Menurut Prof. Pujosewodjo, S.H., Undang-Undang Dasar sebagai suatu bentuk konstitusi tertulis
adalah induk dari segala perundang-undangan dalam negara yang bersangkutan, yang
memberikan landasan hukum untuk pembuatan segala peraturan dan berlakunya peraturan-
peraturan itu.
Mirriam Budiardjo memiliki pendapat bahwa Isi Konstitusi itu sendiri memuat tentang:
1.Organisasi Negara
2.HAM
3.Prosedur penyelesaian masalah pelanggaran hukum
4.Cara perubahan konstitusi dan larangan mengubah konstitusi
Nilai Normatif
Suatu konstitusi yang telah resmi diterima oleh suatu bangsa dan bagi
mereka konstitusi tersebut bukan hanya berlaku dalam arti hukum, akan
tetapi juga merupakan suatu kenyataan yang hidup dalam arti
sepenuhnya diperlukan dan efektif. Dengan kata lain, konstitusi itu
dilaksanakn secara murni dan konsekuen.
Nilai Nominal
Konstitusi yang mempunyai nilai nominal berarti secara hukum
konstitusi itu berlaku, tetapi kenyataannya kurang sempurna, sebab
pasal-pasal tertentu dari konstitusi tersebut dalam kenyataannya tidak
berlaku.
Nilai Semantik
Suatu konstitusi mempunyai nilai semantik jika konstitusi tersebut
secara hukum tetap berlaku, namun dalam kenyataannya adalah sekedar
untuk memberikan bentuk dari temapat yang telah ada, dan
dipergunakan untuk melaksanakan kekuasaan politik. Jadi, konstitusi
hanyalah sekedar istilah saja sedangkan pelaksanaannya hanya
dimaksudkan untuk kepentingan pihak penguasa.
Salah satu contoh penerapan nilai normatif dalam undang-undang dasar 1945 terdapat dalam
pasal 7B. Pasal 7B mengatur mengenai pemberhatian presiden dan/atau wakil presiden yang
dapat diajukan oleh dewan perwakilan rakyat kepada majelis permusyawaratan rakyat hanya
dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada mahkamah konstitusi untuk memeriksa,
mengadili dan memutus pendapat dewan perwakilan rakyat bahwa presiden dan/atau wakil
presiden telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap Negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau pendapat bahwa
presiden dan/atau wakil presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden dan/atau wakil
presiden.
Menurut K.C. Wheare ada empat sasaran yang hendak dituju dalam usaha mempertahankan
konstitusi dengan jalan mempersulit perubahannya. Adapun empat sasaran itu tersebut ialah :
1. Agar perubahan konstitusi dilakukan dengan petimbangan yang masak, tidak secara
sembarangan dan dengan sadar (dikehendaki).
2.Agar rakyat mendapat kesempatan untuk menyampaikan pandangannya sebelum perubahan
dilakukan.
3.Agar dan ini berlaku dalam negara serikat, kekuasaan negara serikat dam kekuasaan negara-
negara bagian tidak diubah semata-mata oleh perbuatan-perbuatan masing-masing pihak secara
tersendiri.
4.Agar hak-hak perorangan atau kelompok seperti kelompok minoritas bahasa atau kelompok
minoritas agama atau kebudayaannya mendapat jaminan.
Menurut Savornin Lohman ada tiga unsur yang terdapat menyelinap dalam tubuh konstitusi-
konstitusi sekarang, yaitu :
1.Konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian masyarakat (kontrak sosial) sehingga
menurut pengertian ini, konstitusi-konstitusi yang ada adalah hasil atau konklusi dari
persepakatan masyarakat yang akan mengatur mereka.
2.Konstitusi sebagai piagam yang menjamin hak-hak asasi manusia berarti perlindungan dan
jaminan atas hak-hak manusia dan warga negara yang sekaligus penentuan batas-batas hak dan
kewajiban baik warganya maupun alat-alat pemerintahannya.
3.Sebagai forma regimenis, berarti sebagai kerangka banguanan pemerintahan, dengan kata lain
sebagai gambaran struktur pemerintahan negara.
Organisai internasional adalah suatu organisasi yang dibuat oleh anggota masyarakat
internasional secara suka rela atau atas dasar kesamaan yang bertujuan untuk
menciptakan perdamaian dalam tata hubungan internasional. Secara umum organisasi
internasional dapat diartikan sebagai organisasi beberapa negara yang berkedudukan
sebagai subyek hokum internasional dan mempunyai kapasitas untuk membuat
perjanjian internasional.
b. Tujuan PBB
Tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai berikut.
1) Memelihara perdamaian dan keamanan dunia.
2) Mengembangkan hubungan persahabatan antar bangsa berdasarkan asas-asas
persamaan derajat, hak menentukan nasib sendiri, dan tidak mencampuri urusan dalam
negeri negara lain.
3) Mengembangkan kerjasama internasional dalam memecahkan masalah-masalah
ekonomi, sosial, budaya, dan kemanusiaan. Menyelesaikan perselisihan dengan cara
damai dan mencegah timbulnya peperangan.
4) Memajukan dan menghargai hak asasi manusia serta kebebasan atau kemerdekaan
fundamental tanpa membedakan warna kulit, jenis kelamin, bahasa, dan agama.
