Imedis.net – Tingkat penyerapan nutrisi dalam tubuh dipengaruhi oleh kesehatan pencernaan
kita. Pada saat proses sistem pencernaan tubuh ini memerlukan bantuan Enzim untuk mengubah
makanan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil dan mudah diserap oleh tubuh untuk
selanjutnya menjadi sari makanan yang akan diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh.
Enzim dihasilkan oleh kelenjar pencernaan, yang merupakan senyawa organik bermolekul besar
yang sangat penting, dan yang sangat berguna untuk Mempercepat Jalannya Reaksi Metabolisme
di dalam Tubuh Tanpa Mempengaruhi Keseimbangan Reaksi. Enzim mengubah nutrisi yang kita
cerna menjadi bagian-bagian vital untuk regenerasi darah, saraf, organ dan jaringan. Sebab tanpa
adanya senyawa ini, tidak ada energi yang dihasilkan, tidak ada makanan yang dapat dicerna,
dan tidak ada nutrisi yang dapat diserap. Maka dari itu Hormon, Vitamin dan Mineral tidak akan
berguna bagi tubuh kita.
Setiap Enzim mempunyai fungsi khusus dan diperuntukkan khusus untuk kategori makanan
tertentu. Sebagai contoh, protein dipecah oleh sebuah Enzim yang disebut Protease, Karbohidrat
dipecah oleh Amylase, dan lemak dipecah oleh Lipase.
Fungsi
No. Nama Enzim Letak Penghasil
Mengubah Menjadi
1. Ptialin / Amilase Mulut Amilum Maltosa Kelenjar Ludah
2. Pepsin Lambung Protein Pepton Lambung
3. Renin Lambung Mengendapkan kasein susu Lambung
4. Amilase Usus 12 Jari Maltosa Glukosa Pankreas
5. Tripsin Usus 12 Jari Pepton Asam Amino Pankreas
Asam Lemak &
6. Lipase Usus 12 Jari Lemak Pankreas
Gliserol
7. Erepsin Usus Halus Pepton Asam Amino Usus 12 Jari
Glukosa +
8. Maltase Usus Halus Maltosa Usus Halus
Glukosa
Glukosa +
9. Sukrase Usus Halus Sukrosa Usus Halus
Fruktosa
Glukosa +
10. Laktase Usus Halus Laktosa Usus Halus
Galaktosa
Setiap kekurangan senyawa ini dapat menyebabkan beragam gejala penyakit seperti Keletihan
Otot dan Asma yang mengganggu Metabolisme Insulin, Meningkatkan Kolesterol dan Tekanan
Darah Tinggi. Saat kondisi kekurangan Enzim terjadi, kategori nutrisi makanan yang melibatkan
Enzim tersebut tidak dapat dicerna atau diserap dengan lancar.
Salah satu faktor pemicu munculnya gangguan Enzim adalah kecenderungan pola makan yang
buruk, seperti makan yang berlebihan (dalam jumlah yang banyak), makan yang terburu-buru
dan terutama makan makanan yang berlemak. Oleh sebab itu, biasakan untuk menerapkan pola
makan yang sehat bernutrisi dan makan makanan yang bergizi sehingga persediaan Enzim kita
diperbaharui secara alami.
Enzim membantu dan mendukung dalam upaya mempercepat suatu reaksi dengan cara
melakukan penurunan anergi aktivasi. Selanjutnya akan membuat suatu reaksi bisa berlangsung
dengan baik dalam suhu serta kondisi yang tepat.
Kata enzim dahulu ditemukan berasal dari bahasa yunani yang mempunyai arti yakni ragi.
Kemudian proses penemuan enzim berhasil sekitar abad ke 18. Awalnya, memang belum
diketahui secara detail dan rinci mengenai penjelasan proses pencernaan daging yang ada di
dalam lambung yang dilakukan oleh bagian sekret lambung dan juga proses pencernaan amilum
yang dilakukan oleh bagian kelenjar ludah.
Terdapat suatu percobaan proses fermentasi terhadap alkohol yang sudah dilakukan oleh Louis
Pasteur, dan diperoleh suatu kesimpulan bahwa proses fermentasi bisa terjadi karena terdapat sel
ragi yang dikategorikan ke dalam organisme yang masih hidup, tidak terjadi pada suatu
organisme yang sudah mati atau pun senyawa yang telah diekstrak dari suatu organisme.
