Anda di halaman 1dari 13

TUGAS FISIOTERAPI MUSKULOSKELETAL

“FRAKTUR FEMORAL AKUT”

Adinda Dwi Nurul Azmi NIM: P3.73.26.1.15.002


Cahaya Putri Sakinah NIM: P3.73.26.1.15.009
Ervina Dwi Kusuma NIM: P3.73.26.1.15.015
Fitrana Sadata Ilma NIM: P3.73.26.1.15.021
Imaddudin Sri Rahmadi NIM: P3.73.26.1.15.027
Nabillah Rahmah NIM: P3.73.26.1.15.035
Rahmah NIM: P3.73.26.1.15.041
Yulia Savitri NIM: P3.73.26.1.15.048

PROGRAM STUDI D-IV FISIOTERAPI


POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

1
A. PENDAHULUAN
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas struktur tulang, tulang rawan, baik yang
bersifat sebagian maupun total. Mungkin tidak lebih dari sebuah retakan atau
lapisan korteks yang pecah, lebih sering patahan bersfiat total dan fragmen tulang
berpindah. Jika kulit di atasnya tetap utuh maka disebut fraktur tertutup atau
sederhana (close fracture), jika kulit atau salah satu kavitas tubuh terpapar maka
disebut fraktur terbuka (open fracture) dimana mudah terkontaminasi dan dapat
menimbulkan infeksi.
Tulang bersifat relatif rapuh, namun memiliki kekuatan yang cukup dan
ketahanan untuk menahan stres yang cukup. Fraktur terjadi akibat trauma
mekanik, trauma yang berulang (stress) atau melemahnya tulang secara abnormal
(fraktur patologis).
Femur adalah tulang yang terbesar dan terkuat di tubuh, tulang femur
berartikulasi dengan sendi panggul proksimal dan pada bagian ujung distal
membentuk sendi dengan tibia. Karena tulang femur memiliki ukuran yang lebih
besar memiliki pasokan yang kaya akan pembuluh darah dan otot. Fraktur femur
sering terjadi karena trauma high-energy, penyebab umum adalah kecelakaan
kendaraan, jatuh dari ketinggian dan dapat juga disebabkan oleh luka tembak.3
Batang femur dikelilingi oleh otot-otot besar yang empuk sehingga memberikan
keuntungan dan kerugian. Reduksi dapat menjadi sulit karena kontraksi otot
menggantikan fraktur. Namun, potensi penyembuhan menjadi lebih baik karena
vaskularisasi yang banyak.
Fraktur femur insiden usia dan jenis kelamin pada laki-laki usia 15 -24 tahun
dan pada wanita 75 tahun atau lebih tua. fraktur batang femur yang paling sering
terjadi pada pria muda dikarenakan trauma high-energy dan pada wanita tua
terjadi karena low-energy.
B. ANATOMI FEMUR
Tulang yang terdapat pada paha adalah tulang femur, yang merupakan tulang
terpanjang dalam tubuh manusia. Femur memiliki fitur karakteristik seperti
berikut:
- Femoral Head berartikulasi dengan acetabulum dari tulang pinggul pada
sendi panggul. Memanjang dari femur dan berbentuk bulat, halus dan

2
ditutupi dengan kartilago artikular. Konfigurasi ini memberi gerakan pada
berbagai arah. Kepala femur ini mengarah ke medial, ke atas dan ke depan
acetabulum. Fovea adalah depresi pusat di kepala femur yang
terpasangolehligamentumteres.
- Femoral Neckmembentuksudut 125° dengandiafisis femur.
- Femoral Shaftmerupakanbatangtulang femur. Pada ujung atasnya, terdapat
greater trochanter dan, pada posteromedial terdapat lesser trochanter.
Throcanteric line yang kasar pada anterior dan throcanteric crest halus
pada posterior membatasi pertemuan antara batang dan leher femur. Linea
aspera adalah puncak terlihat berjalan secara longitudinal di sepanjang
permukaan posterior femur dan berpecah di bagian bawah ke dalam
supracondylar line. Garis supracondylar medial berakhirpadaadductor
tubecle.
- Pada ujung bawah femur terdiri dari femoral condyle medial dan lateral.
Struktur ini merupakan permukaan artikular untuk artikulasi dengan tibia
pada sendi lutut. Lateral condyle lebih menonjol daripada medial. Hal
iniuntukmencegahperpindahan patella kearah lateral. Kedua condyle
inidipisahkan posterior olehintercondylar notch yang dalam. Aspek
anterior ujung femur yang halusiniberartikulasidenganpermukaan posterior
patela.

