Keterangan gambar:
Seperti pengolahan logam dalam bara, respons kebijakan yang tepat dapat
membuat ekonomi Indonesia tetap lentur dan berdaya tahan di tengah
perkembangan ekonomi global yang penuh ketidakpastian.
INFOGRAFIS BAGIAN I
PEREKONOMIAN GLOBAL
PDB EROPA
PDB TIONGKOK
1,6%
PDB AS
1,6% 6,7% 1,0%
PDB JEPANG
PDB INDIA
RESPONS KEBIJAKAN
NEGARA MAJU NEGARA BERKEMBANG
Perekonomian global pada 2016 masih menghadapi sejumlah Dampak pengaruh pertumbuhan ekonomi dunia yang belum
risiko yang telah mengemuka pada 2015. Tiga risiko utama solid melebar karena banyak negara merespons pelemahan
kembali terlihat pada 2016, yakni pertumbuhan ekonomi yang ekonomi dunia dengan strategi pertumbuhan ekonomi
menurun, harga komoditas yang masih rendah, dan berorientasi domestik. Strategi tersebut membuat hubungan
ketidakpastian di pasar keuangan yang masih tinggi. antara pertumbuhan ekonomi dunia dan volume perdagangan
Permasalahan menjadi semakin kompleks akibat dunia melemah. Hubungan keduanya semakin turun karena
ketidakpastian geopolitik di beberapa negara. Berbagai saat bersamaan global value chain juga terindikasi berkurang.
perkembangan yang kemudian berimbas pada proses Akibatnya, elastisitas pertumbuhan ekonomi terhadap volume
pemulihan ekonomi global yang berjalan lambat dan tidak perdagangan dunia menurun dari 0,6 pada 2015 menjadi
sesuai dengan perkiraan sebelumnya. hanya 0,3 pada 2016. Perkembangan tersebut pada gilirannya
semakin menekan kinerja ekspor dan pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi global pada 2016 masih belum kuat
banyak negara.
dan tidak merata. Pertumbuhan ekonomi dunia 2016 tercatat
sebesar 3,1%, sedikit lebih rendah dari capaian pada 2015 Pertumbuhan ekonomi dunia yang belum kuat berdampak
sebesar 3,2%. Perkembangan tersebut juga lebih rendah dari kepada harga komoditas global yang masih rendah sampai
perkiraan awal tahun sebesar 3,4%. Berdasarkan kelompok dengan triwulan III 2016. Dari komoditas energi, rata-rata
negara, pertumbuhan ekonomi dunia yang belum kuat harga minyak dunia sampai dengan triwulan III 2016 masih
terutama dipengaruhi ekonomi negara maju yang masih lemah dalam kisaran 28,7 dolar AS hingga 41,3 dolar AS per barel,
yang bertumbuh 1,6%, menurun dibandingkan dengan lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata harga minyak
pertumbuhan pada 2015 sebesar 2,1%. Kinerja negara maju pada 2015 sebesar 48,7 dolar AS per barel. Satu sisi,
yang lemah dipengaruhi oleh penurunan pertumbuhan perkembangan tersebut tidak terlepas dari pengaruh
ekonomi di AS, Eropa, dan Jepang. Sementara itu, permintaan yang belum kuat sejalan dengan perekonomian
pertumbuhan ekonomi negara berkembang sedikit meningkat dunia yang masih lemah. Di sisi lain, harga minyak dunia yang
dari 4,0% pada 2015 menjadi 4,1%. Perkembangan positif di rendah juga dipengaruhi peningkatan pasokan minyak di
negara berkembang terutama ditopang beberapa negara di pasar dunia akibat respons OPEC yang meningkatkan
Asia seperti India dan Indonesia yang mencatat kenaikan produksi. Harga minyak dunia baru meningkat pada triwulan
pertumbuhan ekonomi sedangkan pertumbuhan ekonomi IV 2016 hingga rata-rata mencapai 46,5 dolar AS per barel.
Tiongkok menurun dari 6,9% menjadi 6,7%. Harga minyak dunia naik cukup tinggi pada triwulan IV 2016
dipengaruhi oleh permintaan dari negara berkembang, seperti
Beberapa faktor memengaruhi pertumbuhan ekonomi dunia
Tiongkok dan India yang mulai meningkat. Selain itu, kenaikan
yang belum kuat. Di AS, pertumbuhan ekonomi yang menurun
harga juga dipengaruhi oleh produksi minyak dunia yang
disebabkan oleh investasi residensial dan investasi
berkurang terutama pascakomitmen penurunan produksi oleh
nonresidensial yang masih lemah akibat kinerja sektor minyak
OPEC.
dan pertambangan yang masih turun. Di Eropa, investasi juga
melambat terutama pascareferendum Brexit pada akhir Juni Sejalan dengan kondisi tersebut, harga komoditas nonmigas
2016 yang kemudian memicu ketidakpastian dan menahan global, termasuk harga komoditas ekspor Indonesia seperti
minat pemilik modal untuk berinvestasi. Di Jepang, batubara, kelapa sawit, dan tembaga, juga masih rendah
pelemahan ekonomi dipengaruhi penurunan di hampir seluruh sampai dengan awal triwulan III 2016. Perkembangan harga
komponen PDB yakni konsumsi, investasi, dan ekspor. komoditas yang rendah terutama dipengaruhi oleh permintaan
Sementara itu, pelemahan ekonomi Tiongkok banyak dunia yang belum kuat. Selanjutnya, perkembangan harga
dipengaruhi oleh strategi economic rebalancing yang komoditas nonmigas menunjukkan peningkatan tajam pada
ditempuh Pemerintah Tiongkok dalam merespons triwulan IV 2016. Kenaikan harga terutama dipengaruhi oleh
perekonomian global yang belum kuat. permintaan yang
sedangkan inflasi negara berkembang stabil sebesar 4,7%. Wajib Minimum guna menjaga likuiditas yang berkurang saat
terjadi pembalikan modal. Pemerintah Tiongkok juga
Perekonomian dunia yang belum solid mendorong
menempuh kebijakan reformasi struktural seperti di sektor
peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.
produksi yang membatasi peningkatan kapasitas produksi
Ketidakpastian pasar keuangan global terindikasi dari indeks untuk industri baja, batubara, dan alumunium. Sementara di
VIX yang naik, terutama pada triwulan I 2016 dan triwulan IV India, bank sentral juga menurunkan suku bunga kebijakan
2016. Ketidakpastian di pasar keuangan global juga meningkat yang disinergikan dengan kebijakan reformasi struktural
dipengaruhi rencana kenaikan Fed Funds Rate (FFR) oleh Pemerintah untuk memperkuat kemudahan berinvestasi.
bank sentral AS. Ketidakpastian kemudian memicu perubahan
pola aliran modal di pasar keuangan global. Hal ini kemudian
Kebijakan makroekonomi di banyak negara juga didukung
mendorong penguatan dolar dan memberikan tekanan kepada
berbagai kerja sama internasional. Agenda utama kerja sama
mata uang banyak negara, termasuk Indonesia.
