Anda di halaman 1dari 7

1.

Zona industri Yogyakarta

1. kulon progo
2. bantul
3. kota yogyakarta

2. Jenis industri
1. Industri ekstratif
a. Industry minyak astsiri SARI MAKMUR
b. Industry minyak astsiri KSU TUNAS MAJU
2. Industry pangan
a. Industri susu
3. Industry sandang
a. Batik tulis warna alam
b. Batik tulis FARRAS

3. Sumber mata air industri

1. Industri minyak atsiri


Air sungai
Cara pengolahan air
Dari sungai masuk ke mesin IPA lalu menuju ke grafitasi langsug masuk ke reservoir dan
lanjut ke industri

2. Industri batik
Air sungai
Cara pengolahan air
Dari sungai masuk ke mesin IPA lalu menuju ke grafitasi langsug masuk ke reservoir dan
lanjut ke industri
3. Industri susu
Air sumur bor

a. Pengambilan air dari Deep Well (sumur)

Air dari Deep Well selalu diuji kualitasnya (Water Flow Rate liter/menit dan Full
Analysis External Laboratory). Pengambilan air dari Deep Well melalui proses Blending (Buffer
Tank) dari berbagai sumber air yang kemudian dimasukkan dalam satu tempat.
Adapun tujuannya adalah agar raw water yang terambil dari berbagai sumur dapat homogen.
Kemudian dilanjutkan dengan proses aerasi (Cooling Tower). Hal ini bertujuan untuk
mengoksidasi ferro menjadi ferri sehingga dapat mengendap. Hasil aerasi yang mengendap
kemudian ditampung di reservoir tank supaya aliran stabil.

b. Reservoir Tank

Air di reservoir tank ditambah dengan Ca(OCl)2 sebanyak 1-3 mg/liter. Penambahan Free-
chlorine Ca(OCl)2ini bertujuan mengoksidasi mineral yang ada pada raw water (air baku) dan
untuk mencegah perkembangan mikroorganisme. Selain itu dapat mengendapkan kotoran-
kotoran yang terdapat di dalam air.

c. Floculator

Air yang telah ditampung di reservoir tank kemudian dialirkan ke floculator. Di


dalam floculator dilakukan penambahan bahan-bahan kimia seperti :

 Penambahan lime (Ca(OH)2) 8%

Proses penambahan lime berfungsi sebagai penstabil dan dapat mengubah kalsium bikarbonat
dan magnesium bikarbonat atau garam lain yang larut dalam air menjadi kalsium karbonat dan
magnesium karbonat yang tidak larut dalam air. Garam-garam tersebut dapat menimbulkan
kesadahan air, sehingga dapat mempercepat pembentukan flok yang lebih besar.

Reaksi:

Ca(HCO3)2 + Ca(OH)2 2CaCO3 + 2H2O

Mg(HCO3)2 +Ca(OH)2 MgCO3 + CaCO3 + 2H2O

 Penambahan Ferro Sulfat (FeSO4)20%

Merupakan senyawa floculant, yaitu senyawa yang dapat membantu pembentukan kalsium
karbonat dan magnesium karbonat. Penambahan bahan floculant ini untuk mempercepat
pembentukan flock (kotoran yang ada di dalam air) yang lebih besar. FeSO4 mempunyai pH >
7,7 sehingga berfungsi sebagai koagulan bersama lime dan dapat menurunkan kesadahan.

Reaksi :

Penambahan FeSO4 dalam air sadah:

Ca(HCO3)2 + FeSO4 Fe(OH)2 + CaSO4 + 2CO2

FeSO4 bereaksi dengan lime

FeSO4 + Ca(OH)2 Fe(OH)2 + CaSO4

4 Fe(OH)2 + 2H2O + O2 4 Fe(OH)3

 Penambahan Chlorine Ca(OCl)2 5%.

Penambahan Ca(OCl)2 sebagai desinfektan untuk menjaga agar mikroorganisme tidak dapat
berkembang. Konsentrasi chemical (chemical dose rate) floculant disesuaikan dengan
kondisi raw water dengan tujuan supaya proses flokulasi berjalan sempurna.

Reaksi :

Ca(OCl)2 + H2O 2HOCl + Ca

Pada pH netral (pH=7) HOCl mengalami disosiasi menjadi bentuk ion-ionnya

HOCl H+ + OCl–

Ion hipoklorit (OCl–) ini yang menjadi racun bagi mikroorganisme patogen. Didalam tangki
reaktor ditambahkan bahan-bahan kimia kemudian dicampur sehingga reaksi berjalan sempurna.
Bahan-bahan yang ditambahkan adalah Lime (Ca(OH)2) 8%, Ferro sulfate (FeSO4) 20%,
dan Chlorine (Ca(OCl)2) 5%. Pencampuran bahan-bahan tersebut dipercepat dengan
bantuan mixer dengan kecepatan 24 rpm/menit. Jika kecepatan pengadukan terlalu cepat maka
partikel-partikel pembentuk flok akan pecah, sedangkan apabila terlalu lambat maka proses
pembentukan flok akan terlalu lama.

Reaksi-reaksi yang terjadi didalam floculator adalah :

1. Koagulasi

Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel koloid yang halus dan membentuk
endapan menjadi partikel yang lebih besar sehingga mudah dipisahkan. Koagulasi dapat terjadi
secara fisik atau secara kimia. Secara fisik yaitu dengan pengadukan dan secara kimia seperti
penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan dengan penambahan tawas
(Al(SO4)3), ferro sulfat (FeSO4), natrium aluminat (NaAlO2), dan ferri klorida (FeCl3).

Proses koagulasi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java menggunakan ferro
sulfat
sebagai koagulan. Penambahan Ferro sulfat ini membantu mengubah kalsium bikarbonat yang
larut dalam air menjadi kalsium karbonat yang tidak dapat larut dalam air sehingga mengendap
dan mudah dipisahkan.

Faktor yang mempengaruhi proses koagulasi adalah pH dari sistem, flowrate chemical dan
proses pencampuran (mixing).

 Air mempunyai alkalinitas dalam Ca(HCO3)2 yang dapat bereaksi dengan


koagulan, sehingga FeSO4 akan bereaksi dengan Ca(HCO3)2 didalam air
namun reaksinya lambat

Ca(HCO3)2 + FeSO4 Fe(OH)2 + CaSO4 + 2CO2

2. Desinfektan

Penambahan chlorine Ca(OCl)2


berfungsi sebagai desinfektan (untuk membasmi mikroorganisme). Keuntungan dari
penggunaan chlorine /kaporit yaitu: murah, mudah didapat dan mudah dalam penanganannya.
Reaksi air yang efektif yaitu pada pH=7 mengalami disosiasi dari HOCl :

HOCl → H+ + OCl–

Ion hipoklorit inilah yang menjadi racun bagi mikroorganisme patogen. Banyaknya
air, ferrosulfate, lime, dan chlorine diukur dengan flowrate water dan Chemical Dose
Rate (ml/mnt). Air dari flokulator mengalir ke settling tank secara over flow.

3. Alkalinity Reduction

Alkalinity Reduction diperlukan jika alkalinitas dari air baku adalah 85 ppm atau lebih.
Alkalinitas ditunjukkan oleh adanya bikarbonat, karbonat, dan hydroxid terlarut dalam
air. Alkalinity Reduction adalah merubah alkalinitas yang terlarut menjadi bentuk alkalinitas
yang tidak terlarut (endapan) dengan menambahkan senyawa alkali. Senyawa alkali yang
ditambahkan adalah lime Ca(OH)2.

Reaksi :

 Calsium Alkalinity

Ca(HCO3)2 + Ca(OH)2 → 2CaCO3 + 2H2O

Calsium bicarbonat Calsium hydroxid Calsium carbonat Air


 Magnesium Alkalinity

Mg(HCO3)2 + Ca(OH)2 → MgCO3 + CaCO3 + 2H2O

Magnesium Calsium Magnesium Calsium Air

bicarbonat hydroxid carbonat carbonat

MgCO3 + Ca(OH)2 → Mg (OH)2 + CaCO3

Magnesium Calsium Magnesium Calsium

carbonat hydroxid hydroxid carbonat

d. Settling Tank

Settling tank bertujuan memisahkan dan mengendapkan padatan yang terbentuk dalam proses
flokulasi. Settling tank dilengkapi dengan Lamella yang berbentuk seperti sarang lebah yang
berfungsi sebagai penangkap partikel-partikel padat sehingga proses pemisahan antara endapan
dengan air menjadi sempurna. Dari settling tank air mengalir ke break tank, yang mempunyai
tujuan mengendapkan sisa flock yang masih ada dengan sempurna, dan menambah waktu kontak
dengan chlorine. Di dalam settling tank setiap 4 jam atau saat operasional dilakukan pemeriksaan
yang meliputi apperance/odor (normal), turbidity < 0,5 NTU, P-alkalinity, M-alkalinity < 85
ppm, A-alkalinity (A=2P-M) 5-27 ppm, TH (total hardness) < 100 ppm, Fe < 0,1 ppm , Free
chlorine 1-3 ppm, filtrat jernih. Air yang jernih akan meluap ke atas (over flow) dan mengalir
ke break tank kemudian menuju sand filter.

