Anda di halaman 1dari 36

USUL PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT

(IbM)

IbM KELOMPOK TANI TEBU


BENIH KULTUR JARINGAN G2
DI KABUPATEN MAGELANG

Oleh:

Dr.Ir. HERMANTORO, MS. NIDN. 0008026001


Ir. RETNI MARDU HARTATI, SU NIDN. 0025015201
Ir. SRI WIDATA, MP NIDN. 0020066502

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2011
HALAMAN PENGESAHAN
Judul IbM: IbM KELOMPOK TANI TEBU BENIH KULTUR JARINGAN G2
DI KABUPATEN MAGELANG
1. Mitra Program IbM : 1. KELOMPOK TANI AKUR
2. Ketua Tim Pengusul
a. Nama : Dr.Ir. HERMANTORO, MS.
b. NIP : 19600208 198703 1 002
c. Jabatan/Golongan : Lektor Kepala / IV.a
d. Jurusan/Fakultas : Teknik Pertanian / Teknologi Pertanian
e. Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Stiper Yogyakarta
f. Bidang Keahlian : Teknologi Perkebunan
g. Alamat Kantor/Telp/Faks/E-mail : Jl. Nangka II Maguwoharjo, Depok, Sleman,
Yogyakarta
telp. 0274-885478 fax. 0274 885479
h. Alamat Rumah/Telp/Faks/E-mail : Perum Lojajar Indah E-13 Sinduharjo, Ngaglik,
Sleman
telp. 0274 864445 / 0819 3172 7065
email : her_mantr@yahoo.com
3. Anggota Tim Pengusul
a. Jumlah Anggota : Dosen 2 orang,
b. Nama Anggota I/bidang keahlian : Ir. Retni Mardu Hartati, SU/ Agronomi
c. Nama Anggota II/bidang keahlian : Ir. Sri Widata, MP/Alat Mesin Pertanian
d. Mahasiswa yang terlibat : 3 orang
4. Lokasi Kegiatan/Mitra
a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) : Desa Bandongan, Kab. Magelang
b. Kabupaten/Kota : Magelang
c. Propinsi : Jawa Tengah
d. Jarak PT ke lokasi mitra (km) : 35 km
5. Luaran yang dihasilkan : Benih Tebu G2 kualitas unggul dan produksi
tinggi dengan pupuk organik
5. Jangka waktu Pelaksanaan 10 Bulan
7. Biaya Total : Rp. 58.950.000,-
8. - Dikti : Rp. 51.950.000,-
- Sumber lain (Mitra / Pemda ) : Rp. 7.000.000,-
Yogyakarta, 21 Mei 2011
Mengetahui, Ketua Tim Pengusul
Dekan FTP INSTIPER

Dr. Ir. Ida Bagus Banyuro P, MS Dr. Ir. Hermantoro, MS


NIDN. 0520046401. NIDN. 0008026001
Mengetahui
Ketua LPM INSTIPER

Ir. Retni Mardu Hartati, SU


NIDN. 0025015201

1
Judul : IbM KELOMPOK TANI TEBU BENIH KULTUR JARINGAN G2
DI KABUPATEN MAGELANG

A. ANALISIS SITUASI
Permasalahan industri gula nasional sudah berlangsung semenjak tahun 1970-an yang
mencakup aspek produksi yang berkaitan usahatani tebu, konsumsi, efisiensi pabrik gula,
tataniaga dan perdagangan internasional.Permasalahan aspek produksi berkaitan menurunnya
kemampuan menghasilkan gula untuk memenuhi kebutuhan gula dalam negeri. Permasalahan
gula nasional ibarat penyakit kronis yang sampai sekarang resep yang manjur belum
diketemukan (Prabowo, 2000).
Turunnya produksi dan produktivitas gula disebabkan berbagai faktor seperti: budidaya
tebu di bawah standar, penanaman di bawah masa optimal, mayoritas lahan tebu adalah lahan
kering dengan produktivitas lebih rendah dari lahan sawah, proporsi tanaman keprasan lebih
besar (lebih 60%), mutu bibit tidak optimal, sistem tebang angkut tidak optimal dan adanya
gangguan hubungan antara lain pabrik gula dan petani (Muslim,2003:283; Siagian, 2004:56).
Indonesia kini masih menjadi negara pengimpor gula, keinginan agar Indonesia tidak
melaksanakan impor gula mulai tahun 2010, sebenarnya dapat dicapai, dengan syarat seluruh
stakeholder mempunyai komitmen bersama untuk mengutamakan kepentingan nasional. Bahkan
pemerintah (IKAGI,2008), pada kesempatan kongres Ikatan Ahli Gula Indonesia menyatakan
swasembada gula merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia. Di lain pihak Tim
Percepatan Peningkatan Produktivitas Gula, Direktorat Jendral Perkebunan, Departemen
Pertanian, menunjukkan bahwa kenaikan produksi gula saat ini masih ditunjang oleh adanya
pertambahan areal tanam atau ekstensifikasi (Media Perkebunan, 2008)
Nahdodin (1999), menjelaskan bahwa pada lahan sawah usaha tani tebu mengalami penurunan
produktivitas yaitu sekitar 16 sampai 17 ton hablur pada tahun 1930an menjadi 5 sampai 7 ton
hablur pada tahu 1990an. Pada lahan tegalan produktivitas usaha tani tebu di pulau Jawa sangat
rendah dibandingkan dengan PG swasta di luar Jawa yang sekitar 6 sampai 7.5 ton hablur/ha. Di
Thailand produktivitasnya mencapai 4 sampai 6 ton hablur/ha dan di Australia antara 9 sampai
14 ton hablur/ha. Rachmat M, 1996 (vide Nahdodin, 2000) mengemukakan bahwa terjadi
penggunaan pupuk dan tenaga kerja di bawah optimal.
Penurunan produktivitas gula ini tidak lepas dari perubahan sistem yakni dari sistim sewa
tanah masyarakat menjadi sistim kerjasama antara pabrik gula dan petani tebu yang memperoleh

