Anda di halaman 1dari 9

Buletin Oseanografi Marina Januari 2013. vol.

1 25 - 33

Kadar Total Lipid Mikroalga Nannochloropsis oculata


yang dikultur dengan suhu yang berbeda.

Hadi Endrawati dan Ita Riniatsih


PS. Ilmu Kelautan, Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP. Kampus UNDIP
Tembalang, Semarang.

Abstrak
Sebagai pakan alami N. oculata memiliki kandungan lipid cukup tinggi yang dapat
dimanfaatkan sebagai alternatif bahan biodiesel sesuai dengan perkembangan kebutuhan
energi. Pertumbuhan N. oculata sangat tergantung pada suhu, salinitas, pH, dan intensitas
cahaya. Tingkat suhu yang berbeda diduga berpengaruh terhadap kadar total lipid yang
dihasilkan oleh Nannochloropsis oculata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
suhu terhadap produksi biomassa dan kadar total lipid pada kultur mikroalaga Nannochloropsis
oculata. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan empat perlakuan
suhu yaitu 18 oC, 23 oC, 28 oC, dan 33 oC. Pengamatan yang dilakukan meliputi kepadatan sel,
produksi biomassa serta analisa kadar total lipid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
produksi rata-rata biomassa tertinggi pada suhu 28 oC (81,9 ± 1,67 mg), sementara rata-rata
kadar total lipid terbesar pada suhu 33 oC (52,62 ± 4,86dw-%). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa peningkatan kepadatan sel akan diikuti peningkatan produksi biomassa. Dari hasil
penelitian menunjukkan suhu yang baik untuk mendapatkan produksi biomassa dan kadar total
lipid optimum pada suhu 18-33 oC.

Kata kunci: Nannochloropsis oculata, Suhu, Kadar Total Lipid

Abstract
As a natural feed N.oculata has a high lipid content which can beutilizedas analternative
materialin accordance with the development of biodiesel energy needs. Like other microalgae,
growth of N. oculata highly dependent on salinity, pH, and light intensity. Optimal temperature
affects the maximum growt has well as affecting the levels of total lipids. Different temperature
levels thought to affect the levels of total lipids produced by N. oculata. This research aims is to
study the effect of temperature on biomass production and total lipid levels in the culture
mikroalaga Nannochloropsis oculata. The research method used was eksperimental with four
treatment of temperature there were 18 oC, 23 oC, 28 oC, and 33 oC. The observation made include
cell density, environmental parameters, biomass production and total lipid content analysis.The
results showed that the average production of the highest biomass at 28 °C(81.9 ±1.67mg), while
the average total lipid content of the largest at a temperature of33°C(52.62 ±4.86dw-%). The
results showed that the increase in cell density will be followed by an increase in biomass
production. From the results showed good temperature for biomass production and total lipid
levels at the optimum temperature of 18-33° C.

Key words: Nannochloropsis oculata, Temperature, Total Lipid Content.

*) Corresponding author http ://ejournal.undip.ac.id/index.php/buloma Diterima/Received : 00-00-2012


laboska_undip@yahoo.com Disetujui/Accepted : 00-00-2012
Buletin Oseanografi Marina Januari 2013. vol. 2 25 - 33

Pendahuluan 1976). Lipid mempunyai peranan yang


Mikroalga merupakan organisme sangat penting dalam proses metabolisme.
mikrokospis dan bersifat autotrof karena Produksi biomassa yang cepat
memiliki potensi sebagai produktivitas dengan kadar lipid yang relatif tinggi
primer di perairan. Sesuai dengan merupakan keunggulan yang dimiliki oleh
kemajuan teknologi budidaya perikanan N. mikroalga (Chisti, 2007; Li et al., 2008).
oculata digunakan sebagai pakan alami. Nannochloropsis sp merupakan salah satu
Budidaya mikroalga ini sangat menarik mikroalga yang memiliki kandungan total
karena tingkat pertumbuhannya yang lipid yang cukup besar bekisar antara 31-
tinggi, mampu menyesuaikan pada kondisi 68% dari berat kering (Campbell, 2008;
lingkungan yang bervariasi (Brown, Kawaroe, 2007; Rao et al., 2007).
1997). Di dalam budidaya mikroalga N. Besarnya kandungan lipid dari N. oculata
oculata, faktor lingkungan sangat ini membuat para peneliti tertarik untuk
berpengaruh terhadap pertumbuhan melakukan penelitian tentang bahan bakar
mikroalga tersebut. Adapun kondisi alternatif, yang sebenarnya telah lama
lingkungan yang sangat berpengaruh dilakukan dari jenis mikroalga N. oculata.
terhadap produksi lipid diantaranya suhu Biodiesel merupakan salah satu sumber
(Lupi et al., 1991). energi alternatif yang dapat dijadikan
Selanjutnya Nannochloropsis pilihan. Namun demikian, pengembangan
spmerupakan salah satu mikroalga yang mikroalga sebagai sumber penghasil
banyak dibudidayakan sebagai pakan biodiesel memiliki masalah antara lain
alami yang mempunyai peranan sangat biaya produksi biodiesel dari mikroalga
penting dalam usaha pembenihan ikan, yang relatif tinggi (Liang et al., 2009).
udang, kepiting dan biota laut lainnya.
Mikroalga bersel satu ini termasuk ke Materi dan Metode
dalam kelas Eustigmatophyceae (Sleigh, Materi Penelitian
1989). N. oculata mempunyai potensi Sampel yang digunakan adalah
yang sangat besar untuk bahan baku mikroalga jenis N. oculata yang diperoleh
produksi trigliserida ( Campbell, 2008). dari stok murni Laboratorium Balai Besar
Pertumbuhan N. oculata sangat tergantung Pengembangan Budidaya Laut Lampung
pada ketersediaan nutrien, intensitas (BBPBLL) sebanyak dua liter dengan
cahaya, karbondioksida, pH, suhu dan kepadatan stok awal 1650 x 104 sel/ml.
salinitas, seperti halnya mikroalga yang Selanjutnya dilakukan kultur bertingkat di
lain. Laboratorium Basah Marine Science
Suhu merupakan salah satu faktor Universitas Diponegoro Teluk Awur
lingkungan yang penting untuk Jepara sehingga diperoleh stok kultur
mempengaruhi tingkat pertumbuhan dan sebanyak enam liter.
metabolisme mikroalga. Suhu juga
mempengaruhi daya larut gas-gas yang Alat dan Bahan Penelitian
diperlukan untuk fotosintesis, seperti CO2 Air yang digunakan terlebih
dan O2. Gas-gas ini mudah terlarut pada dahulu di stelisasi dengan cara
suhu rendah daripada suhu tinggi, mengklorinasi menggunakan kaporit 60
akibatnya laju fotosintesis meningkat pada ppm sampai proses sterilisasi selesai
suhu rendah. Suhu air sangat berperan (kurang lebih tiga hari). Untuk
dalam kultur mikroalga di laboratorium, menghilangkan bau kaporit ditambahkan
karena sangat mempengaruhi aktivitas Na2S2O3 (Natrium Thiosulfat) 30 ppm.
enzim dalam metabolisme sel (Suseno, Proses selanjutnya adalah dilakukan
penyinaran dengan lampu UV selama 1-2

Kadar Total Lipid Mikroalga Nannochloropsis oculatayang dikultur dengan suhu yang berbeda. (Hadi
26
Endrawati dan Ita Riniatsih)
Buletin Oseanografi Marina Januari 2013. vol. 2 25- 33

