Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ardina Ayu Wulandari Dikumupulkan Tanggal : 27 September 2017

NPM : 1706104363 Paraf Asisten


Prodi : Teknik Kimia
Kelompok :4

POTENSIOMETRI
1. Outline
1.1. Pengertian Potensiometri
1.2. Alat Pengukur Potensial Sel
1.3. Elektroda Acuan/ Elektroda Pembanding
1.3.1. Elektroda Kalomel (Saturated Calomel Electrode)
1.3.2. Elektroda Perak / Perak Klorida
1.4. Elektroda Indikator
1.4.1. Elektroda Ion Logam
1.4.1.1. Elektroda Jenis Pertama
1.4.1.2. Elektroda Jenis Kedua
1.4.1.3. Elektroda Jenis Ketiga
1.4.2. Elektroda Inert
1.4.3. Elektroda Membran
1.4.3.1. Elektroda Membran Kaca
1.4.3.2. Elektroda Membran Padat
1.4.3.3. Elektroda Membran Cair
1.5. Metode Analisa Potensiometri
1.5.1. Potensiometri Langsung
1.5.2. Adisi Standar
1.5.3. Adisi Sampel
1.5.4. Titrasi Potensiometri

2. Pembahasan
2.1.Pengertian Potensiometri
Potensiometri merupakan suatu metode analisis kimia, sesuai nama yang
diusulkan, yang melibatkan pengukuran potensial dari suatu sel Galvani. Secara umum
sel terdiri dari dua buah setengah sel dan kita dapat menggunakan persamaan Nernst
untuk menghitung nilai potensial sel. Metode potensiometri digunakan
untuk menentukan konsentrasi suatu ion (ion selective electrode), pH suatu larutan,
dan menentukan titik akhir titrasi. Dalam hal ini hubungan antara potensial sel dan
konsentrasi dapat dijelaskan melalaui persamaan Nernst.
E (sel) = E0 ± RT/nF ln a (analit)
Dimana :
Eo : standar potensial reduksi
R : konsanta gas
T : temperatur ( K )
n : jumlah elektron yang terlibat dalam rekasi reduksi
F : konstanta faraday
Jika temperatur dalam laboratorium 298 K ,maka ln diubah ke log, maka
diperoleh persamaan berikut
E = Eo – 0,05916 log Q
n
Dimana E dinyatakan dalam satuan volt Mengingat bahwa potensial dari sel
elektrokimia potensiometri adalah
Ecell = Ec – Ea

2.2.Alat Pengukur Potensial Sel

Gambar 1. Rangkaian alat pengukur potensial sel


Alat-alat yang diperlukan antara lain:
1. Alat Pengukur Potensial
Secara umum alat listrik untuk mengukur potensial atau tegangan listrik
digunakan voltmeter. Di pasaran banyak dijumpai alat voltmeter. Pada
dasarnya alat tersebut dapat dipakai, namun untuk tujuan analisis hasil yang
diperoleh kurang baik, karena alat ini umumnya tidak dilengkapi pengatur
impedansi yang tinggi. Pada analisis potensiometri, arus listrik harus dijaga tetap
nol. Untuk mendapatkan kondisi ini maka pada alat volmeter harus dipasang
tahanan yang tinggi, sehingga potensial yang terukur relatif stabil. Alat pengukur
potensial jenis ini biasanya dirancang khusus oleh pabrik maupun ahli elektro. Alat
ini lebih sering disebut sebagai potensiometer.
2. Elektroda
Elektroda terdiri dari dua jenis, yaitu elektroda kerja (indicator electrode)
dan elektroda pembanding (reference electrode). Elektroda kerja yang dipakai
sangat tergantung dari analit yang dianalisis dan cara apa yang dipilih untuk
analisis. Pada prinsipnya kita pakai elektroda yang selektif terhadap analit yang
diukur. Elektroda selektif ion dapat dalam berbagai tipe misalnya, tipe membran
padat, membran cair, elektroda gelas dan lain-lain.
3. Tabung Tempat Analit
Analit biasanya ditempatkan dalam tabung dari kaca atau plastik polimer. Hal
ini tergantung pada macam analit dan jenis pelarutnya. Besar kecilnya tabung
tergantung dari jumlah/volume analit. Umumnya volume analit sekitar 20 – 50 mL,
sehingga kita menyiapkan tabung yang sesuai.
4. Magnet dan Pengaduknya
Untuk pengukuran yang baik dengan hasil yang stabil diperlukan
pengadukan. Pengaduk magnet (stirrer) yang ada pengatur kecepatan dan
dilengkapi dengan batang magnet sebagai pengaduk.

