Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan merupakan peristiwa penting dan mulia. Kejadiannya penuh

ketegangan yang menguras tenaga dan sangat melelahkan. Oleh karena itu, ibu yang

telah melahirkan perlu mendapatkan perawatan sebaik-baiknya (Mellyna, 2003).

Oleh sebab itu, perlunya ibu setelah melahirkan tinggal di rumah sakit dulu

untuk beberapa waktu. Alasannya, setelah di rumah, ibu yang baru melahirkan akan

sibuk merawat bayi dan urusan rumah tangga. Meski pada umumnya pada minggu

pertama bayi belum merepotkan. Untuk itu, manfaatkan waktu di rumah sakit dengan

sebaik-baiknya (Dini, 2006).

Karena setelah persalinan, tubuh mengalami beberapa perubahan lagi dalam

upaya mengembalikan pada kehidupan semula. Periode pengembalian organ

reproduksi ini berlangsung sekitar 6 minggu setelah proses persalinan atau disebut

masa nifas. Pada masa ini banyak perubahan yang terjadi secara fisik dan psikis.

Meski secara keseluruhan proses pemulihan tubuh sampai seperti sebelum hamil baru

akan berakhir sekitar tiga bulan dari saat melahirkan (Dini, 2006).

Perawatan masa nifas merupakan perawatan selama enam minggu atau 40

hari. Pada masa ini, ibu akan mengalami banyak hal. Ia mengalami perubahan fisik

dan alat-alat reproduksi yang kembali ke keadaan sebelum hamil, masa laktasi

(menyusui), maupun perubahan psikologis menghadapi keluarga baru dengan

kehadiran buah hati yang sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang (Mellyna,

2003).

1
2

Adapun tujuan dari perawatan nifas ini adalah (Christina, 1990):

a. Untuk memulihkan kesehatan umum penderita, dengan jalan :

1) Penyediaan makanan yang memadai dan mengandung zat-zat yang

dibutuhkan.

2) Menghilangkan anemia karena pada persalinan selalu akan terjadi

pengeluaran darah.

3) Pencegahan terhadap infeksi dengan memperhatikan kebersihan dan

sterilisasi.

4) Pergerakan otot yang cukup agar peredaran darah lancar.

b. Untuk mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi

Dengan adanya infeksi dan komplikasi bukan saja pada waktu

pemulihan itu menjadi lebih panjang, tetapi juga akan menambah penderitaan

ibu yang akan mempengaruhi pemulihan psikis ibu.

c. Untuk memperlancar pembentukan air susu ibu

Makanan dan minuman bayi baru, berupa air susu ibu, yang ideal

adalah air susu ibunya sendiri, karena memiliki banyak faktor yang dibutuhkan

oleh anak. Jadi apabila pembentukan air susu ibu lancar, sebagian besar

kebutuhan anak dapat terpenuhi.

Pada masa kehamilan dan persalinan telah terjadi perubahan fisik, beberapa

otot mengalami penguluran, terutama otot rahim dan perut. Setelah melahirkan, rahim

tidak secara cepat kembali seperti semula, tetapi melewati proses. Proses pemulihan

kesehatan pada masa nifas merupakan hal yang sangat penting bagi ibu setelah

melahirkan. Oleh karena itu, untuk mengembalikan ke kondisi semula atau masa

pemulihan lebih baik supaya tubuh tetap sehat diperlukan suatu senam yang dikenal

dengan nama senam nifas (Mellyna, 2003).


3

Senam nifas memberikan latihan gerak secepat mungkin agar otot-otot yang

mengalami penguluran selama kehamilan dan persalinan kembali normal, seperti

sebelum hamil sehingga terhindar dari segala perasaan yang kurang nyaman. Berikut

ini beberapa tujuan dilakukannya senam nifas (Mellyna, 2003) :