2
kredit dari pemerintah berbunga murah. Pada sistem ini petani mendapat bimbingan teknologi
dari pihak pabrik gula. Sistem ini dikenal dengan nama Tebu Rakyat Intensifikasi atau TRI.
Dalam perkembangan perubahan sistem di atas, telah terjadi berbagai masalah sosial ekonomi,
baik bagi petani, pabrik gula maupun lembaga terkait lainnya (Agus Pakpahan, 1999) Dampak
lainnya adalah terhadap masalah teknis seperti pada banyak kasus agronomi antara lain masalah
pemupukan (dosis, jenis, cara, frekuensi) dan mutu keprasan yang kurang baik dan yang paling
terlihat adalah turunnya produktivitas hablur secara tajam.
Tebu memerlukan curah hujan yang merata sepanjang masa pertumbuhannya, idealnya
antara 1.500 – 2.000 mm per tahun dengan hari hujan antara 150- 200 hari per tahun dengan
musim kemarau pada saat tebang, namun bukan berarti tebu tidak dapat tumbuh di daerah yang
kering atau basah. Tebu yang tumbuh di daerah kering memerlukan irigasi, sedang yang tumbuh
di daerah basah tinggal mengatur pengairannya. Untuk mengetahui pengaruh iklim, maka perlu
pencatatan data iklim untuk kemudian dihitung berapa banyak defisit air bulanan dan tahunan.
”Water deficit” sampai di atas 500 mm per tahun dapat menurunkan produktivitas sampai 70 %,
kecuali jika diberi pengairan secukupnya maka produktivitas tebu dan rendemennya bahkan akan
meningkat.
Curah hujan yang cukup (di atas 5 mm) per hari hujan yang merata sepanjang masa
pertumbuhan dan kering 2-3 bulan pada saat menjelang masa tebang, merupakan iklim yang
paling cocok untuk tebu. Pengairan pada tebu diperlukan terutama pada wilayah yang musim
keringnya relatif panjang. Selain itu banyaknya embung atau kolam air atau danau-danau kecil
sangat membantu upaya pengairan dan membentuk mikro klimat yang relatif lebih lembab.
Secara Geografis Kabupaten Magelang terletak di antara 110˚ 01’ 51” dan 110˚ 26’ 58”
Bujur Timur, 7˚ 19’ 13” dan 7˚ 42’ 16” Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1.085,73 km2 (
108.573 Ha ). Wilayah Kabupaten Magelang memiliki posisi yang strategis karena eberadaannya
terletak di tengah-tengah, sehingga mudah dicapai dari berbagai arah. Secara geoekonomis,
Kabupaten Magelang merupakan daerah perlintasan, jalur kegiatan ekonomi, yaitu Semarang-
Magelang-Purwokerto dan Semarang-Magelang-Yogyakarta-Solo.
Wilayah Kabupaten Magelang secara topografi merupakan dataran tinggi yang berbentuk
menyerupai cawan (cekungan) karena dikelilingi oleh 5 (lima) gunung yaitu Gunung Merapi,
Merbabu, Andong, Telomoyo, Sumbing, dan Pegunungan Menoreh. Kondisi ini menjadikan
sebagian besar wilayah Kabupaten Magelang merupakan daerah tangkapan air sehingga
menjadikan tanah yang subur karena berlimpahnya sumber air dan sisa abu vulkanis.

3
Kabupaten Magelang mempunyai iklim yang bersifat tropis dengan dua musim yaitu musim
hujan dan musim kemarau, dengan temperatur udara 20˚ C - 27˚ C. Kabupaten Magelang
mempunyai curah hujan yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkan banyak terjadi bencana tanah
longsor di beberapa daerah pegunungan dan lereng gunung.
Wilayah Kabupaten Magelang di bagian tengah merupakan tanah endapan/alluvial yang
merupakan lapukan dari batuan induknya. Sedangkan di lereng dan kaki gunung merupakan
tanah endapan vulkanis. Wilayah Kabupaten Magelang Magelang terletak di Daerah Aliran
Sungai (DAS) Progo dan DAS Bogowonto. Sesuai dengan keadaan wilayahnya, Kabupaten
Magelang kaya akan mata air dan sungai. Terdapat 10 sungai besar/sedang dengan jumlah debit
maksimum 2.314 m3 /detik pada musim penghujan dan minimum 110,3/detik pada musim
kemarau, serta 55 mata air dengan jumlah debit 9.509 liter/detik.
Dalam bidang administrasi pemerintahan, Kabupaten Magelang dibagi dalam 21
Kecamatan dan 367 Desa serta 5 Kelurahan. Kecamatan Bandongan yang memiliki luas
geografis 4.579 ha dengan ketinggian 300-1.065 m diatas permukaan laut memiliki suhu udara
sampai 20-26 0C dengan topografi bergelombang mencapai 3.128 ha. Hal ini dipengaruhi dari
banyaknya hutan di wilayah Kecamatan Bandongan yang mencapai 144 ha hutan lindung dan
232 ha hutan rakyat. Lahan di areal ini terdiri dari 2.061 ha persawahan teririgrasi, 541 ha sawah
tadah hujan dan 683 ha ladang (tegalan)
Batas wilayah dari Kecamatan Bandongan adalah Kecamatan Windusari, Kota Magelang,
Kecamatan Tempuran, Kecamatan Kaliangkrik, Kecamatan Mertoyudan dan terdiri dari 14 desa
dengan jumlah penduduk mencapai 54.984 orang. Kepadatan penduduk mencapai 1.209
org/km2 dengan mata pencaharian di bidang pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan
digeluti oleh 15.417 orang. Hasil pertanian warga Kecamatan Bandongan meliputi padi, jagung,
kacang kedelai, kacang tanah, dan umbi-umbian. Sedangkan hasil di bidang peternakan meliputi
sapi potong, sapi perah, kambing, ternak domba, ternak ayam buras petelur, daging dan itik.
Terdapat 14 ha perkebunan kopi, 6 ha tebu, dan 18 ha kelapa yang dikelola masyarakat.
Kecamatan Bandongan yang memiliki suhu udara sejuk cocok sebagai areal pengembangan
potensi di bidang pertanian dan perkebunan dengan lahan yang luas serta didukung dengan
masyarakat usia potensial dan memiliki integritas yang tinggi dalam gotong royong, akan sangat
mendukung pengembangan perekonomian di wilayah ini.

4
Gambar 1. Peta situasi lokasi kelompok tani Kecamatan Bandongan Kab. Magelang

Kelompok Tani sasaran ada dua yaitu : Kelompok Tani Ngesti Raharjo Desa Sukodadi
Kecamatan Bandongan dan Kelompok Tani Kayu Manis Desa Bandongan Kecamatan
Bandongan Kabupaten Magelang.
Kelompok tani Ngesti Raharjo mempunyai anggota sebanyak 14 orang dengan luas lahan
6,50 Ha, sedangkan Kelompok Tani Kayu Manis mempunyai anggotan sebanyak 23 orang dngan
luas lahan 13,50 Ha.
Kedua kelompok tani ini pada awalnya adalah bergerak pada pertanian padi sawah, mulai
tahun 2012 mendapatkan proyek pengembangan tebu dengan bibit yang berasal dari kultur
jaringan. Seperti dketahui bahwa Pemerintah dalam rangka peningkatan produksi gula telah

5
menyapkan bibit asal kultur jaringan yang dikembangkan oleh P3GI. Bibit yang dihasilkan oleh
P3GI melalui kultur jaringan adalah bibit G2. Bibit G2 inilah yang kemudian dikembangkan
menjadi bibit G3 untuk ditanam di kebun tebu petani.
Kabupaten Magelang pada tahun 2012 ini mendapatkan target pengembangan tebu dari
benih kultur jaringan seluas 150 Ha. Ke dua kelompok tanai sasaran di Kecamatan Bandongan
akan mengembangkan kebun tebu selas 20 Ha. Dengan demikian kelompok tai harus memelihara
benih tebu G2 sebelum dapat menanam benih di lahan tebunya. Pembenihan dari kecambah G2
sampai siap replanting di kebun KBD adalah selama sekitar 6 – 8 minggu dengan perakaran telah
berkembang dan jumlah daun antara 6-7helai.
Berbagai keunggulan benih Kultur jaringan dibandingkan benih konvensional adalah
seperti Tabel 1.
Tabel 1. Keunggulan benih tebu dari kultur jaringan

B. PERMASALAHAN MITRA

Usaha budidaya tebu dapat dilakukan pada lahan sawah irigasi dan tadah hujan, serta
pada lahan kering/tegalan, dengan system TS (Tebu Sendiri) atau TR (Tebu Rakyat).

6
Daerah/wilayah pengembangan tebu masih terfokus di Pulau Jawa yakni di Provinsi, Jawa
Timur, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta dan Jawa Barat yang diusahakan di lahan sawah dan
tegalan. Sedangkan usahatani tebu pada lahan tegalan pengembangannya diarahkan ke Luar Jawa
seperti di Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Selatan dan
Gorontalo. Pemerintah juga telah mecanangkan rencana pengembangan ke provinsi lain yang
cocok dan sesuai berdasarkan agroklimat dengan membuka peluang investasi pembangunan
industri gula berbasis tebu yang terintegarasi di beberapa provinsi seperti Provinsi Sulawesi
Tenggara, Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara Barat. Adapun berdasarkan kajian potensi untuk
pengembangan industri gula masih terbuka seperti di Provinsi Papua, Maluku, Nusa Tenggara
Timur, Kalimantan Timur dan Sulawesi Tengah.
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengembangan usaha industri gula berbasis
tebu a.l. adalah:
_ Pengelolaan pada aspek on-farm yakni penerapan kaidah teknologi pertanaman yang
baik dan benar mulai dari persiapan lahan, pengolahan dan penanaman yang mengikuti
kaidah masa tanam optimal,
_ Pemilihan dan komposisi varietas bibit unggul bermutu,
_ Penggunaan, pemeliharaan serta tebang angkut muat (panen).

Usahatani tebu termasuk usahatani yang memerlukan biaya yang relatif bervariasi,
bergantung lokasi dan tingkat penerapan teknik budidaya. Untuk tanaman baru (PC), biaya
usahatani adalah sekitar Rp. 12,2 - Rp. 16,3 juta per ha. Dalam hal ini, biaya usahatani sudah
mencakup sewa lahan yang bervariasi antara Rp. 2 juta—Rp. 5 juta per ha. Tingkat keuntungan
(gross margin) berkisar antara Rp. 2,95—Rp. 5,70 juta per ha. Untuk tanaman keprasan 1 dan 2,
jumlah biaya diperkirakan sekitar Rp. 5,52 juta—Rp. 12,9 juta/ha dengan tingkat keuntungan Rp.
2,31 juta — Rp. 11,1 juta per ha.
Budidaya tanaman tebu secara umum merupakan hal yang relatif masih baru bagi ke dua
kelompok tani sasaran. Oleh karena sebelumnya kelompok tani terbiasa dengan budidaya padi
sawah. Berdasarkan diskusi dan pengamtan lapang beberapa permasalahan mitra adalah sebagai
berikut :
1. Kelompok tani mitra masih belum terbiasa dengan budidaya tanaman tebu, maka sangat
perlu dukungan dan bantuan pendampingan oleh tim pengusul

7
2. Pengembangan benih tebu G2 memelukan perhatian yang cukup serius oleh karena benih
asal kultur jaringan memerlukan adaptasi/ aklimatisasi sesuai lingkungan setempat yang
memadai
3. Persiapan pengbangan benig G2 perlu disertai dengan SOP tentang pembenihan yang baik
dan disosialisasi dengan matang ke kelompok tani pengembang.
4. Pada waktu transplanting benih G2 ke kebun KBD memelukan penanganan yang cermat
untuk menjamin keberhasilannya. Untuk hal tersebut perlu penyuluhan, pendampingan dan
pengembangan sampai ke kebun produksi

Gambar 2. Benih G2 asal kultur jaringan dari P3GI

Gambar 3. benih G2 yang telah dikecambahkan di polibag dan berumur 2 bulan

Dari berbagai permasalahan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok utama
permasalahan yang selanjutnya disepakati untuk ditangani melalui kegiatan IbM ini, yaitu :
a. Peningkatan pemahaman petani tentang SOP GAP (Good Agricultural Practices)
pembenihan tebu dari kultur jaringan G2 menjadi bibit G3 di KBN sampai siap untuk

8
tanam di kebun produksi, yang atan : pengecambahan, penyiapan meda tanam,
pemindahan di polibag, pemeliharaan benih sampai siap replanting di KBN.
b. Pemahaman persiapan penanaman dikebun KBN dan budidaya tanaman tebu dengan
SOP GAP di kebun produksi

C. SOLUSI YANG DITAWARKAN


1. Metode Pendekatan Untuk Mendukung Realisasi Program IbM
Untuk dapat berhasilnya pelaksanaan program Ipteks bagi masyarakat kelomok tani tebu
digunakan metode partisipasi aktif dari para pemangku kepentingan yang terkait, yaitu:
perguruan tinggi, pengusaha, dan pemerintah daerah (dinas terkait). Secara lebih rinci sebagai
berikut:
a. Kelompok tani tebu telah beberapa kali melakukan diskusi terkait dengan pengembangan
pembenihan tebu dari kultur jaringan, sehingga permasalahan dapat diketahui dan
dipecahkan secara bersama-sama dan sinergis.
b. Formulasi masalah yang akan diusulkan diatasi bersama dalam proposal ini dilakukan
dengan beberapa pertemuan dan kunjungan intensif. Pihak kelompok pengusaha, dan
dinas secara bersama – sama mengatasi permasalahan, kelompok petani mitra secara aktif
memberikan data dan usulan.
c. Prioritas permasalahan yang akan diatasi dan alternatif-alternatif solusi permasalahan
juga didiskusikan bersama.
d. Solusi permasalahan mengacu pada teori dan metode praktis yang telah ada.
e. Penentuan alternatif solusi dengan mempertimbangkan kondisi sosial masyarakat petani,
misalnya di dalam perencanaan aplikasi teknologi benih dipilih teknolgi yang murah,
mudah diterapkan, mudah dirawat, dan mudah diproduksi kembali, mengingat tingkat
pendidikan pelaku usaha yang sebagian besar lulusan SLTP, demikian pula halnya
dengan metode pengolahan dan budidaya senantiasa didiskusikan bersama dengan
melihat kondisi kelompok tani dan masyarakat setempat.
f. Dalam pelaksanaan program, misalnya pembuatan alat dan perbaikan metode pangolahan
dan budidaya, anggota kelompok industri berperan aktif, tidak hanya menerima barang
jadi. Anggota kelompok industri juga akan dilibatkan dalam perbaikan metode
pengolahan dan budidaya merupakan hasil diskusi bersama dengan kelompok tani

9
g. Untuk menjamin keberlanjutan sistem, maka dilakukan pelatihan partisipatif bagi anggota
kelompok. Materi pelatihan meliputi: pembuatan pupuk organik, pembuatan alat tepat
guna, perbaikan metode pasca panen tebu, metode budidaya, perawatan tanaman, dan
perawatan alat.