internasional adalah mendorong pertumbuhan dan pemulihan
Perkembangan tersebut tergambar dari rata-rata indeks DXY
ekonomi dunia serta meningkatkan resiliensi ekonomi dan
yang meningkat pada triwulan I dan triwulan IV 2016 sejalan
sistem keuangan global. Beberapa kerja sama tersebut, seperti
dengan penguatan dolar AS.
yang dilakukan forum G20 dan EMEAP. Bank Dunia seperti
Ketidakpastian pasar keuangan dunia yang tinggi juga halnya International Monetary Fund (IMF) juga turut
didorong transisi politik di beberapa negara utama dunia. mendorong pertumbuhan ekonomi global melalui berbagai
Pada akhir semester I 2016, hasil referendum Inggris yang inisiatif investasi infrastruktur dalam forum G20. Untuk
memutuskan keluar dari Uni Eropa (Brexit), sempat memicu kawasan regional, penguatan resiliensi kawasan juga
ketidakpastian karena berbeda dengan ekspektasi pelaku dilakukan melalui peningkatan kapasitas surveilans ASEAN+3
pasar. Ketidakpastian kembali naik saat pasar menyikapi Macroeconomic Research Office (AMRO).
hasil pemilihan presiden AS. Pelaku pasar membaca
Keterangan gambar:
Perekonomian global ibarat perputaran
bumi yang mengandung sisi gelap dan sisi
terang. Pada 2016, sisi gelap mendominasi
perekonomian global dalam bentuk
perlambatan ekonomi dan ketidakpastian
di pasar keuangan yang kemudian
berdampak negatif pada kinerja ekonomi
negara berkembang, termasuk Indonesia.
Perekonomian global pada 2016 masih belum sesuai harapan Minas sampai dengan triwulan III 2016 rata-rata mencapai
dan diwarnai sejumlah risiko yang sudah mengemuka pada 38,8 dolar AS per barel dan baru kembali naik pada triwulan
2015. Tiga risiko utama yang kembali terlihat pada 2016 yaitu IV 2016 menjadi 47,6 dolar AS per barel. Dari komoditas non-
pertumbuhan ekonomi global yang menurun, harga komoditas energi, berbagai harga komoditas juga tetap rendah,
yang masih di level rendah, dan ketidakpastian di pasar termasuk harga komoditas ekspor Indonesia seperti batubara,
keuangan yang tinggi. Ketidakpastiaan di pasar keuangan kelapa sawit, dan tembaga. Pada paruh kedua 2016 harga
semakin tinggi, saat perkembangan geopolitik di sejumlah minyak dan komoditas non-energi secara bertahap mulai
negara berbeda dengan ekspektasi pelaku pasar seperti hasil naik, dengan peningkatan cukup besar terutama terjadi pada
Brexit dan Pemilu AS. Berbagai faktor tersebut saling terkait, triwulan terakhir. Peningkatan harga komoditas non-energi
yang pada gilirannya berdampak pada pemulihan ekonomi terutama didorong penguatan ekonomi negara-negara
global yang berjalan lambat. berkembang dan dampak gangguan sisi pasokan.
Grafik 1.1. Volume Perdagangan Dunia dan PDB Dunia Grafik 1.2. Inflasi Global
Gra k 1.1. Grafik WTV dan PDB Gra k 1.1. Lanskap Ekonomi Global
5 2 6
0 0
4
-5 -1
Prakrisis Pascakrisis -2
-10 Rata-rata volume 2
perdagangan dunia: 6,9 2,3 -3
Rata-rata PDB: 3,8 3,4
-15 1992 -4 0
1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Volume Perdagangan Dunia PDB
Volume Perdagangan Dunia/PDB (skala kanan) Dunia Negara Maju Negara Berkembang
ekonomi yang lebih lambat dan tekanan inflasi yang Persen, yoy Persen, yoy
meningkat. Ekonomi negara maju tumbuh sebesar 1,6% pada 6 80
5 60
2016, melambat dibandingkan dengan capaian pada 2015
sebesar 2,1% (Tabel 1.1 ). Perlambatan terutama dipengaruhi 4 40
inflasi di beberapa negara maju tersebut masih berada di 2012 2013 2014 2015 2016
AS Jepang
bawah target masing-masing bank sentral. Bahkan,
perkembangan harga di Eropa dan Jepang sempat mencatat Kawasan Euro Indeks Harga Global IMF (skala kanan)
meskipun dinamika triwulanan mengindikasikan perbaikan. kenaikkan FFR yang dimulai sejak akhir 2015 (Grafik 1.5).
Pertumbuhan ekonomi AS tercatat 1,6% pada 2016, lebih
Sejalan dengan dinamika triwulanan pada PDB, sektor tenaga
rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun
kerja AS selama tahun 2016 juga dalam tren membaik dan
2015 sebesar 2,6% dan juga perkiraan awal sebesar 2,4%.
mulai mendekati kondisi full employment. Sejak semester II
Perkembangan ini dipengaruhi pemulihan ekonomi yang tidak
2016, pemulihan sektor tenaga kerja AS semakin solid dengan
sesuai harapan karena pada semester II 2016 investasi baik
level pengangguran pada akhir 2016 tercatat 4,7%, atau sudah
residensial maupun nonresidensial masih lemah. Kinerja yang
lebih rendah dari level Non-Accelerating Inflation Rate of
menurun pada investasi nonresidensial dipengaruhi
Unemployment (NAIRU) yang ditetapkan oleh The Fed
pelambatan investasi sektor minyak dan sektor pertambangan
sebesar 4,9%. Namun, dampak penurunan pengangguran
akibat harga minyak dan komoditas yang masih lemah sejak
kepada akselerasi upah riil terindikasi tidak optimal tercermin
tahun 2014 (Grafik 1.4). Sementara itu, investasi residensial
pada rata-rata pendapatan per jam yang stagnan (Grafik 1.6).
pada 2016 melambat karena pada 2015 investor telah
Hal ini dipengaruhi kondisi masih tingginya komposisi tenaga
melakukan
kerja paruh waktu yang memiliki level pendapatan masih
rendah. Pendapatan rata-rata riil yang masih rendah tersebut
Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Global kemudian membatasi perbaikan kinerja konsumsi.
