Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stroke adalah serangan otak yang timbul secara mendadak dimana terjadi
gangguan fungsi otak sebagian atau menyeluruh sebagai akibat dari gangguan
aliran darah oleh karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah tertentu di
otak sehingga menyebabkan sel-sel otak kekurangan darah, oksigen atau zat -
zat makanan dan akhirnya dapat terjadi kematian sel-sel tersebut dalam waktu
relatif singkat (Yayasan Stroke Indonesia 2009). Stroke bukan merupakan
penyakit tunggal tetapi merupakan kumpulan tanda dan gejala dari beberapa
penyakit diantaranya ; hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak dalam
darah, diabetes mellitus, dan penyakit vaskuler perifer (Markus 2001).
Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 terdiagnosis nakes dan gejala tertinggi terdapat di
Sulawesi Selatan (17,9%), DI Yogyakarta (16,9%), Sulawesi Tengah (16,6%,
diikuti Jawa Timur sebesar 16%). Prevalensi penyakit stroke pada kelompok
yang didiagnosis nakes berdasarkan gejala meningkat seiring dengan
bertambahnya umur, tertinggi pada umur ≥ 75 tahun (43,1%) dan (67%). Di
provinsi Sulawesi Utara sendiri, prevalensi stroke sebesar 10,4%. Pada tahun
2011 stroke kembali menempati posisi pertama penyakit terbanyak (kasus
baru) dengan jumlah kasus sebanyak 228 kasus.
Peningkatan angka stroke di Indonesia diperkirakan berhubungan dengan
peningkatan angka kejadian faktor risiko stroke. Faktor risiko stroke adalah
diabetes mellitus, gangguan kesehatan mental, merokok, obesitas dan
hipertensi. Penyebab stroke mencakup emboli (terbentuknya bekuan darah
yang menyumbat arteri) atau thrombosis (terbentuknya bekuan darah pada
arteri-arteri otak yang sebelumnya sudah mengalami penyempitan oleh deposit
lemak). Pecahnya arteri sering kali diakibatkan hipertensi (MIMS Indonesia,
2010). Dimana faktor resiko utama stroke adalah hipertensi kronik yang lebih
dikenal oleh orang awam dengan tekanan darah tinggi dan sebagian besar
kasus hipertensi dapat diobati, sehingga penurunan tekanan darah ke tingkat
normal akan mencegah stroke (Sylvia & Lorraine, 2005).
Hipertensi adalah masalah yang sering dijumpai pada pasien stroke, dan
menetap setelah serangan stroke. Hipertensi adalah faktor risiko stroke yang
utama (Ikawati, 2011). Pasien hipertensi yang tekanan darah >140/90 mmHg
sebanyak 60-80% mengalami risiko stroke. Hipertensi dikaitkan dengan stroke
iskemik dan stroke hemoragik (Donovan dkk., 2012). Hipertensi pada stroke
hemoragik bila tekanan darah tidak diturunkan dengan segera akan terjadi
hematoma (Qureshi dan Palesch, 2011). Hematoma apabila tidak ditangani
dengan segera akan menyebabkan gejala yang tidak nyaman antara lain: sakit
kepala, kebingungan, pusing, mual dan muntah, ngantuk berlebihan,
kelemahan, apatis, kejang, kehilangan kesadaran bahkan sampai koma.
Hematoma yang semakin besar menyebabkan gejala yang tidak nyaman juga
akan meningkat (Aminoff dan Josephson, 2014).
Oleh karena angka kejadian yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Maka hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah indonesia terutama
Departemen Kesehatan dan instansi lain yang terkait, begitupun peran dunia
pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis
merumuskaan masalah asuhan keperawatan pada Tn. S dengan stroke PIS di
ruang IGD RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat.
C. Tujan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melakukan asuhan keperawatan kegawat daruratan pada
pasien dengan stroke PIS pada Tn. S di IGD RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa
Barat.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan yang meliputi:
a. Pengkajian
b. Diagnosa keperawatan
c. Intervensi
d. Implementasi
e. Evaluasi
f. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai