6. Rumus
7. WRITE (Y,V)
V FORMAT ( )
8. STOP
END
 Urutan Penulisan Fungsi di File ekstensi .FOR menggunakan DO CONTINUE
1. Tentukan bentuk nilai dari data yang akan dipakai. (REAL atau INTEGER)
2. WRITE (*,V)
V FORMAT ( )
V = Variabel Continuous = Variabel yang akan dibaca oleh fungsi FORMAT pada fungsi
WRITE
Atau juga dapat
WRITE(*,*)
*Hanya bisa menampilkan keterangan. Contoh: WRITE(*,*) ‘Nilai A’
3. DO X A = P,Q,R
X adalah variabel bebas yang akan diteruskan oleh fungsi CONTINUE sampai batas akhir
dari nilai itu di dapat. X dapat diganti sesuai kebutuhan.
A adalah variabel dari data yang digunakan dan memiliki batas nilai.
P adalah batas bawah dari variabel A.
Q adalah batas atas dari variabel B.
R adalah interval (selisih) dari variabel P dan Q. (R dapat ditulis, juga tidak)
4. Rumus
5. WRITE (*,V) A,B,X
V FORMAT ( )
A,B adalah variabel yang digunakan
X adalah variabel hasil
6. X CONTINUE
X adalah variabel bebas yang ditulis pada fungsi DO
7. STOP
END
Note: Pembahasan CONTINUE itu dimulai dari variabel bebas yang ditulis terakhir pada fungsi DO

 Urutan Penulisan Fungsi di File ekstensi .FOR menggunakan DO IF


DO IF dapat digabungkan dengan fungsi DO CONTINUE
1. Tentukan bentuk nilai dari data yang akan dipakai. (REAL atau INTEGER)
2. Masukkan nilai dari data tersebut.
3. Tentukan data yang akan menjadi patokan batasan nilai.
X R = 40 – 2,5
X = variabel bebas
4. DO X A = P,Q,R
X adalah variabel bebas yang akan diteruskan oleh fungsi CONTINUE sampai batas akhir
dari nilai itu di dapat. X dapat diganti sesuai kebutuhan.
A adalah variabel dari data yang digunakan dan memiliki batas nilai.
P adalah batas bawah dari variabel A.
Q adalah batas atas dari variabel B.
R adalah interval (selisih) dari variabel P dan Q. (R dapat ditulis, juga tidak)
5. IF
6. WRITE (*,V)
V FORMAT ( )
V = Variabel Continuous = Variabel yang akan dibaca oleh fungsi FORMAT pada fungsi
WRITE
7. DO X A = P,Q,R
X adalah variabel bebas yang akan diteruskan oleh fungsi CONTINUE sampai batas akhir
dari nilai itu di dapat. X dapat diganti sesuai kebutuhan.
A adalah variabel dari data yang digunakan dan memiliki batas nilai.
P adalah batas bawah dari variabel A.
Q adalah batas atas dari variabel B.
R adalah interval (selisih) dari variabel P dan Q. (R dapat ditulis, juga tidak)
8. IF (Z. Syarat. X) THEN
GOTO Y
ENDIF
Z adalah variabel yang akan dijadikan syarat.
Syarat adalah hal yang menjadi dasar dari hasil yang ingin ditampilkan. Syarat disini ada 6, yaitu:
g. LT = Less Than = Lebih kecil dari
h. LE = Less Equal = Lebih kecil sama dengan
i. GT = Greater Than = Lebih besar dari
j. GE = Greater Equal = Lebih besar sama dengan
k. NE = Not Equal = Tidak sama dengan
l. EQ = Equal = Sama dengan
X adalah nilai yang ingin dijadikan batas syarat yang diinginkan.
GOTO Y memiliki arti bahwa jika nilai Z bersyarat sebesar X maka ia akan menuju proses Y.
Contoh:
IF (K. GE. 30) THEN
GOTO 9
ENDIF
9 STOP
Ini artinya jika nilai K lebih besar sama dengan 30 maka ia akan menuju ke fungsi STOP dan
outputnya nanti akan tampil nilai lebih kecil sama dengan 30.
Note: Jika bentuk nilai dari variabel yang akan dijadikan syarat bernilai REAL, maka nilai yang
ingin dijadikan batas syarat harus diberi tanda titik setelahnya. (lihat pada contoh dibawah,
setelah angka 30, diberi tanda titik).
Contoh:
REAL K
IF (K. GE. 30.) THEN
GOTO 9
ENDIF
9 STOP
9. Rumus
10. WRITE (*,V) A,B,X
V FORMAT ( )
A,B adalah variabel yang digunakan
X adalah variabel hasil
11. X CONTINUE
X adalah variabel bebas yang ditulis pada fungsi DO
12. STOP
END

Anda mungkin juga menyukai