Namun, jika dilihat dari pernyataan Pasteur di atas mungkin bisa dikatakan kurang tepat.
Kemudian ada ilmuwan yang bernama Wilhem Kuhne, ahli fisiologi dari negara Jerman yang
mengungkapkan kata enzim, bisa digunakan untuk menyebutkan senyawa yang
berasal dari suatu organisme hidup yang bisa diekstrak dari suatu organisme untuk dipakai
dalam fermentasi rekasi kimia. Sedangkan kata fermentasi sendiri bisa digunakan untuk
menunjukkan suatu reaksi kimia yang dilakukan oleh organisme hidup.
Dalam proses berlangsungnya suatu reaksi biokimia tersebut, maka enzim – enzim sudah
mampu melakukan percepatan terhadap suatu lintasan metabolisme.
Enzim akan bekerja dengan cara melakukan suatu reaksi secara bersama – sama dengan
suatu molekul yang ada pada substrat. Spesifitas enzim sendiri tergolong sudah sangat tinggi
terhadap bagian substratnya. Substrat merupakan reaktan yang diproses pada suatu reaksi yang
selanjutnya akan dikatalisasi oleh enzim.
Nah, pada artikel kali ini saya akan membahas mengenai sifat – sifat enzim beserta
penjelasannya agar anda bisa lebih tahu dan dapat memperkaya wawasan anda. Enzim
mempunyai sifat yang khas pada suatu substrat tertentu, sifat khasnya itu yang memang menjadi
ciri dari suatu enzim. Berikut sifat-sifat khas yang ada pada suatu enzim, yuk kita simak bersama
– sama!
Yang pertama, enzim mempunyai sifat – sifat yang berperan sebagai katalisator.
Enzim merupakan katalis yang bisa digunakan untuk melakukan perubahan terhadap suatu laju
reaksi tanpa berperan langsung atau pun ikut serta dalam proses bereaksi. Jika tidak
terdapat keberadaan enzim, maka dalam suatu reaksi dirasa akan sangat sulit terjadi. Berbeda
lagi jika terdapat keberadaan enzim, maka kecepatan reaksi pada enzim akan bisa
mengalami peningkatan pesat dari awalnya 107 sampai 1013 kali.
Misalnya seperti pada enzim katalase yang mempunyai kandungan ion besi (Fe) dan mampu
melakukan penguraian sebanyak 5 juta molekul khususnya hidrogen peroksida (H2O2) setiap
menitnya pada 00C. Hidrogen peroksida hanya bisa mengalami proses penguraian oleh atom
besi, tetapi waktu yang diperlukan oleh satu atom besi untuk menguraikan beberapa molekul
hydrogen peroksida adalah selama sekitar 300 tahun. Kemudian satu molekul katalase yang
terdapat kandungan satu atom besi akan mengalami proses penguraian dalam kurun waktu satu
detik.
Cara kerja enzim cenderung lebih spesifik, maksudnya suatu enzim hanya bisa melakukan proses
pengubahan terhadap zat – zat tertentu saja. Dengan kata lain, ternyata enzim hanya bisa ikut
andil dalam mempengaruhi satu reaksi saja dan tidak bisa memberi pengaruh terhadap reaksi lain
yang bukan termasuk bidangnya. Satu enzim yang bersifat khusus untuk satu substrat, contohnya
pada enzim katalase yang hanya bisa melakukan hidrolisis terhadap H2O2 sehingga
menghasilkan H2O dan juga O2.
Sifat-sifat yang terdapat pada enzim berikutnya ialah untuk membantu pekerjaan secara bolak-
balik dengan alasan bisa ikut melakukan reaksi tanpa adanya suatu pengaruh terhadap hasil akhir
dan akan melakukan pembentukan kembali terhadap hasil reaksinya yakni sebagai enzim.
Ketika enzim ikut andil dalam melakukan suatu reaksi, semua struktur kimia pada enzim akan
berubah, tetapi pada proses akhir reaksi yang sudah terjadi, semua struktur kimia enzim akan
mengalami pembentukan kembali ke bentuk seperti semula.
Contohnya pada enzim lipase yang bisa melakukan pengubahan terhadap lemak kemudian
menghasilkan asam lemak dan juga gliserol. Namun sebaliknya, enzim lipase juga mampu
melakukan proses penyatukan terhadap gliserol dan juga asam lemak sehingga bisa menjadi
lemak seperti semula.