5) Menjadikan pusat kegiatan bangsa-bangsa dalam mencapai kerjasama yang harmonis
untuk mencapai tujuan PBB.
(c) Pada tahun 1985 Indonesia membantu PBB yakni memberikan bantuan pangan ke
Ethiopia pada waktu dilanda bahaya kelaparan. Bentuan tersebut disampaikan pada
peringatan Hari Ulang Tahun FAO ke-40.
(d) Indonesia pernah dipilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada
tahun 1973-1974.
(e) Berdasarkan Frago (Fragmentery Order) Nomor 10/10/08 tanggal 30 Oktober 2008,
penambahan Kontingen Indonesia dalam rangka misi perdamaian dunia di Lebanon
Selatan.
(f) Peran serta Indonesia dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social.
(g) Indonesia telah berpartisipasi dalam 4 operasi pemeliharaan perdamaian PBB
(UNPKO) sejak UNEF (Un Emergency Forces) di Sinai tahun 1957.
(h) Penyumbang pasukan / Polisi / Troops / Police (Contributing Country) dengan jumlah
personil sebanyak 1.618. Saat ini Indonesia terlibat aktif 6 UNPKO yang tersebar di 5
Negara.
(i) Pengiriman PKD dibawah bendera PBB menunjukkan komitmen kuat bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang cinta damai.
(j) Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Mesir segera
mengadakan siding menteri luar negeri negara-negara Liga Ararb pada 18 Nove,ber
1946. mereka menetapkan tentang pengakuan kemerdekaan TI sebagai negara
merdeka dan berdaulat penuh. Pengakuan tersebut adalah pengakuan De Jure
menurut hokum internasional.
(k) Awal pekan ini Indonesia berhasil terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB pada pemilihan yang dilakukan Majelis Hukum PBB melalui
pemungutan suara dengan perolehan 158 suara dukungan dari keseluruhan 192
negara anggota yang memiliki hak pilih.
3. Hasil-Hasil Konferensi
Konferensi Asia-Afrika menghasilkan beberapa keputusan yang disepakati para
peserta sebagai berikut.
(a) Kerja sama ekonomi, antara lain mengusahakan kemajuan ekonomi, memajukan
perdagangan, saling memberikan bantuan teknik, dan mendirikan bank-bank.
(b) Kerja sama kebudayaan, antara lain memajukan kerja sama kebudayaan sebagai jalan
terpenting untuk mendapatkan pengertian antara bangsa-bangsa Asia-Afrika,
memajukan pendidikan dan pengajaran dengan pertukaran pelajar, pelatih, dan guru.
(c) Masalah hak asasi manusia, yakni menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia seperti
yang tercantum dalam Piagam PBB serta menentang ras diskriminasi.
(d) Masalah bangsa-bangsa yang belum merdeka, yakni menentang adanya imperialisme
dan menuntut kemerdekaan bagi rakyat Aljazair, Maroko, dan Tunisia.
(e) Masalah-amasalah lain, yakni mengakui hak=hak bangsa Arab di Palestina dan
menuntut soal Palestina diselesaikan secara damai, menuntuk kembalinya wilayah Irian
Barat (sekarang Papua) kepada Indonesia serta menuntut hak wilayah Aden bagi
Yaman.
(f) Mengusahakan perdamaian dan kerja sama di dunia dengan cara berikut.
1) Mendesak PBB untuk menerima nagara-negara yang telah memenuhi persyaratan
yakni Kamboja, Sri Lanka, Jepang, Yordania, Laos, Libya, Nepal, dan Vietnam.
2) Mengusulkan supaya diadakan pelarangan atas pembuatan, percobaan, dan
penggunaan senjata nuklir.
3) Mengusulkan diadakan kerja sama semua negara di seluruh dunia atas dasar
menghormati hak-hak manusia.
(g) Pernyataan mengenai usaha memajukan perdamaian dan kerja sama di dunia. Selain
keputusan KAA di atas, konferensi Asia-Afrika juga mengajak semua bangsa di dunia
untuk hidup bersama dalam perdamaian dan menjalankan kerja sama dalam suasana
persahabatan atas dasar sepuluh prinsip yang dikenal dengan “Dasasila Bandung”
(Bandung Declaration)
1. Tujuan ASEAN
Maksud dan tujuan ASEAN seperti yang tercantum dalam Deklarasi Bangkok 8
Agustus 1967 adalah sebagai berikut.
(a) Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan
kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
(b) Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional.
(c) Meningkatkan kerja sama yang aktif serta saling membantu satu sama lain dalam
masalah ekonomi, sosial, budaya, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
(d) Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana latihan dan penelitian dalam
bidang-bidang pendidikan, professional, teknik, dan administrasi.
(e) Bekerja sama dengan lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan pertanian serta
industri, perluasan perdagangan komoditi internasional, perbaikan sarana-sarana
pengangkutan dan komunikasi serta peningkatan taraf hidup rakyat.
(f) Meningkatkan studi-studi tentang Asia Tenggara.
(g) Memelihara kerja sama yang erat dan berguna bagi organisasi-organisasi internasional
dan regional yang ada dan bertujuan serupa.