Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN F.3. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)


SERTA KELUARGA BERENCANA

TOPIK : INFEKSI SALURAN KEMIH PADA IBU HAMIL

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menempuh


Program Dokter Internship di Puskesmas Minggir

Disusun Oleh
dr. Oldriana Prawiro Hapsari

PROGRAM DOKTER INTERNSHIP INDONESIA


KABUPATEN SLEMAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN F.3. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)


SERTA KELUARGA BERENCANA

TOPIK : INFEKSI SALURAN KEMIH PADA IBU HAMIL

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menempuh


Program Dokter Internship di Puskesmas Minggir

Disusun Oleh
dr. Oldriana Prawiro Hapsari

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal 29 Agustus 2016

Oleh
Pendamping Dokter Intership

dr. Ellyza Sinaga, MPH


LATAR Dalam setiap tahun, 15% perempuan mengalami ISK. Kejadian
BELAKANG ISK makin sering terjadi pada masa kehamilan. Perubahan
mekanis dan hormonal yang terjadi pada kehamilan meningkatkan
risiko keadaan yang membuat urin tertahan di saluran kencing.
Juga adanya peningkatan hormon progesterone pada kehamilan
akan menambah besar dan berat rahim serta mengakibatkan
pengenduran pada otot polos saluran kencing.

Perubahan-perubahan tersebut mencapai puncak pada akhir


trimester dua dan awal trimester tiga yang merupakan factor yang
memudahkan terjangkitnya ISK pada kehamilan. Saluran kencing
yang pendek pada perempuan dan kebersihan daerah sekitar
kelamin luar yang menjadi bagian yang sulit dipantau pada
perempuan hamil akan mempermudah ISK.

Infeksi pada ginjal merupakan komplikasi ISK pada kehamilan


dan menyebabkan kelainan serius baik pada ibu maupun janin,
seperti persalinan premature, anemia, hipertensi dan preeklamsi.
Jika bayi lahir juga bisa membuat berat badannya rendah. Untuk
itu penting bagi perempuan hamil untuk berupaya menjaga
kebersihan alat kelamin luarnya, selain itu perlu segera konsultasi
ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan segera apabila dirasa
sulit kencing atau nyeri di bawah perut.

PERMASALAHAN Yang menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih adalah


terutama kuman golongan basil gram negatif yang dalam keadaan
normal berada di saluran pencernaan. Umumnya 90%
penyebabnya adalah E.Coli, 5% adalah Klebsiella-
Enterobacter,dan 5% lagi oleh proteus mirabilis, enterococcus dan
staphylococcus.
Ada 3 cara terjadinya ISK yaitu :

a. Penyebaran melalui aliran darah yang berasal dari usus halus


atau organ lain ke bagian saluran kemih.

b. Penyebaran melalui saluran getah bening yang berasal dari usus


besar ke kandung kencing atau ginjal.

c. Terjadi migrasi kuman secara asenden (dari bawah ke atas)


melalui uretra, kandung kencing (buli–buli) dan ureter ke ginjal.

Perempuan hamil terutama yang sudah pernah hamil untuk


kesekian kali, lebih mudah terserang penyakit ISK oleh karena
terjadi perubahan alamiah (fisiologis) yang dramatis selama
kehamilan, antara lain terjadi penurunan tonus (ketegangan) dan
aktivitas otot-otot ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih)
yang mengakibatkan terjadinya penurunan kecepatan pengeluaran
air seni melalui sistem pengumpulan urine. Ureter bagian atas dan
piala ginjal (pelvis renalis) mengalami dilatasi (rongganya menjadi
bertambah besar) dan mengakibatkan terjadinya hidronefrosis
fisiologis (alamiah) pada kehamilan (yaitu suatu keadaan di mana
piala ginjal menggembung karena saluran ginjal yang tersumbat
atau tertutup sedangkan jaringan ginjal jadi mengisut sehingga
ginjal itu menjadi serupa kantong berisi air).

Hal ini terjadi sebagai akibat pengaruh hormone progesterone


terhadap tonus otot dan peristaltic , dan yang lebih penting lagi
adalah akibat penyumbatan mekanik oleh rahim yang membesar
saat hamil.Komplikasi yang sering muncul akibat infeksi saluran
kemih yang parah adalah pielonefritis (radang pada piala ginjal) ,
hipertensi ( tekanan darah tinggi ), abortus prematurus , hambatan
pertumbuhan janin dalam kandungan, kematian janin dalam
kandungan dan anemia.

PERENCANAAN Deteksi dini infeksi saluran kemih pada ibu hamil dilakukan
DAN PEMILIHAN di Puskesmas Minggir terhadap ibu hamil yang telah memasuki
INTERVENSI trimester kedua kehamilan.
Metode intervensi yang digunakan yaitu:
1. Melakukan anamnesa
2. Melakukan pemeriksaan fisik dan urin rutin
3. Menyampaikan hasil diagnosa, terapi dan edukasi.
PELAKSANAAN Pelaksanaan deteksi dini skabies dilakukan di Poli KIA
Puskesmas Minggir Sleman pada hari dan jam kerja.

MONITORING Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan cara edukasi cara


DAN EVALUASI meminum antibiotik yang diberikan dengan baik dan benar, pantau
keluhan jika belum membaik dan harus kontrol lagi.
Evaluasi dilakukan dengan melakukan kembali pemeriksaan urin
rutin pada saat pasien kontrol dan obat telah habis diminum.

Komentar/Umpan Balik Pendamping:

Sleman, 29 Agustus 2016

Pendamping Peserta

dr. Ellyza Sinaga, MPH dr. Oldriana Prawiro Hapsari

Anda mungkin juga menyukai