e. Filtrasi dengan Sand Filter

Untuk menyempurnakan proses pemisahaan flock yang masih terbawa dilakukan


penyaringan melalui sand filter dengan menggunakan silica sand yang memiliki keuntungan
yaitu mudah dan efektif. Selanjutnya ditampung pada storage tank dengan tujuan menstabilkan
aliran dan penyimpanan air sementara. Sebelum masuk ke dalam storage tank dilakukan
pemeriksaan setiap 4 jam atau saat operasional yang
meliputi apperance/odor (normal), turbidity (< 0,5 NTU), P–alkalinity, M-alkalinity (< 85
ppm), A-alkalinity (A=2P-M), TH (<100 ppm), Fe < 0,1 ppm, pH 6-12,5 dan Free chlorine 1-3
ppm.

Bila turbidity (> 0,5 NTU) dan DP > 0,5 Bar maka akan dilakukan back wash yang
merupakan proses pencucian media filter dengan cara mengalirkan air bertekanan tinggi dengan
arah berlawanan dengan filtrasi normal. Back wash berfungsi untuk melepaskan kotoran dan
partikel jenuh yang terikat sampai nilai turbiditystabil. Backwash pada sand filter dilakukan
apabila selisih tekanan inlet dan outlet (∆P) maksimal 0,5 Bar atau turbidity maksimal 0,5
NTU. Storage tank berperan pada saat back wash dan sanitasi pipa serta berperan sebagai
pemasok air apabila dalam pengolahan sebelumnya terjadi masalah sehingga proses produksi
dapat terus berlangsung.
Air yang telah di back wash masih dapat digunakan maka akan di rinsing dan kembali ke
flokulator. Backwash sand filter dinyatakan baik apabila hasil akhirnya sudah jernih secara
visual (kejernihan inlet dan outlet sama).

f. Storage Tank

Setelah dilakukan filtrasi dan telah dilakukan pemeriksaan, kemudian air ditampung di storage
tank untuk penstabil aliran dan sebagai penyimpanan air sementara.

g. Carbon Purifier

Purifikasi (pemurnian) dengan active carbon dilakukan dengan tujuan untuk


menghilangkan chlorine dan membebaskan warna, rasa dan bau asing. Karbon aktif pertama kali
menonjol karena kegunaannya sebagai absorben dalam topeng gas pada perang dunia I. karbon
ini merupakan dekomposisi kayu yang dapat menyingkirkan bahan-bahan berwarna. Luas
permukaan yang lebih besar dibandingkan arang kayu menjadikan karbon aktif lebih efisien
sebagai filter.

Kemudian air tersebut diperiksa berdasarkan parameter,


diantaranya: apperance/odor (normal), turbidity (< 0,5 NTU), P-alkalinity, M-alkalinity (< 85
ppm), A-alkalinity (A=2P-M) 5-27 ppm, TH (<100 ppm), Fe < 0,1 ppm. Bila kondisi karbon
sudah terlalu jenuh, Cl bisa lolos dari penyerapan karbon sehingga perlu pengaktifan karbon lagi
dengan steaming menggunakan temperatur tinggi T >880C. Setelah keluar dari carbon
purifier air telah siap di konsumsi tanpa proses pemasakan lagi dan siap digunakan untuk proses
produksi minuman berkarbonasi.
Backwash pada carbon purifier dilakukan mingguan. Backwash dilakukan dengan mengalirkan
air bertekanan tinggi dan arah aliran berlawanan dari proses filtrasi dengan aliran lebih
besar. Backwash menggunakan air dipompa dari break tank untuk sand filter dan storage
tank untuk carbon purifier.
Air dari backwash carbon purifier tidak ada yang dibuang. Air tersebut dialirkan kembali
ke settling tank. Sedangkan untuk backwash carbon purifier dinyatakan baik
apabila turbidity akhir < 0,5 NTU.

h. Micron Filter

Polishing Filtration merupakan proses penyaringan air dengan menggunakan polisher yaitu
filter dengan ukuran 5 mikron yang berada pada Water Treatment Plant dan 1 mikron berada
pada in line. Polishing (penyaringan) digunakan untuk menyaring partikel-partikel halus yang
dimungkinkan dari carbon purifier. Proses ini merupakan treatment terakhir dalam proses
pengolahan treated water yang digunakan untuk produksi sparkling beverage. Fungsi
dari polisher ini adalah untuk menghilangkan partikel karbon aktif dan partikel kecil yang
berukuran lebih dari 1 mikron.
DIAGRAM ALIR

Anda mungkin juga menyukai