* Penghitungan diseragamkan dengan negara lain yakni data periode Jan - Des 2016. PDB 2012 2013 2014 2015 2016
India tahun 2015 berdasarkan tahun fiskal (Maret 2015 s.d. Maret 2016) adalah 7,5%. Indeks Produksi Manufaktur Indeks Produksi Pertambangan
Sumber: WEO IMF Jan-17, diolah
Indeks Produksi Utilities WTI (skala kanan)
80 85 3,0
75 80 2,5 2,4
75 2,0 1,8
70
65 70 1,5 1,5
65
60 1,0
60
55 0,5
55
0,0
50 50
-0,5
45 45
40 40 -1,0 I II III IV I II III IV
II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2015 2016
2012 2013 2014 2015 2016
Housing Market Index Present Sales (skala kanan) Future Sales (skala kanan) PCE Int CPI Int PCE Target 2%
Inflasi AS pada 2016 juga tercatat meningkat, meskipun masih 2016 tumbuh sebesar 1,6%, melambat dibandingkan dengan
di bawah target yang ditetapkan The Fed. The Fed pertumbuhan ekonomi tahun 2015 sebesar 2% (Grafik 1.8).
menggunakan Personal Consumption Expenditure (PCE) Pemulihan ekonomi Eropa yang belum kuat dipengaruhi
sebagai sasaran yang dalam jangka panjang ditargetkan ekspor yang masih lemah pascareferendum Brexit dan juga
sebesar 2%. Secara umum, kenaikan tekanan inflasi AS dipengaruhi transisi politik Eropa. Sementara itu, inflasi Eropa
terutama dipengaruhi tren peningkatan harga komoditas pada tercatat meningkat dari 0,5% pada 2015 menjadi 1,1%.
triwulan IV 2016. Selain itu, ekspektasi inflasi AS juga Meskipun naik, inflasi tersebut masih di bawah target inflasi
meningkat terutama dipengaruhi rencana ekspansi kebijakan bank sentral Eropa (ECB) yang mendekati 2%. Kenaikan inflasi
fiskal Trump. Menurut kelompok barang, tekanan inflasi terutama terjadi pada paruh kedua didorong kenaikan harga
terutama berasal dari peningkatan harga untuk jasa kesehatan kelompok energi. Kenaikan harga energi terindikasi telah
dan perumahan yang kemudian menyebabkan inflasi inti meningkatkan tekanan harga sejak di tingkat produsen,
berada pada level di atas 2% sejak awal tahun 2015. Secara tercermin dari inflasi Producer Price Index (PPI) yang telah
keseluruhan, inflasi IHK dan inflasi PCE tercatat meningkat mencatat positif pada akhir tahun 2016 sebesar 0,1%.
menjadi 1,5% (Grafik 1.7).
Dari Eropa, pertumbuhan ekonomi tercatat lebih lambat Dari Jepang, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016
dibandingkan dengan capaian pada 2015 sedangkan inflasi tercatat melambat dari 1,2% pada 2015 menjadi 1,0%
tercatat meningkat meskipun masih terbatas. PDB Eropa sehingga berkontribusi pada inflasi yang masih lemah.
Grafik 1.6. Sektor Tenaga Kerja AS Grafik 1.8. Dekomposisi Pertumbuhan Eropa (Euro Area)
Grafik 1.6. Sektor Tenaga Kerja AS Grafik 1.8. Dekomposisi Pertumbuhan Eropa (Euro Area)
0 3 1,6
1
1 2
0
1
2 0 -1
3 -1 -2
4 -2
-3
5 -3
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2015 2016
Labor slack (U-3 minus NAIRU) (inverted) Konsumsi Pemerintah Investasi
Grafik 1.9. Dekomposisi Pertumbuhan Ekonomi Jepang Grafik 1.10. Inflasi Beberapa Negara Berkembang
Grafik 1.10. Dekomposisi Pertumbuhan Jepang Gra k 1.9. Inflasi (CPI & Core)
Persen, yoy Persen, yoy
3,5 2,8 14
3,0 2,7 3,1 12
2,5 2,1
2,0 1,8
1,8 1,6 10
1,5 1,1 0,9 1,1 1,2 1,0 8
1,0 0,7
0,4
0,5 6
0 -0,1 4
-0,5 -0,3
-0,4
-1,0 2
-1,1
-1,5 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 0 II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2015 2016
2013 2014 2015 2016
2012 2013 2014 2015 2016
Konsumsi Investasi Swasta Pemerintah Indonesia India Tiongkok Brasil
Persediaan Ekspor Neto PDB (yoy)
2015
2016
2012* 2013 2014 2015 2016 2013 2014 2015 2016
Net Ekspor Investasi PDB Industri Primer Industri Sekunder Industri Tersier
inflasi inti khususnya komponen nonmakanan. Sebaliknya, Dalam perkembangannya, implementasi strategi rebalancing
ekonomi Tiongkok tidak secepat perkiraan sehingga
tekanan inflasi dari bahan pangan justru menurun.
mendorong peran investasi tetap besar. Peran investasi yang
Perlambatan ekonomi Tiongkok tidak terlepas dari strategi besar terutama dipengaruhi investasi pemerintah melalui
rebalancing ekonomi yang ditempuh Pemerintah Tiongkok dan pembangunan proyek infrastruktur pemerintah. Pembangunan
kemudian berimplikasi pada penurunan kinerja investasi. infrastruktur pada 2016 tercatat cukup tinggi, seiring rencana
Strategi rebalancing ekonomi Tiongkok ditempuh dengan pembangunan 303 proyek infrastruktur, seperti pembangunan
menggeser sumber pertumbuhan dari struktur ekonomi yang jalan, jalur kereta api, pelabuhan udara, saluran air dan
berorientasi kepada investasi melalui sektor industri, menuju transportasi publik (Grafik 1.14). Sementara itu, investasi
struktur ekonomi yang berorientasi konsumsi melalui sektor swasta yang berkontribusi sebesar 70% dari total investasi,
jasa (Grafik 1.13). Selain itu, perlambatan juga dipengaruhi terlihat dalam tren melemah sejak awal 2016. Investasi swasta
lintasan pertumbuhan ekonomi natural Tiongkok yang juga yang menguat tercatat pada investasi bangunan, khususnya
melambat akibat berakhirnya era investment-boom dan konstruksi properti. Peningkatan investasi bangunan
menurunnya angkatan kerja. Secara keseluruhan, strategi ini khususnya konstruksi properti terutama terjadi pada triwulan I
berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang tidak sekuat
2016. Hal tersebut merupakan dampak dari pelonggaran
kinerja tahun-tahun sebelumnya.
