PENDAHULUAN
harus diperhatikan. Salah satu cara untuk meningkatkan taraf hidup bangsa adalah
dengan pembangunan industri. Salah satunya adalah industri kimia, baik yang
menghasilkan suatu produk jadi maupun produk yang akan diolah lebih lanjut.
Pembangunan industri kimia yang meghasilkan produk ini sangat penting, karena
dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap industri luar negeri, yang pada
akhirnya akan dapat mengurangi devisa untuk mengimpor bahan tersebut, termaksud
Bahan baku pembuatan natrium nitrat (NaNO3) adalah natrium klorida (NaCl)
dan asam nitrat (HNO3). Natrium nitrat merupakan bahan kimia intermediet (bahan
pembuatan kalium nitrat, pembuatan kaca, sebagai reagen dalam kimia analis, obat-
obatan, korek api dan masih banyak lagi. Natrium nitrat merupakan kristal bening
tidak berwarna tidak berbau. Bahan kimianya ini memiliki sifat-sifat diantaranya
mudah larut dalam air, gliserol, amoniak, alkohol, mempunyai titik lebur pada
Natrium nitrat bersifat hidroskopis. Oleh karena itu digunakan dalam berbagai
keperluan natrium nitrat yang kemudian diubah menjadi garam kalium nitrat. Nama
umum untuk KNO3 adalah sendawa, sedangkan NaNO3 disebut chili. Garam kalium
nitrat dapat dibuat dengan cara mereaksikan kalium klorida KCl yang ditemukan
dalam mineral silvi, dengan natrium nitrat (NaNO3). Jika larutan jenuh, masing-
masing reaksi tersebut, saling dicampurkan, maka akan terbentuk garam natrium
klorida (NaCl) dan kalium nitrat (KNO3). Karena larutan NaCl didalam pelarut air
sangat kecil, maka garam tersebut akan mengalami pengendapan dan melalui
penyaringan larutan KNO3 dapat dipisahkan dari NaCl. Dengan mendinginkan filtrat
tersebut secara perlahan maka KNO3 akan mengalami proses kristalisasi, dan untuk
yang melibatkan pembentukan endapan. Endapan adalah zat yang memisahkan diri
sebagai suatu fase padat yang keluar dari larutan. Endapan dapat berupa kristal
(kristalin) atau koloid yang dapat dikeluarkan dari larutan dengan cara penyaringan.
Endapan akan terbentuk jika larutan terlalu jenuh, dengan zat yang bersangkutan.
Kelarutan ini bergantung pada berbagai kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi,
serta bahan-bahan lain dalam larutan itu, dan pada kondisi pelarutnya. Berdasarkan
uraian yang telah ada, maka dilakukanlah percobaan pembuatan kalium nitrat, untuk
garam kalium nitrat hasil reaksi antara natrium nitrat dengan kalium klorida serta
mengetahui cara pemisahan garam tersebut dari hasil samping natrium klorida
Prinsip percobaan pada praktikum kali ini yaitu pembuatan kalium nitrat
dari KCl dan NaNO3 melalui rekristalisasi yang didasarkan pada perbedaan kelarutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kalium merupakan salah satu hara utama yang dapat menjadi pembatas
peningkatan produksi padi. Pupuk KCl sebagai sumber K mempunyai harga yang
cukup mahal sehingga sebagian petani tidak lagi menggunakan pupuk KCl.
Mengingat sifat K yang mudah hilang (mobile) dari dalam tanah, sehingga pemberian
pupuk K perlu diberikan dalam dua jenis yaitu pupuk KCl dalam bentuk anorganik
dan kompos jerami dalam bentuk organik. Mekanisme peningkatan dari berbagai P
tersedia dari masukan kalium yang diberikan kedalam tanah akan mengalami proses
kira-kira 0,02 % isotop radioaktif 40 K dengan waktu paruh 1,3 x 109. Ekstraksi
logam kalium dalam elektrolit akan sangat berbahaya karena sifatnya yang sangat
reaktif. Pada ekstraksi melibatkan reaksi logam natrium dengan lelehan kalium
Kesetimbangan menggeser ke kiri pada temperatur 850 ºC namun kalium berupa gas
(Sugiyanto, 2010).
2.2 Natrium Nitrat (NaNO3)
Natrium nitrat (NaNO3) merupakan kristal bening tidak berwarna dan tidak
berbau. Bahan kimia ini mempunyai sifat-sifat diantaranya mudah larut dalam air,
gliserol, amoniak, alkohol, mempunyai titik lebur pada temperature 308 0C dan
pembuatannya diperoleh dari endapan alamiah yang terdapat di dataran tinggi chilli
dan merupakan endapan yang cukup lebar, yaitu 8 - 65 km serta tebal 0,3 - 1,2 m.
Produk dengan kualitas tinggi dapat dihasilkan dengan kristalisasi dan pengeringan.
(Suwarno, 2008).
Potasium nitrat biasanya dikenal dengan kalium nitrat. Kalium nitrat terjadi
karena ada reaksi aktif antara K dan N. Kalium nitrat adalah bahan yang dapat dapat
menghasilkan KNO3 yaitu dengan bereaksi dengan kalium sulfat. Jika larutan kalium
nitrat dan kalium sulfat dicampur, maka kalium sulfat akan segera mengendap,
endapan tersebut tidak dapat larut, yang tersisa dari reaksi ini adalah padatan KNO3.
dapat menyerap seperti alumina, titanium dan silica bersama NaY, KY, KI %, β %,
zeolit seperti MCM - 41 (molekul hasil saringan yang menyerap). KNO3 memiliki
kandungan yang tinggi, selain itu memilik tingkat kelarutan dalam air yang tinggi.
(Dinal, 2009).
2.4 Garam
kumpulan senyawa kimia yang bagian utamanya adalah NaCl dengan zat-zat
pengotor terdiri CaSO4, MgSO4, MgCl2 dan lain-lain. Garam dapat diperoleh dari tiga
cara yaitu penguapan air laut, penambangan batuan garam, dan dari sumur air garam.
Secara teoritis garam yang berasal dari penguapan air laut 97 % lebih, akan tetapi
dalam prakteknya lebih rendah. Garam yang dihasilkan merupakan kristal putih yang
selain mengandung garam NaCl juga mengandung garam lain yang merupakan
2.5 Kristalisasi
suatu fase homogen. Kristalisasi dari larutan dapat terjadi jika padatan terlarut dalam
keadaan berlebih (di luar kesetimbangan, maka sistem akan mencapai kesetimbangan
diaplikasikan dalam berbagai jenis reaktor, tetapi reaktor dengan media terfluidisasi
Pada tahap ini, terjadi proses kristalisasi komponen-komponen yang tidak larut dalam
pelarut dan mempunyai titik beku yang lebih tinggi dari suhu yang digunakan akan
2.6 Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari campuran atau
pengotornya yang dilakukan dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah
dilarutkan dalam pelarut (solven) yang sesuai atau cocok. Ada beberapa syarat agar
suatu pelarut dapat digunakan dalam proses kristalisasi yaitu memberikan perbedaan
daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan zat pengotor, tidak
meninggalkan zat pengotor pada kristal dan mudah dipisahkan dari kristalnya. Dalam
kasus pemurnian garam NaCl dengan teknik rekristalisasi pelarut (solven) yang
digunakan adalah air. Prinsip dasar dari rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan
antara zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan zat pengotor atau pencemarnya.
Larutan yang terbentuk dipisahkan satu sama lain, kemudian larutan zat yang
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 21 November 2017, pukul 13.15
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas kimia 400 mL, gelas
beaker 600 mL, pipet volume 25 mL, gelas ukur 100 mL, filler, corong kaca, cawan
panas, kemudian dicampurkan kedua larutan tersebut dan diuapkan larutan tersebut
sampai volume larutan menjadi 40 mL dengan menggunakan hot plate. Setelah itu
dalam keadaan panas, disaring larutan tersebut dan diuapkan lagi sampai volumenya
20 mL. Setalah itu didinginkan larutan tersebut dan disaring kristal kalium yang
terbentuk.
3.3.2 Pemurnian Kristal Kalium Nitrat
kalium nitrat bebas ion klorida, selanjutnya ditimbang kristal yang dihasilkan dan
dihitung rendemennya.
BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN
4.3 Perhitungan
14,2
Rendemen = × 100%
20,2
= 65%
4.4 Pembahasan
Praktikum kali ini mengenai pembuatan kalium nitrat yang dibuat dengan
mereaksikan kalium klorida dan natrium nitrat, dapat dilihat dengan cara menguji
tingkat kemurnian kalium nitrat dan natrium klorida. Metode yang digunakan adalah
pengotornya. Sebagian besar garam-garam nitrat bersifat higroskopis dan mudah larut
dalam air. Beberapa garam nitrat dapat diperoleh dalam bentuk anhidrat dan tidak
mengalami dekomposisi pada pemanasan yang cukup tinggi. Sehingga pada saat
terjadi pendidihan yang cukup tinggi garam ini tidak menguap, tetapi pelarutnya yang
Pembuatan kalium nitrat didasarkan pada perbedaan titik didih dan perbedaan
kelarutan dari garam – garam yang terbentuk dari reaksi antara KCl dan NaNO3 maka
garam yang lebih dulu mengendap adalah NaCl sedangkan KNO3 larut dalam air
panas (bersifat higroskopis), karena garam – garam nitrat maupun klorida akan lebih
cepat larut dalam suhu tinggi maka dalam percobaan ini larutannya menggunakan air
panas, yang temperaturnya berada diatas titik didih air (sifat koligatif larutan).
Proses pembuatan garam kalium nitrat ini, dibuat dengan melarutkan larutan
jenuh 15 gram KCl dengan larutan jenuh 17 gram NaNO3 dengan volume 50 mL air
panas, tujuannya agar garam kalium klorida dan garam natrium nitrat dapat melarut
sehinggka terbentuk suatu larutan. Garam nitrat ini bersifat hidroskopis atau mudah
untuk membentuk basa, dan mudah larut dalam air. Sehingga NaNO3 lebih mudah
larut dalam air, ketimbang KCl. Terlihat pada saat dilarutkan dengan air panas KCl
sukar larut, hal ini disebabkan oleh adanya kekuatan ion. Garam KCl larut saat
dicampurkan dengan NaNO3 yang sudah dilarutkan, dalam proses ini NaNO3 juga
sampai volumenya menjadi 40 ml. Hal ini dilakukan agar campuran kedua senyawa
itu mudah larut. NaNO3 yang bersifat asam adalah reduktor yang kuat terhadap unsur-
unsur logam, seperti kalium yang nantinya jika kalium klorida (KCl) direaksikan
dengan asam yang berasal dari senyawa nitrat akan membentuk aquaregia. Dengan
sehingga unsur-unsur logam akan teroksidasi oleh nitrat yang bersifat asam menjadi
oksida.
keadaan panas kedua campuran larutan tersebut (natrium nitrat dan kalium klorida)
disaring dan diuapkan kembali hingga volumenya mencapai 20 ml. Tujuan proses
memilki konsentrasi yang semakin besar yang mana menyebabkan sifat pengoksida
yang kuat. Dengan demikian akan diperoleh kristal garam. Setelah campuran larutan
garam. Pada proses ini terdapat suatu endapan didasar gelas kimia, sehingga dengan
adanya reaksi yang ada dibawah, dapat dilihat bahwa NaCl mengendap terlebih
dahulu, sehingga dapat dikatakan bahwa endapan yang terbentuk adalah NaCl.
Terbentuknya endapan NaCl ini menunjukkan bahwa Ksp NaCl telah lewat jenuh.
Hal ini juga menunjukkan bahwa nilai Ksp NaCl lebih kecil dibandingkan Ksp
KNO3. Serta kelarutan NaCl semakin berkurang dengan bertambahnya suhu. Akan
tetapi, kristal garam yang dihasilkan masih belum murni, sehingga harus dimurnikan
lagi.
Untuk memurnikan kristal KNO3 (kalium nitrat) dari hasil reaksi natrium
klorida, maka kristal yang dihasilkan dilarutkan dengan sedikit aquades dengan cara
pemanasan. Hal ini dilakukan karena KNO3 memiliki kelarutan yang besar pada
pelarut air dibanding dengan NaCl. KNO3 merupakan asam kuat yang mampu
terionisasi sempurna sehingga mudah mengikat gugus OH- dan H+ pada air.
Sedangkan ion klorida pada NaCl bersifat netral sehingga relatif susah untuk
pendinginan adalah agar kristal KNO3 terbentuk dengan cepat dengan maksud untuk
garam kalium nitrat murni dari larutannya yaitu dengan berat 14,2 gram yang
berwarna putih.
Hasil kristalisasi dan pengeringan garam KNO3 yang telah menjadi kristal
beratnya adalah 14,2 gram, sehingga dapat ditentukan rendemanya yaitu berat KNO3
secara prakik dibagi dengan berat KNO3 secara teori dikali dengan 100 % maka
kurang dari 100 % berarti kristal garam KNO3 yang dibuat murni masih mengandung
KNO3. Akan tetapi hasil yang kami dapat ini dapat dikategorikan berhasil karena
berat rendemen yang dihasilkan di atas 50 %. Hal tersebut disebabkan karena adanya
benar-benar terpisah dari ampas hasil dari penyaringan yang mengandung NaCl
(natrium klorida).
BAB V
SIMPULAN
Kesimpulan dari hasil percobaan pembuatan kalium nitrat ini adalah membuat
kristal garam kalium nitrat dengan mencampurkan kalium klorida dengan NaNO3
sehingga terbentuk kristal. Rendemen yang dihasilkan dari pembuatan kalium nitrat
Ahmadi, Ks. 2010. Kristalisasi Pelarut Suhu Rendah Pada Pembuatan Konsentrat
Vitamin E dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit. Tanggerang: Jurnal
Teknologi Pertanian. Vol. 11, No. 1: Hal 1-2.
Dewi, D., dan Masduqi A. 2003. Penyisihan Fosfat dengan Proses Kristalisasi dalam
Reaktor Terfluidisasi Menggunakan Media Pasir Silika. Surabaya: Jurnal
Purifikasi. Vol. 4, No. 4: Hal 1 - 2.
Salbiah, C.,Muyassir., dan Sufardi. 2012. Pemupukan KCl, Kompos Jerami dan
Pengaruhnya Terhadap Sifat Kimia Tanah, Pertumbuhan Dan Hasil Padi
Sawah, (Oryza Sativa L.). Aceh: UNSIAH.
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANORGANIK I
PERCOBAAN II
OLEH