Anda di halaman 1dari 3

PENGOBATAN – PENGOBATAN NON – BARAT: BERBAGAI CONTOH DAN BAHAYA

Beberapa pengamat mengajukan argumentasi bahwa obat – obatan non barat, jika tidak
sepenuhnya efektif, paling sedikit tidak membahayakan, dan apabila memenuhi kebutuhan
psikologis, penggunaannya seharunya didukung. Namun, terdapat cukup banyak contoh
mengenai praktek- praktek membahyakan yang menunjukkan bahwa filsafat itu tidak dapat
dipertahankan. Leslie member contoh tentang ‘ glaucoma yang disebabkan oleh sejenis candu (
poppy) yang dimasukan kedalam obat tradisional di india dan Pakistan’, setelah diperkenalkan
dari meksiko, karena tanaman itu diidentifikasikan secara keliru dengan tanaman yang terdaftar
dalam buku ayurveda ( Ibid, 312). Praktek serupa yang berbahaya dilaporkan dari afrika. Di
Ibadan, Nigeria, agbo tutu adalah tonik yang terkenal sebagi obat yang terbaik bagi kejang –
kejang pada anak – anak kecil dan digunakan pula sebagai suatu obat pencegahan. Hasil
akhirnya adalah suatu campuran nikotin yang keras, dalam jumlah besar menekan aktivitas otak.
“ anak – anak yang dibawah kerumah sakit setelah menerima pengobatan ini dalam dosis yang
berlebihan , sering tidak sadarkan diri” (Maclean 1971: 84). Bentuk pengobatan tradisional
lainnya, seperti yang Nampak dari tiga buah contoh dari peru, tanpa kurang membahayakan,
namun kemungkinan bukan merupakan pilihan pertama bagi pasien yang telah terbiasa dengan
obat – obatan ilmiah. untuk penyakit, campurkanlah bubuk kentang, yang padat dengan tiga ekor
lintah dan air seni sapi hitam, diminum setiap hari selasa dan jumat ( Valdizan & Maldonado
1922: II: 322).untuk erisyepelas, potonglah dada seekor ayam jantan dan oleskan darahnya pada
bgian – bagian tubuh yang terserang (Ibid, 515).

Pengobatan yang lebih rumit dilaporkan dari sebuah desa orang Indian, yaitu desa
chimaura di distrik lucknow, dimana korban gigitan anjing harus mandi pada hari minggu dan
selasa yang berikutnya, disebuah sungai,15 mil jauhnya dari rumah pasien. Kemudian ia harus
memberikan tepung gandum dan gumpalan ( gula aren) kepada anjing-anjing yang berkeliaran di
sepanjang tepian sungai. Lukanya dilumuri lumpur dan pasien setiap hari harus menyeberangi
sungai itu tujuh kali bolak-balik. Kemudian seorang dukun mantra mengeluarkan bisa dari
gigitan anjing tersebut dengan meletakkan tongkat besi tujuh kali di sekeliling luka, dengan
mengucapkan mantra-mantra yang tepat (hasan 1967: 160). Apabila anjing yang bersangkutan
tidak gila, pasien mungkin bisa sembuh. Ternyata dalam kasus rabies, pengobatan cara Pasteur
lebih disukai. George Way Harley, seorang doketer amerika yang telah disebut diatas, yang
pernah tinggal selama 15 tahun diantara penduduk mano di Liberia dan menemukan sejumlah
pengobatan pribumi yang “rasional” seperti semprotan, tapel, penahan fraktur, kadang-kadang
diuji kesabarannya dalam menghadapi para pasiennya .

Bonser mengakui bahwa banyaki tanaman hijau yang dimakan bisa berkasiat, karena zat-
zatnya digunakan melawan gangguan sariawan bila dimakan pada musim semi oleh penduduk
yang baru melewati musim dingin dengan makanan yang terutama terdiri dari daging asing dan
kacang-kacangan kering. Bonser juga mencatat banyaknya obat bius dalam setiap resep suatu ciri
yang bertentangan sekali dengan praktek para penulis Hippocrates. Banyak obat-obat bius klasik
terdapat dalam farmakopea anglo-saxon, keberadaan obat-obat tersebut bukan karena
berdasarkan pengalaman kemanjurannya namun karena kesemarakan asal mulanya. Suatu resep,
merupakan penawar terhadap gigitan ular yakni makan kulit kayu yang “ tumbuh dari surga”.
Salah satu resep dari raja Arestolobius “yang bijaksanan dan ahli dalam teknik menggunakan
lintah”, mengandung nama dari 29 tumbuh-tumbuhan, yang dalam takaran masing-masing sama,
dihaluskan hingga menjadi seperti debu dan diminum setelah bangun pagi dengan anggur dingin.
Ini akan memberikan perlindungsn terhadap sakit kepala, sakit paru-paru, mata rabun, sesak
dada, perut kembung, sakit ginjal, gatal-gatal,keracunan dan “untuk setiap penyakit dan tiap
godaan dari setan”(Ibid,307).

BEBERAPA KEKURANGAN DALAM PENGOBATAN KONTEMPORER AMERIKA

Pengobatan ilmiah secara penting mengungguli pengobatan non-Barat dalam dimensi klinisnya,
kami mengetahui bahwa superioritasnya baru meningkat pada waktu yang belum lama-kurang
lebih seabat yang lalu. Jika kita memeperhatikan kekurangan dalam diperolehnya perawatan
medis oleh golongan miskin, masalah-masalah yang terdapat dalam hubungan dokter-pasien dan
relative hilangnya “sentuhan manusia” dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, maka kita
menemukan kekurangan-kekurangan dalam pengobatan ilmiah.

Praktek-praktek medis lain, yang lambat diketahui bahayanya, termasuk penggunaan radiasi
tanpa pandang bulu, penisilin,vitamin-vitamin, hormone-hormon, dan penambahan-penambahan
diet sebelum konsekuensi sepenuhnya dari pengobatan-pengobatan itu diketahui, pembelahan-
pembelahan yang tidak perlu (termasuk juga risiko-risiko anesthesia maupun yang lainnya) dan
pengambilan organ-organ yang secara premature diduga tidak mempunyai”manfaat” fisiologis.
Suatu kecenderungan baru (yang berhubungan dengan kenaikan populasi yang diberikan oleh
obat-obat barat) adalah penggunaan dan ekspor dari alat-alat kontrasepsi IUD maupun pil yang
belum diketahui efek-efek jangka panjangnya. Efek-efek jangka pendek yang tak terduga
muncul, termasuk bertambahnya frekuensi tromboembulis dan sakit kepala migren yang
dikaitkan dengan penggunaan pil kontrasepsi. Kekurangan-kekurangan dari sistem pengobatan
tradisional dikaitkan dengan kekurangpahamna mengenai fisiologi dan etiologi penyakit (dari
sudut pandang masyarakat barat)., sedangkan fisiologi dan etiologi dari pengobatan ilmiah
sebagian besar berkaitan dengan jangkauan yang berlebih dari pengawasan proses-proses
fisiologis dan dalam konsekuensi-konsekuensi dari pembasmian penyakit. Terutama dalam
sistem-sistem personalistik, keyakinan terhadap berapa banyak orientasi magis terdapat pada
etiologi penyakit, seperti diketahui, telah membatasi terapi yang efektif dalam menangani
penyakit-penyakit infeksi dan penyakit fisik kronsi., dalam sistem ilmiah, penerimaan yang
mendalam atas hasil klinis atau bedah kadang-kadang mengarah pada bentuk “pengobatan yang
terlalu jauh” sebagai akibat dari faktor-faktor biokimia atau ekologi yang tak terduga (atau telah
diduga sebelumnya).

Sungguh ironis bahwa kemajuan ilmiah, sebagai suatu hasil dari sejumlah besar penemuan yang
impresif, telah mendatangkan berbagai masalah medis yang timbul hanya berkat jasa kemajuan-
kemajuan tersebut,”tanpa kecuali”,menurut Burnet dan White, kita gagal mengharapkan sesuatu
implikasi yang lebih lama atas tindakan itu, dan reperkusinya sering kali menyedihkan. Tidak
sedikit dari kemajuan-kemajuan pengobatan yang berkenanan dengan penyakit-penyakit infeksi
telah harus mencapai hasil melalui rintangan yang panjang atau lalui bencana yang tiba-
tiba”(Burnet dan White 1972:186)

Anda mungkin juga menyukai