Anda di halaman 1dari 4

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB DALAM

MENINGKATKAN EFEKTIFITAS BELAJAR

ABSTRAK

Media pembelajaran berbasis web ini adalah program pembelajaran dalam


bentuk halaman-halaman yang dapat diakses secara online berupa teks, gambar,
dan simulasi yang tersusun secara hirarkis dan kronologis yang dapat diakses
melalui browser internet. Dengan media web, informasi dapat disampaikan
menjadi lebih mudah dipahami, dapat diakses dimanapun dan kapanpun, dan
dapat menarik perhatian peserta sehingga proses belajar mengajar dapat terlaksana
dengan baik sesuai dengan tujuan. Metode ceramah yang dibantu dengan papan
tulis dan buku teks sebagai pegangan, kegiatan seperti itu terkadang membuat
siswa merasa bosan dan kurang bersemangat, sehingga siswa menjadi kurang
paham terhadap materi yang telah disampaikan oleh guru dan akhirnya berdampak
pada hasil belajar mereka. Maka dari itu diperlukan satu media belajar interaktif
yang mampu mendukung kegiatan belajar peserta didik salah satunya yaitu media
web. Tujuan pengembangan media web pembelajaran adalah menghasilkan
sebuah produk berupa web pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dan membantu mempermudah guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran.
Kata kunci : media pembelajaran, teknologi informasi, web

A. Pengertian Media Pembelajaran


Menurut Depdiknas (2003) istilah media berasal dari bahasa Latin
yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harafiah berarti
perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.
Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi,
sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media
pembelajaran. Media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar
yang merupakan kombinasi antara perangkat lunak (bahan belajar) dan
perangkat keras (alat belajar). Association for Education and Communication
Technology (AECT), mengartikan kata media sebagai segala bentuk dan
saluran yang dipergunakan untuk proses informasi. National Education
Association (NEA) mendefinisikan media sebagai segala benda yang dapat
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen
yang 3 dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Sementara, Marshall McLuhan
(dalam Oemar Hamalik, 2003: 201) berpendapat bahwa media adalah suatu
ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang
tidak mengadakan kontak langsung dengan dia. Sesuai dengan rumusan ini,
media komunikasi mencakup surat-surat, televisi, film dan telepon, bahwa
jalan raya dan jalan kereta api merupakan media yang memungkinkan
seseorang berkomunikasi dengan orang lain. Lebih lanjut Oemar Hamalik
membedakan pengertian media menjadi dua yaitu dalam arti sempit dan dalam
arti luas. Dalam arti sempit, media pengajaran hanya meliputi media yang
dapat digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana,
sedangkan dalam artian luas, media tidak hanya meliputi media komunikasi
elektronik yang kompleks, tetapi juga mencakup alat-alat sederhana, seperti
slide, fotografi, diagram, dan bagan buatan guru, objek-objek nyata, serta
kunjungan ke luar sekolah. Sejalan dengan pandangan itu, guru-guru pun
dianggap sebagai media penyajian, di samping radio dan televisi karena sama-
sama membutuhkan dan menggunakan banyak waktu untuk menyampaikan
informasi kepada siswa.
Adapun Djamarah dan Aswan (2002: 136) mendefinisikan media sebagai
alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai wahana penyalur informasi
belajar atau penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam
konteks media sebagai sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan
dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan peserta didik
memperoleh pengetahuan dan ketrampilan. Pada hakikatnya berbagai batasan
yang dikemukakan di atas mengandung pengertian dasar yang sama. Dalam
berkomunikasi kita membutuhkan media atau sarana. Secara umum makna
media adalah apa saja yang dapat menyalurkan informasi dari sumber
Informasi ke penerima informasi. Jadi media pembelajaran merupakan
“perangkat lunak” (Software) yang berupa pesan atau informasi pendidikan
yang disajikan dengan memakai suatu peralatan bantu (Hardware) agar
pesan/informasi tersebut dapat sampai kepada mahasiswa. Di sini jelas bahwa
media berbeda dengan peralatan tetapi keduanya merupakan unsur-unsur yang
saling terkait satu sama lain dalam usaha menyampaikan pesan/informasi
pendidikan kepada mahasiswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
(a) media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya
ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, dan (b) bahwa
materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan bahwa tujuan
yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar.

B. Konsep Pembelajaran Berbasis Web


Pembelajaran berbasis Web adalah suatu kegiatan pembelajaran
yang memanfaatkan media situs(website) yang bias diakses melalui jaringan
internet. Pembelajaran berbasis Web atau yang dikenal juga dengan Web
Based Learning, merupakan salah satu jenis penerapan pembelajaran
elektronik (E-learning). Atau dapat juga dikatakan sebuah pengalaman belajar
dengan memanfaatkan jaringan internet untuk berkomunikasi dan
menyampaikan informasi pembelajaran. Internet merupakan jaringan yang
terdiri atas ribuan bahkan jutaan komputer, termasuk di dalamnya jaringan
lokal, yang terhubungkan melalui saluran (satelit, telepon, kabel) dan
jangkauanya mencakup seluruh dunia. Internet memiliki banyak fasilitas
yang dapat digunakan dalam berbagai bidang, termasuk dalam kegiatan
pendidikan. Fasilitas tersebut antara lain: e-mail, Telnet, Internet Relay
Chat, Newsgroup, Mailing List (Milis), File Transfer Protocol (FTP), atau
World Wide Web (WWW) (Oos M. Anwas: 2003). Khan dalam Herman
Dwi Surjono (1999) mendefinisikan pengajaran berbasis web (WBI) sebagai
program pengajaran berbasis hypermedia yang memanfaatkan atribut dan
sumber daya World Wide Web (Web) untuk menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif. Sedangkan menurut Clark WBI adalah pengajaran individual
yang dikirim melalui jaringan komputer umum atau pribadi dan ditampilkan
oleh web browser. Oleh karena itu kemajuan WBI akan terkait dengan
kemajuan teknologi web (perangkat keras dan perangkat lunak) maupun
pertumbuhan jumlah situs-situs web di dunia yang sangat cepat. Konvensi
internasional, menyatakan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan
berbagai proses dan aplikasi elektronik untuk pembelajaran, termasuk di
dalamnya adalah CBT, WBI, CD, dan lain-lain. Sedangkan pembelajaran
berbasis web diartikan sebagai pembelajaran melalui internet, intranet, dan
halaman web saja. Namun demikian istilah e-learning dan online learning
sering disamakan dengan pembelajaran berbasis web (Davidson & Rasmusen,
2006: 10). Walter Dick, dkk (2005: 1) dalam pengantar desain pembelajaran
menyatakan bahwa: ”In a contemporary e-learning or distance learning
course, students are brought together with an instructor (perhaps) and
textbook or online content, and are guided through class activities such as
online exercises, question/answer/discussion boards, projects, and interaction
with classmates”.
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa dalam pembelajaran
berbasis web pengajar menyajikan materi secara online, memandu siswa
melalui aktivitas kelas dalam bentuk latihan, ruang diskusi/tanya jawab,
tugas, dan berinteraksi dengan teman sekelas secara online. Menurut
Herman Dwi Surjono & Maltby (2003), ada dua keuntungan dari
pembelajaran berbasis web, yaitu kebebasan platform dan ruang kelas.
Dengan demikian pembelajaran berbasis web memiliki fleksibilitas tinggi
untuk mengubah setting, struktur, maupun konten sesuai dengan kebutuhan
dan karakteristik pengguna. Menurut Mc.Manus dalam Herman Dwi Surjono
(1999) ternyata jaringan internet bukanlah semata-mata suatu media, tetapi
lebih dari itu juga merupakan pemberi materi dan sekaligus materinya.
Efektivitas merupakan indikator keberhasilan suatu organisasi dalam
mencapai tujuannya (Serian Wijatno 2009).
Pembelajaran dikatakan efektif apabila mencapai sasaran yang
diinginkan, baik dari segi tujuan pembelajaran maupun prestasi siswa yang
maksimal. Beberapa indikator keefektifan pembelajaran : 1) ketercapaian
ketuntasan belajar, 2) ketercapaian keefektifa aktivitas siswa (yaitu pencapaian
waktu ideal yang digunakan siswa untuk melakukan setiap kegiatan yang
termuat dalam rencana pembelajaran), 3) ketercapaian efektivitas kemampuan
guru mengelola pembelajaran, dan respon siswa terhadap pembelajaran yang
positif (Sinambela, 2006:78). Seorang dosen yang mengajarkan suatu topik
tertentu melalui web akan dengan mudah menghubungkannya dengan situs-
situs web yang berkaitan dengan topik tersebut. Kemampuan ini meliputi:
1. Penyampaian materi dalam berbagai bentuk data serta dapat dihubungkan
ke berbagai sumber informasi lainnya (hypermedia).
2. Pendaftaran mahasiswa secara on-line sehingga bisa dilakukan setiap saat.
3. Identifikasi akses berikutnya bagi mahasiswa yang sudah terdaftar.
4. Penelusuran kemajuan belajar.
5. Evaluasi.
6. Fleksibilitas kontrol terhadap alur pembelajaran dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai