Anda di halaman 1dari 7

MEMBUAT BIBIT ACETOBACTER XYLINUM DARI ALAM

Wilda Nur Farida1, Rizal Maulana Hasby2, Nursiah Widia ningsih3.


Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Jalan A.H Nasution No. 105, Cipadung, Cibiru, Kota Bandung Jawa Barat 40614
Email : wildanurfarida@gmail.com

ABSTRAK

Nata berasal dari bahasa Spanyol “natare” yang berarti terapung-apung. Nata termasuk dalam produk
fermentasi. Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah mengisolasi bakteri Acetobacter xylinum
dari alam. Prosedur yang di lakukan yaitu dua buah nenas lewat masak dikupas, dicuci, dan dipotong
– potong. Potongan buah nenas tersebut, kemudian dihancurkan dengan menggunakan blender dan
ditambahkan dengan 4 liter air. Hancuran nenas kemudian direbus dan setelah mendidih disaring
untuk mendapatkan filtratnya. Sebanyak 4 liter filtrat diambil untuk bahan media. Filtrat dipanaskan
sampai mendidih kemudian ditambah dengan bahan kimia seperti formula diatas dan tambahkan
Natrium acetat atau sedikit demi sedikit acetid acid glasial sampai pH 3. Masukkan dalam botol steril
masing-masing 600 ml dan tiap wadah ditutup dengan kertas koran steril dan diikat dengan karet
gelang. Dinginkan dan inkubasikan di ruang inkubasi selama 6 hari. Penambahan Natrium acetat pada
hari ke-3 sudah terlihat pertumbuhan, sedangkan menggunakan asam asetat pertumbuhan terlihat pada
hari ke-5. Hasil dari praktikum kali ini praktikan telah mampu dan berhasil mengisolasi bakteri
Acetobacter xylinum dari alam. Bakteri Acetobacter xilinum adalah bakteri yang dapat menghasilkan
lembaran selulosa dan mampu hidup di media nanas.

Kata Kunci : Acetobacter, Fermentasi, Nanas, Nata, Selulosa.

I. PENDAHULUAN dai nanas dikenal dengan Nata de Pina


Nata berasal dari bahasa Spanyol (Nurcahyo, 2011).
“natare” yang berarti terapung-apung. Kandungan nata terbesar adalah air
Nata termasuk dalam produk fermentasi. (98%) sehingga nata merupakan sumber
Nata dibentuk oleh bakteri asam makanan rendah kalori. Kenampakan nata
asetatpada permukaan cairan (medium) adalah seperti jel, warna putih hingga abu-
yang mengandung gula / sari buah/ ekstrak abu, aroma sam, rasa tawar atau agak
tanaman lainnya. Bakteri yang manis, tembus pandang dan teksturnya
ditumbuhkan dalam pembuatan nata yaitu kenyal dalam keadaan dingin, dan agak
Acetobacter Xylinum. Salah satu buah berserat serta rapuk dalam keadaan panas
yang dapat digunakan sebagai bahan dasar (Purnomo, 2011).
nata adalah nanas. Pengolahan nanas di Penggunaan starter merupakan
Indonesia yang dibilang masih tradisional syarat yang sangat penting, yang bertujuan
dan memiliki nilai jual yang rendah untuk memperbanyak jumlah bakteri
menyebabkan diolah menjadi nata lebih Acetobacter xylinum yang menghasilkan
menguntungkan. Produk nata yang berasal enzim pembentuk nata. Bakteri
Acetobacter xylinum tergolong family
Pseudomonas dan genus Acetobacter. jika dipindahkan kedalam media baru.
Berbentuk bulat dengan panjang 2 mikron, Pada fase ini terjadi aktivitas metabolisme
biasanya terdapat sebagai sel tunggal atau dan pembesaran sel, meskipun belum
kadang kadang berikatan dengan sel lain mengalami pertumbuhan. Pada fase
membentuk ikatan seperti rantai. pertumbuhan adaptasi dicapai pada 0-24
Pembentukan nata memerlukan starter jam sejak inokulasi (Jumadi, Oslan dkk.
sebanyak 10-20% dari volume media 2015).
sebagai starter mikroba (Saragih, 2004). Fase pertumbuhan awal dimulai
Bakteri ini dapat membentuk asam dengan pembelahan sel dengan kecepatan
dari glukosa, etil dan propil alkohol, tidak rendah. Fase ini berlangsung beberapa jam
membentuk senyawa busuk yang beracun saja. Selanjutnya pada fase eksponensial
dari hasil peruraian protein (indol) dan dicapai antara 1-5 hari.Pada fase ini
mempunyai kemampuan mengoksidasi bakteri mengeluarkan enzim ektraseluler
asam asetat menjadi CO2 dan H2O. Sifat polimerase sebanyak-banyaknya untuk
yang paling menonjol dari bakteri ini menyusun polimer glukosa menjadi
adalah memiliki kemampuan untuk selulosa (Saravanakumar, 2008).
mempolimerisasi glukosa sehingga Fase pertumbuhan lambat terjadi
menjadi selulosa. Selanjutnya, selulosa karena nutrisi telah berkurang, terdapat
tersebut membentuk matrik yang dikenal metabolit yang bersifat racun yang
sebagai nata (Azizmohseni. dkk, 2007). menghambat pertumbuhan bakteri dan
Acetobacter xylinum mengalami umur sel sudah tua.Pada fase ini
beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase pertumbuhan tidak stabil, tetapi jumlah sel
adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase yang tumbuh masih lebih banyak
pertumbuhan eksponensial, ada fase dibanding jumlah sel mati (Purnomo,
pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan 2011).
tetap, fase menuju kematian, dan fase Fase pertumbuhan tetap terjadi
kematian. Sel muda bakteri Acetobacter keseimbangan antara sel yang tumbuh dan
xylinum berwarna putih transparan, yang mati.Matrik nata lebih banyak
sedangkan sel tua mengelompok diproduksi pada fase ini.Fase menuju
membentuk rantai dan lapisan yang kematian terjadi akibat nutrisi dalam
menyerupaigelatin (Jumadi, Oslan dkk. media sudah hampir habis.Setelah nutrisi
2015). habis, maka bakteri akan mengalami fase
Acetobacter xylinum akan kematian. Pada fase kematian, sel dengan
mengalami fase adaptasi terlebih dahulu cepat mengalami kematian tidak baik
untuk dijadikan strain nata (Shismawati, Hancuran nenas kemudian direbus dan
2014). setelah mendidih disaring untuk
Adapun tujuan dari praktikum kali mendapatkan filtratnya. Sebanyak 4 liter
ini adalah mengisolasi bakteri Acetobacter filtrat diambil untuk bahan media. Filtrat
xylinum dari alam. dipanaskan sampai mendidih kemudian
ditambah dengan bahan kimia seperti
I. METODE formula diatas dan tambahkan Natrium
1.1. Alat dan Bahan acetat atau sedikit demi sedikit acetid acid
Filtrat nenas, Aquadest, glukosa, glasial sampai pH 3. Masukkan dalam
yeast ekstrak, bacto agar, KH2PO4, botol steril masing-masing 600 ml dan tiap
(NH4)2 SO4, MgSO4, A. Acetat 99%. wadah ditutup dengan kertas koran steril
dan diikat dengan karet gelang. Dinginkan
1.2. Prosedur Kerja dan inkubasikan di ruang inkubasi selama
Dua buah nenas lewat masak 6 hari. Penambahan Natrium acetat pada
dikupas, dicuci, dan dipotong – potong. hari ke-3 sudah terlihat pertumbuhan,
Potongan buah nenas tersebut, kemudian sedangkan menggunakan asam asetat
dihancurkan dengan menggunakan blender pertumbuhan terlihat pada hari ke-5.
dan ditambahkan dengan 4 liter air.

II. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

No Foto Literatur Keterangan


1. A : Bibit Acetobacter
xilinum Pada ampas
nanas.

B : Bibit Acetobacter
xilinum berbentuk
lembaran pada
medium cair.

A A
(Documen pribadi, 2018) (Rofa, 2012).
2.

B
B (Rofa, 2012).
(Dokumen Pribadi 2018)

Pada praktikum kali ini yaitu menghasilkan lembaran selulosa (nata)


tentang pembuatan bibit acetobacter melalui proses fermentasi. Acetobacter
xylinum dari alam, kami menggunakan xylinum merupakan bakteri penghasil
bahan dasar nanas. Nanas berfungsi selulosa atau selulosa mikrobial.
sebagai media tumbuh acetobacter Bakteri ini bersifat Gram negatif,
xylinum, alasan menggunakan buah nanas aerob, dan dapat memproduksi
karena menurut (Jumadi, Oslan dkk. 2015) selulosa. Selama fermentasi bakteri
pada nanas secara alami memang telah Acetobacter xylinum memecah gula
hidup/ada bakteri Acetobacter Xylinum. (sukrosa) menjadi glukosa dan fruktosa.
Penambahan gula dimaksudkan sebagai Glukosa melalui reaksi heksokinase
makanan untuk difermentasi oleh menjadi glukosa-6-fosfat. Glukosa-6-
bakteri Acetobacter Xylinum. Dengan kata fosfat diubah menjadi glukosa-1-
lain, asalnya bakteri berjumlah sedikit, fosfat oleh enzim fosfoglukomutase.
ketika diberi makanan akan semakin Reaksi selanjutnya adalah suatu
bertambah banyak. Selain itu bakteri ini pembentukan uridin difosfat glukosa
bersifat anaerob, jadi jangan terlalu sering (UDP-glukosa) yang merupakan hasil
membiarkan udara masuk ke dalam botol reaksi antara glukosa-1-fosfat dengan
tempat inokulasi. uridin trifosfat (UTP), oleh kerja suatu
Komposisi glukosa yang enzim yang di sebut glukosa-1-
terkandung didalam buah nanas dapat fosfaturidiltransferase. Suatu reaksi ini
bermanfaat bagi suatu pertumbuhan dialihkan menuju ke kanan oleh kerja
mikroorganisme sebagai suatu sumber pirofosfatase, dan yang menghidrolisa
makanan, contohnya pada bakteri pirofosfat (PPi) menjadi ortofosfat
Acetobacter xylinum yang untuk (Pi). UDP-glukosa adalah donor
langsung residu glukosa didalam kelapa tersbeut, akan dihasilkan jutaan
pembentukan enzimatik selulosa oleh lembar benang-benang selulosa yang
kerja selulosa sintase yang mengiatkan akhirnya nampak padat berwarna putih
pemindahan residu glukosil dari UDP hingga transparan, yang disebut sebagai
glukosa keujung non residu molekul nata (Purnomo, 2011).
selulosa (Shismawati, 2014). Sintesa polisakarida oleh bakteri
Sumber karbon yang di gunakan sangat dipengaruhi oleh tersedianya
pada fermentasi kali ini adalah gula. nutrisi dan ion-ion tertentu yang dapat
Gula yang di tambahkan saat mengkatalisasi aktivitas pada bakteri.
melakukan langkah-langkah prosedur Peningkatan konsentrasi nitrogen dalam
menjadi sumber di dapatkannya substrat dapat meningkatkan jumlah
karbon sebagai nutrisi bagi bakteri polisakarida yang terbentuk, sedangkan
agar tumbuh dan berkembang dengan ion-ion bivalen seperti Mg2+ dan Ca2+
baik. Bakteri Acetobacter xylinum akan diperlukan untuk mengontrol kerja
merubah gula pada medium menjadi enzim ekstraselluler dan membentuk
selulosa. Acetobacter xylinum dapat ikatan dengan polisakarida tersebut
merubah 19% gula menjadi selulosa. (Susilawati L, 2002).
Selulosa yang terbentuk dalam media Acetobacter Xylinum merupakan
tersebut berupa benang-benang yang bakteri berbentuk batang pendek, yang
bersama-sama polisakarida membentuk mempunyai panjang 2 mikron dan lebar ,
jalinan yang terus menerus menebal micron, dengan permukaan dinding yang
menjadi lapisan nata (Suryani, Ani. Dkk. berlendir. Bakteri ini bias membentuk
2005). rantai pendek dengan satuan 6-8 sel.
Sumber nitrogen yang di dapat Bersifat ninmotil dan dengan pewarnaan
pada fermentasi ini di dapatkan dari Gram menunjukkan Gram negative.Bakteri
nitrogen organik yaitu yeast ekstrak ini tidak membentuk endospora maupun
yang di tambahkan pada larutan nanas pigmen. Pada kultur sel yang masih muda,
tersebut. Sumber nitrogen yang dapat di individu sel berada sendiri-sendiri dan
gunakan untuk mendukung pertumbuhan transparan. Koloni yang sudah tua
aktivitas bakteri nata, bakteri tersebut membentuk lapisan menyerupai gelatin
akan menghasilkan enzim akstraseluler yang kokoh menutupi sel koloninya.
yang dapat menyusun zat gula menjadi Pertumbuhan koloni pada medium cair
ribuan rantai serat atau selulosa. Dari setelah 48 jam inokulasi akan membentuk
jutaan renik yang tumbuh pada air
lapisan pelikel dan dapat dengan mudah putih dan pada media padat berbentuk
diambil dengan jarum oase seperti kapas. Dan pada media padat
(Saravanakumar, 2008). pertumbuhannya lebih cepat dibanding
media cair. Hal ini menandakan media
Bakteri ini dapat membentuk asam yang di buat berhasil dan bakteri ini telah
dari glukosa, etil alcohol, dan propel berhasil membentuk benang-benang
alcohol, tidak membentuk indol dan selulosa.
mempunyai kemampuan mengoksidasi
asam asetat menjadi CO2 dan H2O. sifat III. KESIMPULAN
yang paling menonjol dari bakteri itu
adalah memiliki kemampuan untuk Dari praktikum kali ini dapat di
mempolimerisasi glukosa sehingga simpulkan praktikan telah mampu dan berhasil