1. Memperbaiki elastasitas otot-otot yang telah mengalami penguluran.

2. Meningkatkan ketenangan dan memperlancar sirkulasi darah.

3. Mencegah pembuluh darah yang menonjol, terutama di kaki.

4. Menghindari pembengkakan pada pergelangan kaki.

5. Mencegah kesulitan buang air besar dan buang air kecil.

6. Mempercepat involusi dan mengembalikan rahim pada posisi semula.

7. Melancarkan pengeluaran lochea.

8. Mempertahankan postur tubuh yang baik menjadi ramping.

9. Membantu kelancaran pengeluaran ASI.

Secara rutin, senam nifas dapat dilakukan oleh semua ibu yang telah

melahirkan secara normal tanpa ada komplikasi. Jika ada tindakan atau komplikasi,

senam nifas masih tetap dapat dijalankan. Hanya saja, perlu disesuaikan dengan

kondisi dan komplikasi yang terjadi. Senam nifas dapat dilakukan setelah enam jam

persalinan (Mellyna, 2003).

Umumnya, para ibu pasca persalinan atau ibu nifas takut melakukan banyak

gerakan. Sang ibu biasanya khawatir gerakan-gerakan yang dilakukannya akan

menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Padahal, apabila ibu bersalin melakukan

ambulasi/mobilisasi dini, itu bisa memperlancar terjadinya proses involusi uteri

(kembalinya rahim ke bentuk semula). Oleh karena itu, senam nifas dianjurkan untuk

dilakukan para ibu setelah persalinan secara bertahap, sistematis, dan kontinu

(Hamnah, 2003).
4

Ibu nifas yang melakukan senam nifas 1x 24 jam sampai 2 x 24 jam dengan

baik mempunyai keadaan umum yang baik, sirkulasi yang lancar, proses laktasi yang

baik serta involusi uteri yang semakin cepat. Ini berarti ada pengaruh senam nifas

terhadap pemulihan fisik ibu post partum. Dapat disimpulkan bahwa ibu nifas yang

sudah melakukan senam nifas pemulihan fisiknya lebih meningkat. Hal ini berarti

senam nifas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap pemulihan fisik ibu nifas

fase puerperium dini (Inayati, 2004 ).

1.2. Identifikasi Masalah

Menurut laporan Audit Commission, First class delivery (1997) dalam

Alexander (2004), diungkapkan bahwa wanita lebih kritis dalam menilai layanan

masa nifas di rumah sakit daripada hal-hal lain dalam asuhan maternitas yang mereka

terima.

Rumah sakit atau puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya adalah tempat ibu

nifas mendapatkan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan payudara dan puting ibu,

kecepatan involusi uterus, lochea, perineum, tungkai, fungsi perkemihan setiap hari,

perawatan vulva, senam nifas, pemeriksaan post partum, dan berbagai gejala lainnya,

tetapi kenyataannya di masyarakat banyak ibu nifas yang belum melakukan senam

nifas yang telah diajarkan dan dianjurkan oleh petugas kesehatan di rumah. Hal ini

mungkin karena ibu nifas belum memahami keuntungan apabila mengikuti senam

nifas untuk proses masa nifasnya dan kerugian apabila tidak mengikuti senam nifas

dan setelah di rumah, ibu yang baru melahirkan akan sibuk merawat bayi dan urusan

rumah tangga. Meski pada umumnya pada minggu pertama bayi belum merepotkan

(Alexander, 2004).
5

1. Banyak ibu nifas yang belum memahami keuntungan apabila mengikuti senam

nifas untuk proses masa nifasnya dan kerugian apabila tidak mengikuti senam

nifas.

2. Banyak ibu nifas yang belum melakukan senam nifas yang telah diajarkan

oleh petugas kesehatan karena setelah melahirkan akan sibuk merawat bayi dan

urusan rumah tangga.

1.3. Rumusan Masalah

Apakah senam nifas dapat memberikan dampak positif pada status kesehatan

ibu nifas (Status Kesehatan : proses involusi (penciutan rahim), sirkulasi darah (terjadi

pembengkakan/tidak pada bagian tubuh), luka jahitan episiotomi (perawatan luka

jahitan), pengeluaran cairan vagina /lochea (ambulasi/mobilisasi dini), buang air

besar, nafsu makan dan minum (perubahan pola makan dan minum))?

Anda mungkin juga menyukai