kebijakan sektor properti yang diimplementasikan pada
Persen, yoy
50 25
40 25
20 15
30
20 15 17,4 5
10
0 10 -5
-10 8,1
-20 6,8
-15
5 -20,4 -25
-30
4,1
-40 II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
0 -35
2012 2013 2014 2015 2016
Indeks Produksi Sektor Industri Produksi Durable Goods 2015 2016
FAI YTD FAI Real Estate YTD FAI Infrastruktur YTD
Produksi Barang Modal FAI Manufaktur YTD FAI Pertambangan YTD (skala kanan)
Grafik 1.15. Kredit Rumah Tangga dan Kredit Korporasi Gra Grafik 1.16. Perkembangan Harga Minyak dan Indeks Harga Gra k 1.28 Cadangan
Devisa Tiongkok
k 1.13. Household Loan vs Corporate Lo n
Komoditas Ekspor
50 100 120
110 100
40 80
30 60 80
Januari 2016 60
20 23,5 40
90 40
10 9,3 20 20
0 0 70 0
III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
IHKEI Total Harga Minyak Brent (skala kanan)
Kredit Rumah Tangga (skala kanan) Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
0
komoditas terutama terlihat pada batubara sejalan tingginya
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016*
permintaan dari Tiongkok di tengah kondisi produksi di Negara Lain India Tiongkok Amerika Serikat Dunia
Tiongkok yang juga menurun. Pengaruh permintaan Tiongkok
cukup tinggi mendorong kenaikan
harga komoditas mengingat pangsa permintaan Tiongkok Sumber: US Energy Information Administration
1.4. PASAR KEUANGAN GLOBAL Di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan
global, aliran modal ke negara berkembang pada 2016 secara
Pertumbuhan ekonomi global yang belum kuat dan dibarengi umum masih meningkat. Perkembangan ini dipengaruhi
dengan transisi politik di sejumlah negara memicu pertumbuhan ekonomi negara berkembang yang tetap solid
ketidakpastian di pasar keuangan global tetap tinggi. dan imbal hasil yang masih menarik. Tekanan pembalikan
Ketidakpastian tersebut sempat meningkatkan VIX cukup modal di negara berkembang sempat terjadi pascapemilu AS
signifikan hingga mencapai di atas 20 pada triwulan I pada triwulan IV 2016. Aliran dana keluar sempat terjadi
I II III IV
Batubara USD/Metrik Ton 75,3 56,8
45,4 48,3 59,8 84,0 59,4
Tembaga USD/Metrik Ton 6.827,8 5.506,8 4.688,2 4.727,7 4.798,0 5.293,6 4.878,1
Nikel USD/Metrik Ton 16.971,3 11.924,0 8.558,0 8.854,8 10.337,6 10.829,4 9.647,8
Kelapa Sawit MYR/Metrik Ton 2.413,7 2.190,7 2.467,4 2.597,5 2.628,7 2.932,5 2.657,9
Karet USD/Kg 223,3 178,2 140,0 183,8 173,7 192,7 172,9
Timah USD/Metrik Ton 21.877,4 16.041,9 15.491,3 16.863,0 18.587,3 20.680,9 17.918,2
Aluminium USD/Metrik Ton 1.895,6 1.684,4 1.515,3 1.581,9 1.635,0 1.709,5 1.611,0
Kopi 1) USD/Pound 196,3 151,6 130,4 136,7 153,0 157,3 144,4
1) Data 2014 hanya tersedia dari bulan Juni. Periode rata-rata adalah Juni s.d.
1 VIX merupakan indikator pasar yang digunakan untuk mengukur ketidakpastian atau
volatilitas. VIX dipublikasikan oleh Chicago Board Options Exchange (CBOE) yang
45
50 100
30
40
90 15
30
20 80 0
-15
10 70
-30 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
0 60
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2013 2014 2015 2016
VIX Indeks DXY Indeks (skala kanan)
pada periode tersebut, meskipun relatif kecil dibandingkan Berbeda dengan kondisi negara berkembang, tekanan aliran
dengan jumlah aliran masuk ke negara berkembang modal keluar dari Tiongkok cukup kuat pada 2016. Tekanan
dipicu ekspektasi pelemahan yuan terhadap dolar AS
sepanjang tahun 2016 (Grafik 1.19).
pascapenerapan sistem nilai tukar yuan yang baru. Selain itu,
Aliran modal ke negara berkembang yang masih besar telah peningkatan ketidakpastian global terkait hasil referendum
mendorong indeks komposit harga saham dunia meningkat Brexit dan hasil Pemilu AS turut menambah ketidakpastian
pada 2016. Indeks saham naik menjadi 150,4 pada akhir aliran modal di Tiongkok. Pada satu
tahun 2016 dibandingkan dengan indeks akhir tahun 2015 sisi, aliran modal keluar dari Tiongkok berdampak pada
yang sebesar 142,3. Peningkatan tersebut dipengaruhi penurunan cadangan devisa Tiongkok pada 2016 hingga
kenaikan indeks saham di negara G7 yang cukup signifikan sebesar 210 miliar dolar AS yakni dari sebesar 3,23 triliun
pascapemilu AS. Peningkatan indeks saham di negara Asia dolar AS pada awal tahun 2016 menjadi menjadi 3,01 triliun
Pasifik dan negara berkembang Asia lebih terbatas masing- dolar AS. Pada sisi lain, aliran modal ke luar neto juga
masing naik dari 109,6 menjadi 111,9 dan dari 100,5 menjadi mendorong pelemahan Yuan sebesar 6,6% terhadap dolar
102,7. AS (ptp) pada tahun 2016.
Volume perdagangan global selama lebih dari satu dekade negara maju setelah 2008 tercatat 1,8%, lebih rendah
terakhir berada dalam tren menurun. Data enam tahun dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi
terakhir menunjukkan perdagangan global bergerak stagnan
selama 20 tahun sebelumnya (1987-2007) sebesar 2,5%.
dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 2,33%. Angka
Berbagai faktor struktural dan siklikal tersebut pada gilirannya
pertumbuhan ini jauh di bawah pertumbuhan pada periode
mengakibatkan berkurangnya hubungan antara pertumbuhan
sebelum krisis keuangan global yang rata-rata mencapai
ekonomi dunia dan volume perdagangan dunia. Beberapa
6,87%.
indikator mengindikasikan divergensi antara pertumbuhan
Volume perdagangan dunia yang melemah utamanya volume perdagangan dunia dan pertumbuhan ekonomi dunia
dipengaruhi faktor struktural akibat matangnya rantai nilai melebar. Data indeks volume perdagangan 2015 menunjukkan
global seiring melambatnya fragmentasi proses produksi penurunan pertumbuhan impor tercatat lebih besar
internasional. Publikasi terakhir OECD-WTO terkait rantai
dibandingkan dengan penurunan pertumbuhan ekonomi
nilai global menunjukkan bahwa matangnya rantai nilai
(Grafik 2).
global telah terjadi sejak tahun 2000.1 Estimasi
menggunakan tabel Input-Output dari WIOD (World Input Ke depan, risiko penurunan perdagangan global dapat
meningkat seiring rencana kebijakan proteksionisme
Output Database) dengan periode observasi hingga tahun
perdagangan di beberapa negara. Sebagai gambaran, risiko
2014 juga menunjukkan fenomena kematangan rantai nilai
proteksionisme mengemuka pascareferendum Brexit pada 23
global tersebut masih terus berlanjut (Grafik 1). Pada periode
Juni 2016. Keunggulan suara pihak yang menginginkan agar
2011-2014, rantai nilai global mulai stabil dan tidak
Inggris keluar dari Uni Eropa dalam Referendum
menunjukkan tren peningkatan, sebagaimana juga
Uni Eropa dapat menurunkan perdagangan dunia dalam
ditemukan pada rantai nilai global untuk Indonesia.
jangka menengah-panjang. Hal ini karena kemenangan kubu
Volume perdagangan dunia yang melemah juga dipengaruhi Brexit dapat berdampak terhadap perdagangan bebas
faktor siklikal akibat pertumbuhan ekonomi negara maju yang internasional seiring dengan potensi hilangnya hak istimewa
masih lemah pascakrisis finansial global tahun 2008. Hasil Inggris terhadap pasar barang, jasa dan orang di Eropa
estimasi mengindikasikan pertumbuhan ekonomi negara (single market access).