Enzim tidak hanya bisa melakukan penguraian terhadap molekul yang bersifat kompleks, tetapi
juga bisa melakukan proses pembentukan terhadap molekul yang mempunyai sifat kompleks dari
molekul-molekul yang mempunyai sifat sederhana penyusunnya (yakni proses reaksi bolak-
balik).
Suhu merupakan salah satu komponen yang bisa mempengaruhi aktivitas enzim. Apabila suhu
relatif rendah, maka kerja enzim akan berubah menjadi semakin lambat. Semakin tingginya
kondisi suhu yang ada saat proses terjadinya reaksi kimia dan dipengaruhi oleh enzim, maka
kerja enzim akan menjadi semakin cepat. Namun apabila kondisi suhu terlalu tinggi, maka enzim
secara otomatis akan mengalami proses denaturasi.
Karena enzim mempunyai fungsi yang digunakan sebagai katalisator, namun tidak ikut serta
dalam proses reaksi, maka jumlah yang akan digunakan sebagai bahan katalis tidak
membutuhkan terlalu banyak. Biasanya satu molekul enzim bisa melakukan aktivitas kerjanya
secara berulang kali, selama kondisi molekul tersebut tidak mengalami kerusakan.
Karena enzim pada dasarnya terbentuk dari komponen – komponen protein, maka sifat-sifat
yang ada pada enzim masuk ke dalam kategori koloid. Enzim mempunyai bagian permukaan
antar partikel yang tentunya sangat besar yang menyebabkan bidang aktivitasnya secara otomatis
menjadi ikut besar.
Suatu proses reaksi kimia bisa terjadi apabila molekul yang ikut andil di dalamnya mempunyai
energi internal yang cukup untuk digunakan membawanya ke bagian puncak bukit energi dan
selanjutnya menuju ke bentuk reaktif yang dinamakan sebagai tahap transisi.
Energi aktivasi yang ada pada suatu reaksi merupakan jumlah energi dalam bentuk kalori yang
dibutuhkan dalam upaya membawa semua bagian molekul yang ada pada 1 mol senyawa di suhu
tertentu dan kemudian akan menuju suatu tingkat transisi (perantara) pada titik puncak
sebagai batasan energi.
Jika suatu proses reaksi kimia dimasukkan katalis seperti misalnya enzim, maka energi aktivasi
yang ada akan bisa dengan mudah dikontrol penurunannya dan pada akhirnya reaksi yang
ada akan berjalan dengan ritme yang tentunya lebih cepat.
Dapat diambil kesimpulan bahwa artikel mengenai sifat – sifat enzim di atas yang diulas secara
detail dan dikemas dengan menarik, diharapkan bisa membantu memudahkan anda dalam
mempelajari serta memahaminya lebih dalam lagi.
Sehingga nantinya mungkin bisa anda jadikan sebagai bahan referensi saat belajar dan
menambah wawasan baru bagi anda. Sampai disini dulu ya artikel kali ini yang membahas
mengenai sifat – sifat enzim. Semoga bermanfaat bagi sobat sekalian dan terima kasih sudah
meluangkan sedikit waktunya untuk membaca artikel saya ini.
Susunan enzim
SUSUNAN ENZIM
Penggolongan Enzim
Aktivitas suatu enzim dinyatakan sebagai kemampuan enzim tersebut dalam mengubah
substrat menjadi produk. Aktivitas katalitik enzim pada prinsipnya merupakan proses
pemindahan elektron, atom, atau gugus fungsional yang semuanya dapat
dikelompokan kedalam enam golongan.
Oksidareduktase, yaitu katalisis untuk reaksi redoks, substrat yang satu tereduksi dan
yang lain teroksidasi
Transferase, yaitu katalisis reaksi pemindahan sebuah gugus dari suatu substrat ke
substrat yang lain
Hidrolase, yaitu katalisis untuk reaksi hidrolisis suatu substrat
Liase, yaitu katalisis reaksi eleminasi sebuah gugus dari substrat sehingga terbentuk
ikatan peptida
Isomerase, yaitu katalisis untuk reaksi isomerisasi substrat
Ligase, yaitu katalisis untuk reaksi penggabungan dua molekul dengan bantuan ATP
atau sumber energi lainnya.