2. Rencana Kegiatan yg merupakan langkah-langkah solusi atas persoalan


Langkah-langkah kegiatan untuk memberikan solusi atas permasalahan kelompok tani
tebu Kayu Manis dan Ngesti raharjo dalam hal pengemangan benih tebu unggul dari kultur
jaringan adalah sebagai berikut:
a. Diskusi dengan mitra lebih terfokus terhadap setiap permasalahan dan lingkungannya.
b. Perancangan :
1) konsep dasar peningkatan produksi
2) konsep dasar metode irigasi efisien
3) konsep dasar alat grading buah salak
4) konsep dasar alat pembuat pupuk organik berbahan baku kotoran ternak
5) konsep dasar metode pembenihan tebu G2 dan G3
c. Penerapan rancangan di lokasi kegiatan:
1) Pembuatan sistem pembenihan tebu G2 yang efisien dengan menggunakan
teknologi yang telah teruji di lokasi kebun kelompok petani
2) Pembuatan alat pemindah benih transplanting sederhana yang aman
3) Pembuatan leaflet SOP GAP pembenihan dan buduntuk dibagikan kepada petani
salak anggota kelompok.idaya tebu asal kultur jaringan
d. Uji fungsional dan verifikasi sistem pembenihan diikuti penyempurnaan jika diperlukan.
e. Pelatihan / penyuluhan bagi anggota kelompok mitra terkait sistem-sistem yang
diaplikasikan dan aktivitas penjamin keberlanjutan.

3. Partisipasi Mitra
Dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program ini kelompok pengusaha mitra
berperan aktif, dalam hal:
a. Pemberian data dan permasalahan yang dihadapi.
b. Diskusi aktif pendalaman permasalahan, penentuan prioritas yang akan ditangani, dan
pengembangan alternatif solusi.

10
c. Pemberian bahan baku (lahan, benih, kotoran ternak) untuk uji coba kegiatan / demplot
dan demonstrasi
d. Penyediaan tenaga kerja untuk pelaksanaan kegiatan
e. Kesanggupan untuk menyebarluaskan teknologi yang diaplikasikan kepada seluruh
anggota kelompok dan kemlompok - kelompok lain terutama yang ada di wilayah sekitar
usaha

D. TARGET LUARAN
1. Jenis Luaran yang akan dihasilkan
Luaran yang akan dihasilkan dari kegiatan adalah peningkatan dan pengembangan benih
G2 dan G3 tebu unggul. Peningkatan presentase keberhasilan benih benih tebu menjadi > 80 %
dan pembinaan secara berkelanjutan. Secara terinci luaran yang akan dihasilkan dari kegiatan ini
adalah
a. Digunakannya buku SOP GAP pembenihan tebu unggul G2 oleh kelompok tani sebagai
pedoman dalam pengelolaan pembenihan tebu dan berkelanjutan
b. Peningkatan produksi benih tebu mencapai kenaikan sebesar 90% hasil.
c. Perbaikan sistem tranpalnting benih ke kebun KBD dan kebun produksi seperti diusulkan
pada Lampiran 2
d. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan teknis seluruh anggota kelompok dan
kelompok lain di wilayah sekitar mitra tentang sistem benih G2, transplanting, dan kebun
produksi melalui pelatihan dan pendampingan

2. Spesifikasi luaran
Luaran yang dihasilkan akan memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Buku SOP GAP Salak pondoh dibuat dalam bentuk buku dan dicetak untuk dibagikan
kepada kelompok tani. Buku ini memuat pemilihan lahan, teknik benih, pengisian polibag,
trnaplanting, pemeliharaan tebu produksi.
b. Demplot pembenihan tenu G2 seluas 1 Ha. Dengan aplikasi teknologi yang teruji seperti
pada lampiran
c. Metode pembuatan pupuk organik berbahan dasar kotoran ternak dengan ukuran 10 m x 6
m dibangun dilokasi sasaran kelompok tani. Bangunan dibuat dengan menggunakan atap
deklit dan lantai pelur.

11
d. Pelatihan / penyuluhan / pendampingan bagi anggota kelompok industri mitra terkait
sistem-sistem yang diaplikasikan dengan spesifikasi seperti tabel berikut :

Tabel 2. Materi dan tempat pelatihan bagi anggota kelompok mitra


Materi penyuluhan Jumlah
Jenis materi Pemateri Tempat
/pelatihan/pendampingan peserta
Materi Kelas Penanganan benig G2 dari P3GI Ketua dan KT 20 orang.
dengan menerapkan SOP GAP Anggota tim Kayumanis Angg. Klp.
dengan baik dan Ngesti tani
raharjo
Materi Kelas Tranplanting benih G2 ke kebun Ketua dan KT 20 orang.
dan KBD Anggota tim Kayumanis angg. klp. tani
dan Ngesti
raharjo
Materi Pelatihan penerapan SOP GAP Ketua dan KT 15 orang
Lapangan (persiapan tanam, pemupukan, Anggota tim Kayumanis angg. Klp.
pemeliharaan, transplating, dan dan Ngesti tani
pengendalian hama terpadu) raharjo
Materi Pelatihan pembuatan pupuk Ketua dan KT 15 orang
Lapangan organik berbahan baku kotoran Anggota tim Kayumanis angg. Klp.
ternak dan Ngesti tani
raharjo
Materi Pendampingan pada seluruh Ketua dan KT 15 orang
Pendampingan aspek yang ditransfer kepada Anggota tim Kayumanis angg. Klp.
mitra dan Ngesti tani
raharjo

E. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI


1. Kualifikasi Tim Pelaksana
Institut Pertanian Stiper Yogyakarta memiliki tiga Fakultas dan enam jurusan, yaitu
Fakultas Pertanian dengan jurusan Agribisnis dan Agroteknologi; Fakultas Teknologi Pertanian
dengan dua jurusan : jurusan Teknologi Hasil Pertanian dan Mekanisasi Pertanian; dan Fakultas
kehutanan. Disamping itu Institut Pertanian Stiper juga memiliki Program Pasca Sarjana
Magister Manajemen Perkebunan (MMP). Masing-masing Fakultas diasuh oleh dosen yang
bergelar Profesor, dan sebagian besar (92%) Dosen berpendidikan Strata-2 dan Strata-3.
Staf Pengajar Perguruan Tinggi yang akan melakukan program IbM terdiri atas 3 (tiga)
orang Dosen/Staf pengajar dengan latar belakang keilmuan dan pengalaman sesuai kebutuhan
dan program juga dibantu oleh satu orang teknisi dan satu orang laboran.