maju pascakrisis 2008 berada di bawah pertumbuhan
Risiko kebijakan proteksionisme juga muncul setelah
potensial. Rata-rata pertumbuhan ekonomi
Pemilu AS 7 November 2016. Pada pidato pelantikan 21
Grafik 1. Estimasi Rantai Nilai Global Januari 2017, Presiden AS terpilih Donald Trump
menitikberatkan agenda populis dengan elemen utama
35
90
30
25 85
20
80
1995 2000 2005 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
GVC World (OECD) GVC Indonesia (OECD) GVC World (WIOD), diolah 75
GVC Indonesia (WIOD), diolah GVC World, est GVC Indonesia, est
Sumber: OECD-WTO : Trade in Value Aded (TiVA), WIOD, diolah Kawasan Eropa Amerika Serikat Dunia
PDB Impor
Negara ∆ Perdagangan/PDB(-1) (%) ∆ PDB (%) Negara ∆ Perdagangan/PDB(-1) (%) ∆ PDB (%)
Tiongkok -3,14 -0,30 AS -1,67 -0,14
proteksionisme. Pidato tersebut kemudian ditindaklanjuti kebijakan proteksionisme khususnya kebijakan Trump dan
melalui penandatanganan Executive Orders yang Brexit terhadap Indonesia masih terbatas. Hasil perhitungan
menyatakan AS keluar dari Trans-Pacific Partnership. dampak spillover penurunan PDB Tiongkok dan AS terhadap
Rencana penerapan kebijakan proteksionisme lainnya juga PDB Indonesia hanya 0,2 ppt (percentage point), tidak terlalu
masih sejalan dengan janji kampanye, antara lain besar dibandingkan dengan negara-negara lain.3 Terbatasnya
renegosiasi keanggotaan North American Free Trade dampak tersebut dipengaruhi penurunan PDB AS yang relatif
Agreement (NAFTA) dan penerapan hukuman terhadap lebih kecil dibandingkan penurunan PDB Tiongkok.
negara yang melanggar perjanjian perdagangan.
Rencana lain yang menjadi perhatian pasar terkait Kajian sebelumnya pada Anglingkusumo (2014) menunjukkan
kebijakan proteksionisme AS ialah rencana penerapan hal yang sama bahwa dampak spillover dari perekonomian
45% tarif kepada impor Tiongkok dan 35% tarif kepada impor Tiongkok ke PDB Indonesia tercatat lebih kecil dibandingkan
Meksiko.2 Khusus untuk Tiongkok, penerapan tarif impor dengan dampak spillover dari perekonomian AS.4 Sementara
terhadap Tiongkok diperkirakan dapat menurunkan transaksi itu, implikasi Brexit terhadap ekonomi Indonesia diperkirakan
perdagangan antara Tiongkok dan AS. Kondisi ini bila juga terbatas karena pangsa ekspor Indonesia ke Inggris
volume perdagangan global (Tabel 1). Eropa perlu dicermati mengingat pangsa ekspor Indonesia ke
Eropa (di luar Inggris) cukup besar yakni mencapai 11,4%.
Bagaimana dampak kebijakan proteksionisme AS terhadap
2 Tiongkok merupakan penyumbang defisit terbesar neraca perdagangan AS. Pada 616”, November 2016.
tahun 2015, defisit neraca perdagangan AS tercatat 744 miliar dolar AS, hampir 50% 4 Anglingkusumo et al (2014), “Daya Saing Negara dan Dampak Spillover
dari defisit tersebut bersumber dari perdagangan dengan Tiongkok. Perekonomian Dalam Jaringan Produksi Global”, Bank Indonesia.
Dua tren menandai pergerakan harga komoditas dunia pada Grafik 1. Korelasi Harga Komoditas dengan Indeks DXY
2016. Tren pertama terlihat dari periode triwulan I hingga
triwulan III 2016. Pada periode ini, harga komoditas bergerak
Dolar AS per barel Indeks
dalam level yang rendah. Indeks harga komoditas yang pada 140 130
tahun 2011 sempat mencapai level tertinggi 126,4, dalam 100 120
110
perkembangan pada tiga triwulan pertama 2016 terlihat terus 60 100
90
turun hingga sempat berada di level terendah 72,8 pada awal
20 80
2016. Tren kedua terlihat pada triwulan IV 2016 dimana harga 70
-20 Sebelum Periode Program Quan�ta�ve Taper FFR 60
komoditas meningkat cukup tinggi hingga pada akhir 2016 krisis krisis Easing 1, 2, dan 3 di AS tantrum Normaliza�on
1 0,30 0,50
indeks harga komoditas ditutup di level 84,3.
0 -0,84 -0,48 -0,33
Berbagai studi empiris menunjukkan perkembangan harga -0,96 -0,88 -0,93 -0,94
-0,49
komoditas dunia memiliki hubungan positif dengan -1 -0,74 -0,59
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
pertumbuhan ekonomi AS dan Tiongkok, khususnya untuk
Harga Minyak Brent IHKEI Total (skala kanan) DXY Indeks (skala kanan)
komoditas logam dan minyak. Roache (2012) menunjukkan
Korelasi Harga Minyak & DXY Indeks Korelasi IHKEI & DXY Indeks
setiap peningkatan pertumbuhan ekonomi AS sebesar 1
Sumber: Bloomberg, diolah
percentage point akan meningkatkan harga komoditas logam
seperti alumunium, tembaga, nikel dan timah dalam kisaran
Korelasi negatif antara dolar AS dan harga komoditas yang
6,0% hingga 9,8%. Sementara itu, kenaikan 1 percentage
melemah dapat berimplikasi pada potensi penguatan dolar
point pertumbuhan ekonomi AS berpengaruh terhadap
AS tidak serta merta mendorong penurunan harga
kenaikan harga minyak tercatat sebesar 9,9% untuk periode
komoditas. Optimisme membaiknya ekonomi AS yang dapat
satu tahun ke depan.1
mendorong penguatan dolar AS dapat saja tidak diikuti
Harga komoditas dunia juga berkaitan dengan perkembangan
dengan pelemahan harga minyak dan komoditas lain. Hal ini
dolar AS. Data empiris menunjukkan dolar AS memiliki korelasi
dikarenakan permintaan terhadap komoditas dapat terus
negatif dengan harga komoditas, meskipun perkembangan
tinggi untuk memenuhi kebutuhan aktivitas ekonomi AS.
terkini cenderung melemah. Roache (2012) menunjukkan
Bahkan, dalam jangka pendek, potensi kedua hal tersebut
apresiasi real effective exchange rate dolar AS sebesar 1
bergerak searah akan terbuka.
percentage point akan mendorong pelemahan harga minyak
Hubungan yang sama juga ditemukan pada korelasi antara
sebesar 3,45% dan juga pelemahan harga komoditas logam
pertumbuhan ekonomi di Tiongkok dan harga komoditas.
seperti alumunium, tembaga, nikel, dan timah dalam kisaran
Roache (2012) menunjukkan kenaikan pertumbuhan ekonomi
1,7-3,7% selama satu tahun ke depan.