Gugus prostetik pada molekul enzim berfungsi untuk mengaktivasi enzim sehingga
reaksi lebih mudah berlangsung. Gugus prostetik yang berasal dari senyawa organik
kompleks dinamakan koenzim. Misalnya NADH, FADH, dan CoASH. Gugus prostetik
yang berasal dari molekul anorganik dinamakan kofaktor, misalnya ion Fe 2+, Zn2+, dan
Cu2+. Dalam reaksi biokimia, beberapa enzim diaktivasi oleh koenzim atau oelh ion
logam saja.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim
Enzim adalah molekul komples berbasis protein yang dihasilkan oleh sel-sel. Enzim
ikut terlibat dalam berbagai reaksi biokimia. Tiap-tiap enzim yang terdapat dalam
tubuh kita dapat mempengaruhi reaksi kimia tertentu.
Enzim berperan sebagai katalis organik, enzim mempercepat kecepatan reaksi yang
terjadi. Jika tidak ada enzim, reaksi kimia akan menjadi sangat lambat. Berbagai
reaksi juga mungkin tidak akan terjadi jika tidak terdapat enzim yang tepat di dalam
tubuh.
Enzim dapat meningkatkan kecepatan reaksi kimia berkali-kali lipat. Studi telah
menemukan bahwa enzim dapat mempercepat reaksi kimia sampai 10 milyar kali
lebih cepat. Zat kimia yang hadir pada awal proses biokimia disebut sebagai substrat,
yang mengalami perubahan kimia membentuk produk akhir.
Konsentrasi substrat atau enzim dapat berdampak pada aktivitas enzim. Selain itu,
kondisi lingkungan seperti suhu, pH, kehadiran inhibitor, dll turut mempengaruhi
aktivitas enzim.
Dibawah ini dibahas lebih lanjut mengenai masing-masing faktor yang mempengaruhi
aktivitas enzim:
Suhu
Semua enzim membutuhkan suhu yang cocok agar dapat bekerja dengan biak. Laju
reaksi biokimia meningkat seiring kenaikan suhu. Hal ini karena panas meningkatkan
energi kinetik dari molekul sehingga menyebabkan jumlah tabrakan diantara molekul-
molekul meningkat.
Sedangkan dalam kondisi suhu rendah, reaksi menjadi lambat karena hanya terdapat
sedikit kontak antara substrat dan enzim.
Namun, suhu yang ekstrim juga tidak baik untuk enzim. Di bawah pengaruh suhu yang
sangat tinggi, molekul enzim cenderung terdistorsi, sehingga laju reaksi pun jadi
menurun. Enzim yang terdenaturasi gagal melaksanakan fungsi normalnya. Dalam
tubuh manusia, suhu optimum di mana kebanyakan enzim menjadi sangat aktif berada
pada kisaran 35°C sampai 40°C. Ada juga beberapa enzim yang dapat bekerja lebih
baik pada suhu yang lebih rendah daripada ini.
Nilai pH
Efisiensi suatu enzim sangat dipengaruhi oleh nilai pH atau derajat keasaman
sekitarnya. Ini karena muatan komponen asam amino enzim berubah bersama dengan
perubahan nilai pH. Secara umum, kebanyakan enzim tetap stabil dan bekerja baik
pada kisaran pH 6 dan 8. Tapi, ada beberapa enzim tertentu yang bekerja dengan baik
hanya di lingkungan asam atau basa.
Nilai pH yang menguntungkan bagi enzim tertentu sebenarnya tergantung pada sistem
biologis tempat enzim tersebut bekerja. Ketika nilai pH menjadi terlalu tinggi atau
terlalu rendah, maka struktur dasar enzim dapat mengalami perubahan. Sehingga sisi
aktif enzim tidak dapat mengikat substrat dengan benar, sehingga aktivitas enzim
menjadi sangat terpengaruhi. Bahkan enzim dapat sampai benar-benar berhenti
berfungsi.
Konsentrasi Substrat
Jelas saja konsentrasi substrat yang lebih tinggi berarti lebih banyak jumlah molekul
substrat yang terlibat dengan aktivitas enzim. Sedangkan konsentrasi substrat yang
rendah berarti lebih sedikit jumlah molekul substrat yang dapat melekat pada enzim,
menyebabkan berkurangnya aktivitas enzim.
