Anda di halaman 1dari 14

A.

Pengertian Tindak Pidana Pencucian Uang

Menurut pendapat Prof. DR. Sutan Remy Sjahdeiri. SH. Yang dikutip

oleh N. T. H. Siahan SH. MH : tidak ada definisi yang universal dan

komprehensif mengenai pencucian uang, kerana berbagai pihak, seperti maing-

masing Negara, institusi-institusi investigasi, kalangan pengusaha dan

organisasi-organisasi memiliki sendiri untuk itu.16 Definisi tersebut dapat

dikemukakan seperti di bawah ini :

a. Menurut Neil Jensen : Pencucian uang diartikan sebagai proses

perubahan keuntungan dari kegiatan-kegiatan yang melawan hukum

terutama asset keuangan dan terlihat seolah-olah diperoleh dari sumber yang

bersifat legal.17

b. Menurut Prof. Giavanoli : Pencucian uang diartikan suatu proses

dengan mana aset-aset pelaku, terutama asset tunai yang diperoleh dari

15
Chairul Huda, Tiada Pidana Tanpa Kesalahan dan Tiada Pertanggung Jwaban. Pidana Tanpa
Kesalahan. Jakarta 2006. Hal. 50
16
N.F.T. Siabon. Pencuci Uang dan Kejahatan Perbuatan. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 2002.
Hal. 4
17
Ibid

suatu tindak pidana di manipulasi sedemikian rupa sehingga asset-aset

tersebut seolah-olah berasal dari sumber yang sah.18

c. Menurut Pande Silalahi : Pencucian uang adalah perbuatan dengan

sengaja melakukan pengotoran keindahan kekayaan (uang) yang berasal

1
2

dari kejahatan untuk suatu tindak pidana dengan maksud mnyembunyikan

atau mengaburkan asal-usul dari kekayaan tersebut. Dengan kaya lain

pencucian uang adalah suatu proses mentransportasikan uang haram

menjadi uang halal.19

d. Menurut Pardede. SH : adalah suatu transaksi uang secara lain yang

berasal dari kegiatan kejahatan yang terprganisir, transaksi tidak sah

dibidang narkotika , dalam sumber tidak sah lainnya dengan tujuan investasi

atau transaksi agar uang tersebut melalui saluran-saluran sah, sehingga

sumber asli (asal) tidak dapat dilacak kembali (penghapusan jejak untuk

menelusuri asal uang yang tidak sah.20

e. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 Tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang adalah perbuatan menetapkan, mentransfer,

membayar, menitipkan, membawa ke luar negeri, menukarkan atau

perbuatan lainnya atas harta kekayaannya yang diketahui atau patut diduga

hasil tindak pidana dengan maksud menyembunyikan atau menyamarkan

18
Ibid
19
Pande Radja Silalahi, Money Laundering dan Sistem Keuangan Internasional, Majalah Pusat
Pengkajian Hukum, Januari 1995. Hal 92
20
Merulak PArded, Masalah Money Laundering di Indonesia, Badan Pengkajian Hukum Nasional
Departemen Kehakiman dan Hak Azasi Manusia, Jakarta 2001. Hal 19

asal usul harta kekayaan sehingga seolah-olah menjadi harta kekayaan yang

sah.
3

f. Menurut Undang-undang No.15 tahun 2002 Tindak Pidana

Pencucian Uang adalah suatu proses atau perbuatan yang bertujuan untuk

menyembunyikan atau menyamarkan asal usul uang atau harta kekayaan

yang diperoleh dari hasil tindak pidana yang kemudian diubah menjadi

harta kekayaan yang seolah-olah berasal dari kegiatan yang sah.

Dari beberapa definisi di atas pada pokoknya bahwa pencucian uang adalah

suatu perbuatan yang bertujuan mengubah suatu perolehan dari dana atau modal

yang sah.

B. Tinjauan tentang Proses Tindak Pidana Pencucian Uang

Pada mulanya, memang kejahatan pencucian uang selalu dikaitkan

dengan perdagangan narkotika atau psikotropika, tetapi dalam perkembangan

diperluas hingga meliputi uang haram dari hasil kejahatan-kejahatan

terorganisir lainnya. Pencucian uang dikenal sejak tahun 1930 di Amerika

Serikat, munculnya istilah tersebut erat kaitannya dengan perusahaan Laundry.

Pada saat itu kejahatan ini dilakukan oleh organisasi kejahatan mafia melalui

pembelian perusahaan pencucian pakaian (laundry) yang kemudian digunakan

oleh organisasi tersebut sebagai tempat pencucian uang yang dihasilkan dari

kegiatan illegal atau hasil kejahatan. Yang merupakan bagian dari kejahatan
4

terorganisir, pada dasarnya termasuk salah satu terhadap pembangunan dan

kesejahteraan sosial yang menjadi pusat perhatian dan keprihatinan dunia

internasional terhadap kejahatan pencucian uang itu tentunya sangat

berdasarkan pada luang lingkup dan dimensinya begitu luas sehingga

kegiatannya mengandung cirri-ciri sebagai, organized crime, white collar

dinner, corporate crime, dan inter crime. Bahkan dengan kemajuan teknologi

informasi, Money Laundering dapat menjadi salah satu bentuk dari cyber crime,

sehingga kejahatan ini merupakan ancaman baik asional maupun internasional.

Perubahan terbaru dalam bidang ekonomi global telah memberikan

keuntungan penjahat tingkat dunia, dengan memanfaatkan tingkat arus barang,

uang dan barang secara lintas batas , maka organisasi kejahatan internasional

telah memperluas jangkauan wilayah mereka dan hubungan mereka dengan

kekuasaan pemerintah setempat. Perkembangan itu menimbulkan berbagai

ancaman, baik langsung atau tidak langsung terhadap kepentingan nasional.

Pada awal mulanya pelaku tindak pidana pncucian uang yang terkenal

pada tahun 1900-an adalah Alphonso Caphone atau dikenal dengan Al Caphone

yang membangun suatu usaha dari hasil kejahatan di mana-mana diwilayah

Amerika, ia adalah seorang yang menapak hingga mencapai posisi tertinggi dari

profesi kejahatan yang dipilihnya, untuk bentuk sebuah organisasi yang

bernama “Al Phonso Capone Second I land Furniture INC” Chicago, dalam
5

laporan tahunan perusahaan tersebut tahun 1930 yang mempunyai markas di

Metropole Levington Hotel Chicago mayoritas usahanya dipusatkan di

Chicago, Ciceco, Miami, Florida, usaha utamanya dibagi dalam divisi-divisi

yaitu Divisi Pembuatan dan Distribusi miuman keras, Divisi Perjudian, Divisi

Layanan Hiburan, Divisi Asuransi dan Industri. Perusahaan tersebut didirikan

pada tahun 1920 menghasilkan uang dalam setahun U$ 100 juta atau dalam

rupiah Rp. 900 milyar Al Capone pelaku kejahatan dapat dipenjarakan bukan

karena keerlibatannya dalam pembunuhan, pemerasan, penjualan obat bius

namun semata-mata karena menghasilkan uang dan tidak melaporkannya.

Sekalipun tidak mudah untuk membuktikan suatu kegiatan yang

merupakan kegiatan pencucian uang, namun menurut para pakar pada dasarnya

proses pencucian uang dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu, “Tahap penempatan

(Placement), tahap pelapisan (Layering), tahap penggabungan (Integration).

1. Tahap Penempatan (Placement)

Placement adalah upaya menempatkan dana yang dihasilkan dari suatu

tindak pidana ke dalam system keuangan. Pada tahap penempatan bentuk

uang dirubah karena sebagian besar aktifitas kejahatan modern khususnya

pengedaran obat bius (narkoba), berganung pada uang tunai sebagai alat

pertukaran utama, mekanisme penempatan biasanya melibatkan pengubahan

uang menjadi bentuk lain, bentuk kegiatan ini antara lain:

a) menempatan dana bank, kadang-kadang kegiatan ini diikuti dengan

pengajuan kredit atau pembiayaan.


6

b) Menyetorkan uang pada penyedia jasa keuangan sehingga

pembayaran kredit untuk mengatur audit trail.

c) Menyelundupkan uang tunai dari satu Negara ke Negara lain.

d) Membiayai suatu usaha yang seolah-olah sah atau terkait dengan

usaha yang sah berupa kredit atau pembiayaan sehingga mengibah kas

menjadi kredit atau pembiayaan.

e) Membeli barang-barang berharga dengan nilai tinggi untuk

keperluan pribadi, membeli hadiah yang nilainya mahal sebagai

penghargaan atau hadiah pada pihak lain yang pembayarannnya

dilakukan melalui Penyedia Jasa Keuangan.

2. Tahap Pelapisan (Layering)

Layering adalah memisahkan hasil tindak pidana dari sumbernya yaitu

tindak pidana melalui beberapa tahapan transaksi keuangan untuk

menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul dana. Pada tahap pelaku

pencucian uang berusaha mengurangi dampak dari jejak di atas kertas asal

mula uang tersebut sesuai namanya lapisan transaksi berupa unit-unit usaha

permukaan atau mekanisme penutup lain dijalankan antara uang dan

sumbernya lapisan-lapisan itu dengan melibatkan tempat-tempat atau bank

Negara lain, tempat-tempat dimana kerahasiaan bank menyulitkan

pelacakan jejak uang. Bentuk kegiatan ini antara lain:


7

a) Transfer dana dari suatu bank ke bank lain atau antar wilayah atau

antar Negara.

b) Penggunaan simpanan tunai sebagai agunan untuk mendukung

transaksi yang sah.

c) Memindahkan uang tunai lintas batas Negara melalui jaringan

kegiatan usaha yang sah maupun sell company.

3. Tahapan Penggabungan (Integration)

Integration adalah upaya untuk menggunakan harta kekayaan yang telah

tampak sah, baik untuk dinikmati langsung, di investasikan dalam berbagai

bentuk kekayaan materil maupun keuangan, dipergunakan untuk membiayai

kegiatan bisnis yang sah atau untuk membiayai kembali tindak pidana. Pada

tahap ini berbeda dengan tahapan-tahapan lain. Jika pada tahap pertama dan

kedua telah berhasil diselesaikan, maka pelaku akan berusaha

menggabungkan kembali dana yang dicuci dalam bentuk yang dapat

dimanfaatkan oleh pelaku, mekanime integrasi menggunakan institusi

financial atau penyedia jasa keuangan dan alat yang sama digunakan dalam

tahap-tahap lainnya, pada tahap ini pelaku pencuci uang sekarang perlu

membuat dana tersebut terlihat seperti sah asalnya.


8

C. Pencucian Uang Via Transfer

Sebenarnya banyak sekali modus-modus oleh pelaku kegiatan pencucian

uang, tetapi secara metodik dapat dikenal 3 metode dalam kegiatan pencucian

uang tersebut :

1. Metode dengan menggunakan transaksi barang dan jasa

(Bull and Sell Conversions), yakni dengan membeli atau menjual aset

kepada konspiratus yang bersedia membeli atau menjual secara lebih mahal

dari harga normal dengan mendapatkan fee atau diskon. Selisih harga

tersebut dibayarkan dengan uang illegal dan kemudian disamarkan secra

transaksi bisnis. Barang-barang atau jasa itu dapat diubag atau seolah-olah

menjadi hasil yang legal melalui rekening pribadi atau perusahaan yang

berada di suatu bank.

2. Metode dengan diuraikan ke satu Negara (Off State

Conversions), yaitu dengan cara uang hasil kejahatan tersebut dikonversikan

ke suatu wilayah yang merupakan tempat yang sangat tepat untuk para

penghindar pajak untuk kemudian didepositokan di bank yang ada di negara

tersebut. Biasanya hal ini dilakukan di negara yang ketentuan-ketentuan

system pemberlakuan hokum pajaknya tidak ketat, system kerahasiaan yang

ketat, birokrasi yang cukup mudah memungkinkan adanya rahasia bisnis

yang ketat. Untuk mendukung kegiatan ini para pelaku memakai jasa-jasa

pengacara, akuntan atau konsultan keuangan dan para pengelola dana yang

handal untuk memanfaatkan segala celah yang ada di negara ini.


9

3. Metode dengan menggunakan kegiatan bisnis yang sah

(Legitimate Bisnis Conversions), yakni kegiatan pencucian uang yang

dilakukan melalui kegiatan bisnis yang sah sebagai cara pengalihan atau

pemanfaatan dari suatu hasil uang kejahatan. Uang hasil kejahatan tersebut

kemudian dikonversikan secara transfer, cek, atau alat pembayaran lain

untuk disimpan dalam rekening bank lainnya. Biasanya para

pelakubekerjasama dengan suatu perusahaan yang rekeningnya dapat

dipergunakan sebagai tempat untuk menampung uang hasil kejahatan itu.

1. Teknik Memindahkan Uang Keluar Negeri

Secara imperative dari kajia egiatan pencucian uang untuk bawa

kabur keluar negeri kemungkinan sangat besar dan secara relative dapat

dilakukan dengan cara-cara kesehariannya dapat diketahui atau dikenal

oleh masyarakat luas yaitu dengan cara :

a. Transportasi fisik

Mata uang yang diperoleh secara illegal ditransportasikan secara

fisik dari dalam negeri kesebuah Negara di luar negeri dalam tas

kerja, koper, atau dibawa seseorang.

b. Transfer KAwat (elektronik)

Perolehan illegal disetorkan dalam rekening-rekening bank di dalam

negeri dalam jumlah di bawah Rp. (100 juta), sehingga menghindari

pelaporan transakasi mencurigakan. Setelah di setorkan transfer


10

kawat (elektronik) dikirimkan dari bank domestik ke sebuah

rekening bank di Negara di luar negeri.

c. Cek Kontan

Mata uang yang disetorkan ke dalam rekening bank kemudian cek

kontan dibeli. Cek kontan bisa sitransportasikan atau dikirimkan

secara fisik ke luar negeri sebagai tambahan , cek kontan dapat

langsung dibeli.

d. Pengacara, kuntan dan Manager Keuangan

Mata uang dapat diberikan kepada pihak pengacara, akuntan atau

manager keuangan, mata uang itu dalam rekening perwalian.

Rekening perwalian adalah sebuah rekening bank yang dikelola oleh

pihak lain yang digunakan untuk dana yang berkaitan dengan

kepentingan finansial atau usaha klien. Pihak lain kemudian

mentransfer (elektronik, pembelian cek kontan, tersebut) dana ini

keluar negeri. Untuk kepentingan pencucian keuangan, perseorangan

dapat menjadi institusi finansial. Seseorang yang berada dalam

usaha menerima uang atau bernegoisasi untuk pergerakan dana dan

besarnya akan ditentukan oleh seseorang.

e. Rekening Provisi Makelar

Jumlah pengeluaran yang belum pasti tetapi tetap harus dikeluarkan

untuk makelar atau calo, mata uang, cek kontan, atau cek usaha
11

pribadi fiktif di setorkan dalam rekening provisi makelar. Penarikan

mengikuti di kirimkan atau di transport secara fisik keluar negeri.

f. Layanan Elektronik (ATM)

ATM kerap kali digunakan untuk mentransfer dana secra domestik,

tatapi dapat digunakan untuk memindahkan dana keluar negeri.

Setoran dapat diakses oleh pihak penerima disalah satu kantor

domestik atau luar negeri dari layanan elektronik tersebut. Sebagai

tambahannya, pengirim tidak diharuskan untuk memberikan

identitas dan dengan menggunakan kata kunci atau identitas palsu, si

penerima dapat menyamar identitasnya yang sebenarnya.

Sehingga dari rangkaian perbuatan para pelaku pencucian uang

tersebut di atas dapat dikategorikan sebagai suatu kejahatan dengan

menggunakan jasa perbankan, akan tetapi dalam hal untuk membuktikan

kesalahan,. Seseorang dan untuk mengumpulkan bukti-bukti yang dapat

dijadikan sebagai barang bukti sangat sulit, disebabkan karena adanya

kendala dari Undang-undang itu sendiri dan kurang ketatnya

pengawasan perbankan, sehingga memudahkan para pelaku untuk

melakukan transaksi seperti tersebut di atas ke luar negeri.