Tiongkok sebesar 1 percentage point mendorong kenaikan
harga komoditas dalam kisaran 0,9% hingga 2,3% untuk
Namun, perkembangan terkini menunjukkan korelasi negatif komoditas logam, dan 1,9% untuk harga minyak. Peran
antara dolar AS dan harga komoditas melemah.2 Sejak awal ekonomi Tiongkok terhadap harga komoditas dunia
tahun 2015, korelasi negatif antara harga minyak dan dolar AS diperkirakan semakin besar karena impor komoditas Tiongkok
menurun dan bahkan beralih positif pada akhir 2016. terhadap komoditas yang terus meningkat. Sebagai
Perkembangan yang sama juga terlihat pada korelasi antara gambaran, pada tahun 2015, impor komoditas oleh Tiongkok
indeks harga komoditas ekspor utama Indonesia (IHKEI) dan sudah lebih besar dibandingkan dengan impor yang dilakukan
dolar AS (Grafik 1 ). AS (Grafik 2). Senada dengan temuan tersebut, Abiad et. al
(2016) juga menemukan peningkatan pertumbuhan Tiongkok
sebesar 1 percentage point akan meningkatkan harga batu
1 Shaun K. Roache, IMF Working Paper 12/15: China’s Impact on Commodity Market,
Mei 2012.
bara dan logam sebesar 7-22% dan harga komoditas migas
2 Penghitungan korelasi dibedakan berdasarkan event utama global yang
sebesar 5-7%.3
memengaruhi pergerakan dolar AS, yakni periode (i) sebelum krisis (April 2006 –
Mei 2008); (ii) krisis (Juni 2008 – Desember 2009); (iii) stimulus QE (Januari 2010
– April 2013); (iv) taper tantrum (April 2013 – Januari 2015); dan (v) normalisasi Fed 3 Abiad et. al, ADB Briefs: “Moderating Growth and Structural Change in the
Fund Rate (periode ekspektasi kenaikan Februari – Desember 2015 dan periode People’s Republic of China: Implications for Developing Asia and Beyond”, Maret
2016.
peningkatan FFR Januari 2016 – Januari 2017).
12
10
India
Spanyol
Kolombia
Argen�na
Brasil
Kanada
Italia
Jepang
AS
Selandia Baru
Chili
Singapura
Inggris
Korea
Swiss
Indonesia
Tiongkok
Perancis
Afrika Selatan
Thailand
Jerman
Arab Saudi
Hong Kong
Polandia
Rusia
Norwegia
Swedia
Australia
Meksiko
Turki
Nigeria
Filipina
Malaysia
Sumber: HSBC, UN Comtrade, US Global Investor, Agustus 2015
Keterangan gambar:
Merespons perlambatan ekonomi global
dan ketidakpastian di pasar keuangan,
otoritas berbagai negara memperkuat
kerja sama melalui berbagai fora
internasional guna menyusun rumusan
kebijakan yang tepat.
Respons kebijakan ekonomi global pada 2016 secara umum 2
Grafik .1. Suku Bunga Kebijakan Negara
diarahkan untuk memitigasi risiko perlambatan pertumbuhan Maju Grafik .1. Probabilitas Kenaikan FFR
ekonomi dan berbagai ketidakpastian di pasar keuangan
global. Respons kebijakan dari berbagai negara secara umum Rate, Persen
Pacific Central Banks (EMEAP). Dalam perkembangannya, kebijakan suku bunga negatif
belum optimal menarik Jepang dari zona deflasi maupun
mendorong pertumbuhan ekonomi. Jepang masih mencatat
deflasi dan pertumbuhan ekonomi yang hampir mengalami
2.1. KEBIJAKAN EKONOMI NEGARA MAJU
resesi teknik pada 2016. Konsumsi domestik sulit untuk
Respons kebijakan ekonomi negara maju, kecuali AS, pada ditingkatkan karena permasalahan struktural berupa penuaan
2016 secara umum masih akomodatif. Kebijakan moneter populasi (aging population). Risiko eksternal turut menekan
ditempuh baik melalui pendekatan harga, yakni suku bunga, pertumbuhan ekonomi Jepang. Berbagai risiko ketidakpastian
maupun pendekatan kuantitas (Grafik 2.1 dan Tabel 2.1). Arah eksternal menyebabkan yen menguat karena dianggap
kebijakan yang telah ditempuh sejak krisis keuangan global sebagai salah satu safe haven currency. Penguatan yen dan
tahun 2008 ditujukan untuk memitigasi risiko perlambatan lemahnya permintaan global kemudian menyebabkan inflasi
ekonomi yang masih cukup besar. Pertumbuhan ekonomi turun, ekspor terkontraksi, dan investasi tumbuh melambat.
negara maju sejak 2008 terlihat belum kembali dalam lintasan
meningkat yang pada gilirannya memengaruhi kondisi Untuk meningkatkan efektivitas kebijakan moneter, BoJ
perekonomian secara keseluruhan, termasuk harga komoditas melakukan penyempurnaan kebijakan. Kebijakan moneter
yang masih rendah.
melalui jalur kuantitatif menjadi salah satu opsi yang ditempuh
Bank of Japan (BoJ) masih melanjutkan kebijakan moneter BoJ sebagaimana beberapa negara maju lainnya. Pada Juli
akomodatif. BoJ menambah stimulus dengan mengeluarkan 2016, BoJ menambah volume pembelian aset pasar uang
kebijakan moneter baru yang bersifat nonkonvensional berupa berupa Exchange-Traded Fund (ETF) hingga
suku bunga negatif. Memasuki tahun keempat Abenomics
tepatnya pada Januari 2016, BoJ menyatakan komitmennya
1 Abenomics adalah paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh Perdana Menteri
untuk mencapai target inflasi 2% melalui tiga dimensi
Jepang Shinzo Abe pada awal tahun 2013. Abenomics terdiri dari “tiga panah”
kebijakan, yaitu pelonggaran
kebijakan, yaitu kebijakan moneter agresif, kebijakan fiskal yang fleksibel, dan
strategi pertumbuhan yang menyertakan reformasi struktural.
PortugalSiprus
2 ETF adalah produk pasar keuangan yang harganya berbasis pada suatu indeks
yang mengacu pada komoditas, obligasi, atau suatu keranjang aset. ETF
Sumber: IMF
diperdagangkan seperti saham di bursa saham.
1,3
160
150 1,1
140
0,9
130
120 0,7
110
100 0,5
90 II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2025
...
1960
1965
1970
1975
1980
1985
1990
1995
2000
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2 30 14
12
0 29
10
28
8
-2 27
6
-4 26 4
2
-6 II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I 25
I II III IV I II III IV
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
0
Tingkat Pengangguran Pertumbuhan Pendapatan Tunai Riil Bulanan (rata-rata) 2012 2013 2014 2015 2016
Rasio Pekerja Paruh Waktu (skala kanan) PBoC Deposit Rates BoK-7 Day Repo Rate Russia Key Rate
RBI Repurchase Rate PBoC Lending Rates Mexico Overnight Rate
Brazil Selic Rate Russia Reverse Repo Rate
Sumber: Bloomberg
Sumber: Bloomberg
dan unsecured jobs. Penanganan permasalahan segmentasi Penurunan suku bunga acuan ditujukan untuk mendorong
pasar tenaga kerja membutuhkan perubahan mendasar pada bank swasta menambah penyaluran kredit ke sektor riil, di
undang-undang tenaga kerja dan budaya di tingkat tengah perlambatan penyaluran kredit bank pemerintah
perusahaan. Dengan demikian, proses reformasi struktural akibat tingginya rasio kredit macet (Grafik 2.8).
diperkirakan akan berjalan lambat.
Namun, India lebih berhati-hati dalam menempuh
kebijakan fiskal ekspansif mengingat rasio defisit fiskal
India terhadap PDB sudah dalam kategori tinggi di Asia.
2.2. KEBIJAKAN EKONOMI
Pemerintah India berupaya melakukan konsolidasi fiskal
NEGARA BERKEMBANG dengan menargetkan defisit fiskal turun hingga nol persen
Respons kebijakan makroekonomi negara berkembang juga pada tahun 2020. Sementara untuk anggaran belanja
diarahkan untuk memitigasi risiko perlambatan ekonomi. pemerintah pada 2016-2017, Pemerintah India menargetkan
Secara umum, negara berkembang memiliki ruang kebijakan defisit sebesar 3,5% dari PDB, lebih rendah dari realisasi
makroekonomi yang lebih luas dibandingkan dengan ruang tahun fiskal sebelumnya yang tercatat 3,9% dari PDB.
yang dimiliki negara maju, baik dari sisi kebijakan moneter Dalam ruang lingkup konsolidasi fiskal ini, Pemerintah India
maupun kebijakan fiskal. Dari kebijakan moneter, pelonggaran juga menekankan belanja fiskal akan banyak diarahkan
kebijakan moneter dimungkinan ditempuh mengingat tekanan pada sektor-sektor yang memiliki efek pengganda
inflasi cukup rendah pada 2016 (Grafik 2.6). Perbedaan (multiplier effect) tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi.
respons kebijakan moneter antar negara, di kelompok negara
Grafik 2.7. Rasio Utang Pemerintah terhadap PDB Negara Gra k 2.3. Rasio
berkembang hanya dipengaruhi perbedaan sensitivitas aliran Utang Pemerintah Terhadap PDB Negara Eropa
modal asing terhadap ketidakpastian pasar keuangan global, Berkembang dibandingkan Negara Maju
80
rasio utang pemerintah terhadap PDB yang masih rendah bila 70
69,0 69,5
30 27,0
17,7 23,0
20
Respons kebijakan moneter akomodatif antara lain terlihat di 10
0
India. Seiring dengan turunnya risiko inflasi, bank sentral India,
Jepang
India
Rusia
kawasan Eropa
Tiongkok
Indonesia
Filipina
Amerika Serikat
Thailand
Polandia
Brasil
Peru
Malaysia*
Meksiko
Korea Selatan
Belanja pemerintah difokuskan pada sektor pertanian dan pada proyek-proyek pemerintah daerah. Realisasi berbagai
stimulus terlihat dari investasi pada perusahaan milik negara
pengembangan ekonomi pedesaan, seperti elektrifikasi
yang tumbuh tajam selama 2016 (Grafik 2.9).
desa, irigasi, dan program asuransi panen, selain melalui
proyek infrastruktur.
Pemerintah Tiongkok juga mengeluarkan kebijakan fiskal
Berbeda dengan India, respons kebijakan moneter di Tiongkok khusus untuk mendorong konsumsi. Pemotongan pajak
utamanya masih diarahkan untuk memperkuat upaya pembelian mobil berukuran kecil sejak Oktober 2015 yang
stabilisasi perekonomian. Pada 2016, bank sentral Tiongkok, disertai pemberian subsidi untuk pembelian mobil dengan
People’s Bank of China (PBoC), menempuh stance kebijakan sumber tenaga ramah lingkungan berhasil meningkatkan
moneter yang bersifat netral dengan menjaga tingkat volume penjualan mobil Tiongkok 2016 hingga 14,1%. Sektor
kecukupan likuiditas perekonomian. Stance kebijakan moneter properti juga mengalami peningkatan penjualan yang didorong
yang netral yang ditempuh tersebut masih merupakan oleh stimulus pemerintah. Untuk meningkatkan kinerja sektor
kelanjutan stance sejak 2011. properti di pasar tier-2, Pemerintah menurunkan persyaratan
Untuk memperkuat stance kebijakan moneter, PBoC uang muka dan menawarkan rumah-rumah yang belum terjual
mengeluarkan kebijakan untuk memitigasi risiko arus modal sebagai rumah sosial (social housing). Pada saat yang
Sementara itu, di negara berkembang yang sudah lebih maju, Kerja Sama Mendorong Pertumbuhan
reformasi struktural perlu lebih diarahkan untuk meningkatkan dan Pemulihan Ekonomi
produktivitas dan inovasi.
Kerja sama internasional untuk mendorong pertumbuhan
Fokus kebijakan struktural Pemerintah India diarahkan dan pemulihan ekonomi yang inklusif antara lain dilakukan
untuk mendorong kemudahan berinvestasi. India memiliki di forum G20 di bawah kepemimpinan Tiongkok. Agenda
target untuk menempatkan negaranya pada peringkat forum G20 untuk mempercepat pemulihan ekonomi
50 teratas dalam hal kemudahan melakukan usaha diimplementasikan melalui kesepakatan Hangzhou Leaders
(ease of doing business). Terkait hal tersebut, India telah Communique pada Konferensi Tingkat Tinggi G20 di
memperbaiki infrastruktur listrik dan kereta api, merelaksasi Hangzhou, 4-5 September 2016. Berdasarkan kesepakatan
persyaratan investasi asing, serta melakukan otomasi dan tersebut, setiap negara diharapkan dapat menerapkan
digitalisasi proses persetujuan dan pendaftaran perusahaan kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan reformasi
baru. India juga memulai perbaikan sistem perpajakan struktural untuk mencapai tujuan pertumbuhan yang
serta mengeluarkan penyempurnaan ketentuan mengenai kuat, seimbang, berkelanjutan, dan inklusif. Terkait dengan
kebangkrutan. reformasi struktural, G20 telah menunjukkan langkah
maju dalam mengimplementasikan komitmen yang
Tiongkok juga telah menetapkan sejumlah agenda pernah didokumentasikan dalam Strategi Pertumbuhan
reformasi struktural. Pemerintah Tiongkok berencana (Growth Strategies). Hasil asesmen organisasi internasional
menurunkan beban biaya perusahaan serta mengurangi menunjukkan bahwa 55% strategi pertumbuhan pada 2016
persediaan perumahan dan barang-barang industri. telah terlaksana dan diperkirakan dapat memberi tambahan
pertumbuhan ekonomi sebesar 1,5 percentage point
Reformasi pada sektor produksi direncanakan melalui
terhadap PDB negara G20 pada tahun 2018.
pembatasan peningkatan kapasitas produksi, terutama
pada industri baja, batubara, dan alumunium. Namun
G20 juga mendorong seluruh pelaku ekonomi untuk mencari
reformasi struktural tersebut akan berdampak pada
sumber pertumbuhan ekonomi baru dan meningkatkan angka
pertumbuhan potensial. Hal tersebut diwujudkan dengan
4 Dabla-Norris, E., G. Ho, and A. Kyobe. 2016. “Structural Reforms and Productivity
pengesahan G20 Blueprint on Innovative Growth
Growth in Emerging Market and Developing.” IMF Working Paper WP/16/15. IMF.