Tapi ketika laju enzimatik sudah mencapai maksimum dan enzim sudah dalam kondisi
paling aktif, peningkatan konsentrasi substrat tidak akan memberikan perbedaan
dalam aktivitas enzim. Dalam kondisi seperti ini, di sisi aktif semua enzim terus
terdapat substrat, sehingga tidak ada tempat untuk substrat ekstra.
Konsentrasi Enzim
Semakin besar konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi akan semakin cepat pula.
Konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi, tentunya selama masih
ada substrat yang perlu diubah menjadi produk.
Inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sama dengan molekul substrat, inhibitor
ini melekat pada sisi aktif enzim sehingga menghalangi pembentukan ikatan kompleks
enzim-substrat.
Inhibitor non-kompetitif dapat melekat pada sisi enzim yang bukan merupakan sisi
aktif, dan membentuk kompleks enzim-inhibitor. Inhibitor ini mengubah
bentuk/struktur enzim, sehingga sisi aktif enzim menjadi tidak berfungsi dan substrat
tidak dapat berikatan dengan enzim tersebut.
a. Temperatur
Karena enzim tersusun dari protein, maka enzim sangat peka terhadap temperature.
Temperature yang terlalu tinggi dapat menyebabkan denaturasi protein. Temperature
yang terlalu rendah dapat menghambat reaksi. Pada umumnya temperatur optimum
enzim adalah 30 – 400C.
Kebanyakan enzim tidak menunjukkan reaksi jika suhu turun sampai 00c , namun
enzim tidak rusak, bila suhu normal maka enzim akan aktif kembali . enzim tahan pada
suhu rendah, namun rusak diatas suhu 500c.
b. Prubahan pH
Enzim juga sangat terpengaruh oleh pH. Perubahan pH dapat mempengaruhi
perubahan asam amino kunci pada sisi aktif enzim sehingga menghalangi sisi aktif
berkombinasi dengan substratnya. pH optimum yang diperlukan berbeda – beda
tergantung jenis enzimnya.
3. Inhibitor Enzim
Seringkali enzim dihambat leh suatu zat yang disebut inhibitor, ada dua
jenis inhibitor yaitu sebagai berikut:
a. Inhibitor kompetitif.
Pada penghambatan ini zat – zat penghambat mempunyai struktur yang mirip
dengan struktur substrat. Dengan demikian baik substrat maupun zat penghambat
berkompetisi atau bersaing untuk bersatu dengan sisi aktif enzim , jka zat penghambat
lebih dulu berikatan dengan sisi aktif enzim , maka substratnya tidak dapat lagi
berikatan dengan sisi aktif enzim.
b. Inhibitor nonkompetitif
Pada penghambatan ini, substrat sudah tidak dapat berikatan dengan kompleks
enzim- inhibitor, karena sisi aktif enzim berubah.
b. Golongan Desmolase,
yaitu enzim yang dapat memecah ikatan C – C atau C – N , contohnya enzim – enzim
peroksidase, dehidrogenase, katalase, karboksilase dan transaminase.
Dengan berkembangnya ilmu generika dan dilakukannya berbagai percobaan di bidang
ini, dapat dibuktikan bahwa pembentukan enzim atau kelompok enzim diatur oleh gen
atau keompok gen dalam kromosom. George beadle dan Edward tatum mendapat
hadiah nobel pada tahun 1958 dalam menemukan gen – gen pengandali sintesis protein
dan enzim, yang disimpulkan dalam suatu teori “one gene one enzyme”.
Sifat – sifat Enzim :
1) Sebagai bio katalisator :
– mempengaruhi kecepatan reaksi kimia, tanpa ia sendiri mengalami perubahan kimia
yang bersifat permanen.
– jumlah tidak perlu banyak
2) Bersifat spesifik , artinya suatu enzim hanya aktif pada substrat tertentu.
3) Dipengaruhi suhu :
– suhu maksimum
– suhu optimum ±400C
– suhu minimum
4) dipengaruhi pH , suatu ezim hanya aktif pada pH tertentu saja
5) dapat diluar dan didalam sel.
http://budisma.net/2015/01/struktur-dan-penggolongan-enzim.html
http://www.jendelasarjana.com/2013/09/faktor-yang-mempengaruhi-kerja-enzim.html
http://imedis.net/peranan-penting-enzim-bagi-tubuh-anda/
https://dosenbiologi.com/manusia/sifat-sifat-enzim
https://shiellafiollyamanda.wordpress.com/2010/08/04/penggolongan-klasifikasi-enzim/