12
Tabel 3 . Daftar tim pelaksana dan konsultan ahli
No Nama Jabatan Bidang keahlian
1 Dr. Ir. Hermantoro, MS Ketua tim pengusul Teknologi Perkebunan
2 Ir. Retni Mardu Hartati, SU Anggota tim Agronomi/budidaya tebu
3 Ir. Sri Widata, MP Anggota tim Alat Mesin Pertanian
4 Supanto Teknisi Teknik Mesin
5 Kuswanto Laboran Perkebunan

Beberapa pengalaman yang pernah dilakukan oleh pelaksana kegiatan antara lain :
1. Ketua dan salah anggota tim pelaksana kegiatan berpengalaman sebagai perancang pabrik
pengolahan salak pondoh dalam perancangan pabrik pengolahan salak pondoh PT Adi
Wiyata Panca Arga di Cilacap Jawa Tengah
2. Ketua tim pelaksana dan anggota berpengalaman sebagai penyusun roadmap pengolahan
dan pemasaran hasil pertanian propinsi DIY
3. Ketua tim pelaksana dan anggota berpengalaman sebagai instruktur dan pendamping
dalam Pendidikan Life Skill (PKH-PNF) 2006 / Pelatihan Usaha Pengelolaan Jasa Alat
dan Mesin Pertanian
4. Ketua tim pelaksana berpengalaman dalam pendampingan dan pemberdayaan Kelompok
Petanan Pemakai Air (P3A) di Prodvinsi DIY dalam pengelolaan air dan pengembangan
usaha agribisnis berbasis pertanian pangan
5. Ketua tim pelaksana berpengalaman berpengalaman dalam penyusunan dan perbaikan
Food Insecurity Atlas DIY 2009
6. Ketua tim pelaksana berpengalaman berpengalaman dalam peyusunan profil dan
Pemetaan Kebun Salak Pondoh Kabupaten Sleman
7. Anggota tim pelaksana mempunyai pengalaman pengabdian masyarakat yaitu membuat
Rancang Bangun Alat Pengering Topeng dan Patung Kayu untuk Industri Kecil Patung
dan Topeng Kayu dalam program Vucer di desa Putat, Kecamatan Patuk, Gunung Kidul
8. Anggota tim pelaksana mempunyai pengalaman pengabdian masyarakat yaitu membuat
Rancang Bangun Alat Penyaring VCO bertekanan Untuk Industri Kecil VCO dalam
program Vucer.
9. Anggota tim pelaksana mempunyai pengalaman melakukan pengabdian masyarakat yaitu
dalam program Vucer tentang Perancangan alat Pengering Gula Kelapa Granuler
10. Anggota Tim berpengalaman sebagai reviewer proposal penelitian yang dibiayai DIKTI

13
11. Anggota tim berpengalaman sebagai anggota tim ahli pengendalian hama penyakit
tanaman salak pondoh di Pusat Penelitian Kopi dan Salak pondoh Jember.
12. Anggota tim pelaksana mempunyai pengalaman melakukan pengabdian masyarakat
dalam pengembangan dan perbaikan teknologi fermentasi salak pondoh dan perbaikan
mutu biji

Beberapa fasilitas yang dimiliki oleh INSTIPER yang dapat mendukung pelaksanaan
program IbM antara lain:
1. Laboratorium Sentral INSTIPER untuk melayani praktek mahasiswa dan pelayanan
umum jasa analisis.
2. Berbagai laboratorium yang terdapat pada masing-masing Fakultas/Jurusan.
3. Kebun Pendidikan dan Penelitian (KP2) di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Semarang
dengan berbagai ketinggian tempat mewakili dataran rendah hingga dataran tinggi.
4. Kebun Percobaan / Produksi Salak pondoh PT Adiwiyata Panca Arga
5. Instalasi Pilot Plan sebagai unit income generating di lingkungan Institut Pertanian Stiper
untuk melatih mahasiswa melakukan wirausaha produk-produk pertanian serta
mengembangkan berbagai peralatan industri kecil.
6. Laboratorium Teknologi mekanik, mekanisasi pertanian, dengan peralatan : las (listrik
dan gas) , bubut, dan gerinda potong, mesin bor, perlatan kerja bangku, gerinda tangan,
dsb Beberapa fasilitas yang dimiliki oleh INSTIPER yang dapat mendukung pelaksanaan
program IbM antara lain:

14
2. Jadwal Kegiatan

URAIAN BULAN KE
NO
KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Persiapan: visitasi
ke lokasi, diskusi
penda-laman
dengan mitra
2 Penyiapan /
penyusunan SOP
3 Pembenihan tebu
G2
4 Penyempurnaan
pengisian polibag,
pengecambahan,
dan pemindahan
benih tebu
5 Penbuatan dan
pence-takan buku
SOP GAP
6 Pembelian bahan
dan alat
7 Pembuatan alat
trnaplanting
sederhana
8 Pembuatan/fabrikasi
pembuatan pupuk
organik
9 Demo pebenihan
pengPengirsian
polibag,
perkecambahan dsb

15
10 Penyempurnaan alat
setelah melalui uji
verifikasi
11 Pelatihan
pengelolaan kebun
benih
12 Pelatihan
trnaplanting dan
KBD

13 Pelatihan
pemidahan
benih ke KBD
16 Pelatihan
panen
budidaya tebu
17 Pelatihan
panen tebu
18 Pendampingan
pada seluruh
aspek yang
ditransfer
19 Evaluasi
bersama mitra
20 Penyusunan
Laporan

16
F. BIAYA PEKERJAAN
Jenis Rp /
No Rincian Kegiatan Sat Jumlah biaya (Rp)
Kegiatan satuan
1. Honorarium 11.000.000
Ketua 1 orang x 10 bl x Rp
300.000 10 300.000 3.000.000
Anggota : 2 orang x 10 bl x Rp
250.000 20 250.000 5.000.000
Teknisi / laboran : 2 org x 10 bl x
Rp 100.000 20 150.000 3.000.000

2. Bahan habis 34.625.000


ATK : kertas hvs 80 gr, tinta
printer, fotocopy 500.000
Pembenihan G2 tebu (media tanam, pempukan,
pestisida, sanitasi kebun,)
- Pupuk kandang 5 truk 50.000 50.000
- Pupuk kimia 5 zaq 75.000 375.000
- Cangkul, arit 10 set 75.000 750.000
- pisau okulasi 10 set 50.000 500.000
- drum/ wadah 5 unit 50.000 250.000

Bahan untuk pengendalian hayati


penyakit tebu
- alat perbanyakan agen hayati 1 set 3.000.000 3.000.000
- bahan perbanyakan agen hayati 1 set 1.500.000 1.500.000
- alat aplikasi agen pengendali
hayai 1 set 750.000 750.000
- sewa demplot 1.000.000 1.000.000
Bahan untuk pengendalian hayati hama
tebu
- bahan rearig agen hayati 1 set 2.000.000 2.000.000
- alat aplikasi 1 set 750.000 750.000

Bahan untuk pembuatan demplot benih


- polibag 1 set 4.500.000 4.500.000
- selang, tendon air 1 set 500.000 500.000
- pompa air 1 set 2.500.000 2.500.000
- kolam air 1 set 2.000.000 2.000.000
Bahan untuk pembuatan pupuk organik
- kayu - kayu balok, papan, plepet 1 set 1.000.000 1.000.000
- plastik transparan 1 set 750.000 750.000
- deklit 1 set 500.000 500.000
- baut - baut 1 set 100.000 100.000
- plat baja 3 lbr 750.000 2.250.000
- semen 10 zaq 55.000 550.000
- pasir 1 rit 450.000 450.000
- batu bata 1000 bj 1.000 1.000.000
- gamping 2 zaq 25.000 50.000
Bahan untuk pelatihan
pembuatan pupuk organik/
komposter komunal 1 unit 1.500.000 1.500.000
Pembuatan Buku SOP GAP Benih
Tebu 100 exp 40.000 2.000.000
Komsumsi 150 oh 12.500 1.750.000
instruktur pelatih dan nara sumber 9 oh 200.000 1.800.000
3. Peralatan sewa peralatan bengkel, 3 bulan 1.950.000
mesin bor, 1 unit 3 bl 100.000 300.000
mesin las listrik 1 unit 3 bl 100.000 300.000
meja kerja bengkel 1 unit 3 bl 75.000 225.000
gergaji litrik 1 unit 3 bl 75.000 225.000
peralatan pertukangan kayu 1 set 3 bl 300.000 900.000

