Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHUKUAN

A. Latarbelakang

Dalam berbagai macam kitab yang menjelaskan tentang fiqih selalu saja bab
thaharah berada pada bab yang paling awal atau paling utama. Hal itu terjadi
dikarenakan thaharah adalah bagian yang paling penting dipelajari. Melaksanakan
shalat tanpa thaharah maka tentu saja shalat yang dikerjakan tidak sah. Dalam artian
jika ada seseorang yang mengerjakan shalat tanpa bersesuci terlebih dahulu maka
shalat yang ia kerjakan itu sia-sia. karena pada dasarnya islam memang mewajibkan
setiap orang yang ingin melaksanakan shalat itu harus suci.
Namun, walau pun menjadi hala yang mendasara bagi ummat islam namun
masih banyak dari ummat islam yang tidak faham tentang thaharah, najis-najis dan
jenis-jenis air yang di gunakan untuk bersuci. makalah ini di buat untuk memenuhi
tugas mata kuliah ibadah dan ahlaq, sekaligus mudah-mudahan dapat membuat
teman-teman Perbandingan Mazhab paham masalah yang mendasar ini dan media
belajar dan mempelajari masalah-masalah thaharah.

B. Rumusan masalah
• Apa yang dimaksud dengan thahrah
• Dalil dan dasar hukum tahahrah
• Substansi dan filsafat thahrah
• Cara melakukan tahahrah
BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian tahahrah
Taharah menurut bahasa berasal dari kata ‫( طهور‬Thohur), artinya bersuci atau bersih.
Menurut istilah adalah bersuci dari hadas, baik hadas besar maupun hadas kecil dan bersuci
dari najis yang meliputi badan, pakaian, tempat, dan benda-benda yang terbawa di badan.
Taharah merupakan anak kunci dan syarat sah salat. Dalam kesempatan lain Nabi SAW juga
bersabda:
‫والسالم الصالة عليه قال‬: ُ‫ص َالةُِ ِم ْفتَاح‬
َّ ‫َارةُ ال‬ َّ ‫أَل‬، ‫الت َّ ْك ِبيْرُ َوتَحْ ِريْم َها‬، ‫التَّ ْس ِليْمُ َوتَحْ ِليْل َها‬
َ ‫طََ ه‬

“Nabi Bersabda: Kuncinya shalat adalah suci, penghormatannya adalah takbir dan
perhiasannya adalah salam.”
Dan sabda Nabi Saw lainnya:
‫إالبطهور الصالة‬
Artinya: “ Tidak diterima shalat sesorang kecuali dengan kesucian.”
Dari penjelasan ayat-ayat dan hadist tersebut menjelaskan bahwa thaharah wajib
hukumnya, tidak saja karena orang muslim akan menjalankan shalat melainkan juga dalam
semua keadaan, terutama bersuci dari najis dan hadast besar. Di dalam thaharah, kita juga
dianjurkan agar senantiasa menjaga kebersihan lahir dan batin. Seperti dalam Firman Allah
Swt yang berbunyi:
َُ‫ن َويَ ْسأَلونَك‬
ُِ ‫يض َع‬ ُ ِ ‫ل ْال َم ِح‬ ُْ ‫سا َُء فَا ْعت َِزلوا أَذًى ه َُو ق‬ َ ِِّ‫يض فِي الن‬ ُ ِ ‫ن َوال ْال َم ِح‬ ْ َ‫ط َّه ْرنَُ فَإِذَا ي‬
َُّ ‫طه ْرنَُ َحتَّى ت َ ْق َربوه‬ َُّ ‫ن فَأْتوه‬
َ َ‫ن ت‬ ُْ ‫ِم‬
ُ‫ّللا أَ َم َركمُ َحيْث‬
َُّ ‫ن‬ َ َ ‫( ْالمت‬٢٢٢)
ََُّ ُ‫ط ِ ِّه ِرينَُ َوي ِحبُ الت َّ َّوابِينَُ ي ِحب‬
َُّ ‫ّللا ِإ‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan mencintai orang-
orang yang suci lagi bersih”. (QS Al Baqarah:222)

Selain ayat al qur`an tersebut, Nabi Muhammad SAW bersabda.


‫)مسلم رواه( االيمان من النظافة‬
Artinya : “Kebersihan itu adalah sebagian dari iman.”(HR.Muslim)
2. Dasar hukum tahahrah
Allah mewajibkan setiap muslim untuk bersuci. Bersuci dari segala kotoran atau najis
sesuai dengan kriteria Allah dan rasul-Nya. Ada 8 ayat (koreksi jika salah) ditemukan dalam
Al Qur’an mengenai perintah bersuci/membersihkan diri.