2.3.Elektroda Acuan/ Elektroda Pembanding


Di dalam beberapa penggunaan analisis elektrokimia, diperlukan suatu
elektrode pembanding (refference electrode) yang memiliki syarat harga potensial
setengah sel yang diketahui, konstan, dan sama sekali tidak peka terhadap komposisi
larutan yang sedang selidiki.. Pasangan elektrode pembanding adalah elektrode
indikator (disebut juga working electrode) yang potensialnya bergantung pada
konsentrasi zat yang sedang diselidiki
Syaratnya adalah:
· Mematuhi persamaan Nersnt bersifat reversible
· Memiliki potensial elektroda yang konstan oleh waktu
· Segera kembali keharga potensial semula apabila dialiri arus yang kecil
· Hanya memiliki efek hysterisis yang kecil jika diberi suatu siklus suhu
· Merupakan elektroda yang bersifat nonpolarisasi secara ideal
Elektroda pembanding ada beberapa macam, diantaranya :
2.3.1. Elektroda Kalomel (Saturated Calomel Electrode)
Elektroda Kalomel merupakan elektrode yang terdiri dari lapisan Hg yang ditutupi
dengan pasta Merkuri (Hg), Merkuri Klorida /Komel (Hg2Cl2) dan kalium klorida
(KCl).
Potensial sel ini akan bergantung pada konsentrasi klorida x (pada kalomel yang
tidak jenuh), dan harga konsentrasi ini harus dituliskan untuk menjelaskan elektroda.
Elektroda kalomel jenuh (saturated calomel electrode, SCE) biasanya banyak
digunakan oleh para pakar kimia analitik karena banyak tersedia di pasaran dan
konsentrasi klorida tidak mempengaruhi harga potensial elektroda. Harga potensial
SCE adalah 0,244 V pada 25o C dibandingkan terhadap elektroda hidrogen standart.
Elektroda calomel ditunjukan oleh gambar di bawah ini.

Gambar 2. Elektroda Kalomel


Elektroda kalomel terbuat dari tabung gelas atau plastik dengan panjang 5 – 15
cm dan garis tengah 0,5 – 1 cm. Pasta Hg/HgCI terdapat di dalam tabung yang lebih
dalam, dihubungkan dengan larutan KCI jenuh melalui lubang kecil. Kontak elektroda
ini dengan larutan dari setengah sel lainnya melalui penyekat yang terbuat dari
porselen atau asbes berpori. Elektroda calomel ditunjukan oleh gambar di bawah ini.
2.3.2. Elektroda perak / perak klorida
Elektroda perak / perak klorida merupakan electrode yang terdiri dari suatu
elektroda perak yang dicelupkan kedalam larutan KCI yang dijenuhkan dengan AgCI.
Biasanya elektroda ini terbuat dari suatu larutan jenuh atau 3,5 M KCI yang harga
potensialnya dalah 0,199 V (jenuh) dan 0.205 V (3,5M) pada 250 C. Kelebihan
elektroda ini dapat digunakan pada suhu yang lebih tinggi sedangkan elektroda
kalomel tidak.

2.4.Elektroda Indikator
Elektroda indikator (elektroda kerja) adalah suatu elektroda yang potensial
elektrodanya bervariasi terhadap konsentrasi (aktivitas) analit yang diukur. Elektroda
indikator harus memenuhi beberapa syarat antara lain harus memenuhi tingkat
kesensitivan yang terhadap konsentrasi analit. Tanggapannya terhadap keaktifan
teroksidasi dan tereduksi harus sedekat mungkin dengan yang diramalkan dengan
persamaan Nernst. Sehingga adanya perbedaan yang kecil dari konsentrasi analit, akan
memberikan perbedaan tegangan
2.4.1. Elektroda Ion Logam
Potensial dari elektroda logam ditentukan dari posisi reaksi redoks ketika
elektroda dan larutan bertemu.terdapat tiga macam elektroda logam yaitu elektroda
logam jenis pertama, elektroda logam jenis kedua, dan elektroda logam jenis ketiga.
2.4.1.1.Elektroda jenis pertama
Elektroda jenis pertama adalah elektroda yang langsung berkeseimbangan
dengan kation yang berasal dari logam tersebut .Contoh,elektroda tembaga, perak,
raksa, cadmium, seng dan timah.
Cu2+ + 2e <==> Cu(s)
2.4.1.2.Elektroda jenis kedua
Elektroda jenis kedua adalah elektroda yang harga potensialnya bergantung
pada konsentrasi suatu anion yang dengan ion yang berasal dari elektroda endapan
suatu ion kompleks yang stabil. Contoh elektroda perak untuk halida, reaksinya dapat
ditulis,
AgCl(s) <==> Ag(s) + Cl
2.4.1.3.Elektroda jenis ketiga
Elektroda jenis ketiga adalah elektroda logam yang harga potensialnya
bergantung pada konsentrasi ion logam lain. Contoh, elektroda Hg dapatdigunakan
untuk menentukan konsentrasi Ca2+ , Zn2+ ,atau Cd2+ yang terdapat dalam larutan.
2.4.2. Elektroda Inert
Elektroda inert merupakan elektroda yang tidak masuk ke dalam reaksi.
Salah satu contohnya adalah platina.
Elektroda ini bekerja baik sebagai elektroda indikator untuk pasangan redoks
seperti : Fe3+ + e ↔ F2+
Fungsi logam Pt adalah untuk membangkitkan kecenderungan sistem
tersebut dalam mengambil atau melepaskan elektron, sedangkan logam itu tidak ikut
secara nyata dalam reaksi redoks.
2.4.3. Elektroda membran
Elektroda membran telah digunakan dan dikembangakan cukup luas,karena
dapat menentukan ion tertentu. Elektroda membran biasa disebut dengan elektroda
selektif ion (ion selective electrode).Elektroda membran juga digunakan untuk penentuan
pH dengan mengukur perbedaan potensial antara larutan pembanding yang
keasamannya tetap dan larutan yang dianalisis.Elektroda membran dibagi empat
macam yaitu elektroda membran kaca, elektroda membran cairan, elektroda padatan
dan elektroda penunjuk gas.
2.4.3.1. Elektroda membran kaca
Kualitas paling bagus yang dijual dipasaran untuk elektroda membran
kaca terbuat dari Corning 015, sebuah kaca yang terdiri dari 22% Na20, 6%
CaO,dan 72% SiO. Ketika dicelupkan ke dalam larutan berair, maka pada
bagian luar dari membran akan terhidrat sampai 10nm sampai beberapa
jam. Hasil hidrasi dari membran menghasilkan muatan negatif, hal ini
merupakan bagian dari fungsi kerja membran silika. Ion natrium, yang
mampu bergerak menembus lapisan hidrat berfungsi sebagai ion
penghitung. Ion hidrogen dari larutan berdifusi kedalam membran dan
membentuk ikatan yang lebih kuat dengan membran sehingga mampu
menggeser keberadaan ion Na+ yang mengakibatkan konsentrasi ion
H+meningkat pada membran .
Elektroda membran kaca sering dijual dalam bentuk kombinasi antara
indikator dan elektroda pembanding. Penggunaan satu elektroda sangat
bermanfaat untuk pengukuran pH.

