Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
Karies (gigi berlubang) adalah akibat yang paling sering muncul. Itu mengapa, banyak anak balita yang menderita karies. Untuk
mengatasinya, anak perlu dibiasakan untuk membersihkan gigi setelah minum susu dan berkumur dengan air putih setelah mengonsumsi
permen sehingga tidak ada gula yang nempel pada gigi.
Selain gaya hidup, makanan juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut. Makanan yang sehat dan mencukupi
kebutuhan gizi seseorang akan berpengaruh baik terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan, tidak terkecuali kesehatan gigi dan
mulut. Ada beberapa nutrisi yang berhubungan dengan kesehatan gigi yaitu: karbohidrat, kalsium, fosfor, magnesium dan fluor.
Fluor termasuk golongan mikromineral yang berperan dalam proses mineralisasi dan pengerasan email gigi. Pada saat gigi
dibentuk, yang pertama kali terbentuk adalah hidroksiapatit yang terdiri dari kalsium dan fosfor. Tahap berikutnya adalah fluor akan
menggantikan gugus hidroksi (OH) pada kristal tersebut dan membentuk fluoroapatit yang menjadikan gigi tahan terhadap kerusakan.
Paparan fluor dalam dosis rendah yang terjadi terus-menerus akan mencegah terjadinya kerusakan atau karies gigi. Sumber utama dari
fluor adalah air minum. Sementara angka kecukupan yang dianjurkan dan aman adalah 1,5-4 mg/hari.
Karies (gigi berlubang) anak Indonesia, terutama anak balita, sungguh sangat memprihatinkan. Hampir sembilan dari sepuluh
anak menderita karies dengan tujuh dari 20 gigi yang rusak.
Banyak anak menderita kerusakan gigi yang parah dan perlu ditanggulangi. Perawatan gigi rusak pada anak termasuk sulit,
memerlukan waktu dan dana yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, pencegahan terhadap karies jauh lebih baik daripada merawat kerusakan
gigi.
Fluor dari abad lalu sampai sekarang diyakini dan digunakan secara luas untuk pencegahan karies gigi, baik di negara maju
maupun negara berkembang. Secara sistemik fluor efektif apabila diberikan pada saat pertumbuhan dan perkembangan gigi, mulai awal
kehamilan (prenatal) maupun setelah kelahiran (postnatal).
Senyawa fluorida telah lama digunakan dalam prevensi karies gigi. Dalam upaya peningkatan kesehatan gigi, senyawa fluorida
telah diaplikasikan secara ekstensif serta telah diakui kemanjurannya. Penggunaan senyawa fluorida dapat dilakukan secara sistemik atau
dengan cara aplikasi topikal. Natrium monofluorofosfat (MFP) merupakan salah satu dari senyawa fluorida yang secara luas digunakan
di kedokteran gigi disamping natrium fluorida (Naf). MFP akan terhidrolisis oleh fosfatase menjadi ion monofluoro¬fostat atau ion fluor.
Monotluorofosfat di dalam tubuh merupakan senyawa intermediate yang dihasilkan dalam proses metabolisme set.
Fluor selain terdapat di air tanah juga terdapat pada sayur-sayuran, buah-buahan, minuman, ikan, daging dan lain-lainnya. Hampir
semua makanan mengundang fluor, namun yang kadar fluor nya tertinggi adalah ikan teri, sawi, dan teh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi Fluor
Fluor merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang. Kekerasan gigi dan tulang ditentukan oleh kadar
senyawa-senyawa kalsium yang tinggi di dalam tulang. Fluor adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut. Fluor tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam. Ia bergabung dengan unsur lain membentuk senyawa fluoride.(1)
b. Peranan Fluor Dalam Gigi
Tubuh kita pasti sangat membutuhkan senyawa gula untuk menjaga stamina dan energi kita didalam tubuh. Kebanyakan orang
jika ingin menjaga stamina pasti mengkonsumsi susu ato the. Fluor ini berperan dalam pembentukan email gigi dan membuat struktur
gigi lebih kuat sehingga akan membuat gigi lebih tahan terhadap pengikisan oleh asam. Asam itu sendiri dibentuk ketika bakteri di dalam
plak memecah gula dan karbohidrat yang berasal dari makanan. Serangan asam yang berulang-ulang akan merusak gigi yang dapat
menyebabkan gigi berlubang. Di sini fluor berperan mengurangi kemampuan bakteri untuk membentuk asam. Fluor juga berfungsi
merangsang pembentukkan mineral kembali yang akan menghentikan proses terjadinya gigi berlubang.(1)
c. Jenis Flour yang Ada dalam Kehidupan
Fluor yang berbentuk senyawa ada 2 macam, topikal dansistemik. Yaitu sebagai berikut: (1)
1. Topikal fluoride adalah fluoride yang diaplikasikan langsung ke gigi, misalnya pasta gigi dan obat kumur.
2. Fluoride sistemik adalah fluoride yang diperoleh tubuh melalui pencernaan dan ikut membentuk struktur gigi. Fluoride sistemik juga
memberikan perlindungan topikal karena fluoride ada di dalam air liur yang terus membasahi gigi. Fluoride sistemik ini meliputi
fluoridasi air minum dan melalui pemberian makanan tambahan fluoride yang berbentuk tablet, tetes atau tablet isap.
Pemberian fluor sistemik adalah salah satu upaya pencegahan cukup efektif dan efisien, demikian juga keberhasilan fluoridasi
air minum di banyak negara telah dilaporkan (2)
Namun di sisi lain, para ahli sudah mengembangkan berbagai metode penggunaan fluor, yang kemudian dibedakan menjadi metode
perorangan dan kolektif. Contoh penggunaan kolektif yaitu fluoridasi air minum (biasa kita peroleh dari air kemasan) dan fluoridasi
garam dapur. Sedangkan penggunaan perorangan yaitu menggosok gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluoride dan berkumur-
kumur dengan larutan fluor. (1)
d. Efek Samping Jika Fluoride Berlebihan
Fluoride juga sam seperti unsur-unsur lain yang sangat penting dalam kesehatan misalnya garam, zat besi, vitamin A, vitamin.
Fluoride pun dapat berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan. Apabila pemakaian fluoride tidak terkontrol dan tidak disiplin, maka
tidak akan mencapai sasaran dan dapat menyebabkan kerusakan gigi. Contohnya adalah fluorosis.
e. fluorosis
Fluorosis adalah perubahan yang tampak pada gigi yang disebabkan oleh konsumsi fluoride yang berlebihan pada awal masa
anak-anak ketika gigi sedang tumbuh. Pemakaian fluor perlu didukung oleh sikap perorangan yang positif terhadap kesehatan gigi. Selain
sikap yang positif, maka harus mempunyai pola nutrisi dan kebiasaan hidup yang sehat sehingga kerusakan gigi dapat diatasi.
BAB III
PEMBAHASAN

Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor


Menurut Donley (2003), meliputi :
A. Indikasi
1. pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai tinggi
2. gigi dengan permukaan akar yang terbuka
3. gigi yang sensitif
4. anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi
(contoh:Down syndrome)
5. pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik

B. Kontraindikasi
1. pasien anak dengan resiko karies rendah
2. pasien yang tinggal di kawasan dengan air minum berfluor
3. ada kavitas besar yang terbuka

Topikal Aplikasi
Yang dimaksud dengan topikal aplikasi fluor adalah pengolesan langsung fluor
pada enamel. Setelah gigi dioleskan fluor lalu dibiarkan kering selama 5 menit, dan
selama 1 jam tidak boleh makan, minum atau berkumur (Lubis, 2001).
Gb. 4 Topikal Aplikasi Fluor(2008) Gb. 5 Fluor Gel (2008)
DAFTAR PUSTAKA

1. aris personal weblog. fluor & kesehatan gigi. retrieved at september 29, 2008. available

athttp://goldenpen007x.blogdrive.com/archive/147.html.

2. solusi sehat. tablet "fluor" mencegah karies gigi. . retrieved at september 29, 2008. available

athttp://www.solusisehat.net/berita.php?id=399 .

3. medicastore. penyakit mulut dan gigi. . retrieved at september 29, 2008. available at

http://medicastore.com/med/detail_pyk.php?idktg=6&iddtl=140&uid=2007123122021066.249.73.5

Anda mungkin juga menyukai