1. QS. Al-Baqarah [2] : ayat 222


[2:222] Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu
kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan
janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka
campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.

2. QS. Aali ‘Imran (Ali ‘Imran) [3] : ayat 42

[3:42] Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah
memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang
semasa dengan kamu).

3. QS. Al-Maaidah (Al-Maidah) [5] : ayat 6

[5:6] Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan
kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur.

4. QS. Al-Anfaal (Al-Anfal) [8] : ayat 11

[8:11] (Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman
daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu
dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan setan dan untuk
menguatkan hatimu dan memperteguh denganya telapak kaki(mu).

5. QS. Al-Waaqi’ah (Al-Waqi’ah) [56] : ayat 79

[56:79] tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.

6. QS. Al-Muddatstsir (Al-Muddassir) [74] : ayat 4

[74:4] dan pakaianmu bersihkanlah,

7. QS. An-Nisaa’ (An-Nisa’) [4] : ayat 43

[4:43] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid)
sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi.
Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau
kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka
bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu.
Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.

8. QS. Al-Maaidah (Al-Maidah) [5] : ayat 7

[5:7] Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang telah diikat-Nya dengan
kamu, ketika kamu mengatakan: “Kami denganr dan kami taati”. Dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Mengetahui isi hati(mu).
3. Substansi dan filosofi tahahrah

A. Syarat wajib Thaharah


Setiap mukmin mempunyai syarat wajib untuk melakukan thaharah. Ada hal-hal yang harus
diperhatikan sebagai syarat sah-nya berthaharah sebelum melakukan perintah Allah SWT.
Syarat wajib tersebut ialah :
1. Islam
2. Berakal
3. Baligh
4. Masuk waktu ( Untuk mendirikan solat fardhu ).
5. Tidak lupa
6. Tidak dipaksa
7. Berhenti darah haid dan nifas
8. Ada air atau debu tanah yang suci.
9. Berdaya melakukannya mengikut kemampuan.

B. Bentuk Thaharah
Taharah terbagi menjadi dua bagian yaitu lahir dan batin. Taharah lahir adalah taharah / suci
dari najis dan hadas yang dapat hilang dicuci dengan air mutlak (suci menyucikan) dengan
wudu, mandi, dan tayamun. Taharah batin adalah membersihkan jiwa dari pengaruh-
pengaruh dosa dan maksiat, seperti dengki, iri, penipu, sombong, ujub, dan ria.
Sedangkan berdasarkan cara melakukan thaharah, ada beberapa macam bentuk yaitu :
wudhu, tayamum, mandi wajib dan istinjak
1. Wudhu
Wudu menurut bahasa berarti bersih. Menurut istilah syara’ berarti membasuh anggota
badan tertentu dengan air suci yang menyucikan (air mutlak) dengan tujuan menghilangkan
hadas kecil sesuai syarat dan rukunnya. Firman Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 6.
‫صالُِة ِإلَى ق ْمت ُْم إِذَا آ َمنوا الَّذِينَُ أَي َها َيا‬ َّ ‫ق ِإلَى َوأ َ ْي ِد َيك ُْم وجوهَك ُْم فَا ْغ ِسلوا ال‬ ُِ ِ‫سحوا ْال َم َراف‬ َ ‫ْن ِإلَى َوأَ ْرجلَك ُْم ِبرءو ِسك ُْم َو ْام‬ ُِ ‫ْال َك ْع َبي‬
َّ
ُْ ‫ن فَاط َّهروا جنبًا ك ْنت ُْم َو ِإ‬
‫ن‬ ُْ ‫ضى ك ْنت ُْم َو ِإ‬ َ
َ ‫سفَرُ َعلَى أ ُْو َم ْر‬ َ َ
َ ‫ط ِمنَُ ِم ْنك ُْم أ َحدُ َجا َُء أ ُْو‬ ْ َ
ُِ ِ‫سا َُء ال َمسْتمُ أ ُْو الغَائ‬ َ ِِّ‫َما ًُء ت َِجدوا فَلَ ُْم الن‬
‫ص ِعيدًا فَتَيَ َّمموا‬ َ
َ ‫سحوا طيِِّبًا‬ َ
َ ‫ّللا ي ِريدُ َما ِم ْنهُ َوأ ْيدِيك ُْم بِوجوهِك ُْم فَا ْم‬
َُّ ‫ل‬ َ
َُ َ‫ن َعليْك ُْم ِليَجْ ع‬ ُْ ‫ن َح َرجُ ِم‬ َ َ ‫نِ ْع َمت َهُ َو ِليتِ َُّم ِلي‬
ُْ ‫ط ِ ِّه َرك ُْم ي ِريدُ َول ِك‬
‫( ت َ ْشكرونَُ لَعَلَّك ُْم َعلَيْك ُْم‬٦)
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan solat, maka
basuhlah mukamu, kedua tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu dan basuhlah
kakimu sampai mata kaki.”(QS Al maidah :6)

 Syarat Wudu :
Wudu seseorang dianggap sah apabila memenuhi syarat sebagai berikut.
a. Beragama Islam
b. Sudah mumayiz
c. Tidak berhadas besar dan kecil
d. memakai air suci lagi mensucikan
e. Tidak ada sesuatu yang menghalangi samp[ainya air ke anggota wudu, seperti cat,
getah dsb.

 Rukun Wudu
Hal-hal yang wajib dikerjakan dalam wudu adalah sebagai berikut.
a. Niat berwudu di dalam hati bersamaan ketika membasuh muka. Lafal niat:
‫تعالى هلل االصغر لرفعالحدث الوضوء نويت‬
Artinya:”Saya berniat wudu untuk menghilangkan hadas kecil karena Allah SWT.”
b. Membasuh seluruh muka
c. Membasuh kedua tangan sampai siku
d. Mengusap atau menyapu sebagian kepala.
e. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki, dan
f. Tertib (berurutan dari pertama sampai terakhir

 Sunah Wudu
Untuk menambah pahala dan menyempurnakan wudu, perlu diperhatikan hal-hal yang
disunahkan dalam melakukan wudu, antara lain sebagai berikut.
a. Membaca dua kalimah syahadat ketika hendak berwudu
b. Membaca ta’awuz dan basmalah
c. Berkumur-kumur bagi seseorang yang sedang tidak berpuasa
d. Membasuh dan membersihkan lubang hidung
e. Menyapu seluruh kepala
f. Membasuh sela-sela jari tangan dan kaki
g. Mendhulukan anggota wudu yang kanan dari yang kiri.
h. Membasuh anggota wudu tiga kali.
i. Mengusap kedua telinga bagian luar dan dalam
j. Membaca do’a sesudah wudu.
Do’a sesudah wudu.
‫الِّ ٰاله ال ان اشهد‬ ُِّ ‫ورسوله عبده مح ِّمدا‬. ‫منالمتط ِّهرين واجعلني الت ِّ ِّوابين من اجعلني الله ُِّم‬
ُ ‫له شريك ال وحده هللا ا‬. ‫ان اشهد و‬
Artinya : “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, yang tida sekutu
bagi-Nya, Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah
jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bertobat, dan jadikanlah aku
termasuk dalam golongan orang-orang yang bersuci.”

 Hal yang membatalkan wudu.


Wudu seseorang dikatakan batal apabila yang bersangkutan telah melakukan hal-hal seperti
berikut.
a. Keluar sesuatu dari kubul (kemaluan tempat keluarnya air seni) atau dubur(anus), baik
berupa angin maupun cairan(kentut,kencing, tinja, darah, nanah, mazi, mani dan
sebagainya)
Firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surah An Nisa’:43.
ُِ ِ‫ْالغَائ‬
ُ‫ط ِمنَُ ِم ْنك ُْم أَ َحدُ َجا َُء أَ ْو‬
Artinya : “atau kembali dari tempat buang air ....” (QS.An-Nisa :43)
b. Bersentuhaan kulit laki-laki dan perempuan tanpa pembatas.
Firman Allah SWT dalam Al Qur’an surah An Nisa :43.
ُ‫سا َُء ال َمسْتمُ أَ ْو‬
َ ‫ال ِِّن‬
Artinya : “atau kamu telah menyentuh perempuan.”
c. Menyentuh kubul atau dubur dengan tapak tangan tanpa pembatas.
Sabda Nabi Muhammad SAW.
‫مس من يقول سلِّم و عليه هللا صلِّى هللا رسول سمعت قالت حبيبه ا ُِّم عن‬
ُِّ ‫)احمد وصصحه ماجه رواه( فليتوضِّاء فرجه‬
Artinya : “Dari Umi Habibah ia berkata saya telah mendengar Rosulullah SAW bersabda
:”Barang siapa menyentuh kemaluannya hendaklah berwudu.”(HR Ibnu Majjah dan
disahkan oleh Ahmad)

d. Tidur dengan nyenyak


e. Hilang akal.