Gambar 3. Elektroda Membran Kaca


Kelebihan elektroda kaca antara lain sebagai berikut :
• Larutan uji tidak terkontaminasi
• Zat-zat yang tidak mudah teroksidasi & tereduksi tidak
berinteferensi
• Elektroda ini bisa dibuat cukup kecil untuk disisipkan dalam volume
larutan yang sangat kecil.
• Tidak ada permukaan katalitis yang kehilangan aktivitasnya oleh
kontaminasi seperti platina pada elektroda hidrogen.
Kelemahan elektroda kaca yaitu pada kondisi pH yang sangat tinggi
(misal NaOH 0,1M dengan pH = 13) berakibat :
• Spesifisitas untuk H+ hilang
• Ketergatungan tegangan pH berkurang
• Potensial menjadi tergantung pada aNa+
2.4.3.2. Elektroda membran padat
Elektroda ini menggunakan polikristal yang terdiri dari satuan kristal
garam anorganik. Elektroda selektif ion polikristal ini dibentuk dari pelet
tipis Ag2S atau campuran dari Ag2S dan garam perak atau logam sulfida.
2.4.3.3. Elektroda membran cair
Elektroda membran cair adalah suatu fasa cair spesifik yang dibatasi
oleh suatu dinding yang berpori inert. Cairan spesifik tersebut terdiri atas
senyawa organik dengan berat molekul yang tinggi,tidak larut dalam air dan
memiliki struktur yang memungkinkan terjadinya pertukaran ion antara ion
bebas dalam larutan yang diukur dengan ion-ion yang terletak pada pusat
kedudukan molekul cairan spesifik tersebut contoh: Na+ , K ,Ca2+ , Pb2+

2.5.Metode Analisa Potensiometri


2.5.1. Potensiometri Langsung
Teknik ini hanya memerlukan pengukuran potensial sebuah indikator
elektron ketika dicelupkan dalam larutan yang mengandung konsentrasi yang
tidak diketahui & diketahui dari sebuah analit. Elektroda indikator selalu
dianggap sebagai katoda dan elektroda referensi sebagai anoda. Untuk
pengukuran potensiometri langsung, potensial sel dapat diekspresikan
sebagai perkembangan potensial oleh elektroda indikator, elektroda
referensi, dan potensial jungsi.
2.5.2. Adisi Standar
Teknik ini biasanya digunakan pada instrumentasi analisis seperti dalam
atomic absorption spectroscopy and gas chromatography untuk mencari nilai
konsentrasi substansi (analit) dalam sampel yang tidak diketahui dengan
perbandingan untuk susunan sampel yang diketahui konsentrasinya.
2.5.3. Adisi Sampel
Hampir sama dengan metoda adisi standar kecuali pada sejumlah kecil
volume sampel. Pengukuran dibuat pada kekuatan ion standar dan slop
elektroda yang dihasilkan lebih sesuai dibanding adisi standar. Baik
digunakan pada saat jumlah sampel hanya sedikit, atau untuk sampel dengan
konsentrasi yang besar, atau juga yang memiliki matriks kompleks.
Kelebihan :
• Kalibrasi dan pengukuran sampel dilakukan secara bersamaan
sehingga perbedaan kekuatan ion dan temperatur standar dan sampel
tidak terlalu signifikan.
• Selama proses, elektroda tetap tercelup dalam larutan sehingga hanya
terdapat sedikit perubahan pada junction potential larutan
• Pengukuran slop sangat mendekati konsentrasi sampel menunjukkan
metode ini dapat menghasilkan hasil yang lebih akurat pada range non-
linear dan dapat digunakan dengan elektroda tua atau lama yang range-
nya tidak linear selama kemiringan stabil.
Kekurangan :
• Diperlukan pencampuran yang akurat dari volume standar maupun
sampel yang akan diukur.
• Diperlukan perhitungan yang lebih rumit dibandingkan dengan
potensiometri langsung.
• Konsentrasi sampel juga harus diketahui sebelum memulai analisis
untuk menentukan konsentrasi standar dan volume yang sesuai untuk
kedua larutan.
2.5.4. Titrasi Potensiometri
Analisis sistem titrasi potensiometri pada prinsipnya menggabungkan
antara pengukuran potensial dan volume titran. Dalam titrasi potensiometri
titik akhir dideteksi dengan menetapkan volume pada saat terjadi perubahan
potensial yang relatif besar ketika ditambahkan titran.
Pada metoda ini dilakukan proses titrasi terhadap larutan asam oleh
larutan bersifat basa atau sebaliknya. Bermacam reaksi titrasi dapat diikuti
dengan pengukuran potensiometri. Reaksinya harus meliputi penambahan
atau pengurangan beberapa ion yang sesuai dengan jenis elektrodenya.
Potensial diukur setelah penambahan sejumlah kecil volume titran secara
kontinu dengan perangkat automatik
Reaksi-reaksi yang berperan dalam pengukuran titrasi potensiometri
yaitu reaksi pembentukan kompleks reaksi netralisasi dan pengendapan serta
reaksi redoks. Pada reaksi pembentukan kompleks dan pengendapan,
endapan yang terbentuk akan membebaskan ion terhidrasi dari larutan.
Umumnya digunakan elektroda Ag dan Hg, sehingga berbagai logam dapat
dititrasi dengan EDTA. Reaksi netralisasi terjadi pada titrasi asam basa dapat
diikuti dengan elektroda indikatornya elektroda gelas. Tetapan ionisasi harus
kurang dari 10-8. Sedangkan reaksi redoks dengan elektroda Pt atau
elektroda inert dapat digunakan pada titrasi redoks. Oksidator kuat (KMnO4,
K2Cr2O7, Co(NO3)3) membentuk lapisan logam-oksida yang harus
dibebaskan dengan reduksi secara katoda dalam larutan encer (Khopkar,
1990).
Gambar 4. Rangkaian Titrasi Potensiometri
Kelebihan Titrasti Potensiometri :
• Metode ini dapat untuk menentukan konsentrasi suatu spesi dengan
kecermatan lebih baik, khususnya pada konsentrasi tinggi.
• Data eksperimen lebih berhubungan langsung dengan total konsentrasi zat
yang ditentukan daripada metode potensiometri langsung.
• Metode ini mungkin lebih akurat untuk menentukan zat, yang adanya spesi-
spesi lain sering mengganggu pada pengukuran dengan elektroda, hal ini
karena zat penitrir bereaksi lebih selektif terhadap zat yang ditentukan.
• Zat-zat yang tidak selektif terhadap elektroda, dapat ditentukan dengan
menitrasinya dengan menggunakan spesi-spesi yang bersifat elektroaktif
terhadap elektroda.
• Secara umum lebih sedikit gangguan pada hasil kestabilan slope kurva
kalibrasi dan nilai potensial standar, dengan demikian elektroda-
elektroda yang tidak cocok untuk cara potensiometri langsung dapat
digunakan dengan metode titrasi potensiometri.
Kekurangan Titrasi potensiometri
• zat-zat lain walaupun tidak terespon oleh elektroda dapat mengganggu,
karena dapat bereaksi dengan zat penitrir.
• Waktu yang diperlukan untuk analisis lebih lama.
• Metode ini tidak mungkin untuk analisis zat dalam jumlah kecil (trace).
3. Daftar Pustaka
Day, R.A.JR. & Underwood, A.L. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.
Jakarta: Erlangga.
Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.
Suyanta. 2013. Potensiometeri. Yogyakarta: UNY
Purwanto A, dan Samin P. 2010. Metode Elektroda Selektif Ion Nitrat Untuk Pengujian
Nitrat Dalam Air. Yogyakarta. ISSN 0216 - 3128

Anda mungkin juga menyukai