4. Perjalanan 7.400.000
mengurus perijinan dan kerjasama 2 50.000 100.000
observasi analisis situasi : 3 org x 2
hari 6 50.000 300.000
pengadaan alat dan bahan 6 50.000 300.000
pemasangan alat : 5 org x 2 hr 10 50.000 500.000
pengujian kinerja : 3 org x 2 hr 6 50.000 300.000
pelatihan : 5 org x 2 hr 10 50.000 500.000
pendampingan : 3 org x 2 hr x 3 bl 18 50.000 900.000
seminar Jakarta : 2 org x 3 hr 6 450.000 2.700.000
penginapan seminar 2 org x 2 mlm 4 450.000 1.800.000

5. Pengeluaran lain - lain


ongkos tukang 30 ho 50.000 1.500.000 4.100.000
Uji kinerja alat 2 pkt 300.000 600.000
Dokumentasi 1 pkt 500.000 500.000
Pembuatan Laporan dan Pengiriman 1 pkt 500.000 500.000
Publikasi 1x 1.000.000 1.000.000

6. Evaluasi program bersama mitra 1.200.000


12 org x 2 kali 24 50.000 1.200.000
TOTAL BIAYA KESELURUHAN 58.950.000
DANA DARI MITRA 2 kelompok 7.000.000
DANA DARI DIKTI 51.950.000

18
19
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


KETUA TIM PENGUSUL

1. NAMA : DR. IR. HERMANTORO, MS


2. NIP : 19600208 198703 1 002
3. TEMPAT/ TGL LAHIR : SLEMAN/ 08 FEBRUARI 1960
4. PANGKAT/ : LEKTOR KEPALA, IV-a
GOLONGAN
5. PERGURUAN TINGGI : INSTITUT PERTANIAN"STIPER"
YOGYAKARTA
6. ALAMAT KANTOR : JL. NANGKA 2, MAGUWOHARJO, DEPOK,
SLEMAN, YOGYAKARTA-55283
7. TELP. KANTOR : 0274-885478
8. ALAMAT RUMAH : PERUMANAH LOJAJAR INDAH E-13
SINDUHARJO, NGAGLIK, SLEMAN
9. TELP. RUMAH/HP : 0274-864445/ 081931727065
10. EMAIL : her_mantr@yahoo.com

11. RIWAYAT
PENDIDIKAN
NAMA
TAHUN PENDIDIKAN
PERGURUAN BIDANG ILMU
(tahun masuk s.d. lulus)
TINGGI
S1 1979 - 1985 UGM MEKANISASI
PERTANIAN
S2 1989 - 1992 UGM MEKANISASI
PERTANIAN
S3 1999- 2003 IPB TEKNIK PERTANIAN

12. PENGALAMAN 10 TAHUN TERAKHIR

A. PENGALAMAN SEBAGAI PEMBIMBING PERTAMA MAHASISWA (S2 dan


S3).
No. NAMA MAHASISWA JENJANG JUDUL TAHUN
1 IR. HERI SUSANTO S2 ANALISIS TINGKAT 2007
PENDIDIKAN TERHADAP
KINERJA PEGAWAI PG.
KALIBAGOR
2 IR. EKA S2 PENGEMBANGAN ANN 2008
SUHARTANTO UNTUK KELAYAKAN
PENGEMBANGAN

20
PERKEBUNAN SALAK
PONDOH DI DIY

3 SUKARYONO, SE S2 ANALISI KINERJA 2009


KELOMPOK TANI SALAK
PONDOH DALAM
PARTISIPASI PPSIP

B. PENGALAMAN SEBAGAI PENERIMA PROGRAM HIBAH KOMPETISI DARI


INSTITUSI YANG KREDIBEL.

1) PROGRAM PENELITIAN
N TAHU PERANA
JUDUL INSTITUSI
O N N
1 Efektifitas Sistem Fertigasi Yayasan Supersemar dan PT.
Kendi untuk tanaman Lahan 2003 Ketua Astra
Kering, Kasus Pada Tanaman
Lada perdu
2 Aplikasi Model ANN
terintergrasi dengan GIS untuk 2007 Ketua DP2M DIKTI
Evaluasi Kesesuaian Lahan
Perkebunan Salak pondoh
3 Aplikasi Model ANN
terintergrasi dengan GIS untuk 2008 Ketua DP2M DIKTI
Evalaluasi Kesesuaian Lahan
Perkebunan Salak pondoh DI
Daerah Istimewa Yogyakarta
4 Penyusunan Roadmap
Tanaman Pangan (Serealia dan 2008 Ketua Tim Dinas Pertanian DIY
Umbi2an) daerah Istimewa
Yogyakarta

2) PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


N TAHU PERANA
JUDUL INSTITUSI
O N N
1 Pengelolaan Daerah Aliran Dinas Kimpraswil DIY,
Sungai Berbasis partisipasi 2005 Ketua Tim Bidang SDA
Masyarakat
2 Perencanaan dan Dep. Kimpraswil, Balai Irigasi
pengembangan Laboratorium 2005- Anggota
Lapangan Sistem Irigasi di 2006
Balai Irigasi Bekasi, Litbang
Irigasi.

21
3 Penyuluhan Usaha Dirjen PLS-DEPDIKNAS
Pengelolaan Jasa Alat mesin 2006 Ketua Tim
Pertanian (UPJA) di
Kecamatan Klaten
4 Monitoring dan Evaluasi Bapeda DIY
Pelaksanaan Program PPSIP di 2006 - Ketua Tim
DIY 2008
5 Penyusunan Profil dan 2009 Ketua Tim Dinas Pertanian DIY
Mapping Kawasan Salaleman
3) PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
N TAHU
JUDUL PERANAN INSTITUSI
O N
1 Aplikasi jaringan syaraf tiruan Dosen DIKTI-DEPDIKNAS
untuk prediksi produksi Salak 2005 Pembimbing
pondoh
2 Prediksi Kadar Bahan Organ ik Dosen DIKTI-DEPDIKNAS
Dalam Tanah menggunakan 2006 Pembimbing
Pengolahan Citra Digital
3 Aplikasi Pengolahan Citra Dosen DIKTI-DEPDIKNAS
Digital dan ANN untuk 2008 Pembimbing
penentuan Tingkat (Peserta
Kematangan Buah Salak PIMNAS
pondoh 2008)
4 Aplikasi ANN terintegrasi Dosen DIKTI-DEPDIKNAS
dengan GIS untuk Evaluasi 2009 Pembimbing
Kesesuaian Lahan Perkebunan
Kelapa Sawit
5 Pemanfaatan Limbah Dosen DIKTI-DEPDIKNAS
cangkang Kelapa sawit untuk 2009 Pembimbing
Pembuatan Asap Cair Guna
pengawetan Ikan Nelayan

