Laporan Koasistensi Patologi Veteriner
Laporan Koasistensi Patologi Veteriner
Pathology Anatomi and Histopathology Findings in Uterus of Bali Cattle Who Has
Experienced Endometritis
Oleh :
I Dewa Nyoman Alit Purnata
1309006055
Pathology Anatomi and Histopathology Findings in Uterus of Bali Cattle Who Has
Experienced Endometritis
ABSTRAK
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Metode
Sampel organ yang berasal dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH)
Pesanggaran kemudian di ambil untuk selanjutnya dibuat preparat histopatologi.
Selama proses pengambilan organ, dilakukan pengamatan terhadap perubahan
organ yang kemudian dicatat pada protokol dan difoto. Organ tersebut kemudian
direndam dalam larutan NBF 10% kira-kira 15-20 x volume jaringan dan dibiarkan
dalam suhu kamar selama lebih dari 24 jam. Selanjutnya jaringan dipotong dengan
ukuran 1x1x1 cm, lalu dimasukkan dalam tissue cassette. Setelah jaringan selesai
difiksasi dan dimasukkan ke dalam cassette, jaringan dipindahkan untuk dehidrasi
secara bertingkat menggunakan alkohol secara berturut - turut dengan konsentrasi
alkohol masing-masing 70%, 90%, 96%, etanol I dan etanol II secara berurutan dalam
toples selama 2 jam. Langkah selanjutnya adalah clearing, yaitu proses yang
dilakukan untuk mengeluarkan alkohol dari jaringan dengan merendamkannya dalam
xyline. Kemudian jaringan dikeluarkan dari cassette. Selanjutnya jaringan siap
dimasukkan ke dalam blok paraffin. Organ ditanam pada blok yang telah disediakan
kemudian disimpan dalam lemari es selama 24 jam. Setelah itu organ dipotong
(cutting) dengan menggunakan mikrotom dengan ketebalan 4-5 mikron. Proses
selanjutnya diwarnai dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin. Preparat diparafinasi
dalam xylol selama 3x5 menit. Kemudian didehidrasi dalam larutan alkohol 100%
sebanyak 2 kali dengan durasi masing-masing 5 menit, bilas dengan aquades selama 1
menit. Lalu diinkubasi dalam larutan Hematoksilin-Eosin selama 15 menit. Kemudian
dicelupkan naik turun dalam aquades selama 1 menit, selanjutnya celup dalam
campuran asam alkohol secara cepat 5-7 celup. Diferensiasi warna dilihat dibawah
mikroskop, warna tidak boleh sampai pucat. Selanjutnya dibilas dalam aquades
selama 1 menit, dan dibilas kembali dengan aquades selama 15 menit. Lalu dicelup
sebanyak 3-5 kali dalam larutan ammonium atau lithium karbonat hingga potongan
berwarna biru cerah dan kemudian dicuci dalam air mengalir selama 15 menit,
kemudian diinkubasi dalam eosin selama 2 menit. Selanjurnya didehidrasi dalam
alkohol dengan konsentrasi 96%, 96%, dan 100%, masing-masing selama 3 menit,
lalu diinkubasi dalam xylol selama 2x2 menit. Kemudian dilakukan proses mounting
yaitu penutupan dengan cover glass dimana permount digunakan sebagai perekat
(Kiernan, 2010).
Setelah serangkaian proses pembuatan preparat histopatologi selesai, maka
selanjutnya diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 40x, 100× dan 400×.
Setelah itu, gambaran histopatologi didokumentasikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Organ reproduksi yang digunakan adalah organ uterus yang diamati dan
dianalis perubahan patologi anatomi. Selanjutnya, sampel organ uterus dimasukan
kedalam tabung yang berisi larutan Neutral Buffered Formalin (NBF), kemudian
dilanjutkan dengan pembuatan preparat histopatologi. Gambaran patologi anatomi
dan histopatologi ditujunjukan pada gambar 1 dan gambar 2.
C1
C2
SIMPULAN
Berdasarkan perubahan patologi anatomi dan histopatologi dari uterus sapi
bali kasus dengan nomor protocol 112/N/17 dapat disimpulkan bahwa sapi bali
mengalami endometritis.
SARAN
Perlu dilakukan uji laboratorium untuk menentukan diagnosis definitive dari
kasus ini.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu
dalam melancarkan laporan kasus ini sebagai salah satu syarat Program Profesi
Kedokteran Hewan Laboratorium Patologi FKH Universitas Udayana.
DAFTAR PUSTAKA
Ball, P.J.H. and Peters, A.R. 2004. Reproduction in Cattle. 3 rd ed. Blackwell
Publising, Oxford, USA.
Berata, I.K., Winaya, I.B.O., Adi, A.A.A.M., and Adnyana, I. B.W. 2015. Patologi
Veteriner Umum. Swasta Nulus, Denpasar.
Gilbert R.O., Shin S.T., Guard C.L., Erb H.N., and Frajblat M. 2005Prevalence of
endometritis and its effects on reproductive performance of dairy cows.
Theriogenology.
Kasimanickam, R., Cornwell, J. M., and Nebel, R.L. 2006. Effect of presence of
clinical and subclinical endometritis at the initiation of Presynch-Ovsynch
program on the first service pregnancy in dairy cows. Anim. Reprod. Sci.
95:214-223.
Price, S.A. dan Wilson, L.M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses
Penyakit. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Prihatno, SA. 2010. Kajian Epidemiologi Pada Sapi Perah Yang Mengalami Kawin
Berulang di Kabupaten Sleman.
Ruhiat, E. 2014. Problem Post Partus Pada Sapi. Buletin Laboratorium Veteriner. Vol.
14 Nomer 4 Tahun 2014. Balai Besar Veteriner Wates.
Sheldon, I.M., Rycroft, A.N., and Zhou, C. 2004. Asspciation between postpartum
pyrexia and uterine bacterial infection in dairy cattle. Vet rec.
Talib, G. M., Ali, and Faraidoon, A. M. 2013. Clinical And Histological Study Of The
Effects Of Uterine Infections On The Pregnancy Of Dairy Cows In Sulaimani
Region. International Journal Of Advanced Biological Research. I.J.A.B.R.
Tuasikal, B. J., Tjiptosumirat, T., and Kukuh, R. 2004. Studi Gangguan Reproduksi
Sapi Perah dengan Teknik Radio Immunossay (RIA) Progesteron. Puslitbang
Teknologi ISotop dan Radiasi Batan, Jakarta.