Anda di halaman 1dari 35

TUGAS INDIVIDU 1

SISTEM INFORMASI KESEHATAN


“KB IUD”

Disusun Oleh :
DITA ANDRIAR LIOPI
17112540120178

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKATA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
dalam mata kuliah “Sistem Informasi Kesehatan” dengan baik tanpa ada halangan
yang berarti.
Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih
kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam
penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa,
susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya
selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat
menambah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat
luas.

Jakarta, 16 Maret 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan ...................................................................................................
D. Manfaat .................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI ..........................................................................
A. Konsep Dasa Kontrasepsi.....................................................................
B. Konsep Dasar Kontrasepsi IUD ..........................................................
C. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Calon Akseptor KB IUD .....
BAB III TINJAUAN KASUS ........................................................................
BAB IV PENUTUP .......................................................................................
A. Kesimpulan .........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jumlah penduduk yang besar dan kurang serasi, selaras dan seimbang
dengan daya tampung lingkungan dapat mempengaruhi segala segi
pembangunan dan kehidupan masyarakat, sedangkan jumlah penduduk yang
besar dan berkualitas merupakan salah satu modal dasar dan faktor dominan
bagi pembangunan nasional.
Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun
2010, penduduk Indonesia berjumlah sekitar 224,9 juta jiwa, terbanyak
keempat di dunia. Dari segi pemakaian jumlah kontrasepsi, terdapat 35,2%
pengguna kontrasepsi suntikan, 28,1% pengguna kontrasepsi pil, 18,8%
pengguna IUD, 14,2% pengguna implant, 5,5% sterilisasi, dan 1,0%
pengguna kontrasepsi lain.
Pada umumnya masyarakat masih merasa takut untuk menggunakan
AKDR, karena metode pemasangannya yang menggunakan berbagai macam
alat-alat medis yang diperlukan. Sehingga menimbulkan rasa takut pada
sebagian dari masyarakat yang akan mengunakannya (Saifuddin, 2006).
Kita ketahui bahwa sampai saat ini belumlah tersedia satu metode
kontresepsi yang benar-benar 100% ideal/ sempurna. Setiap metode
kontrasepsi memiliki keunggulan dan kelemahan, pengalaman menunjukkan
bahwa saat ini pilihan metode kontrasepsi umumnya masih dalam bentuk
cafetarian atau supermarket, dimana calon akseptor memilih sendiri
kontrasepsi yang diinginkan, padahal dalam kontrasepsi tidak ada satupun
metode yang sesuai untuk semua pemakai, dan sebagian tertentu seyogyanya
tidak digunakan oleh sekelompok tertentukarena ada kontraindikasi
(Hartanto, 2013).
Peran bidan sangat penting dalam memberikan asuhan kebidanan
keluarga berencana salah satu kewenangannya adalah melakukan konseling
atau KIE untuk memberikan gambaran tentang berbagai macam metode alat
kontrasepsi sehingga klien dipersilahkan untuk memilih metode kontrasepsi
yang diyakini (Manuaba, 2010). Berdasarkan latar belakang diatas penulis
tertarik untuk memilih kasus Asuhan Kebidanan Pada Akseptor Kontrasepsi
IUD/AKDR.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan yang
komprehensif pada ibu calon akseptor kontrasepsi IUD sesuai dengan
standar asuhan dengan menggunakan pendokumentasian SOAP dengan
pendekatan managemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
Seetlah praktek ini mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan
dengan menggunakan langkah-langkah:
a. Pengkajian data subjektif pada ibu calon akseptor kontrasepsi IUD
b. Pengkajian data objektif pada ibu calon akseptor kontrasepsi IUD
c. Analisa data untuk menentukan diagnosa dan masalah pada ibu calon
akseptor kontrasepsi IUD
d. Penyusunan rencana tindakan pada ibu calon akseptor kontrasepsi
IUD
e. Asuhan kebidanan pada ibu calon akseptor kontrasepsi IUD
f. Evaluasi hasil pelaksanaan tindakan pada ibu calon akseptor
kontrasepsi IUD
g. Dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu calon akseptor kontrasepsi
IUD

C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam
penerapan asuhan kebidanan dalam batas pelayanan kontrasepsi.
b. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk laporan selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kontrasepsi.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Kontrasepsi


1. Pengertian
Keluarga berencana adalah usaha untyuk mengukur jumlah dan jarak
anak yang diinginkan. (sulistyowati, 2011 : 12). Menurut Undang-Undang
no 10/1992 Keluarga Berencana merupakan upaya peningkatan kepedulian
masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera
(Hanafi hartanto, 2013
Menurut WHO (expert committe, 1970), tindakan yang membantu
individu/ pasutri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu,
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga. (Hanafi hartanto, 2013)
2. Macam-macam Metode Kontrasepsi
a. Kontrasepsi Sederhana
1) Nonhormonal
a) Metode Amenore Laktasi (MAL)
b) Senggama terputus (Coitus Iteruptus)
c) Barier (kondom, diafdragma, cup serviks, spons)
d) Kalender
e) Suhu basal
2) Hormonal
Spermiside (vaginal cream, vaginal foam, vaginal jelly, vaginal
suposutoria, vaginal tablet dan vaginal suloble film)
b. Kontrasepsi Modern
1) Nonhormonal
a) IUD/AKDR
b) Tubektomi
c) Vasektomi
2) Hormonal
a) Pil (kombinasi non kombinasi)
b) Injeksi
c) AKBK/Implan
d) AKDR dengan progestin (Saifuddin, 2006)

B. Konsep Dasar Kontrasepsi IUD


1. Pengertian
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah suatu alat atau benda
yang dimasukan ke dalam rahim yang efektif, reversible, dan berajngka
panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia produktif (saifuddin,
2006).
AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu alat yang dimasukaan ke
dalam rahim wanita untuk tujuan kontrasepsi. AKDR adalah suatu usaha
pencegahan kehamilan dengan menggunakan secarik kertas, diikat dengan
benang lalu dimasukan ke dalam rongga panggul. AKDR atau IUD atau
Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastic yang lentur,
mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukan
ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (Handayani,
2010).
2. Jenis-jenis Kontrasepsi IUD
a. IUD yang terbuat dari plastik (Lippes loop) atau baja anti karat (cincin
Cina), mempunyai tingkat kegagalan tahun pertama yang tertinggi (2-6
perwanita).
b. IUD berkandungan obat, yakni hormon steroid seperti IUD progestasert
yang mengandung progesteron dan yang baru dikembangkan IUD Levo
Nova mengandung levonorgestrel, mempunyai tingkat kegagalan
sedang (1-3 per 100 wanita).
c. IUD berkandungan tembaga, seperti Copper T ( CuT 380A dan 200C),
multiload (MlCu250 dan 375) dan Nova T, mempunyai tingkat
kegagalan 1 atau kurang. (Handayani, 2010)
3. Mekanisme Kerja AKDR
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
c. Mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat
sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
(Saifuddin, 2006)
4. Keuntungan AKDR
a. Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi. Sangat efektif 0,6-0,8
kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan
dalam 125-170 kehamilan).
b. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dan CuT 380 A tidak perlu
diganti).
d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
e. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk
hamil.
g. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT 380 A).
h. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (jika
tidak infeksi).
j. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun/lebih setelah haid
terakhir).
k. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
l. Membantu mencegah kehamilan ektopik. (Saifuddin, 2006)
5. Kerugian AKDR
a. Efek samping yang umum terjadi:
1) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 bulan)
2) Haid lebih lama dan banyak
3) Perdarahan (spotting) antar menstruasi
4) Saat haid lebih sakit
b. Komplikasi lain:
1) Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan.
2) Perdarahan berat pada waktu haid atau di antaranya yang
memungkinkan penyebab anemia.
3) Perforasi dinding uterus (sangat jarng apabila pemasangannya benar)
c. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering
berganti pasangan
e. Penyakit radang panggul yang terjadi sesudah perempuan dengan IMS
memakai AKDR. PRP dapat memicu infertilitas.
f. Prosedur medis, termasukpemeriksaan pelvik dierlukan dalam
pemasangan AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan.
g. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah
pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari.
h. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh drinya sendiri. Petugas
kesehatan terlatih yang harus melepaskan AKDR.
i. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi
apabila AKDR dipasang segera sesudah melahirkan)
j. Tidak mencegah kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk
mencegah kehamilan normal.
k. Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke
waktu. Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke
dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.
(Saifuddin, 2006)
6. Persyaratan Pemakaian AKDR
Yang dapat menggunakan yaitu:
a. Usia reproduktif
b. Resiko rendah IMS (Infeksi Menular Seksual)
c. Tidak menghendaki metode hormonal
d. Keadaan nulipara: perempuan yang belum pernah melahirkan anak
e. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
f. Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
g. Pasca melahirkan dan tidak menyusui bayinya
h. Pasca abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
i. Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
j. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama
k. Perokok, sedang menyusui, gemuk atau kurus
l. Sedang memakai antibiotik atau anti kejang
m. Penderita tumor jinak payudara, hipertensi, diabetes, penyakit tiroid, dll
(Saifuddin, 2006)
7. Yang tidak diperkenankan Memakai AKDR
a. Sedang hamil (diketahui/kemungkinan hamil)
b. Perdarahan vagina yang tidak diketahui
c. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
d. 3 bulan terakhir sedang mengalami/menderita PRP/abortus septic
e. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang
dapat mempengaruhi kavum uteri
f. Penyakit trofoblas ganas
g. Diketahui menderita TBC pelvic
h. Kanker alat genital
i. Ukuran rongga rahim kurang dari 5cm (Saifuddin, 2006)
8. Waktu Pengggunaan AKDR
a. Sewaktu haid sedang berlangsung
Pada hari-hari pertama atau terakhir haid. Keuntungannya pemasangan
lebih mudah oleh karena serviks terbuka dan lembek, rasa nyeri tidak
seberapa keras, perdarahan yang timbul akibat pemasangan tidak
seberapa dirasakan.
b. Sewaktu pasca melahirkan (post partum)
1) Secara dini (immediate insertion): dipasang pada wanita yang
melahirkan sebelum dipulangkan dari rumah sakit
2) Secara langsung (direct insertion): dipasang dalam masa 3 bulan
pasca melahirkan/abortus
3) Secara tidak langsung (indirect insertion): dipasang setelah 3 bulan
pasca melahirkan/abortus
c. Sewaktu post abortus
d. Beberapa hari setelah haid terakhir (Marjati,2010)
9. Penanganan Efek Samping yang Umum dan Permasalahan yang Lalu
a. Amenorea
Periksa apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas AKDR
lakukan konseling dan selidiki penyebab amenorea apabila dikehendaki.
Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas AKDR apabila
talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang
tidak terlihat atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan
dilepaskan. Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan
kehamilannya tanpa melepaskan AKDR, jelaskan adanya resiko
kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta
perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan diperhatikan.
b. Kejang
Pastikan dan tegaskan adanya PRP atau penyebab lain dari
kekejangan. Tanggulangi penyebabnya apabila ditemukan. Apabila tidak
ditemukan penyebabnya beri analgesic untuk sedikit meringankan.
Apabila klien mengalami kejang yang berat, lepaskan AKDR dan bantu
klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.
c. Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur
Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvic dan kehamilan
ektopik. Apabila tidak ada kelainan patologis, perdarahan berkelanjutan
serta perdarahan hebat, lakukan konseling dan pemantauan. Beri
ibuprofen (800mg, 3x/hari selama 1 minggu) untuk mengurangi
perdarahan dan berikan tablet besi (1 tablet setiap hari selama 1-3
bulan). AKDR memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki.
Apabila klien telah memakai AKDR selama >3 bulan dan diketahui
menderita anemia (Hb<7gr%) anjurkan untuk melepas AKDR dan
bantulah memilih metode lain yang sesuai.
d. Benang yang hilang
Pastikan adanya kehamilan atau tidak. Tanyakan apakah AKDR
terlepas. Apabila tidak hamil dan AKDR tidak terlepas, berikan
kondom. Periksa talinya di dalam saluran endoserviks dan kavum uteri
(apabila memungkinkan adanya peralatan dan tenaga terlatih) setelah
masa haid berikutnya. Apabila tidak ditemukan rujuklah ke dokter,
lakukan X-Ray atau pemeriksaan ultrasound. Apabila tidak hamil dan
AKDR yang hilang tidak ditemukan, pasanglah AKDR baru atau
bantulah klien memilih metode lain.
e. Adanya pengeluaran cairan dari vagina/dicurigai adanya PRP
Pastikan pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan AKDR apabila
ditemukan menderita atau sangat dicurigai menderita gonorhoe atau
infeksi klamidial, lakukan pengobatan yang memadai. Bila PRP, obati
dan lepas AKDR sesudah 48 jam. Apabila AKDR dikeluarkan, beri
metode lain sampai masalahnya teratasi. (Saifuddin, 2006)

C. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Calon Akseptor KB IUD


1. Pengkajian Data
a. Data Subjektif
1) Identitas
Meliputi Nama, Usia, Agama, Pendidikan, Pekerjaan dan Alamat
IUD dapat digunkan oleh semua wanita di segala umur. (Saifuddin,
2006)
2) Keluhan Utama
a) Ingin memakai kontrasepsi jangka panjang.
b) Tidak menghendaki metode hormonal
c) Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
d) Pasca melahirkan dan tidak menyusui bayinya
e) Pasca abortus ingin menggunakan kontrasepsi
f) Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
g) Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama
h) Sedang memakai antibiotik atau anti kejang dan memnginginkan
kontrasepsi
i) Penderita tumor jinak payudara, hipertensi, diabetes, penyakit
tiroid dan memnginginkan kontrasepsi. (Saifuddin, 2006)
3) Riwayat Mestruasi
Menarce, Siklus, Lama = 5-8 hari, Banyaknya, Dismenorea dan
Fluoralbus.
Tidak diperkenankan pemakaian IUD/ AKDR pada wanita yang
mengalami perdarahan vagina yang tidak diketahui sampai dapat di
evaluasi. ( A.B. Saifuddin, 2006)
4) Riwayat Obstetri yang lalu
Meliputi berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat
waktu, persalinan prematur, keguguran, atau kegagalan kehamilan,
persalinan dengan tindakan, riwayat perdarahan pada persalinan,
riwayat masa nifas dan juga kontrasepsi.
5) Riwayat Penyakit Ibu
IUD/AKDR tidak boleh dipakai oleh ibu yang memiliki riwayat:
a) Perdarahan vagina yang tidak diketahui
b) Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
c) 3 bulan terakhir sedang mengalami/menderita PRP/abortus septic
d) Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim
yang dapat mempengaruhi kavum uteri
e) Penyakit trofoblas ganas
f) Diketahui menderita TBC pelvic
g) Kanker alat genital (Saifuddin, 2006)
6) Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga ibu tidak ada yang menderita penyakit menular, menurun
maupun menahun. Menurut Wahyuningsih (2009), riwayat penyakit
yang dapat dipengaruhi oleh keluarga, meliputi:
a) Menular, seperti : TBC, hepatitis
b) Menurun, seperti : DM, Hipertensi, tumor, kanker, asma
c) Menahun, seperti : Jantung, epilepsi
7) Pola Kehidupan sehari-hari
a) Nutrisi : Tidak mempengaruhi IUD/AKDR
b) Eliminasi : Tidak mempengaruhi IUD/AKDR
c) Istirahat : Tidak mempengaruhi IUD/AKDR
d) Personal hygiene : Tidak mempengaruhi IUD/AKDR.
e) Aktivitas : Tidak mempengaruhi IUD/AKDR
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum : baik
b) Kesadaran : composmentis (sadar sepenuhnya)
c) Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : ukuran normal 100-130 mmHg untuk Systole
dan diastole 60-90 mmHg
Nadi : ukuran normal 60-100 x/menit
Pernapasan : ukuran normal 16-24 x/menit
Suhu : ukuran normal 36,5 – 37,5 ˚C
2) Pemeriksaan Fisik
a) Wajah : tidak odema, tidak pucat
b) Mata : sklera putih, konjungtiva merah muda
c) Payudara : papila mammae menonjol, konsistensi
payudara lembek, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.
d) Abdomen : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.
e) Genetalia : bersih, tidak odema, tidak ada kondilomata
lata dan akumilata. Terdapat sedikit keluaran darah menstruasi.

2. Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan


Diagnosa aktual : PAPIAH calon akseptor baru KB IUD.
Masalah aktual :–
3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

4. Identifikasi Kebutuhan Segera


5. Perencanaan
a. Jelaskan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan dan
tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
R/ penjelasan hasil pemeriksaan pada ibu diperlukan agar ibu
mengetahui keadaannya dan tindakan selanjutnya
b. Jelaskan keuntungan dan kerugian KB IUD
R/ agar ibu dapat menentukan kontrasepsi yang diberikan
c. Berikan inform consent pemasangan IUD
R/ digunakan sebagai perlindungan hukum bagi tenaga media dan
pasien
d. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya
R/ untuk memudahkan proses pemasangan
e. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk pemasangan AKDR

Steril:
– AKDR
– Handscoen stiril
– Spekulum
– Korentang
– Cucing
– Tampontang
– Tenakulum
– Gunting mayo Non-steril:
– Kasa depres – Lampu sorot
– Kapas DTT – Cairan klorin 0.5%

R/ untuk memudahkan proses pemasangan


f. Melakukan pemasangan IUD sesuai prosedur pemasangan
R/ pemasangan sesuai dengan standar prosedur
g. Melakukan dokumentasi asuhan yang telah diberikan
R/ sebagai data dan buktri telah dilakukan pemasangan
h. Menyepakati kunjungan ulang 2 minggu setelah pemasangan atau bila
ada keluhan
R/ mengontrol kembali keadaan AKDR dan kondisi ibu

6. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan implementasi dari rencana asuhan kebidanan yang
telah dibuat.

7. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untruk menilai keberhasilan dari seluruh asuhan yang
telah diberikan.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S UMUR 34 TAHUN DENGAN


AKSEPTOR KB IUD DI PUSKESMAS PADANG HARAPAN
TAHUN 2018

Tanggal : 17 November 2018


Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Puskesmas Padang Harapan
No. RM : 271294

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. S
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Perkawinan ke- : 1
Alamat : Jl. Padang Harapan No. 12 Kota Bengkulu

Nama suami : Tn. M


Umur : 38 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa: Jawa/Indonesia
Pendidikan : D1
Pekerjaan : Wiraswasta
Perkawinan ke- : 1
Alamat : Jl. Padang Harapan No. 12 Kota Bengkulu

2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin menggunakan KB IUD

3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

4. Riwayat Obstetric dan Ginekologi


Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Jenis Penolon Keadaan anak
Umur
K Persalinan g Hidup Meninggal
Kehamil Nifas
e sp tnd O Persalin Umur BB Umu J sb
an
t k p an L r K b
1 38 √ Bidan Norm 6bula 285
minggu 2 al n 0
hari gra
m

5. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit yang pernah diderita
1) Penyakit infeks : ibu mengatakan dirinya tidak pernah
memiliki penyakit infeksi seperti HIV dan sifilis.
2) Penyakit keturunan : ibu mengatakan dirinya tidak pernah
memiliki riwayat penyakit keturunan seperti diabetes mellitus
dan hipertensi
3) Penyakit yang dioperasi : ibu mengatakan dirinya tidak pernah
memiliki riwayat penyakit yang dioperasi seperti hernia dan
usus buntu
4) Kecelakaan/trauma : ibu mengatakan tidak pernah
mengalami kecelakaan/trauma seperti jatuh dari sepeda motor
5) Penyakit organic : ibu mengatakan dirinya tidak pernah
memiliki riwayat penyakit organic seperti penyakit jantung dan
ginjal
b. Riwayat kesehatan sekarang:
1) Penyakit infeksi : ibu mengatakan dirinya sedang tidak
menderita penyakit infeksi seperti HIV dan sifilis.
2) Penyakit keturunan : ibu mengatakan dirinya tidak sedang
menderita penyakit keturunan seperti diabetes mellitus dan
hipertensi
3) Penyakit yang dioperasi : ibu mengatakan dirinya sedang tidak
menderita penyakit yang dioperasi seperti hernia dan usus
buntu
4) Kecelakaan/trauma : ibu mengatakan sedang
tidak mengalami kecelakaan/trauma seperti jatuh dari tangga
5) Penyakit organic : ibu mengatakan dirinya tidak sedang
menderita penyakit organic seperti penyakit jantung dan ginjal
c. Riwayat kesehatan keluarga :
1) Penyakit infeksi : ibu mengatakan di dalam
keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit infeksi
seperti HIV dan sifilis
2) Penyakit keturunan : ibu mengatakan di dalam
keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit keturunan
seperti diabetes mellitus dan hipertensi
3) Penyakit yang dioperasi : ibu mengatakan sepupunya pernah
mengalami operasi akibat patah tulang
4) Penyakit organic : ibu mengatakan di dalam
keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit organic seperti
penyakit jantung dan ginjal
5) Riwayat gamely : ibu mengatakan di dalam
keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat gamely
(kehamilan kembar)
6. Riwayat Haid
Menarche : 13 Tahun Flour albus : tidak ada
Siklus/teratur : 28 hari, teratur Warna :-
Lama/jumlah : 9 hari, 3x ganti pembalut Bau :-
Dismenore : tidak ada Lama :-
HPHT :- Gatal :-
HPL :-
Umur kehamilan : -

7. Riwayat penggunaan kontrasepsi


Jenis kontrasepsi : ibu mengatakan belum pernah
menggunakan alat kontrasepsi apapun
Lama :-
Keluhan :-
Alasan Lepas :-
Rencana yang akan datang : ibu mengatakan ingin menggunakan KB
IUD
Alasan : ibu mengatakan lebih praktis dan untuk
menunda kehamilan

8. Kebutuhan sehari-hari
Kebutuhan sehari-hari
Sekarang
a. Pola nutrisi
Makan : 3xsehari
Porsi : 1 piring habis
Jenis : nasi, lauk pauk, sayur mayur
Macam : bervariasi
Gangguan : tidak ada
Minum : 10 gelas /hari
Jenis : air putih, jus, susu, teh, kopi
Gangguan : tidak ada
b. Pola istirahat
Siang : tidak pernah
Malam : 8 jam
Gangguan : tidak ada
c. Pola aktifitas
Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah dan membantu
suami
d. Pola personal hygiene
Mandi : 2x sehari
Keramas : 3x seminggu
Gosok gigi : 3x sehari
Ganti baju : min. 2x sehari
e. Pola seksual
Frekuensi : 3 kali/minggu
Gangguan : tidak ada
f. Pola eliminasi
BAB : 1x sehari
Warna : kuning
Konsistensi : lembek
Gangguan : tidak ada
BAK : 5x sehari
Warna : kuning jernih
Gangguan : tidak ada

9. Data Psikologi
Ibu mengatakan keluarganya harmonis

10. Data Social Ekonomi


a. Penghasilan per bulan : ibu mengatakan
penghasilannya Rp. 1.500.000,-/ bulan
b. Tanggung jawab perekonomian : ibu mengatakan yang
bertanggung jawab atas perekonomiannya adalah suami
c. Pengambilan keputusan keluarga : ibu mengatakan yang
mengambil keputusan dalam keluarga adalah suami

11. Data Spiritual


Ibu mengatakan sering mengikuti pengajian dan melaksanakan shalat
5 waktu.

12. Data Social bBudaya


Ibu mengatakan tidak percaya dengan budaya yang ada
dilingkungannya

13. Data pengetahuan


Ibu mengatakan sedikit mengetahui tentang KB IUD

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmetis
c. Tanda vital
TD : 120/70 mmHg
Suhu : 37,2oC
Nadi : 82 x/menit
Respiration : 23x/menit
d. Berat badan : 52 kg
e. Tinggi badan : 160 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Kepala : mesochepal
Rambut : warna hitam, bersih, tidak ada ketombe
b. Muka : oval, bersih, tidak ada oedema, tidak ada cloasma
c. Mata : simetris
Kojungtiva : kemerahan
Sclera : putih
d. Hidung : bersih, tidak ada polip
e. Mulut/gigi : tidak ada stomatitis, tidak ada caries, tidak ada gigi
palsu
f. Telinga : bersih, tidak ada serumen
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar
limfe
h. Dada : tidak ada retraksi dinding dada
Bentuk : simetris
Mammae : bersih, tidak ada benjolan, hiperpigmentasi, puting
susu menonjol
i. Abdomen : tidak ada bekas luka operasi
j. Genitalia : tidak ada varices, tidak ada odema, bersih, tidak
ada cairan abnormal, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada
pembengkakan kelenjar bartholini
a. Anus : tidak ada hemoroid
b. Ekstremitas :
Atas : telapak tangan kemerahan dan tidak ada odema
Bawah : tidak terdapat odema dan varices, refleksi patella :
+/+

3. Pemeriksaan Dalam
Panjang Uterus : 6 cm

4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium : tidak dilaksanakan
b. Pemeriksaan rontgen : tidak dilaksanakan
c. USG : tidak dilaksanakan
II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnose Nomenklatur
Ny. S Umur 34 tahun P1A0 dengan akseptor KB IUD.

Data Dasar :
DS
1. Ibu mengatakan bernama Ny. S
2. Ibu mengatakan berusia 34 tahun
3. Ibu mengatakan memiliki satu anak berusia 6 bulan
4. Ibu mengatakan ingin menggunakan kontrasepsi IUD

DO
KU : baik
Kesadaran : composmentis
VS : TD : 120/ 70 mmHg
N : 82 x/ menit
S : 36°C
R :23 x/ menit
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 52 kg

B. Masalah
Tidak ada

C. Kebutuhan
Tidak ada

III. DIAGNOSA POTENSIAL


Tidak ada.

IV. ANTISIPASI PENANGANAN SEGERA


Tidak ada.
V. INTERVENSI
A. Beritahu kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
B. Jelaskan kepada ibu tentang KB IUD
C. Jelaskan kepada ibu tentang jenis Kb IUD
D. Jelaskan kepada ibu tentang Mekanisme Kerja Kb IUD
E. Jelaskan kepada ibu tentang Syarat yang boleh dan tidak boleh
menggunakan KB IUD
F. Jelaskan kepada ibu tentang Keuntungan KB IUD
G. Jelaskan kepada ibu tentang Kerugian KB IUD
H. Jelaskan kepada ibu tentang Efek samping KB IUD
I. Jelaskan kepada ibu tentang Prosedur pemasangan KB IUD
J. Beritahu ibu untuk menandatangani lembar persetujuan (informed
concent)
K. Beritahu kepada ibu akan dilakukan pemasangan KB IUD pada dirinya
L. Berikan kepada ibu terapi oral untuk mencegah infeksi mengurangi rasa
nyeri luka bekas pemasangan KB IUD.
M. Beritahu ibu kapan IUD akan dilepas
N. Beritahu ibu jadwal kunjungan ulang

VI. IMPLEMENTASI
A. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
bahwa ibudalam keadaan sehat, yaitu KU : baik, VS, tekanan darah 120/
70 mmHg, N : 82 X/ menit, S : 37,2°C, R : 23 x/ menit. Pemeriksaan fisik
semuanya normal dari kepala sampai ekstrimitas. Khususnya pada
genetalia tidak ada kelainan. Kemudian dari data anamnesa tidak ada
kontraindikasi untuk dilakukan pemasangan kontrasepsi IUD.
B. Menjelaskan kepada ibu pengertian dari KB IUD
1. Suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim terbuat dari
plastik halus (Polyethelen) untuk mencegah terjadinya konsepsi atau
kehamilan (BKKBN, 2003).
2. Suatu alat yang terbuat dari palstik atau tembaga yang dimasukkan
kedalam rahim oleh seorang dokter untuk jangka waktu yang lama
(WHO, 2004).
C. Menjelaskan kepada ibu jenis KB IUD
D. Jelaskan kepada ibu tentang Mekanisme Kerja KB IUD
1. Timbulnya reaksi radang lokal yang non spesifik didalam cavum uteri
sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.
2. Prodiksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan
terhambat implantasi.
3. Teori reaksi benda asing yang menyebabkan pemadatan endometrium
oleh sel-sel makrofag dan limfosit yang menyebabkan blastokis rusak
atau tidak dapat bernidasi.
4. Teori pengaruh zat bioaktif progesteron (untuk IUD yang berisi
progesteron) yang menghambat ovulasi, mempengaruhi endometrium
yang berakibat menghambat nidasi, mempengaruhi lendir serviks yang
menghalangi gerak sperma.
5. IUD menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin yang
menyebabkan rahim berkontraksi sehingga menghalangi transport sel
sperma ke kavum uteri.
6. Ion Cu yang dikeluarkan IUD dengan Cuppes menyebabkan gangguan
gerak spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk
melaksanakan konsepsi.
E. Menjelaskan kepada ibu tentang syarat menggunakan KB IUD yaitu :
1. Perempuan Usia subur
2. Perempuan yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang
3. Perempuan yang sedang berada dalam masa menyusui, dan
menginginkan IUD sebagai alat kontrasepsinya supaya tidak
menghambat lancarnya ASI
4. Perempuan yang tidak menghendaki metode hormonal
5. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
6. IUD dapat digunakan pada semua perempuan perokok
7. Perempuan pasca keguguran boleh menggunakan IUD apabila terlihat
tidak ada infeksi
8. Sedang memakai antibiotika atau antikejang, boleh menggunakan IUD
9. Untuk perempuan-perempuan yang memiliki kondisi tumor jinak di
payudara, penderita kanker payudara, pusing-pusing sakit kepala,
tekanan darah tinggi, varises di tungkai, juga penyakit jantung,
BOLEH menggunakan IUD.
10. Perempuan yang pernah menderita stroke, penderita diabetes, memiliki
kelainan hati dan empedu, terkena malaria, dan penyakit tiroid, juga
BOLEH menggunakan IUD.
11. Perempuan yang menderita TBC nonpelvik juga boleh menggunakan
IUD.
12. Serta perempuan yang memiliki penyakit epilepsy juga boleh
menggunakan IUD.
13. Penderita skistosomiatis (infeksi yang disebabkan cacing pita)
14. Serta perempuan yang telah mengalami kehamilan ektopik (hamil
diluar kandungan), dan pembedahan pelvik.
F. Menjelaskan kepada ibu tentang keuntungan KB IUD yaitu :
1. Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun
pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan). Pencegah
kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10 tahun\
2. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
3. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak
perludiganti)
4. Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih
nyaman karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
5. Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
6. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu
menyusui – tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
7. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak
terjadi infeksi)
8. Dapat digunakan sampai menopause
9. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
10. Membantu mencegah kehamilan ektopik
11. Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur
G. Menjelaskan kepada ibu tentang kerugian KB IUD yaitu :
1. Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan:
mual, pusing, muntah-muntah.
2. Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.
3. Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan
meningkat, mengigil, dan lain sebagainya. Pendeknya jika ibu merasa
tidak sehat.
4. Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah
pergi kedokter jika anda menemukan gejala-gejala diatas.
H. Menjelaskan kepada ibu tentang efek samping KB IUD yaitu :
1. Perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar
mensturasi, saat haid lebih sakit
2. Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari
setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau
diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding
uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
3. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
4. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering
berganti pasangan
5. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS
memakai IUD, PRP dapat memicu infertilitas
6. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam
pemasangan IUD
7. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah
pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari
8. Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih
yang dapat melepas
9. Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila
IUD dipasang segera setelah melahirkan)
10. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD
mencegah kehamilan normal
11. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.
I. Menjelaskan kepada ibu prosedur pemasangan KB IUD, yaiu:
1. Pertama lakukan pemeriksaan genetalia dengan spekulum, lakukan
pemeriksaan bimanual, untuk memastikan tidak ada kelainan
2. Cuci tangan
3. Memakai sarungan tangan baru
4. Memasang speculum vagina untuk melihat serviks dengan spekulum
ukuran L, yang digunakan adalah spekulum sims
5. Setelah terpasang usap vagina denganlarutan antiseptik 2-3x
6. Jepit serviks menggunakan tenakulum pada jam 11 dan 13 untuk
meluruskan uterus.
7. Memasukan sonde uterus dengan teknik ( no touch technique)
8. Memastikan ukuran uterus dengan AKDR yang akan dipasang
9. Pasang AKDR dengan teknik widrawal
10. Guting benang dan lepaskan tenakulum, kemudian dep +- 30 dep dan
pelan-pelan keluarkan spekulum
11. Membantu pasien untuk memakai celana
12. Rapikan alat dan pasien
13. Cuci tangan 7 langkah
J. Memberitahukan kepada ibu untuk menandatangani lembar persetujuan
(informed concent).
K. Memberitahukan kepada ibu akan dilakukan pemasangan KB IUD ke
dalam rahim ibu
L. Memberikan kepada ibu terapi oral antibiotik untuk mencegah infeksi dan
analgesik untuk mengurangi rasa nyeri luka bekas pemasangan KB IUD
M. Memberitahukan kepada ibu IUD akan dilepas pada tanggal 17 November
2023
N. Memberithaukan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada
tanggal 24 November 2018 atau jika ada keluhan
VII. EVALUASI
A. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada
dirinya bahwa ibu dalam keadaan sehat, yaitu KU : baik, VS, tekanan
darah 120/ 70 mmHg, N : 82 X/ menit, S : 37,2°C, R : 23 x/ menit.
B. Ibu telah mengetahui tentang ibu pengertian dari KB IUD yaitu suatu
alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim terbuat dari plastik
halus (Polyethelen) untuk mencegah terjadinya konsepsi atau kehamilan
(BKKBN, 2003).
C. Ibu mengerti tentang macam-macam KB IUD seperti un medicated
IUD danmedicated devices.
D. Ibu mengerti kontra indikasi KB IUD seperti Timbulnya reaksi radang
lokal yang non spesifik didalam cavum uteri sehingga implantasi sel
telur yang telah dibuahi terganggu dan prodiksi lokal prostaglandin
yang meninggi, yang menyebabkan terhambat implantasi.
E. Ibu telah mengetahui tentang syarat menggunakan KB IUD seperti
perempuanusia subur, perempuan yang menginginkan kontrasepsi
jangka panjang dan perempuan yang sedang berada dalam masa
menyusui, dan menginginkan IUD sebagai alat kontrasepsinya supaya
tidak menghambat lancarnya ASI.
F. Ibu telah mengetahui tentang Keuntungan KB IUD yaitu sangat
efektif 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1
kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).
G. Ibu telah mengetahui tentang tentang Kerugian KB IUD seperti
mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan:
mual, pusing, muntah-muntah dan terjadi pendarahan yang lebih
banyak (lebih hebat) dari haid biasa.
H. Ibu telah mengetahui tentang tentang Efek samping KB
IUD seperti perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak,
perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit.
I. Ibu telah mengetahui tentang prosedur pemasangan KB IUD seperti
pertama lakukan pemeriksaan genetalia dengan spekulum, lakukan
pemeriksaan bimanualdan untuk memastikan tidak ada kelainan.
J. Ibu telah mengerti dan mau menandatangani lembar persetujuan
(informed concent).
K. Ibu telah mengetahui akan dilakukan pemasangan KB IUD ke dalam
rahimnya.
L. Ibu telah menerima terapi oral antibiotik untuk mencegah infeksi dan
analgesik untuk mengurangi rasa nyeri luka bekas pemasangan KB
IUD.
M. Ibu telah mengetahui IUD akan dilepas pada tanggal 17 November
2023
N. Ibu sudah mau untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 24
November 2018 atau jika ada keluhan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di
Indonesia pemerintah telah merencanakan dan mencanangkan program
Keluarga Berencana (KB) yang diadakan untuk membina akseptor sekaligus
mencapai sasaran/fungsi yang telah ditetapkan untuk memberi konstribusi
bag tercapainya upaya mewujudkan keluarga berkualitas.
Adapun pengertian dari KB yaitu tindakan yang membantu individu
atau pasngan untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur
interval kelahiran, mengontrol kartu keturunan dalam hubungan dengan umur
pasanngan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga(Hartanto,
2003).
Dalam pelaksanaan program KB biasanya digunakan alat kontrasepsi
yang digunakan untuk mengatur /mengendalikan pertumbuhan penduduk
khususnya di Indonesia.
Pengertian dari kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya
konsepsi yaitu bertemunya sel sperme dan ovum. Dalam pelayanan KB ada
berbagaimacam cara untuk mencegah konsepsi salah satunya dengan
menggunakan AKDR. Dalam penggunaan AKDR juga terdapat manfaat,
keuntungan serta kerugian dari penggunaan AKDR tersebut. Masalah yang
timbul dari penggunaan AKDR tersebut juga diharapkan bisa teratasi dengan
beberapa cara antara lain dengan memperhatikan cara pemakaian yang bena,
efek samping serta konseling bagi pengguna oleh tenaga kesehatan.

B. Saran
1. Bagi Pengguna Alat Kontrasepsi AKDR
Pengguna hendaknya mengetahui terlebih dahulu alat kontrasepsi yang
akan di pakai dengan cara bertanya hal yang ingin diketahui ke tenaga
kesehatan.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
a. Sebagai tenaga kesehatan hendakna meningkatkan keterampilannya
memasang AKDR yang baik dan sesuai prosedur.
b. Sebelum memasang AKDR pada klien jangan lupa untuk melakukan
informconsent pada klien.
DAFTAR PUSTAKA

Glasier, Ama. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta:


EGC
Hartanto, Hanafi. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB.
Jakarta: EGC
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: YBPSP
Sulistyowati, Ari. 2011. Pelayanan Keluarga Berancana. Jakarta: Salemba Medika
http://arranananaa.blogspot.co.id/2014/06/asuhan-kebidanan-akseptor-kb-iud.html
https://hanifafitria.wordpress.com/2014/07/01/asuhan-kebidanan-pada-calon-
akseptor-baru-kb-iud/

Anda mungkin juga menyukai