Anda di halaman 1dari 2

Nama Kelompok : Muhammad Zaiyyinur

Nilai
No Absen : 31
Kelas : XII IS 1
Guru : Dwi Rachmawati , S.Sos , M.Si
NIP : 19800511 200901 2 007

Lembaga Politik

Tentang Perilaku Pemilih: Politik Uang dan Demokrasi Kita

Politik dari masa ke masa selalu mengalami perubahan , baik itu kemajuan ataupun
kemunduran semakin majunya teknologi serta matangnya sumberdaya manusia sangat
mempengaruhi perkembangan politik.Di Indonesia juga sama , Politik sejak di rezim
Presiden Soeharto telah berkembang pesat hingga orde reformasi sekarang ini , namun hal
itu belum terjadi secara menyeluruh di seluruh wilayah indonesia dan belum diterapkan oleh
beberapa lapisan masyarakat.

Dalam artikel tersebut telah terkuak bahwa masih adanya praktik politik uang dalam
Pemilihan Umum Gubernur Jawa Timur periode 2008-2013, dalam wawancara dengan salah
seorang Pedagang kaki lima yang notabene tergolong dalam Masyarakat menengah-
kebawah terang terangan mengatakan bahwa ia lebih memilih Calon yang memberikan
“pesangon” kepadanya , hal ini bergaris lurus dengan gambaran nyata ketika para calon
melakukan kampanye dengan berbagai macam perhatian mereka kepada masyarakat,
misalnya mengadakan penjualan kebutuhan pokok berharga murah atau menggelar gerak
jalan berhadiah sepeda motor,mereka juga tidak segan-segan mentraktir makan dan
minum warga yang ditemui di tempat umum bahkan calon juga tidak sungkan memberikan
amplop berisi uang dan juga ajakan untuk memilihnya.Mungkin menurut pendapat sebagian
orang praktik tersebut dinilai sebagai politik uang , namun nyatanya kita tidak bisa
langsung menyebutnya politik uang , baru bisa dikatan politik uang apabila benar benar
terbukti ajakan tersebut untuk mempengaruhi pilihan warga.Pembuktian inilah yang
biasanya memakan waktu lama karena harus melewati pengadilan, kondisi inilah yang
menyebabkan jarang ditemukannya dibatalkannya pemilihan pilkada karena ada pasangan
yang melakukan Politik uang.

Praktik praktik tersebut sudah lazim di era sekarang ini bahkan sejak Orde Baru ,
namun jika di analisis keefektifitasnya , pada masa orde baru metode ini sangat efektif pada
saat itu masyarakat lebih mudah dipengaruhi oleh calon dengan perjanjian fasilitas
pembangunan dan lain lain serta semerawutnya keadaan politik pada saat rezim Soeharto
yang banyak berbau KKN , namun berbeda dengan masa reformasi hingga sekarang ,
banyak aktivis dan cendekiawan yang cerdas dalam memilih pilihannya tidak hanya serta
merta terjerumus dalam ajakan ajakan dengan embel embel uang atau semacamnya rakyat
juga semakin maju serta teknologi juga sudah mulai menyebar di kalangan masyarakat
sehingga praktik Politik uang sudah mulai kurang efektif di periode reformasi yang sekarang

Analisis Lembaga Politik

1. Bentuk Negara
Negara Indonesia berbentuk Negara kesatuan yakni hana memiliki satu
pemerintahan, satu parlemen , satu lembaga peradilan dan satu konstitusi.
Karena masalah dalam artikel diatas terjadi di dalam negeri maka agaknya masalah
diatas seharusnya sudah menyalahi aturan hukum yang sudah tertuang dalam UU
No. 23 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan harusnya orang orang yang
terlibat mendapat peradilan namun karena kecilnya sumber untuk menguak masalah
diatas maka agak sulit untuk menemukan penyelesaian dari masalah itu sendiri.

2. Bentuk Pemerintahan
Bentuk pemerintahan negara indonesia adalah Republik yang dipimpin seorang
presiden yakni Joko Widodo. Presiden adalah pemegang kekuasaan
eksekutif.Kekuasaan legislatif dipegang oleh parlemen,Kekuasaan yudikatif dipegang
oleh lembaga peradilan (Mahkamah Agung). Untuk kasus diatas pemilihan pilkada
seharusnya dipilih tidak berdasarkan politik uang yang secara tidak langsung
mempengaruhi masyarakat , namun seharusnya dipilih secara luberjurdil.

3. Bentuk Kekuasaan
Berdasarkan artikel diatas , keuasaan yang ada dalam bacaan adalah Pemberian
secara formal (legal-rasional) yakni para bupati dipilih oleh rakyat melalui
Pilkada.Namun terdapat penyelewengan dalam kasus di atas yakni adanya Politik
Uang yang dilakukan oleh para Calon sehingga Pilkada tersebut terkesan “disogok”
dan implementasi ketika sudah terpilih ialah tidak ada kemajuan dan konstanta
dalam bidang apapun sehingga banyak yang menilai bahwa Pilkada bukan ajang
untuk menentukan Pemimpin kita dalam memajukan kita namun hanya sekedar
memilih untuk mereka mendapatkan kursi tanpa ada kemajuan yang pesat.

4. Fungsi lembaga politik


1. Memelihara ketertiban di dalam (internal order)
Lembaga politik memelihara ketertiban di dalam masyarakat. Ketika Pilkada
berlangsung pun juga demikian , harus berjalan secara tertib jujur dan tidak ada aksi
anarkis.Sudah tidak jamannya kampanye massa yang riuh dan ricuh padat
memenuhi jalan, sekarang adalah era modern kita dapat mendukung dan
berekspresi kepada calon yang kita dukung lewat berbagai media dan tentunya
masih di batas norma yang ada
2. Menjaga kemanan di luar (external security)
Lembaga politik , dengan menggunakan alat alat yang dimiliki berusaha
mempertahankan negara dari ancaman atau serangan dari luar negeri.Dalam Pilkada
panitia harus menjaga dan mengamankan arsip dokumen Pilkada agar tidak bocor
oleh pihak lain serta menghindari dari penyalahgunaan yang tidak bertanggung
jawab.
3. Mengusahakan kesejahteraan Umum (general welfare)
Lembaga politik juga merencanakan dan melaksanakan pelayanan pelayanan sosial
serta mengusahakan kebutuhan pokok masyarakat. Dengan terlaksananya Pilkada
secara tidak langsung panitia pilkada juga ikut membantu mengusahakan kebutuhan
pokok masyarakat, yakni dengan terpilihnya pemimpin baru di suatu daerah maka
akan mendorong untuk lebih baiknya daerah tersebut untuk mendapat kemajuan
bidang pangan dan pokok.
4.Mengatur proses politik
Lembaga politik juga mengatur proses persaingan untuk memperoleh kekuasaan
agar tidak mengancam keutuhan masyarakat, bangsa, dan negara.Melalui pilkada
yang sehat maka akan terlahir pemimpin yang hebat , pemimpin yang hebat harus
selalu menjaga keutuhan masyarakat,bangsa , dan negara.Tidak terpilih berdasarkan
pemihakan yang tidak lazim ,dipilih langsung oleh masyarakat secara sehat melalui
Pilkada.

5. Unsur-unsur Lembaga Politik


1.Pola perilaku
Loyalitas : Pemimpin yang loyal dan setia pada negaranya untuk menjalankan
tugas adalah contoh dan tauladann yang baiik bagi masyarakat
Kepatuhan : terselenggaranya pilkada merupakan wujud kepatuhan lembaga
politik kepada hukum dan undang undang
Kerjasama : adanya kerjasama yang baik antara badan legislatif kemudian
dengan eksekutif dalam memajukan negara
2.Budaya Simbolis
Bendera : Bendera NKRI ialah Bendera Merah Putih
Maskot : Lambang dari negara Indonesia adalah Burung Garuda
Lagu Kebangsaaan: Lagu kebangsaan kita adalah Indonesia Raya
3.Budaya manfaat
Gedung : Gedung DPR di Jakarta salah satu perwujudan tempat bekerja para
parlemen
Persenjataan : Ada pada Militer
Pekerjaan Pemerintahh: Untuk memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa
4.Kode Spesialisasi
Program : Pemerintah menyusun program secara berkala bersamaan dengan
lengsernya jabatan di tiap periodenya
Konstitusi : Keputusan dan ketetapan dipunyai oleh lembaga peradilan
(Mahkamah Agung)
Hukum : Tercantum dalam Pancasila dan UUDD 1945
5.Ideologi
Nasionalisme : Adanya bangsa yang kokoh ditunjukkan dengan rasa Nasionalisme
yang tinggi antar warganya
Hak rakyat : Hak rakyat dan aspirasi rakyat wajib ditanggung jawab i oleh para
parlemen , seperti kesejahteraan dan suara untuk memilih pemimpin yang lebih baik
Demokrasi : Negara Indonesia adalah Negara yang menerapkan sistem demokrasi
yakni semua warga negara memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan
Republik : NKRI adalah negara yang dipimpin Oleh Seorang Presiden yaitu
Bapak Joko Widodo dengan wakil Presiden Bapak Jusuf Kalla

Anda mungkin juga menyukai