Trade Facilitation Agreement (TFA) dan mendorong anggota pemenuhan kesenjangan data tahap kedua. Selain itu,
G20 meminta organisasi internasional menyusun referensi
World Trade Organization (WTO) lainnya untuk melakukan hal
pelaksanaan capital flow management yang efektif melalui
yang sama. Selanjutnya, G20 mengesahkan dokumen G20
benchmarking dan berbagai penelitian. Penguatan jaring
Strategy for Global Trade Growth yang berisi upaya negara
pengaman keuangan global dilakukan melalui pembentukan
anggota untuk mendorong penurunan biaya perdagangan dan
fasilitas IMF yang sesuai dengan kebutuhan anggota,
pemanfaatan koherensi kebijakan perdagangan dan investasi.
penguatan sumber keuangan IMF, dan penguatan kerjasama
dengan jaring pengaman keuangan regional. G20 juga
International Monetary Fund (IMF) turut mendorong berupaya mengurangi ketergantungan perekonomian global
percepatan pemulihan ekonomi global dan upaya mengatasi terhadap mata uang dolar AS dengan mendorong penggunaan
tantangan yang muncul. Dalam Global Policy Agenda, IMF Special Drawing Right (SDR) sebagai satuan hitung laporan
merumuskan empat prioritas kebijakan yang perlu dilakukan keuangan dan neraca pembayaran serta mendorong
oleh negara anggota, yaitu (i) optimasi bauran kebijakan, (ii) penerbitan obligasi pemerintah dalam SDR.
pemberian prioritas kepada reformasi struktural, (iii)
Upaya global dalam meningkatkan resiliensi dilakukan
persiapan sumber daya manusia untuk menghadapi
melalui regulasi sektor keuangan dan pasar keuangan.
perubahan teknologi, dan (iv) peningkatan kerjasama global.
G20 mendukung upaya reformasi sektor keuangan global
IMF juga akan memperkuat perannya dalam melakukan
yang dikoordinasikan oleh Financial Stability Board (FSB)
surveilans terhadap kondisi perekonomian global dan individu
dengan prioritas pada empat area utama. Prioritas pertama
negara anggotanya. Selain itu, IMF berkomitmen untuk
ditujukan untuk meningkatkan ketahanan atau resiliensi
membantu negara berpenghasilan rendah dalam mengurangi
lembaga keuangan. Lembaga keuangan diwajibkan untuk
kemiskinan melalui pinjaman dengan skema Poverty
memiliki permodalan dan likuiditas pada tingkat yang
Reduction and Growth Trust (PRGT).
memadai untuk menyerap potensi risiko yang timbul. Prioritas
kedua adalah upaya mencegah terbentuknya lembaga
Sejalan dengan IMF, Bank Dunia juga berkomitmen untuk keuangan yang bersifat ‘too-big-to-fail’. G20 terus mendorong
mendorong pertumbuhan ekonomi global. Bank Dunia implementasi standar Total Loss Absorbing Capacity (TLAC).
melakukan berbagai inisiatif investasi infrastruktur dan Hal tersebut ditujukan untuk mempersiapkan kecukupan
memperkuat perannya sebagai lembaga keuangan global kemampuan lembaga keuangan global yang sistemik (Global
utama dalam mendorong pembangunan. Terkait agenda Systemically Important Financial Institutions/GSIFIs) untuk
pembangunan, Bank Dunia menyampaikan Visi 2030 dalam menyerap kerugian sehingga mekanisme bail-out Pemerintah
dapat dihindari. Selain itu, G20 berupaya memperkuat
infrastruktur pasar keuangan melalui pembentukan Central
5 MDB yang ikut serta dalam Joint Declaration of Aspirations on Actions to Support Clearing Counterparty (CCP), yaitu lembaga yang bertugas
Investment Infrastructure ialah World Bank, African Development Bank, Asian melakukan proses kliring dan penjaminan transaksi di pasar
Development Bank, Asian Infrastructure Investment Bank, Development Bank of Latin
keuangan.
America, European Bank for Reconstruction and Development, European Investment
Bank, Inter-American Development Bank, Islamic Development Bank, New
Development Bank, dan International Finance Corporation.
Kerja sama untuk meningkatkan resiliensi juga dilakukan Integrasi keuangan di kawasan ASEAN juga menjadi isu
dalam forum kerjasama regional. Pada tahun 2016, Bank strategis yang dibahas dalam forum Senior Level Committee
Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan Gubernur Bank (SLC) on Financial Integration. 9 Bank Indonesia menjadi tuan
Sentral wilayah Asia dan Pasifik yang tergabung dalam rumah pertemuan SLC ke-12 di Jakarta pada 14 Oktober
forum Executives Meeting of East Asia Pacific (EMEAP). 2016. Dalam pertemuan tersebut, anggota SLC menyepakati
Salah satu isu yang dibahas adalah dampak penundaan penguatan pada dua area dalam rangka memastikan
penyelesaian pembayaran (T+1 margin settlement) di AS pencapaian visi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2025.
dan Uni Eropa. Ketentuan tentang penundaan tersebut
Pertama, negara ASEAN akan melaksanakan asesmen
dinilai memiliki dampak negatif terhadap likuiditas,
menyeluruh untuk meyakini tercapainya manfaat dari
kelancaran fungsi sistem keuangan, dan pertumbuhan
integrasi ekonomi. Kedua, negara ASEAN akan melakukan
ekonomi global. Gubernur EMEAP meminta otoritas
asesmen stabilitas makroekonomi dan keuangan guna
AS dan Uni Eropa untuk bekerja sama dengan EMEAP
menjaga kelancaran proses integrasi MEA yang sedang
menyelesaikan isu tersebut, serta meminta masing-masing
berjalan.
otoritas menunda implementasi ketentuan dimaksud.
7 Kerjasama bank sentral ASEAN dengan tambahan tiga negara, yaitu Jepang,
8 CMIM adalah kerja sama multilateral yang mengatur transaksi swap antar mata
uang negara ASEAN+3 dan Hong Kong dengan tujuan memberikan dukungan
finansial dalam dolar AS.
9 SLC beranggotakan Deputi Gubernur Bank Sentral dan Co-chairs ASEAN Working
6 Shadow banking didefinisikan sebagai aktivitas intermediasi yang melibatkan Committee dan memiliki mandat untuk memberikan panduan terhadap inisiatif dan
entitas dan aktivitas, baik sebagian maupun seluruhnya berada, di luar sektor implementasi integrasi keuangan kawasan.
perbankan.