2. Tayamum
Tayamum secara bahasa adalah berwudu dengan debu,(pasir, tanah) yang suci karena tidak
ada air atau adanya halangan memakai air.
Tayamum menurut istilah adalah menyapakan tanah atau debu yang suci ke muka dan
kedua tangan sampai siku dengan memenuhi syarat da rukunnya sebagai pengganti dari
wudu atau mandi wajib karena tidak adanya air atau dilarang menggunakan air disebabkan
sakit.
Firman Allah SWT dalam surat An Nisa ayat 43..
‫صالُة َ تَ ْق َربوا ال آ َمنوا الَّذِينَُ أَي َها يَا‬ َّ ‫َارى َوأ َ ْنت ُْم ال‬َ ‫سبِيلُ َعابِ ِري ِإال جنبًا َوال ت َقولونَُ َما ت َ ْعلَموا َحتَّى سُك‬ َ ‫ن ت َ ْغت َ ِسلوا َحتَّى‬
ُْ ‫َو ِإ‬
‫ضى ك ْنت ُْم‬ َ َ
َ ‫سفَرُ َعلى أ ُْو َم ْر‬ َ َ
َ ‫ط ِمنَُ ِم ْنك ُْم أ َحدُ َجا َُء أ ُْو‬ ْ َ َ
َ ِِّ‫ص ِعيدًا فَتَيَ َّمموا َما ًُء ت َِجدوا فَل ُْم الن‬
ُِ ِ‫سا َُء ال َمسْتمُ أ ُْو الغَائ‬ َ
َ ‫سحوا طيِِّبًا‬ َ ‫ام‬ْ َ‫ف‬
َ
‫ن َوأ ْيدِيك ُْم بِوجوهِك ُْم‬ َّ
ُ ِ‫ّللا إ‬
ََُّ َُ‫ورا َعف ًّوا كَان‬ ً ‫( غَف‬٤٣)
Artinya : “Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air
atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka
bertayammumlah kamu dengan tanah yang baik (suci), sapulah mukamu dan tanganmu
sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (QS An Nisa:43)

Tayammum merupakan pengganti dari berwudu. Apabila seseorang telah melaksanakan


salat dengan tayamum kemudian dia menemukan air, maka tidak wajib mengulang
sekalipun waktu salat masih ada.
Adapun syarat dan rukun, sunah serta hal-hal yang terkait dengan tayamum adalah sebagai
berikut.

 Syarat Tayamum
Syarat tayamum adalah sebagai berikut :
a. Ada sebab yang membolehkan mengganti wudu atau mandi wajib dengan tayamum.
b. Sudah masuk waktu salat
c. Sudah berusaha mencari air tetapi tidak menemukan
d. Menghilangkan najis yang melekat di tubuh
e. Menggunakan tanah atau debu yang suci.

 Rukun Tayamum
a. Niat
b. Mengusap debu ke muka
c. Mengusap debu ke dua tangan sampai siku
d. Tertib

 Sunah Tayamum
Dalam melaksanakan tayamum, seseorang hendaknya memperhatikan sunah-sunah
tayamum sebagai berikut.
a. Membaca dua kalimah syahadat ketika hendak bertayamum
b. Membaca ta’awuz dan basmalah
c. Menepiskan debu yang ada di telapak tangan
d. Merenggangkan jari-jari tangan
e. Menghadap kiblat
f. Mendahulukan anggota tubuh yang kanan dari yang kiri
g. Membaca do’a (seperti do’a sesudah wudu)

 Hal yang membatalkan Tayamum


Tayamum seseorang menjadi batal karena sebab berikut :
a. Semua yang membatalkan wudu juga membatalkan tayamum
b. Keadaan seseorang melihat air yang suci yang mensucikan (sebelum salat)
c. Murtad (keluar dari agama Islam)

 Praktik Tayamum
Ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui dalam melakukan tayamum. Hal tersebut perlu
diperhatikan karena suatu saat kamu pasti akan melakukannya, seperti ketika kamu dalam
perjalanan, berada di daerah yang tidak ada air, atau sedang sakit yang tidak
memperbolehkan terkena air.
a. Carilah tempat yang mengandung debu/tanah yang suci.
b. Letakkan atau tempelkan kedua tangan pada tempat yang berdebu tersebut disertai
niat dalam hati. Lafal niat tayamum.
‫صالة حة الستبا التِّي ِّمم نويت‬
ِّ ‫تعالى هلل فرضا ال‬
Artinya :” Aku niat bertayamum untuk dapat mengerjakan salat fardu karena Allah Ta’ala.”