C. JURNAL DAN ARTIKEL ILMIAH


N TAHU
JUDUL PERANAN INSTITUSI
O N
1 Pengembangan Extensi ANN Penulis Seminar Nasional dan
dalam Arcview GIS untuk 2009 Utama/ Konggres Perhimpunan
Prediksi Prodoktivitas pemakalah Informatika Pertanian
Tanaman Perkebunan Indonesia, Bogor

22
2 Aplikasi Model Artificial Penulis Jurnal Agribisnis dan
Neural Network terintegrasi 2009 Utama Teknologi Pertanian,
dengan Gegraphical UNSRI Palembang
Information System untuk
Evaluasi Kesesuaian Lahan
Perkebunan Salak pondoh di
DIY
Peningkatan Efektifitas Penulis Jurnal Agroteknose Vol.3
Tampungan Air Embung 2007 tunggal No. 1. Fakultas Teknologi
melalui Rekayasa Bentuk. Pertanian INSTIPER
3 Penentuan Kadar bahan Penlis Seminar Nasional dan
Organik menggunakan 2007 Utama/pema Konggres PETETA
Pengolahan Citra Digital dan kalah
Artificial Neural Network
4 Sistem Irigasi Kendi Hemat Penulis Jurnal Agroteknose, Fak.
pemakaian Air dan Pupuk. 2006 utama Teknlogi Pert. INSTIPER
5 Modling and Simulation of Penulis International Seminar in
Solute Transport in Soil with 2004 Utama/ Biological Resources
Pitcher Fertigation System pemakalah Sustainability and
Develpment, IPB-Tokyo
University, Banten,
6 Effectiveness of Pitcher Penulis ke 2/ Proceeding of 7th
Fertigation on Bush Pepper 2006 pemakalah International Micro
Plant. Irrigation Congress. Kuala
Lumpur, Malaysia.
7 Simulation of Solute Transport Penulis ke 2/ PROCEEDING
in Soil to Evaluate the 2006 pemakalah International Symposium on
Effectiveness of Pitcher Sustainable Agriculture in
Fertigation System on Bush Asia . Pg 35 – 41. Copyright
Pepper Plant. @ Office of International
Programs – IPB
8 Pemodelan dan Simulasi Penulis Jurnal Agroteknose Vol.1
Sistem Kendali Fuzzy Logic 2005 utama No. 1. Hal 17 - 22
pada Budidaya Tanaman
Sistem Surjan.
9 Peningkatan Prduksi Lada Penulis Buletin Ilmiah Instiper
Perdu dengan Rekayasa 2005 utama Volume 21No 1 April 2005.
Rizosfer menggunakan
Fertigasi Kendi.
10 Modling and Simulation of Penulis International Seminar in
Solute Transport in Soil with 2004 Utama/ Biological Resources
Pitcher Fertigation System, pemakalah Sustainability and
Develpment, IPB-Tokyo
University, Banten, 2004

23
11 Penentuan Koefisien Dispersi Penulis Buletin Keteknikan
Hidrodinamik Transport 2002 Utama Pertanian Volume 16 No. 1
Larutan dalam Tanah dengan Mei 2002. Terakreditasi
Metode Inverse Problem “A”. ISSN 0216-3365.
12 Kajian Sistem Fertigasi Kendi Penulis Makalah pada Seminar
pada Budidaya Tanaman 2002 Utama/pema Nasional PERTETA 2002,
Lahan Kering. kalah UNIBRAW, Malang 3 – 4
Mei 2002.
13 Teknologi Inovatif Irigasi Penulis/ Makalah Seminar Nasional
Lahan Kering dan Basah Studi 2002 pemakalah BK Teknik Pertanian dan
Kasus untuk Tanaman Lada BK Kimia-PII. Jakarta 09
Perdu. Juli 2002.
14 Simulasi Dinamika Kadar Air Penulis/ Prosiding Seminar Nasional
Tanah Terkendali pada 2001 pemakalah dan Konggres PERTETA-
Budidaya Tanaman Bawang 2001. Kerjasama antara
Merah. balai Besar Pengembangan
Alat dan Mesin Pertanian,
PERTETA Pusat, dan
Badan Litbang Pertanian

D. PENGALAMAN RUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK/REKAYASA SOSIAL


LAINNYA
TEMPAT RESPON
N JUDUL/TEMA/JENIS TAHU INSTITU
PENERAPA MASYARAK
O REKAYASA SOSIAL N SI
N AT
1 Pengelolaan Daerah Aliran Dinas terkait Baik 2007 Dinas
Sungai Berbasis Partisipasi DIY Kimpraswi
Masyarakat l DIY
2 Redefinisi Tugas Dinas-dinas Baik 2006 Bapeda
Kelembagaan Pengelola terkait DIY
Irigasi (KPI)
3 Pengembangan PPSIP pada Daerah Baik 2005 Bapeda
P3A/GP3A/IP3A Irigasi DIY
Sasaran
Program
WISMP

E. PENGALAMAN SEBAGAI PENGELOLA UNIT PENELITIAN (LAB,


LEMBAGA, DLL)
NO UNIT PENELITIAN TAHUN PERANAN
1 Pusat Penelitian Perkebunan ISTIPER 2005 - 2007 Kepala Pusat
2 Kelompok Laboratorium Teknik tanah dan 2004 - 2007 Koordinator lab
Air

24
3 BioREDC (Pusat Pengembangan 2006- sekarang Direktur
Sumberdaya Hayati da Lingkungan)
INSTIPER

F. PUBLIKASI NASIONAL DAN/ATAU INTERNASIONAL


TAHU
N N NAMA HALAMA
NAMA PENULIS JUDUL
O TERBI JURNAL N
T
1 Hermantoro;Slamet Aplikasi Model Artificial Jurnal 331-337
Suprayogi,Rudiyanto Oktober Neural Network Agribisnis
2008 terintegrasi dengan dan Industri
Gegraphical Information Pertanian
System untuk Evaluasi
Kesesuaian Lahan
Perkebunan Salak pondoh
di DIY
2 Hermantoro;Slamet Apr-08 Aplikasi Model Artificial Jurnal Teknik 15-20
Suprayogi,Rudiyanto Neural Network Pertanian
terintegrasi dengan
Gegraphical Information
System untuk Evaluasi
Kesesuaian Lahan
Perkebunan Salak pondoh
3 Hermantoro 2007 Peningkatan efektifitas Jurnal 43-49
tampungan embungmelalui Teknologi dan
perbaikan bentuk dan Engineering
dimensi Peranian
4 Hermantoro, 2006 Prediksi Kadar Bahan Jurnal 16-23
Rudiyanto, Lispantri Organikdalam Tanah Teknologi dan
Munthe Menggunakan Pengolahan Engineering
Citra dan Jaringan Syaraf Peranian
Tiruan
5 Hermantoro 2005 Pemodelan Sistem Kendali Jurnal 17-22
Fuzzy Logic Pada Teknologi dan
Budidaya Tanaman Sistem Engineering
Surjan Peranian
6 Hermantoro 2004 Aplikasi Sistem Fertigasi Buletin 31-40
Kendi Pada tanaman lada Instiper
Perdu
7 Hermantoro dan B.I. 2002 Penentuan Koefisien Buletin 20-27
Setiawan, Dispersi Hidrodinamik Keteknikan
Transport Larutan dalam Pertanian
Tanah dengan Metode