Daerah femur dibagi menjadi tiga kompartemen, anterior, medial dan


posterior:

3
- Anterior : terdiri dari otot-otot yang berfungsi sebagai fleksor pinggul dan
ekstensor lutut seperti sartorius, iliacus, psoas, pectineus dan quadriceps
femoris. Arteri utama dalam kompartemen ini adalah femoral artery, dan
saraf yang ditemukan dalam kompartemen ini adalah femoral nerve.

- Medial: terdiri dari otot-otot yang berfungsi sebagai adduktor panggul


seperti otot gracilis, adductor longus, adductor brevis, adductor magnus
dan otot obturator eksternus. Arteri dalam kompartemen ini adalah deep
femoral artery sedangkan saraf yang ditemukan dalam kompartemen ini
adalah obturator nerve.

- Posterior: terdiridariotot hamstring yang


berfungsiuntukfleksilututdanekstensipinggul. Merekatermasuk: biceps

4
femoris, semitendinosus, semimembranosus dan hamstring part of
adductor magnus. Saraf yang ditemukan dalam kompartemen ini adalah
sciatic nerv.

-
Pada tungkai atas, terdapat 3 kompartemen yang dibagi menjadi kompartemen
anterior, posterior dan medial.
- Anterior : M. Quadriceps, Vastus Lateralis, Vastus Intermedius,
Vastus Medius, Rectus Femoris.
- Posterior : Biceps Femoris (long head dan short head),
Semitendinosus, Semimembranosus, Nervus Sciatik.
- Medial : Adductor magnus, adductor longus, adductor brevis, gracilis,
vena dan arteri femoral

5
Otot-otot yang mempengaruhi deforming forces pada femoral shaf :
- Abduksi (gluteus mediusdanminimus): Berinsersi di greater trochanter
(trochanter major) dan abduksi di proksimal femur, subtrochanter dan
fraktur di proksimal shaft.
- Iliopsoas: Fleksi dan ekternal rotasi di fragment proksimal berdasarkan
insersi di lesser trochanter (trochanter minor).
- Adduksi: Otot yang banyak mempengaruhi fraktur di shaft dan
menghasilkan axial yang kuat dan beban varus pada tulang dengan traksi
pada fragment distal.
- Gastrocnemius: Otot yang mempengaruhi fraktur distal shaft dan fraktur
supracondylar dengan fleksi pada fragment distal.

6
Gambar: Deforming Force pada femur.

C. KLASIFIKASI FRAKTUR FEMUR

Klasifikasi Winquist dan Hansen memperlihatkan pengamatan dari derajat


kerusakan pada jaringan lunak dan ketidakstabilan fraktur yang meningkat sesuai
dengan peningkatan derajat kominutasi. Padatipe 0 Comminution. Padatipe 1
hanya ada fragmen kortikal kecil. Pada tipe 2 terdapat ‘Butterfly Fragment’ yang

7
lebih besar tetapi masih ada setidaknya kontak kortikal kurang dari 50%. Pada tipe
3 ‘Butterfly Fragment’ mencakup lebih dari 50 persen dari luas tulang. Padatipe 4
biasanya terdapat fraktur segmental.
D. ETIOLOGI
Fraktur cenderung terjadi pada laki-laki muda akibat high-energy trauma
dan pada wanita usia lanjut setelah jatuh saat berdiri. Mekanisme pada pasien
muda cenderung terjadi akibat kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh dari
ketinggian dan dapat juga disebabkan oleh luka tembak. Sebagian besar (75%)
yang disebabkan mekanisme high-energy force dengan mayoritas akibat
kecelakaan lalu lintas.
1. MekanismeFraktur
Penyebab dari fraktur, bisa berupa:
-
Trauma langsung
Trauma langsung (direct injury) biasanya karena high energy. Penyebab
utamanya terjadi adalah kecelakaan lalu lintas.
- Trauma tidak langsung
Trauma tidak langsung (indirect injury) biasanya low energy, dengan
gambaran fraktur spiral atau obliq panjang, satu dari beberapa fragmen
tulang yang patah.
Penyebab dari fraktur femur bisa karena:
- High-energy trauma seperti kecelakaan lalu lintas, terjatuh dari ketinggian
atau tembakan senjata tajam adalah penyebab terbanyak menyebabkan
fraktur pada femur.
- Low energy trauma menyebabkan fraktur badan femur pada kasus
patologik atau tulang yang mengalami osteoporosis.

8
Mechanism of injury. Beberapa pola fraktur mekanisme kausal: (a) pola
spiral (twisting); (b) polaobliq (kompresi); (c) triangular ‘butterfly’fragmen
(bending) dan (d) pola transversal (tension). Spiral dan beberapa (panjang) pola
obliq biasanya karena trauma low-energy; pola bending dan pola melintang
disebabkan oleh trauma langsung high-energy.
Pola fraktur tergantung pada sifat dan tingkat kekerasan penyebab. Fraktur
spiral biasanya terjadi apabila jatuh dengan posisi kaki melekat erat pada dasar
sambil putaran yang diteruskan pada femur, fraktur transversal dan oblik terjadi
karena trauma langsung dan trauma angulasi.
E. PATOFOSIOLOGI
Frakturbiasanyadisebabkanoleh trauma atautenagafisik.
Kekuatandansudutdaritenagatersebut, keadaantulang,
danjaringanlunakdisekitartulangakanmenentukanapakahfraktur yang
terjadiitulengkapatutidaklengkap. Frakturlengkapterjadiapabilaseluruhtulangpatah,
sedangkanpadafrakturtidaklengkaptidakmelibatkanseluruhketebalantulang.
Frakturterjadiapabilaadasuatu trauma yang mengenaitulang, dimana trauma
tersebutkekuatannyamelebihikekuatantulang,ada 2 faktor yang
mempengaruhiterjadinyafrakturyaituekstrinsik (meliputikecepatan,
sedangkandurasi trauma yang mengenaitulang, arahdankekuatan),
intrinsikmeliputikapasitastulangmengabsorbsienergi trauma, kelenturan,
kekuatanadanyadensitastulang – tulang yang
dapatmenyebabkanterjadinyapatahpadatulangbermacam-macam, antara lain
trauma langsungdantidaklangsung, akibatkeadaanpatologisertasecaraspontan.

9
F. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Biasanyapenderitadatangdengansuatu trauma (traumatik, fraktur), baik yang
hebatmaupun trauma
ringandandiikutidenganketidakmampuanuntukmenggunakananggotagerak.
Anamnesis harusdilakukandengancermatkarenafrakturtidakselamanyaterjadi di
daerah trauma danmungkinfrakturterjadipadadaerah lain.
2. Pemeriksaanfisis
Padapemeriksaanawalpenderita, perludiperhatikanadanya:
- Syok, anemia ataupendarahan.
- Kerusakanpada organ-organ lain, misalnyaotak,
sumsumtulang belakangatau organ-organ dalamronggatoraks, pangguldan
abdomen.
- Faktorpredisposisi, misalnyapadafrakturpatologis.
PemeriksaanLokal:
- Inspeksi (Look) pembengkakan, memardandeformitas (penonjolan yang
abnormal, angulasi, rotasi, pemendekan) mungkinterlihatjelas, tetapihal
yang pentingadalahapakahkulitituutuh,kalaukulitrobekdanlukamemilikihu
bungandenganfraktur, cederaterbuka, keadaanvaskularisasi.
- Palpasi (Feel) Palpasidilakukansecarahati-
hatiolehkarenapenderitabiasanyamengeluhsangatnyeri.
Adanyacederapembuluhdarahadalahkeadaandarurat. Kondisi yang
perludicermatidalammelakukanpalpasi :
 Temperatursetempat yang meningkat.
 Nyeritekan,nyeritekan yang
bersifatsuperfisialbiasanyadisebabkanolehkerusakanjaringanlunak
yang dalamakibatfrakturpadatulang.
 Krepitasi,dapatdiketahuidenganperabaandanharusdilakukansecarah
ati-hati.
 Pemeriksaanvaskulerpadadaerah distal trauma berupapalpasi a.
radialis, a. dorsalis pedis, a. tibialis posterior
sesuaidengananggotagerak yang terkena.

10
 Pengukurantungkaiterutamapadatungkaibawahuntukmengetahuiad
anyaperbedaanpanjangtungkai.
 Pergerakan (Movement). Krepitusdangerakan abnormal
dapatditemukan,
tetapilebihpentinguntukmenanyakanapakahpasiendapatmenggeraka
nsendi - sendi di bagian distal cedera.
Pergerakandenganmengajakpenderitauntukmenggerakkansecaraakt
ifdanpasifsendiproksimaldan distal daridaerah yang mengalami
trauma. Padapederitadenganfraktur,
setiapgerakanakanmenyebabkannyerihebatsehinggaujipergerakanti
dakbolehdilakukansecarakasar,
disampingitujugadapatmenyebabkankerusakanpadajaringanlunakse
pertipembuluhdarahdansaraf.
3. PemeriksaanNeurologis
Pemeriksaanneurologisberupapemeriksaansarafsecarasensorisdanmotoris.
Kelaianansaraf yang
didapatkanharusdicatatdenganbaikkarenamerupakanpatokanuntukpengobatansel
anjutnya.
4. PemeriksaanRadiologis
Macam-macampemeriksaanradiologi yang
dapatdilakukanuntuk menetapkankelainantulangdansendi :
- FotoPolos
Denganpemeriksaanklinikkitasudahdapatmencurigaiadanyafraktur.
Walaupundemikianpemeriksaanradiologisdiperlukanuntuk menentukankea
daan, lokasisertaekstensifraktur. Untuk menghindarkanbidai yang
bersifatradiolusenuntukimobilisasisementarasebelumdilakukanpemeriksaa
nradiologis. Tujuanpemeriksaanradiologis
 Untukmempelajarigambaran normal tulangdansendi
 Untukkonfirmasiadanyafraktur
 Untukmelihatsejauhmanapergerakandankonfigurasifragmensertape
rgerakannya
 Untukmenentukanteknikpengobatan

11
 Untukmenentukanapakahfrakturitubaruatautidak
 Untukmenentukanapakahfraktur intra-artikuleratauekstra-artikuler
 Untukmelihatadanyakeadaanpatologis lain padatulang
 Untuk melihat adanya benda asing, misalnya peluru.
Umumnya dengan foto polos kita dapat mendiagnosis fraktur,tetapi
perlu ditanyakan apakah fraktur terbuka atau tertutup, tulang mana yang
terkena dan lokasinya. Apakah sendi juga mengalami fraktur serta bentuk
fraktur itu sendiri. Konfigurasi fraktur dapat menentukan prognosis serta
waktu penyembuhan fraktur.
Beberapa yang harus diperhatikan pada pemeriksaan radiologi adalah :
 Foto x-ray yang harusdilakukanadalahfoto AP dan lateral dari
femur, sendi hip dan lutut harus Nampak pada foto tersebut.
Ditambah dengan foto pelvis proyeksi AP.
 Penilaian foto x-ray harus dilakukan secara teliti untuk menilai
pola dari fraktur, kualitas tulang, ada atau tidak adanya segmen
tulang yang hilang, pemendekan, dan jaringan di sekitarnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Koval, Kenneth J., Egol, Kenneth A., Zuckerman, Joseph D. In: Handbook
of Fracture, 4th Edition. New York: Lippincott Williams & Wilkins. 2010
2. Helmi ZN. Buku Ajar GangguanMuskuloskeletal. 2011.
3. Solomon L, et all. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures. Ninth
Edition. London : Hodder Arnold. 2010
4. Thompson, J. Netter’s Concise Orthopaedic Anatomy, 2nd Ed. Elsevier
Saunders, 2010. Hal: 251, 266-268.
5. Bucholz, Robert W.; Heckman, James D.; Court-Brown, Charles M.;
Tornetta, Paul. Rockwood And Green's Fractures In Adults, 7th Edition.
2010. Biomechanics of Fractures and Fracture Fixation. Lippincott
Williams & Wilkins.
6. Changes In The Management Of Femoral ShaftFractures In Polytrauma
Patients: From EarlyTotal Care To Damage Control Orthopedic. The
Journal Of Trauma · October 2002
7. Miller MD., Thompson SR., Hart RA. Review Of Orthopaedics 6th
Edition. Elsevier Saunders
8. Murray JR., Holmes EJ., Misra RR. A–Z Of Musculoskeletal And Trauma
Radiology. 2009. Cambridge University Press
9. Salminen S. Femoral Shaft Fractures In Adults: Epidemiology, Fracture
Patterns, Nonunions, And Fatigue Fractures A Clinical Study. 2005.
10. Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson. PatofisiologiKonsepKlinis Proses -
proses penyakit Volume 2. Edisi 6. PenerbitBukuKedokteran EGC. 2005.
Hal 1365
11. Solomon L,.Warwic D., Selvadurai N. Apley And Solomon Concise
System Of Otrthopaedics Trauma 4th edition. 2014

13

Anda mungkin juga menyukai