c. Mengusap kedua tangan sampai siku hingga merata dengan mendahulukan tangan
kanan. Usahakan mencari debu pada tempat yang berbeda.
d. Membaca do’a sesudah tayamum, seperti do’a sesudah wudu.
3. Mandi Wajib
Mandi wajib disebut juga mandi besar, mandi junub, atau mandi janabat. Mandi wajib
adalah menyiram air ke seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan
disertai niat mandi wajib di dalam hati.
Firman Allah Swt :
5. َّ ‫( فَا‬٦)
ُ‫ط َّهروا جنبًا ك ْنت ُْم َوإِ ْن‬
Artinya : “.......dan jika kamu junub maka mandilah.” (QS Al Maidah)

Adapun lafal niatnya adalah sebagai berikut :


6. ‫لى تعا هلل فرضا الكبر الحدث لرفع الجنابة غسل نويت‬
Artinya : “Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadast besar karena Allah Ta’ala.’

a. Rukun mandi wajib


Ada beberapa hal yang menjadi rukun dalam melaksanakan mandi wajib, diantaranya
sebagai berikut :
a. Niat mandi wajib
b. Menyiramkan air keseluruh tubuh dengan merata.
c. Membersihkan kotoran yang melekat atau mengganggu sampainya air ke badan.

b. Sunah Mandi Wajib


Pada waktu mandi wajib disunahkan melakukan beberapa hal, antara lain :
a. Menghadap kiblat
b. Membaca basmalah
c. Berwudu sebelum mandi
d. Mendahulukan anggota badan yang kanan dari yang kiri, dan
e. Menggosok badan dengan tangan.

· Beberapa Penyebab Diwajibkan Mandi Wajib


Berikut ini adalah hal-hal yang menjadi penyebab diwajibkannya mandi wajib:
a. Keluarnya air mani (sperma) dengan syahwat, baik ketika sedang tidur maupun dalam
keadaan terjaga. Akan tetapi, apabila ia bermimpi tidak disertai keluarnya mani, maka ia
tidak wajib mandi.
b. Selesainya haid bagi perempuan.
c. Selesai melahirkan.
d. Selesai nifas, yakni darah yang keluar sesudah melahirkan.
e. Meninggalnya seseorang (jenazah).

c. Praktek Mandi Wajib


Bagi perempuan yang sudah beranjak dewasa (mengalami haid) dan anak laki-laki dewasa
yang sudah mengalami mimpi basah, wajib melakukan mandi waji.
Perhatikanlah beberapa langkah yang harus diketahui dalam melakukan mandi wajib berikut
:
a. Pastikan bahwa kamu benar-benar telah mengalami hadas besar.
b. Lakukan sesuai dengan rukun mandi wajib yang telah kamu pelajari.
c. Sempurnakan dengan sunah-sunah mandi wajib.

4. Istinja’
Pengertian istinja’ Menurut bahasa, istinja’ berarti terlepas atau bebas. Sedangkan menurut
istilah, ialah membersihkan kedua pintu alat kelamin manusia yaitu dubur dan qubul(anus
dan penis) dari kotoran dan cairan (selain mani) yang keluar dari keduanya. Istinja’
hukumnya wajib.

a. Hal-hal yang dilarang ketika buang air


- Dilarang menjawab suara adzan
- Dilarang menjawab salam
- Bila bersin hendaknya memuji Allah dalam hati saja, tidak boleh menjawab dengan
suara keras
- Dilarang mengucapkan kalimat-kalimat dzikir
- Dilarang sambil makan, minum dan sebagainya
b. Alat-alat yang digunakan untuk istinja’
- Air
- Batu (jika tidak ada air)
- Kertas atau tissue (jika tidak ada air)
- Daun-daunan yang tidak biasa dimakan (jika tidak ada air)

c. Tata cara istinja’


- Ada air dapat dibersihkan dengan batu atau kertas sampai bersih. Membasuh tempat
keluarnya najis dengan air hingga bersih
- Jika tidak Sekurang-kurangnya dengan 3 buah batu atau 3 sisi sebuah batu. Jika tidak
ada batu dapat digunakan benda-benda lain asal keset atau keras.