menjadi selulosa. Selanjutnya selulosa mengisolasi bakteri Acetobacter xylinum

tersebut membentuk matrik yang dikenal dari alam. Bakteri Acetobacter xilinum

sebagai nata. Factor lain yang dominant adalah bakteri yang dapat menghasilkan

mempengaruhi sifat fisiologi dalam lembaran selulosa dan mampu hidup di

pembentukan nata adalah ketersediaan media nanas.

nutrisi, derajat keasaman, temperature, dan


ketersediaan oksigen. Bakteri Acetobacter IV. DAFTAR PUSTAKA
Xylinum mengalami pertumbuhan sel. Azizmohseni, F., L.A. Hejri & M. Azar.

Pertumbuhan sel didefinisikan sebagai 2007. The potential of yeast,

pertumbuhan secara teratur semua Pseudozyma fusiformata strain Y76

komponen di dalam sel hidup. Bakteri to control Aspergillus flavus for

Acetobacter Xylinum mengalami beberapa reducing aflatoxin in Pistachio.

fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, Proceeding of the 11th international

fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan conference on culture collection:

eksponensial, fase pertumbuhan lambat, Connection between collection. 7-11

fase pertumbuhan tetap, fase menuju October 2007, Goslar Germany:

kematian, dan fase kematian (Saragih, 66—69 hlm.

2004). Jumadi, Oslan dkk. 2015. Penuntun


Praktikum Mikrobiologi. Makassar:
Hasil dari pengamatan yang telah di Jurusan Biologi FMIPA UNM.
lakukan Acetobacter xilinum pada media
cair berbentuk seperti lembaran-lembaran
Nurcahyo, Heru. 2011. Diktat
Bioteknologi. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Purnomo, Bambang, 2011. Penuntun
Praktikum Mikrobiologi. Bengkulu:
Fakultas Pertanian UNIB.
Ray, B. 2004. Fundamental food
microbiology. 3rd ed. CRC press,
USA: 608 hlm.
Saragih, Y.P. 2004. Membuat Nata De
Coco. Jakarta: Puspa Swara.
Saravanakumar, D., D. Spadaro, A.
Garibaldi & M. L. Gullino. 2008.
Detection of enzymatic activity and
partial sequence of chitinase gene in
Metschnikowia pulcherrima strain
MACH1 used as post-harvest
biocontrol agent. Eur. J. Plant.
Pathol. 1: 1—11.
Shismwati, Rini Rahayu. 2014. Aspek
Mutu Produk Nata de coco Dengan
Penambahan Sari Buah Mangga.
Jurnal Teknik Industri HEURISTIC.
Vol. 11 No. 2
Suryani, Ani. Dkk. 2005. Membut Aneka
Nata. Bogor: Penebar Swadaya.
Susilawati L, Mubarik NR. 2002.
Pembuatan Nata de Coco dan Nata
de Radia. Bogor : Laboratorium
Mikrobiologi, Jurusan Biologi
FMIPA IPB.

Anda mungkin juga menyukai