Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TAHAPAN EKSPLORASI

SUMBERDAYA DAERAH PAINAN, SUMATERA BARAT

KELOMPOK 3 :

MARGARETA 03071181320021

M. AZINUDDIN PAMUNGKAS 03071281419049

REZA KURNIAWAN 030711814190

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa ini kebutuhan manusia akan jenis dan kuantitas bahan tambang
baik logam, mineral, batuan, maupun bahan energi semakin meningkat, oleh
sebab itu maka diperlukan bagi para ahli tambang untuk mencari dan menemukan
sampai mengestimasi jumlah bahan tambang (kuantitas dan kualitas) hingga
mengubah potensi bahan tambang (endapan bahan galian) menjadi cadangan.
Wilayah Indoneisa kaya akan bahan tambang tersebut, salah satunya yaitu di
daerah Painan. Kota Painan merupakan sebuah kota administratif dan juga
menjadi ibu kota dari kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat,
Indonesia.

Untuk mengetahui endapan bahan galian yang terdapat didaerah Painan


tersebut maka dilakukanlah kegiatan eksplorasi secara bertahap sesuai dengan
standar nasiaonal indonesia agar mencapai prinsip berurutan, efektif dan efisien.
Sehingga selanjutnya dapat membuat suatu kesimpulan eksplorasi secara
terstruktur dan menghasilkan informasi yang lengkap.

1.2 Maksud Dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan laporan eksplorasi daerah painan ini :

 Untuk mengetahui endapan bahan galian yang terdapat didaerah paianan


tersebut,
 Untuk mengetahui sumberdaya yang prospek di wilayah tersebut
 Untuk memberikan informasi hasil dari kegiatan eksplorasi, baik dari peta
geologi, pemetaan bahan galian, sebaran bahan galian.

1.3 Lokasi daerah penyelidikan

Adapun Lokasi daerah yang diselidiki yaitu daerah Gunung Bulan dan sekitarnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Geologi Regional

Secara regional daerah Painan dan Sekitarnya termasuk dalam Peta


geologi Lembar Painan. Dalam kerangka tektonik dari cekungan-cekungan
sedimen Tersier Indonesia, dinyatakan bahwa 2 (dua) masa kraton yang berkerak
benua merupakan inti dari Kepulauan Indonesia. Tabrakan dari kerak Samudera
Pasifik dan Samudera Indonesia telah menghasilkan penekukan lempeng (plate
subduction), perpapasan lempeng (strike slip transform) dan juga terjadi
pemisahan tarikan (pull apart). Berdasarkan kerangka tektonik Sumatera Tengah,
kedudukan daerah penyelidikan termasuk kedalam “outer-arc basin”/”fore-arc
basin”. Cekungan ini terbentuk sepanjang batas tumbukan lempeng-lempeng
dekat dengan zona penunjaman, umumnya terletak antara busur luar kepulauan
non volkanik dan busur dalam yang volkanik, diman batuan sedimen yang
terbentuk dan merupakan ciri khas adalah serpih, napal dan batugamping dengan
sisipan batuan volkanik.

Stratigrafi penyusun dari lembar ini terdiri dari Batuan Sedimen, Batuan
Gunungapi, Batuan Intrusi dan Batuan Malihan (gambar 1).

Batuan Sedimen pada umunya tersingkap disebelah Barat yang termasuk


kedalam Cekungan Sumatera Tengah yang umurnya Permo-Karbon sampai Plio-
Pistosen.

Batuan Gunungapi sebagian bersar menempati bagian sebelah Barat dari


Cekungan Sumatera Tengah yang terdiri dari batuan hasil gunungapi yang
umurnya Perm-Kuarter.

Batuan Intrusi tersebar diseluruh daerah terdiri dari intrusi granit, granodiorit,
diabas dan diorit; yang umurnya Karbon-Miosen Tengah.

Batuan Malihan adalah Formasi Tuhur anggota Batusabak dan Serpih, yang
umurnya Trias.
Secara regional sesar utama yang mempengaruhi daerah ini adalah Sesar
Sumatera yang berupa sesar geser menganan dan sesar normal, berarah
baratlaut-tenggara. Daerah ini mengalami beberapa kali tektonik sejak Perm Akhir
dimana Formasi Ngaol dan Formasi Barisan mengalami pengangkatan, perlipatan
dan pensesaran.

2.2. Geologi Daerah Penyelidikan

Daerah penyelidikan merupakan sebagian dari Peta Geologi Lembar Painan :

Formasi Painan menempati bagian sebelah barat, terdiri dari lava, breksi,
breksi tufa, tufa dengan sisipan tipis batuan sedimen; yang diterobos oleh batuan
granit dan andesit; umurnya diperkirakan Oligo-Miosen, yang diendapkan dalam
lingkungan laut dangkal - daratan.

Anggota Serpih Formasi Painan terdiri dari sepih/serpih karbonan, batulanau,


batulempung, arkosa, batupasir tufaan, tufa, dan breksi tufa serta sisipan-sisipan
tipis batubara. Batuan ini sebarannya terbatas dan merupakan sisipan-
sisipan/lensa-lensa dalam Formasi Painan serta umumnya terdapat di
lereng/puncak-puncak bukit seperti di daerah Blok Sago - Lumpo dan Kayu Aro.

Serpih/serpih karbonan berwarna abu-abu tua kehitaman sampai hitam,


kusam, menyerpih, mudah hancur-masif, berlapis, terdapat pita-pita batubara,
mengandung resin dan pirit, terdapat jejak-jejak tumbuhan; sisipan tipis batubara.
Batuan ini merupakan batuan pembawa batubara dan pada umumnya
sebarannya terbatas (berupa lensa-lensa).

Batulanau, berwarna abu-abu terang, masih, keras, banyak mengandung pirit

Batulempung, berwarna abu-abu kecoklatan, masif, lunak, umumnya telah


mengalami pelapukan.

Batupasir tufaan, putih kecoklatan sampai abu-abu kecoklatan, halus - kasar,


membulat - menyudut tanggung, kuarsa, porositas baik-buruk, mudah hancur-
keras.

Tufa, berwarna putih, masif merupakan sisipan dalam serpih. Breksi tufa,
berwarna abu-abu kecoklatan, fragmen tufa, semen batupasir tufaan. Batubara,
berwana hitam, kusam-mengkilap, berlapis, menyerpih, mudah hancur-keras,
pecahan menyudut, sisipan tipis serpih karbonan, mengandung resin dan pirit.
Breksi volkanik menempati bagian timur, terdiri dari breksi gunungapi, lahar,
breksi tufa dan tufa; bersusunan basal sampai andesitan. Umurnya diperkirakan
Kuarter.

Aluvial merupakan hasil pelapukan dari batuan yang lebih tua dan endapan
sungai terdiri dari kerakal, kerikil, pasir, lempung dan lumpur.

Batuan sedimen yang terbentuk adalah serpih dan serpih karbonan dengan
sisipan-sisipan tipis batubara; sebarannya terbatas dan dibeberapa tempat berupa
lensa-lensa serta dipengaruhi oleh struktur sesar normal maupun mendatar; yang
diendapkan dalam lingkungan laut dangkal - daratan. Berdasarkan kedudukan
tektoniknya dan lingkungan pengendapan, di daerah Painan dan sekitarnya,
endapan batubara tidak mungkin untuk berkembang dengan baik.

Secara regional sesar utama yang mempengaruhi daerah ini adalah Sesar
Sumatera yang berupa sesar geser menganan dan sesar normal, berarah
baratlaut-tenggara. Struktur geologi yang berkembang didaerah penyelidikan
berupa sesar mendatar dan sesar normal serta struktur sinklin.
Struktur sesar ditemukan hampir diseluruh daerah penyelidikan. Hal ini terjadi
karena daerah penyelidikan diendapkan didaerah “outer-arc basin”/“fore-arc
basin” dan juga dipengaruhi oleh Sesar Sumatera.

2.3 Tahapan Eksplorasi

Eksplorasi mineral itu tidak hanya berupa kegiatan sesudah penyelidikan umum
itu secara positif menemukan tanda-tanda adanya letakan bahan galian, tetapi
pengertian eksplorasi itu merujuk kepada seluruh urutan golongan besar
pekerjaan yang terdiri dari :

 Peninjauan (Reconnaissance) atau prospeksi atau penyelidikan umum)


dengan tujuan mencari prospek,
 Penilaian ekonomi prospek yang telah diketemukan, dan
 Tugas-tugas menetapkan bijih tambahan di suatu tambang

Tahap Eksplorasi dilaksanakan melalui 4 (empat) kegoiatan utama, yakni :