C. Tujuan Thahrah

Ada beberapa hal yang menjadi tujuan disyariatkannya thaharah, diantaranya:


1. Guna menyucikan diri dari kotoran berupa hadats dan najis.
2. Sebagai syarat sahnya shalat dan ibadah seorang hamba.
Nabi Saw bersabda:
“Allah tidak menerima shalat seorang diantara kalian jika ia berhadas, sampai ia wudhu”,
karena termasuk yang disukari Allah, bahwasanya Allah SWT memuji orang-orang yang
bersuci : firman-Nya, yang artinya :“sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertaubat dan mensucikan dirinya”.(Al-Baqarah:122)
Thaharah memiliki hikmah tersendiri, yakni sebagai pemelihara serta pembersih diri dari
berbagai kotoran maupun hal-hal yang mengganggu dalam aktifitas ibadah seorang hamba.
Seorang hamba yang seanantiasa gemar bersuci ia akan memiliki keutamaan-keutamaan
yang dianugerahkan oleh Alloh di akhirat nanti. Thaharah juga membantu seorang hamba
untuk mempersiapakan diri sebelum melakukan ibadah-ibadah kepada Alloh. Sebagai
contoh seorang yang shalat sesungguhnya ia sedang menghadap kepada Alloh, karenanya
wudhu membuat agar fikiran hamba bisa siap untuk beribadah dan bisa terlepas dari
kesibukan-kesibukan duniawi, maka diwajibkanlah wudhu sebelum sholat karena wudhu
adalah sarana untuk menenangkan dan meredakan fikiran dari kesibukan-kesibukan duniawi
untuk siap melaksanakan sholat.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan

• Kesimpulan

“Thaharah adalah mengerjakan sesuatu, yang mana ibadah shalat tidak akan
sah tanpa melaksanakan hal tersebut”. alat untuk bersesuci titu sendiri ada beberapa
macam diantaranya yaitu air, debu, batu, disamak. Melalui macam-macam alat bersesuci itu
sendiri maka telah dijelaskan oleh ulama bahwasanya alat bersesuci air itu sendiri terbagi
menjadi tiga bagian. Yaitu air thahhir muthahhir (air mutlak), air thahhir ghairu muthahhir,
dan air mutanajjis. Namun di dalam kitab lain di jelaskan pula bahwa air itu terbagi menjadi
empat bagian yaitu air thahhir muthahhir, air thahhir ghairu muthahhir, air mutanajjis, dan
air musyammas.
Wudu’ merupakan bagian dari pada thaharah. Dalam wudu’ ini memiliki beberapa rukun
diantara rukun-rukun berwudu’ yaitu :
1. Niat wudu’.
Yaitu berniat menunaikan kefarduan wudu’, menghilangkan hadas bagi orang yang selalu
hadas, niat thaharah dari hadas atau thaharah untuk menunaikan semacam ibadah shalat.
2. Membasuh kulit muka.
Batasan bujur muka yaitu antara tempat-tempat tumbuh rambut kepala yang wajar sampai
bawah pertemuan dua rahang. Sedangkan batas lintang muka sendiri yaitu antara dua
telinga.
3. Membasuh dua tangan.
Yaitu dari telapak tangan sampai siku.
4. Mengusap sebagian kepala.
5. Membasuh kedua kaki.
6. Tertib.
Yaitu sebagaimana yang disebuykan di atas, yaitu mendahulukan basuhan muka, kedua
tangan, kepala, lalu kedua kaki.
Tayamum yaitu mengusap wajah dan kedua tangan dengan debu yang suci atas bagian yang
ditentukan sebagai pengganti dari wudu’.
rukun-rukun tayamum yaitu :
1. Berniat memperoleh kewenangan shalat fardu, secara bersamaan memindahkan debu
ke muka.mengusap wajah.
2. Mengusap wajah dengan debu.
3. Mengusap kedua tangan.
4. Tertib.
Mandi merupakan bagian dari pada thaharah.

B. Daftar pusaka
Rifa’I, Moh, Terjemah Khulashah Kifayatul Awam, Semarang : CV. Toha putra, 1978
Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi, Fiqih Islam dan Tasawuf, Surabaya: Mutiara
Ilmu, 2013.
Abdurrahim, Tuntunan Sholat Lengkap, Jakarta,Sandro Jaya Jakarta, 2006
Muthoharoh,Hafiz.2009.Fungsi Thaharah dalam Kehidupan
Hafsah. 2011. Fiqh. Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Departemen Agama RI.2009. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai