JUDUL …………………………………………………………………………………………………………………………………………
…1
ABSTRAK………………………………………………………………………………………………………………………………………
….2
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………………………..3
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………………………………………………………….4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah…………………………………………………………………………………………………………….6
1.2 Rumusan
masalah…………………………………………………………………………………………………………………….7
4.1 Deskripsi
Data…………………………………………………………………………………………………………………………17
4.2 Pengujian
Hipotesis…………………………………………………………………………………………………………………18
4.3
Pembahasan……………………………………………………………………………………………………………………………18
4.3.1 Data hasil
Penelitian…………………………………………………………………………………………………………….19
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………………….20
5.2
Saran………………………………………………………………………………………………………………………………………20
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………….21
DAFTAR LAMPIRAN (gambar benih & tanaman jagung)…………………………………………………..22
BAB I
PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan biji akan selalu berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang dapat dibedakan menjadi 2 yakni faktor internal dan eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan yang terdiri atas
faktor intrasel (di dalam sel) yang meliputi gen, dan faktor intersel (sela-sela sel) yang
meliputi hormon. Yang kedua adalah faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan atau
faktor eksternal yang mencakup cahaya/sinar matahari, suhu/temperature, kelembaban
udara, nutrisi, kadar air,oksigen atau karbondioksida, pH atau sederajat keasaman,
kepadatan populasi, dan media tanam tumbuhan.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan beberapa
permasalahan. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimanakah pertumbuhan tanaman jagung yang menggunakan media tanam tanah liat
?
1.2.2 Bagaimanakah pertumbuhan tanaman jagung yang menggunakan media tanam pasir ?
1.2.3 Bagaimanakah pertumbuhan tanaman jagung yang menggunakan media tanam kapas ?
1.3Tujuan Penelitan
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut
:
1.3.1 Memaparkan hasil penelitian pertumbuhan tanaman jagung yang menggunakan media
tanam tanah liat.
1.3.2 Memaparkan hasil penelitian pertumbuhan tanaman jagung yang menggunakan media
tanam pasir.
1.3.3 Memaparkan hasil penelitian pertumbuhan tanaman jagung yang menggunakan media
tanam kapas.
1.4Kegunaan Penelitian
Sebagai sumber informasi bagi sebagian orang yang belum mengetahui
pengaruhmedia tanam bagi tumbuhan jagung.
Sebagai sumber informasi dalam pengembangan teknologi pertanian, dan juga untuk
memberi informasi pembaca atau petani tentang ciri-ciri media tanam yang baik untuk
pertumbuhan tanaman jagung.
BAB II
LANDASAN TEORI
3. Saccharata (Sweet,”manis”)
4.Everta (Popcorn,”berondong”)
7. Tunicata (Podcorn, merupakan kultivar yang paling primitif dan anggota subspecies yang
berbeda dari jagung budidaya lainnya).
Dipandang dari bagaimana suatu kultivar (“varietas”) jagung dibuat dikenal berbagai
tipe kultivar :
1.Galur murni, merupakan hasil seleksi terbaik dari galur-galur terpilih
2.Komposit, dibuat dari campuran beberapa populasijagung unggul yang diseleksi untuk
keseragaman dan sifat-sifat unggul.
3.Sintetik, dibuat dari gabunganbeberapa galur jagung yang memiliki keunggulan umum
(daya gabung umum) dan seragam.
4.Hibrida, merupakan keturunan langsung (F1) dari persilangan dua,tiga,atau empat galur
yang diketahui menghasilkan efek heterosis.
Warna bulir jagung ditentukan oleh warna endosperma dan lapisan terluarnya
(aleuron),mulai dari putih,kuning,jingga,merah darah,ungu,hingga ungu kehitaman. Satu
tongkol jagung dapat memiliki bermacam-macam bulir dengan warna berbeda-beda,karena
setiap bulir terbentuk dari penyerbukan oleh serbuk sari yang berbeda-beda.
2.1.3 Kandungan Gizi
Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besarberada pada endospermium.
Kandungan karbihidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat
dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung
ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak
banyak berpengaruh pada kandungan gizi,tetapi lebih dalam pengolahan sebagai bahan
pangan. Jagung manis diketahuimengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami
peningkatan fitoglikogen dan sukrosa.
Kandungan gizi jagung per 100 gram bahan adalah :
Kalori :355 kalori
Protein :9,2 gr
Lemak :3,9 gr
Karbohidrat : 73,7 gr
Kalsium : 10 mg
Fosfor :256 mg
Ferrum :2,4 mg
Vitamin A :510 SI
Vitamin B1 : 0,38 mg
Air :12 gr
Dan bagian yang dapat dimakan 90 %. Untuk ukuran yang sama, meski jagung
mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih rendah, namun mempunyai kandungan
protein yang lebih banyak.
2.1.4 Pemanfaatan
Selain sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan, saat ini jagung juga dijadikan
sebagai sumber energy alternatif. Lebih dari itu, saripati jagung dapat diubah menjadi
polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama plastik. Salah satu perusahan di
Jepang telah mencampur polimer jagung dan plastik menjadi bahan baku casing computer
yang siap dipasarkan.
2.2 Media Tanam
2.2.1 Media Tanam Tanah Liat
Tanah liat merupakan jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket atau
berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki pori-pori berukuran kecil (pori-pori
mikro) yang lebih banyak daripada pori-pori yang berukuran besar (pori-pori makro)
sehingga memiliki kemampuan mengikat air yang cukup kuat. Pori-pori mikro adalah pori-
pori halus yang berisi air kapiler atau udara. Sementara pori-pori makro adalah pori-pori
kasar yang berisi udara atau air gravitasi yang mudah hilang. Ruang dari setiap pori-pori
mikro berukuran sangat sempit sehingga menyebabkan sirkulasi air atau udara menjadi
lamban.
Pada dasarnya, tanah liat bersifat miskin unsur hara sehingga perlu dikombinasikan
dengan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur hara. Penggunaan tanah liat yang
dikombinasikan dengan bahan-bahan lain seperti pasir dan humus sangat cocok dijadikan
sebagaimediaa penyemaian, cangkok,dan bonsai.
2.2.2 Media Tanam Pasir
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi
tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk
penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman.
Sifatnya yang cepat kering akan memudahkanproses pengangkatan bibit tanaman yang
dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang
cukup berat akan mempermudah tegaknya stek batang. Selain itu, keunggulan media
tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi
serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan jenis pasir yang
sering digunakan sebagai media tanam.
Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi
mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan
terhadap proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin.
Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih
intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam
secara tunggal.
Penggunaan pasir sebagai media tanam sering dikombinasikan dengan campuran
bahan anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan
dengan jenis tanaman.
Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah bersersalinitas tinggi
merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk gunakan sebagai media tanam, kendati
pasir tersebut sudah dicuci terlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam
dapat menyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu,organ-organ tanaman, seperti
akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan
kematian jaringan(nekrosis).
2.2.3 Media Tanam Kapas
Kapas memiliki struktur yang lembut, dan juga memiliki daya serap air yang rendah.
Sehingga, media tanam dengan kapas dapat terjaga kelembabannya, danjuga memiliki
persediaan air dalam jangka waktu yang lama.
2.3 Kajian dan hasil penelitian
Setiap media tanam selalu memiliki daya intermolekul (tenaga listrik pada molekul-
molekul media tumbuh) yang berbeda-beda. Apabila, molekul-molekulnya rapat maka air
akan sulit diresap oleh biji tersebut. Sedangkan, apabila molekul-molekulnya renggang
maka air akan mudah diserap oleh biji tersebut. Jadi, daya intermolekul itu berbanding
terbalik dengan kecepatan air. Sehingga perkecambahan dapat terpengaruh oleh daya
intermolekul suatu media tanam.
Selanjutnya, setiap media tanam selalu memiliki tekstur yang berbeda-beda. Apabila,
media tanam tersebut bertekstur pasir maka media itu mudah untuk diolah, media jenis
ini memiliki aerasi (ketersediaan rongga udara ) dan drainase yang baik, namun memiliki
luas permukaan komulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan air sangat
rendah dan media tersebut lebih cepat kering. Yang kemudian , kecambah biji akan sulit
bertumbuh karena kekurangan air.
Tidak hanya tekstur daya intermelekul yang dapat mempengaruhi perkecambahan,
tetapi juga kandungan-kandungan unsur yang ada dalam media tanam tersebut.
Kandungan unsur-unsur itu ada yang dapat mempercepat pertumbuhan dan
juga memperhambat pertumbuhan . Tapi kebanyakan unsur-unsurnya dapat membantu biji
dalam perkecambahan.
2.4. Hipotesis
Rumusan hipotesis dari penelitian ini adalah bahwa jenis media tanam dapat
berpengaruh terhadap kecepatan perkecambahan biji jagung. Hipotesis ini di sebut juga
hipotesis alternatif, hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh veriabel bebas terhadap
variable terikat .
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tiap kelompok terdiri dari 8 biji Jagung, dan masing-masing ditempatkan dalam gelas
plastik yang terpisah.
3.3 Instrumen Penelitian
3.3.1 Alat
3 buah gelas plastik
Alat siram
Alat tulis
Penggaris
Skrop
Stopwatch/jam
3.3.2 Bahan
24 biji jagung
Tanah liat
Pasir
Kapas
Air
3.4 Sasaran Penelitian
3.4.1 Populasi
Populasi adalah seluruh kelompok objek penelitian atau kelompok subjek di mana
kesimpulan akan digeneralisasikan. Dalam penelitian ini, populasi adalah semua jenis biji
jagung.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian anggota populasi yang mewakili populasi. Pada penelitian ini,
jenis biji jagung yang dipakai adalah biji jagung manis ( sweet corn). Jadi, jumlah sampel
penelitian adalah 3 X 8 biji jagung manis (sweet corn).
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Jenis
tekstur P K Ca Fe2O3 MgO
Pasir 0,08 2,53 2,92 5,19 1,02
Debu 0,10 3,44 6,58 9,42 2,22
Tanah liat 0,20 4,20 5,73 17,10 1,77
2. Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika pupuk diberikan
lewat tanah, pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya berbeda dengan tanah
bertekstur lempung atau liat, tanah bertekstur pasir memerlukan pupuk lebih besar karena
unsur hara yang tersedia pada tanah berpasir lebih rendah. Disamping itu aplikasi
pemupukan juga berbeda karena pada tanah berpasir pupuk tidak bisa diberikan sekaligus
karena akan segera hilang terbawa air atau menguap.
3. Sedangkan, kapas memiliki struktur yang lembut, dan juga memiliki daya serap air yang
rendah. Sehingga, media tanam dengan kapas dapat terjaga kelembabannya, dan juga
memiliki persediaan air dalam jangka waktu yang lama.
4.3 Pembahasan
Setelah diteliti, ternyata perkecambahan biji jagung lebih cepat di media pasir.
Alasannya :
Daya intermolekul yang dimiliki oleh tanah liat kecil. Molekul-molekulnya yang rapat dapat
membuat air sulit diserap oleh biji, tetapi tanah liat yang digunakan peneliti mengandung
unsur hara yang dapat membantu percepatan pertumbuhan kecambah.
Kapas memiliki molekul-molekul yang renggang sehingga biji jagung dapat menyerap air
dengan mudah, tetapi di karenakan kapas yang peneliti gunakan merupakan kapas yang
teksturnya berserat, maka menghambat ruang gerak pertumbuhan akar kecambahan ,yang
menyebabkan pertumbuhan jagung sangat lambat.
Tanah bertekstur pasir sangat mudah di olah, media ini memiliki aerasi (ketersediaan
rongga udara) dan drainase yang baik,memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil,
sehingga kemampuan akar kecambah menembus tanah bertekstur pasir sangat mudah dan
meyebabkan pertumbuhan kecambah sangat cepat.
Setiap media yang berbeda pasti selalu memberikan pengaruh yang berbeda-
beda terhadap suatu perkecambahan. Karena, setiap media tanam pasti memiliki
daya intermolekul, tekstur, unsur, dan yang lainnya berbeda-beda.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Media tanam dapat berpengaruh terhadap kecepatan perkecambahan
biji jagung.Mulai dari daya intermolekul,tekstur media tersebut dan lain-lain.Apa bila media
tanam memiliki daya intermolekul yang kecil maka kecepatan perkecambahan juga akan
lambat dikarenakan biji sulit dalam menyerap air,sedangkan apabila daya intermolekul
besar maka sebaliknya.Dilihat dari tekstur,apabila media tanam memiliki tekstur sangat
berserat atau pori – porinya sangat rapat seperti kapas, maka akar akan sulit menembus
atau sulit mendapat ruang gerak. Bila menggunakan media tanam pasir, akar tanaman
akan mudah mendapat ruang gerak, mudah menembus pori-pori karena pasir mempunyai
rongga udara yang baik dan mempunyai daya serap air yang baik, sehingga
perkecambahan biji jagung mengalami pertumbuhan yang cepat.
5.2 Saran
Pembaca disarankan dapat melanjutkan penelitian ini sebagai perbandingan untuk
penelitian yang lain. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan untuk
penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan penanaman biji jagung.
Perkembangan Ilmu Biologi bergantung pada kepedulian kita terhadap hal-hal baru dalam
pengetahuan alam.
DAFTAR PUSTAKA