12

1.2. Tehnik Memindahkan Uang ke Dalam Negeri (Indonesia)

Ada beberapa metode untuk dapat memindahkan harta kekayaan

atau uang masuk ke wilayah territorial Indonesia karena dari segi

substitusinya sangat komparatif dan dapat diketahui oleh orang-orang

tertentu yang mempunyai kelebihan dan kepentingan secara

professional. Adapun cara yang akan dilakukan sebagai berikut:

a. Pinjaman Fisik

Perusahaan fiktif dapat membuka rekening bank dinegara asing. Cek

kemudian dikirimkan kembali ke Indonesia sebagai pengaman dari

perusahaan fiktif ini. Cek kontan atau transfer elektronik juga dapat

digunakan.

b. Investor Asing Fiktif

Sebuah usaha legal dibentuk di Indonesia, tetapi investor asing fiktif

digunakan untuk memberikan modal bagi perusahaan tersebut.

Pembayaran system transaksi usaha (cek kontan, transfer kawat, dan

cek usaha dari perusahaan atau perorangan fiktif) mengalir dari

Negara itu.

c. Gaji Perusahaan

Gaji perusahaan dibayarkan dari perusahaan asing fiktif dengan cek

perusahaan, transfer elektronik, atau cek kontan.

d. Cek Kontan dan Transfer Kawat


13

Keduanya diperoleh dari bank asing dan dikirimkan ke dalam

Indonesia.

e. Transportasi Fisik

Transport fisik sejumlah besar mata uang kembali ke Indonesia

dengan laporan diperbatasan. Ini mengisolasi mata uang yang masuk

dari aktifitas legal yang awalnya menghasilkan mata uang tersebut.

Kombinasi dari metode-metode yang disebutkan di atas, baik keluar

negeri maupun ke dalam Indonesia, kerap kali digunakan dalam operasi

pencucian uang yang rumit.

Bentuk keperluan pembuktian seperti ini sangat diperlukan dan

dibutuhkan langkah-langkah pencegahan yang konkrit dari aparat yang

terkait karena ini menyangkut barang bukti dengan dapat dijadikan bukti

nantinya melintasi teritorial Negara lain. Sehingga untuk jaminan

keasliannya sudah tidak konstruktif lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Mh. S.H., Adji, Seno Indriyanto DR. Prof. Korupsi dan Pembalikan Beban
Pembuktian, Kantor Pengacara dari Konsultan Umum Prof. Oemar Sero
Adji, S.H. dr rekan. Jakarta.

S.H. Pardede Manulak, Masalah Money Laundering di Indonesia, Badan


Perhimpunan Hukum Nasional Departemen Kehakiman dan Hak Azasi
Manusia, Jakarta 1994/1995

S.H.M.Hum Amrullah Arief Dr. M., Tindak Pidana Pencucian Uang Money
Laundering, Bayu Media Publishing, Malang 2004.

S.H Kansil. O. S. T., Drs.Prof. Pokok Hukum Pidana, Pradaya Paramitha,


Jakarta 2006.

ME, S.H., Huda Chairul, Dr. Dari Tindak Pidana Tanpa Kesalahan Menuju
Kepada Tiada Pertanggung Jawaban Pidana Tanpa Kesalahan, Tinjauan
Kritis Terhadap Teori Pemisahan Tindak Pidana dan Pertanggung Jawaban
Pidana, Pranada Media 2006.

Bismar Siregar . Hukum Acara Pidana, Bima Cipta Jakarta 1983.


MH. SH. Drs. Irawan Tb. Hukum Pembuktian Pencucian Uang, Maspublishing dan
AYYCCS Group 2006.

SH. Hamzah. A TUR. Dr. Prof. Pembalikan Pebaban Pembuktian (Stifting Burder
Of Praji. Makalah 2001.

MH, SH, Hasibuan, Yusuf Fauzi H. Makalah Hukum Pidana, Jakarta 2001.

MH, SH, Adji, Sero Indriyanto Dr. Prof. Kendala Suap Sebagai Tindak Pidana
Korup dan Pencucian Uang, Makalah Diskusi Panel HUT AAI. Jakarta 2005.

LLM, SH, Husein, Yunus Dr. Upaya Membantu Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi Melalui Penerapan Undang-Undang Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang Makalah, Jakarta 2005.

14

Anda mungkin juga menyukai