jam untuk mendapatkan media yang benar % Lipid = (A– B) x 100 %


- benar steril. C
Media air laut yang dibutuhkan Keterangan :
dalam kultur mikroalaga dengan salinitas A = berat labu + berat lipid setelah
30 ppt, dimanaN. oculata tumbuh baik dilakukan ekstrasi (mg)
pada salinitas 30-32 ppt (Fogg, 1987; B = berat labu sebelum dilakukan
Converti, 2009). Agar mikroalga dapat ekstrasi (mg)
tumbuh dengan baik, dibutuhkan sumber C = berat kering sampel (mg)
nutrisi berupa pupuk yang didapatkan dari Analisis Data Penelitian
BBPBLL yaitu pupuk Conwy. Untuk mengetahui pengaruh suhu
Metode Penelitian media pemeliharaan Nannochloropsis
Metode eksperimental laboratoris oculata dilakukan analisa stasistik Anova
dilakukan dengan mengadakan manipulasi one-way Fowler et al. (1998). Setelah
terhadap obyek penelitian untuk mendapatkan hasil analisa varian maka
menyelidiki ada tidaknya hubungan serta dilakukan pengujian dengan uji Tukey
berapa besar hubungan sebab akibat antara HSD yang bertujuan untuk mengetahui
dua faktor atau lebih (Arikunto, 1993). perbedaan antar variable.
Rancangan percobaan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah rancangan acak Hasil dan Pembahasan
lengkap dengan 4 perlakuan suhu dan 3 Kepadatan Nannochloropsis
kali pengulangan yaitu pada masing- oculata
masing suhu 18º, 23º, 28º, dan 33 oC. Hasil pengamatan selama 15 hari
Jumlah kepadatan sel dihitung pemeliharaan, dapat dilihat bahwa
berdasarkan rumus dari Seafdec (1985) pertumbuhan N. oculata adalahsebagai
dalam Taw (1990) yaitu: Selain berikut (Gambar 1 dan Tabel 1.) pada suhu
menghitung kepadatan sel, biomassa, dan 18ºC, dan 23 ºC kepadatan puncak dicapai
kadar total lipid Pemanenan dilakukan pada hari ke-7 sebanyak (8453 x 104
pada waktu N. oculata memasuki fase sel/mL) dan (8340 x 104 sel/mL), pada
stasioner atau akhir eksponensial.. Fase suhu 28 ºC kepadatan puncak dicapai pada
stasioner dicapai dalam masa hari ke-6 sebanyak (9777 x 104 sel/mL),
pemeliharaan antara 7-10 hari dan untuk suhu 33 ºC kepadatan puncak
(Anonim, 2007). dicapai pada hari ke-8 sebanyak (4827 x
104 sel/mL)
Analisis Kadar Total Lipid
1. Analisa kadar lipid dilakukan
dengan dengan metode Bethien – Diemar
(1963) dalam Hermawan 2004.
Perhitungan % berat Total Lipid meliputi :

Kadar Total Lipid Mikroalga Nannochloropsis oculatayang dikultur dengan suhu yang berbeda. (Hadi
27 Endrawati dan Ita Riniatsih)
Buletin Oseanografi Marina Januari 2013. vol. 2 25 - 33

Gambar 1. Kepadatan Rata-rata N. oculata Pada Masa Kultur Dengan Perlakuan Suhu yang
Berbeda.

Tabel 1. Kepadatan N. Oculata (Rata-rata ± SD x 104 sel/mL) Pada Berbagai


Perlakuan Suhu.
SUHU (ºC)
HARI ke-
18 ºC 23 ºC 28 ºC 33 ºC
To 550 ± 0 550 ± 0 550 ± 0 550 ± 0
1 615 ± 25 746 ± 36 616 ± 17 618 ± 30

2 848 ± 114 820 ±6 896 ± 14 756 ± 37


3 1176 ± 151 1005 ± 66 1011 ± 21 919 ± 22
4 2186 ± 24 3454 ± 334 2159 ± 228 1549 ± 80
5 4928 ± 145 4687 ± 426 5079 ± 167 1728 ± 149
6 7897 ± 647 7963 ± 262 9777 ±257 1984 ± 98
7 8453 ±407 8340 ± 278 9707 ± 384 2629 ± 522
8 8057 ± 623 6430 ± 447 7910 ± 717 4827 ± 742
9 7337 ±447 5670 ± 244 7410 ± 411 2830 ± 881
10 6297 ± 683 5183 ± 410 7160 ± 200 2770 ± 574
11 6033 ±653 4650 ± 269 7043 ± 182 2617 ±295
12 5137 ± 484 4427 ± 197 6593 ±132 2515 ± 228
13 3023 ± 206 2813 ± 127 4680 ± 461 1675 ± 369
14 2150 ± 255 1983 ± 203 3070 ± 426 975 ±32
15 989 ±137 1016 ±215 1343 ±264 802 ±68

Kondisi lingkungan optimal tidak maksimal. Faktor suhu yang


terpenuhi pada suhu 18, 23 dan 28 ºC berbeda dengan pemberian nutrien yang
sehingga kepadatan puncak maksimal sama ternyata berpengaruh terhadap
tercapai dalam waktu yang minimal. Hal kepadatan puncak serta waktu
ini tidak terjadi pada suhu 33 ºC yang penanaman. Hal ini sesuai dengan
mengalami pertumbuhan sel melambat penelitian Qin (2005) bahwa suhu
ditandai dengan kepadatan puncak yang

Kadar Total Lipid Mikroalga Nannochloropsis oculatayang dikultur dengan suhu yang berbeda. (Hadi
28
Endrawati dan Ita Riniatsih)
Buletin Oseanografi Marina Januari 2013. vol. 2 25 - 33

berpengaruh terhadap pertumbuhan B. Hasil pengamatan terhadap


braunii. biomassa N. Oculata dengan pelakuan
N.oculata dapat tumbuh baik pada perbedaan suhu menunjukkan produksi
kisaran suhu yang optimal 25-30 ºC biomassa terbesar didapatkan pada
(Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995). perlakuan suhu 28 ºC dengan berat kering
Fitoplankton ini masih dapat bertahan rata-rata 81,9 mg. Pada penelitian ini,
hidup pada suhu 40 ºC tetapi tidak tumbuh akhir fase eksponensial memasuki fase
normal ( Hirata, 1980 dalam Redjeki dan stasioner pada hari ke-7 (suhu 18, 23),
Murtiningsih, 1991). Suhu yang digunakan pada hari ke-6 (suhu 28 oC ) serta hari ke-8
dalam penelitian ini adalah 18-33 ºC. Hasil (suhu 33 oC). Hal ini sesuai dengan masa
penelitian menunjukkan bahwa suhu yang panen mikroalga pada skala laboratorium
optimum yaitu pada 28 ºCakan umumnya yaitu antara 7-10 hari (Anonim,
menghasilkan kepadatan puncak sel yang 2007). Penelitian ini menunjukkan
maksimal pula dengan rentan waktu yang perbedaan signifikan antar perlakuan,
lebih singkat dan pertumbuhan yang terjadi pada perlakuan suhu 18ºC berbeda
maksimal berdampak langsung pada signifikan dengan suhu 28ºC. Perlakuan
produksi biomassa (berat kering). suhu 23ºC berbeda signifikan dengan
perlakuan suhu 28ºC. Perlakuan suhu
Pengaruh Suhu Terhadap Waktu Panen 28ºC berbeda signifikan dengan suhu 18,
serta Produksi Biomassa N. oculata 23, dan 33ºC. Pada perlakuan suhu 33ºC
berbeda signifikan dengan suhu 28ºC.

Tabel 2. Produksi Biomassa (mg/ml) yang Dihasilkan N. oculata Pada Fase Stasioner Pada
Suhu yang Berbeda.

Suhu (ºC)
Ulangan 18 23 28 33
1 64,3 58,8 80,4 66,4
2 70,3 61,3 81,6 56,5
3 67,8 63,3 83,7 60,8
Rata-rata 67,47 61,13 81,9 61,23
SD ±3,01 ±2,25 ±1,67 ±4,96

Gambar 2. Produksi Rata-rata Biomassa (mg/mL) yang Dihasilkan N. oculata PadaFase


Stasioner Pada Suhu yang Berbeda.

29

Kadar Total Lipid Mikroalga Nannochloropsis oculatayang dikultur dengan suhu yang berbeda. (Hadi
Endrawati dan Ita Riniatsih)
Buletin Oseanografi Marina Januari 2013. vol. 2 25 - 33

Temperatur tinggi melebihi terlepas dari pengatur enzim kinase(Los,


temperatur maksimum akan 2004).
menyebabkan denaturasi protein dan
enzim. Hal ini akan menyebabkan Pengaruh Suhu Terhadap Kadar Total
terhentinya metabolisme. Suhu yang Lipid
tinggi dapat menghambat pertumbuhan Hasil kadar total lipid N. oculata
mikroalga dan akan mengalami kematian pada kultur skala laboratorium dengan
(Schlegel, 1994).Kisaran optimal suhu perlakuan suhu yang berbeda disajikan
untuk pertumbuhan B. brauniiadalah 25- pada (Tabel 3 dan Gambar 3),
30 ° C (Lupi et al, 1991). Denaturasi Persentase rata-rata kadar total
dapat diartikan suatu perubahan atau lipid tertinggi tercapai pada perlakuan
modifikasi terhadap struktur sekunder, suhu 33 ºC sebesar 52,62 (%-dw), diikuti
tertier dan kuartener molekul protein suhu 18 ºC sebesar 46,87 (%-dw),
tanpa terjadinya pemecahan ikatan-ikatan kemudian pada suhu 23 ºC sebesar 33,69
kovele. Proses denaturasi ada di dalam (%-dw), dan pada suhu 28 ºC sebesar
dinding sel organisme lebih banyak 28,68 (%-dw).
menyimpan asam lemak, yang tidak

Tabel 3. Kadar Total Lipid (%-dw) yang Dihasilkan N. oculata PadaFase Stasioner Pada
Suhu yang Berbeda.

Suhu (ºC)
Ulangan
18 23 28 33

1 49,30 35,03 28,11 56,17

2 43,67 35,07 32,23 47,08

3 47,64 30,96 25,69 54,61

Keterangan: SD: standar devias

Gambar 3. Total Lipid (%-dw) N. oculata PadaFase Stasioner Pada Suhu yang Berbeda.

Dari hasil analisis varian hasil produksi (4.07) atau P < 0,05 . Nilai tersebut
biomassa N. Oculata menunjukkan bahwa menunjukkan adanya perbedaan yang
Fhit (30.649) lebih besar dari Ftabel (3;8;5%) nyata antar perlakuan suhu, untuk

30
Kadar Total Lipid Mikroalga Nannochloropsis oculatayang dikultur dengan suhu yang berbeda. (Hadi
Endrawati dan Ita Riniatsih)
Buletin Oseanografi Marina Januari 2013. vol. 2 25 - 33

mengetahui perlakuan mana yang berbeda Suhu merupakan salah satu faktor
nyata dilakukan uji lanjutan menggunakan yang mempunyai pengaruh terhadap kadar
uji Tukey. total lipid (Spolaore et al. 2006). Schenk et
Hasil uji Tukey menunjukkan al. (2008) menyatakan mikroalga di alam
adanya perbedaan nyata pada perlakuan mengakumulasi lipid pada keadaan
suhu 18 ºC dengan suhu 23, dan suhu 28 tertentu. Pada kondisi tidak optimal
ºC; perlakuan suhu 23 ºC dengan suhu 18, mikroalga tetap melakukan fotosintesis
dan suhu 33 ºC; perlakuan suhu 28 ºC dengan bantuan CO2 dan
dengan suhu 18, dan suhu 33 ºC; mengakumulasinya dalam bentuk
perlakuan suhu 33 ºC dengan suhu 23, dan karbohidrat dan lipid. Mikroalga
suhu 28 ºC. mengakumulasi total lipid dalam jumlah
Hasil penelitian menunjukkan kadar total banyak sampai menemukan lingkungan
lipid N.Oculata sebesar 28.68- 52.62 %- tumbuh yang baik.
dw.Nilai kadar total lipid rata-rata Pada kondisi lingkungan di bawah
tertinggi diperoleh pada perlakuan suhu 33 normal pertumbuhan, mikroalga mampu
o
C dengan persentase 52,62 %-dw, dan menyimpan total lipid 10 – 30 % dw. Hal
rata-rata kadar total lipid terendah ini disebabkan kurangnya nitrogen
diperoleh pada perlakuan suhu 28 oC sehingga sel berhenti membelah dan
dengan persentase rata-rata yaitu 28,68 %- mengakumulasi hasil fotosintesis,
dw. sehingga sesuai dengan kebutuhan
Hal ini menunjukkan bahwa senyawa non nitrogen yang merupakan
pertumbuhan tinggi belum tentu faktor pembatas kehidupan sel. Chu et al.
menghasilkan kandungan lipid yang (1982) menyatakan, bahwa karbohidrat
tinggi. Pada suhu yang tinggi, meningkat sesuai dengan umur dari
pertumbuhan N. oculata tidak optimal, mikroalga sejalan dengan berkurangnya
keadaan tersebut berbanding terbalik nutrient dalam media kultur. Besarnya
dengan kadar total lipid yang persentase kadar total lipid pada perlakuan
menunjukkan hasil produksi yang optimal suhu 33 oC (52,62 %-dw) merupakan bukti
( Takagi et al. 2000). bahwa perlakuan suhu pada media kultur
Mikroalga dapat tumbuh optimal mempunyai pengaruh terhadap kadar total
pada suhu 20-30 oC. Suhu yang tinggi 30 lipid yang dihasilkan N. oculata.
membuat mikroalga cenderung untuk
mempertahankan kelangsungan hidup Kesimpulan
daripada dengan memperbanyak sel Berdasarkan hasil penelitian dapat
(Schenk et al, 2008). Proses adaptasi disimpulkan bahwa suhu memberi
35
tersebut dilakukan dengan cara energi pengaruh pertumbuhan terhadapmikroalga
yang dihasilkan digunakan untuk bertahan N. oculata dengan kepadatan tertinggi
hidup sehingga pertumbuhan cenderung sebesar 9777 x 104 sel/ml pada suhu 28 °C.
lambat dan energi tersebut tersimpan Produksi biomassa tertinggi dicapai pada
dalam jumlah yang besar. Keadaan perlakuan suhu28 °C yaitu sebesar 81.9
tersebut tidak terlepas dari faktor jumlah mg/ml. Kadar total lipid tertinggi dicapai
kepadatan pada suhu 33 oC yang relatif pada perlakuan suhu 33 °C yaitu sebesar
lebih kecil, sehingga untuk memperoleh 52.62 %-dw. Perlakuan suhu pada media
gizi atau nutrisi lebih banyak sangat pemeliharaan akan mempengaruhi kadar
memungkinkan, kondisi nutrisi yang total lipid yang dihasilkan oleh
didapat ini akan digunakan oleh N. Nannochloropsis oculata.
Oculata sebagai pertumbuhan.

31
Kadar Total Lipid Mikroalga Nannochloropsis oculatayang dikultur dengan suhu yang berbeda. (Hadi
Endrawati dan Ita Riniatsih)
Buletin Oseanografi Marina Januari 2013. vol. 2 25 - 33

Ucapan Terima Kasih Oyster, Crassostrea virginia.


Kami mengucapkan terimakasih Aquaculture. 29: 241-252.
kepada Ditjen Dikti melalui LPPM Undip Fogg, G.E. 1975. Algal Cultured and
atas diberikannya kesempatan dengan Phytoplankton Ecology. 2nd ed.
menandai proyek penelitian ini melalui The University of Wisconsin
proyek Hibah Kompetensi Batch 2 dengan Press, Wisconsin.
no. Kontrak Fowler. J., L. Cohen., P. Jarvis. 1998.
234/SP2H/PP/DP2M/III/2010, tanggal 01 Pratical Statistic for Field Biology.
Maret 2010; Tak lupa disampaikan pula Jhon Wiley & Sons Ltd. England
UK. Pp. 259
terima kasih kepada Ir. Retno Hartati, MSc
dan Ir. Ervia Yudiati, MSc. dan semua Hermawan A., 2004. The Protein, Lipids
pihak yang telah berperan dalam penelitian and Fatty Acids contents of
Tetraselmis sp. with Various
ini.
culture media. Master of Science
(Aquaculture). Major Field :
Daftar Pustaka Departement of Aquaculture.
Anonim. 2008. Pengaruh Pemberian Thesis Advisor : Assistant
Konsentrasi Urea yang Berbeda Professor Sunan Patarajinda, M. S.
Terhadap Pertumbuhan Kasetsart University, Bangkok,
Nannochoropsis oculata. Thailand. 71 pages
<www.lib.unair.ac.id> . Diakses
Hirata, H., A. Ishak and Y. Shigehisa.
pada tanggal 27 Agustus 2010.
1980. Effect of salinity and
Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian: temperature on the growth of the
Suatu Pendekatan Praktik. PT. marine phytoplankton Chlorella
Rineka Cipta. Jakarta. saccharophila. Mem. Fac. Fish.
Kagoshima University 30: 257-
Becker, E. W. 1994. Microalgae
262.
Biotechnology and Microbiology,
Cambridge: Cambridge University Isnansetyo, A dan Kurniastuty. 1995.
Press. Teknik Kultur Phytoplankton dan
Zooplankton; Pakan Alami untuk
Brown, A.C., Knight B.A. dan Conway E.
Pembenihan Organisme Laut.
1969. Hydrocarbon content and its
Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
relationship to physiological state
in the green alga B. braunii. Kawaroe, M. 2007. The Prospect of
Phytochemistry 8,543-547. Marine Microalgae as Biofuel
(Oilgae) for Future Alternative of
Brown, M.R, S.W. Jeffrey, J.K. Volkman
Energy Source. Proceeding
and G.A Dunstan (1997),
Indonesian Aquaculture 2007,
“Nutritional Poperties Of
Bali, Indonesia, 30 Juli- 2 Agustus
Microalgae for Marinculture”.
31 2007.
Aquaculture, 151, hal. 315-331.
Li, Y., M. Horsman, B. Wang, N. Wu,
Campell, M.N. 2008. Biodisel: Algae as
C.Q. Lan. 2008. Effect of nitrogen
renewable source for liquid fuel.
sources on cell growth and lipid
Guelph Engineering journal. (1):
accumulation of green algae
2-7.
Neochloris oleabundans. Appl.
Chisti, Y. 2007, “Biodiesel From Microbiol. Biotechnol. 81 : 629-
Microalgae”, Biotechnology 636p.
Advances, Vol.25, hal. 294–306.
Lupi, F.M., H.M.L. Fernandes, I. Sa-
Chu, F.E., Dupuy, J.L. and Webb, K.L. Correia, and J.M. Novais. 1991.
1982. Polysaccharide Composition Temperature profiles of cellular
of Five Algae Species Used as growth and exopolysaccharide
Food Larvae of the American synthesis by Botryococcus braunii
32

Kadar Total Lipid Mikroalga Nannochloropsis oculatayang dikultur dengan suhu yang berbeda. (Hadi
Endrawati dan Ita Riniatsih)
Buletin Oseanografi Marina Januari 2013. vol. 2 25 - 33

Kütz. UC 58. J. Appl. Phycol. 3, Smith PC, Ngothai Y, Nguyen QD,


35-42. O’Neill BK. Improving the low-
temperature properties of
Rao, R.A., C. Dayananda, R. Sarada, T.R.
biodiesel: methods and
Shamala, G.A. Ravishankar. 2007.
consequences. Renew Energy
Effect of salinity on growth of
2010;35:1145e51.
green alga Botryococcus braunii
and its constituents. Bioresource Spolaore P, Joannis-Cassan C, Duran E,
Technol 98:560-564. Isambert A (2006) Commercial
applications of microalgae. J
Schlegel, Hans. 1994. Mikrobiologi
Biosci Bioeng 101:87–96.
Umum Edisi Keenam. Gajah
Mada University Press. Takagi M, Watanabe K, Yamaberi K,
Yogyakarta. Yoshida T (2000) Limited feeding
of potassium nitrate for
Shcenk, P. M., R. Skye, R. Thomas Hall,
intracellular lipid and triglyceride
E. Stephens, U. C. Marx, J. H.
accumulation of Nannochloris sp.
Mussgnug, C. Posten, O. Kruse,
UTEX LB1999. Appl Microbiol
and Ben Hankamer. 2008. Second
Biotechnol 54:112–117.
Generation Biofuel : High
Efficiency Microalgae for Taw, N.D.R. 1990. Petunjuk pemeliharaan
Biodesel Production. Bioenerg. 1 : kultur murni dan masal mikroalga.
20-43. Proyek pengembangan budidaya
udang: United Nations
Sleigh, M.A. 1989. Adaptations of ciliary
Development Programme Food
systems for the propulsion of
and Agriculture Organization of
water and mucus. Comp.
the United Nations, Us, 32 hlm.
Biochem. Physiol. 94A:359-364.
(diterjemahkan oleh: Budiono
Martosudarmo dan Indah Wulani).

33 Kadar Total Lipid Mikroalga Nannochloropsis oculatayang dikultur dengan suhu yang berbeda. (Hadi
Endrawati dan Ita Riniatsih)

Anda mungkin juga menyukai