25
Inverse Problem.
8 Hermantoro dn Desemb Pemodelan Neraca Air Buletin 14-19
Pusposutardjo er 2000. untuk Menentukan Keteknikan
Kebutuhan Air dan Pertanian
Koefisien Transpirasi
Tanaman

F. SEMINAR/WORKSHOP/KURSUS
FOKUS/JUDUL
NO TEMPAT WAKTU PERANAN
KEGIATAN
1 Seminar Nasional “Inovasi Yogyakarta, 24-25 Agustus 2007 Ketua Pelaksana
Teknologi & Kelembagaan
Pertanian Dalam Upaya
Meningkatkan Pemberdayaan
Masyarakat”

2 Seminar Nasional Yogyakarta, Desember 2008 Ketua Pelaksana


“Pengembangan Industri
Makanan dan Minman
Melalui Perkuatan Asosiasi”

3 Seminar Nasional dan Yogyakarta, Desember 2007 Anggota Panitia


Konggres PETETA
4 Seminar Road Map Yogyakarta, Desember, 2008 Ketua panitia
Pengembangan tanaman
pangan, DIY

Yogyakarta, 20 Mei 2012

Dr. Ir. Hermantoro, MS

26
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ANGGOTA TIM PENGUSUL

Nama : Ir. Sri Widata, MP.


NIP : 132 164 035
Tempat, Tanggal Lahir : Sleman, 20 Juni 1965
Perguruan Tinggi : Politeknik LPP Yogyakarta
Alamat Kantor : Jl. LPP No 1 A Yogyakarta 55222
- Telepon : 0274-555776
- Fax : 0274-585274
- Email : Surat@politeknik_lpp.ac.id
Alamat Rumah : Jl. Kaliurang KM 10 Sardonoharjo Ngaglik
Sleman - Yogyakarta
- Telepon : 0815 7872 6923
- Email :-
Pendidikan Terakhir : Master Teknik Pertanian
- Tempat Pendidikan : Universitas Gadjah Mada
- Tahun Lulus : 1996

Pengalaman Pengabdian Masyarakat :

Tahun Jenis Program Sumber Dana


1998 Mesin Pengiris Type Engkel Automatik untuk Industri Voucer
Keripik Pisang DP2M-DIKTI
1998 Aplikasi Alat Pengupas Kedelai Kering Pada Dana Rutin Unej-Jember
Perusahaan Tempe
1999 Rekayasa Alat Pengrebus Kopi Kering tipe Voucer
Hammerlmill dengan Sistem Ulir DP2M-DIKTI
1999 Mesin Pemarut Kelapa dan Perajang Singkong Mekanis Mandiri
2000 Rekayasa Semi Automatice Feeding untuk Voucer-DP2M-DIKTI
Meningkatkan Produktivitas Pemeliharaan Ayam
2003 Rekayasa “Automatic Humidifier Control” untuk Voucer-DP2M-DIKTI
Meningkatkan Kualtias dan Produktivitas Jamur Kuping
2005 Pembuatan Alat Pengering Konduksi dari Bahan Baker Voucer
Limbah Untuk Meningkatkan Kualitas Jamur Kuping DP2M-DIKTI
2007 Pengembangan dan Pemasyarakatan Mesin Pengering RapIpteks
Padi di Kelompok Tani Lestari Makmur DP2M-Dikti
2008/ Peningkatan Produksi dan System manajemen VMT
2009/ klengkeng Pingpong Dalam Upaya Memperluas Pasar DP2M-DIKTI
2010 Antar Pulau

Yogyakarta, 20 Mei 2012

Ir. Sri Widata, MP.


NIP. 132 164 035

27
28
29
Lampiran 2. Gambaran Ipteks yang akan ditransfer kepada mitra

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan diterapkan dalam kegiatan IbM ini secara
garis besar adalah pengetahuan, teknologi, dan ketrampilan terapan. Hal ini terkait dengan
situasi mitra (kelompok tani yang sebagian besar memiliki tingkat pendidikan rendah,
meskipun ada beberapa yang tamat SMA bahkan diploma. Selain itu juga permodalan yang
bisa diigolongkan kecil, rata – rata kepemilikan lahan hanya sepertiga hektar. Oleh karena itu
transfer teknologi terapan yang diaplikasikan berupa teknologi sederhana, dengan bahan yang
mudah didapat di lokasi.
Kesejahteraan mitra/petani dapat diperoleh dengan tingkat produktivitas yang meningkat.
Selain dengan sarana infrastruktur, maka harus disertai dengan peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan sebagai jaminan keberlanjutan. Di dalam kegiatan IbM ini dilaksanakan pelatihan
yang disertai dengan buku SOP sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembenihan dan budidaya
tebu. Sebagai instruktur diambilkan dari anggota tim pengusul yang memang pada bidangnya,
yaitu bidang perkebunan.
Teknologi Pembenihan G2 dari benih P3GI mempunyai keunggulan dan telah teruji di
beberapa daerah mengingat beberapa hal :

1. Segera setelah tiba di lokasi, benih G2 secepat mungkin ditanam pada media polibag
(maks 3 hari dari saat pengiriman)
2. Apabila pada saat tiba di lokasi tidak bisa langsung ditanam, maka besek dibuka (tanpa
membuka pembungkus waring), diletakkan di tempat teduh, diangin-anginkan
3. Sebelum ditanam, budset direndam dalam air atau larutan ZA 3,6 g/l selama 30-45 menit.
4. Dilakukan sortasi terhadap benih yang tidak viable (rusak, kering, dll.)
5. . Benih ditanam dengan mata tunas menghadap ke atas

Teknologi yang akan ditransfer selain metode pembenihan G2 tebu dengan sistem P3GI
juga pembuatan instalasi pupuk organik berbahan baku kotoran ternak.
Kemudahan dan kenyamanan kerja menjadi perhatian di dalam perancangan mengingat
hal ini akan berpengaruh pada kesehatan dan produktivitas pekerja di masa mendatang. Posisi
kerja dan beban kerja yang kurang baik akan dapat memberikan dampak kesehatan di masa
mendatang, yang berarti produktivitas dan kesejahteraan pekerja/petani kurang baik.

30
Lampiran 2.1. Skema IPTEKS yang akan ditransfer kepada mitra

TEKNIK
PEMBENIHAN
TEBU G2

BUKU PEMELIHARAAN
PELATIHAN
SOP GAP DAN
TRANPLANTING

PENANAMAN TEBU
G3 DI KBD
PENDAM
PINGAN

PELATIHAN
INSTALASI PEMBUATAN,
TEKNOLOGI
PEMBUATAN PENGOPERASIAN,
PUPUK ORGANIK
PEMPUPUKAN
PERAWATAN
TEBU

31
Lampiran 2.2. Skema IPTEKS yang akan ditransfer kepada mitra

32
33
Unit Pengolahan pupuk organik berbahan baku kotoran ternak
Ukuran : 8 m x 10 m luas

34
DENAH LOKASI PENGABDIAN IbM KELOMPOK TANI SALAK AKUR

KE SEMARANG
LOKASI
KEC.BANDONGAN

MAGELANG

INSTIPER

35

Anda mungkin juga menyukai