1. Survei Tinjau, yaitu kegiatan eksplorasi awal terdiri dari


pemetaan geologi regional, pemotretan udara, pengambilan citra satelit dan
metode survei tidak langsung lainnya untuk mengedintifikasi daerah-
daerah anomial atau meneraliasasi yang prospektif untuk diselidiki lebih lanjut.
Sasaran utama dari peninjauan ini adalah mengedintifikasi derah-daerah
mineralisasi/ cebakan skala regional. Pekerjaan yang dilakukan pada tahap
kegiatan ini adalah pemetaan geologi dengan skala 1 : 25.000 sampai skala 1 :
10.000. Penyelidikan geologi yang berkaitan dengan aspek-aspek
geologi diantaranya: pemetaan geologi, parit uji, sumur uji. Pada penyelidikan
geologi dilakukan pemetaan geologi yaitu dengan melakukan pengamatan dan
pengambilan conto yang berkaitan dengan aspek geologi di lapangan. Adapun
pengamatan yang dilakukan meliputi: Jenis litologi, mineralisasi, ubahan dan
struktur pada singkapan, sedangkan pengambilan conto berupa batuan terpilih.
Hasil dari Survei Tinjau ini berupa sumber daya emas hipotetik sampai tereka.
2. Prospeksi Umum, dilakukan untuk mempersempit dearah yang
mengandung cebakan mineral yang potensial. Kegiatan Penyelidikan
dilakukan dengan cara pemetaan geologi dan pengambilan contoh awal,
misalnya puritan dan pemboran yang terbatas, studi geokimia dan
geofisika, yang tujuanya untuk mengidentifikasi besaran sumber daya mineral
yang perkiraan dan kualitasnya dihitung berdasarkan hasil analisis kegiatan di
atas. Cakupan daerah yang diselidikii lebih kecil dengan skala peta antara 1 :
50.000 sampai dengan 1 : 25.000. Out put dari kegiatan pemetaan geologi
adalah:
a. Peta lintasan dan titik pengamatan dalam kegiatan lapangan pemetaan geologi.
b. Peta geologi
Peta geologi merupakan penggambaran dua dimensi kondisi geologi lapangan
meliputi jenis batuan, struktur geologi, serta sejarah pembentukannya.
c. Penampang geologi
Penampang geologi adalah penampang yang menggambarkan urutan – urutan
pembentukan satuan litologi dalam peta geologi.
d. Peta geomorfologi
Peta ini menggambarkan relief permukaan bumi di area IUP. Peta ini penting
untuk perencanaan tambang dan infrastruktur tambang.
e. Peta tata guna lahan.
Peta yang menunjukkan penggunaan lahan oleh masyarakat, misalnya
pemukiman, rumah ibadah, sekolah, pertanian, perkebunan, hutan, dan
infrastruktur lain seperti jalan dan jembatan. Peta ini penting untuk mengetahui
lokasi-lokasi dalam area IUP yang tidak bisa dilakukan proses penambangan.
f. Peta pola pengaliran
Peta pola pengaliran dalam eksplorasi mangan diperlukan untuk interpretasi
struktur dan mineralisasi emas
g. Peta interpretasi zona mineralisasi emas
Peta ini sangat penting untuk mengetahui zona prospeksi emas dan
rekomendasi metode eksplorasi selanjutnya.

Pengambilan contoh pada derah prospek berdasarkan alterasi dan


mineralisasi dilakukan secara sistematis dan terperinci untuk analisa di
laboratorium, sehingga dapat diketahui kadar/kualitas cebakan mineral suatu
daerah yang akan dieksplorasi.

3. Eksplorasi awal, yaitu deliniasi awal dari suatu endapan yang


teridentifikasi.
4. Exsplorasi rinci, yaitu tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara rinci
dalam tiga dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari
percontohan singkapan, paritan, dan lubang bor.
 Penyelidikan geofisika, yaitu penyelidikan yang berdasarkan sifat fisik
batuan, untuk dapat mengetahui struktur bawah permukaan serta geometri
cebakan mineral. Pada survei ini dilakukan pengukuran topografi, IP,
Geomagnit, dan Geolistrik.
 Pemboran Inti. Hasilnya berupa jumlah perhitungan sumberdaya
bijih emas terunjuk dan terukur.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Endapan Bahan Galian

Berdasarkan penyelidikan kegiatan eksplorasi maka dapat diketahui bahwa


sebaran endapan bahan galian tersebut memiliki tipe pembentukan magmatik,
karena merupakan hasil terobosan/intrusi magma. Adapun bentuk dari endapan
bahan galian itu sendiri merupakan bentuk vein (urat), hal ini terbukti banyaknya
ditemukan mineral-mineral asosianya yaitu pirit yang terdapat dalam bentuk vein
atau urat. Endapan bahan galian emas ini merupakan endapan low sulfidation
karena sedikit mengandung sulfida karena terbentuk dekat dengan permukaan.
Endapan tersebut tediri dari Au, Ag, As, Cu, Mo, Pb, Sb, Zn. Dalam laporan ini
akan di bahas mengenai endapan Au dan Cu.

3.2 Prospek Sumbedaya Daerah Painan


BAB IV

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Rosidi HMD dkk, 1976,; Peta Geologi Lembar Painan dan Bagian Timur
Muarasiberut, skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi, Bandung.

Sumaatmadja, E., R.,1999. Eksplorasi Endapan Batubara Di Daerah Painan,


Kabupaten Painan Propinsi Sumatera Barat. SDM.

Anda mungkin juga menyukai