Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN

KUNJUNGAN RUMAH PASIEN DENGAN


GANGGUAN JIWA

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SETABU
TAHUN 2017
KERANGKA ACUAN
PROGRAM KESEHATAN JIWA

I. Pendahuluan
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup
harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang,
dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari
sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi tekanan hidup yang wajar,
mampu bekerja produktif dan memenuhi kehidupan hidupnya, dapat berperan serta
dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya merasa
nyaman bersama orang lain. Jadi kesehatan jiwa (mental) merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari kesehatan secara keseluruhan.

Masalah kesehatan jiwa di keluarga dan masyarakat semakin meningkat, terlihat


dari banyaknya tindak kekerasan (KDRT), kenakalan remaja, penyalahgunaan
narkoba bahkan begitu mudahnya melakukan tindakan bunuh diri. Kurangnya
Pengertian, pengetahuan dan stigma masyarakat terhadap penderita jiwa dianggap
hina dan memalukan, pemahaman yang masih kurang tentang kesehatan jiwa di
berbagai kalangan, didukung mayoritas oleh faktor kemiskinan keluarga dan
keterbatasan tenaga kesehatan jiwa merupakan beberapa penyebab gangguan
jiwa tidak terdeteksi di keluarga dan masyarakat.

Survei data kesehatan jiwa di masyarakat, pelatihan kesehatan jiwa, penyediaan


obat-obatan esensial untuk gangguan jiwa, pengembangan program sesuai
kebutuhan daerah setempat, penggunaan posyandu, pemberdayaan keluarga
pasien gangguan jiwa dan dukungan pemerintah baik daerah maupun pusat baik
dalam hal anggaran maupun kegiatan, adalah hal yang harus dipertimbangkan
dalam mengintergrasikan pelayanan kesehatan jiwa di pelayanan primer.

II. Latar Belakang


Upaya kesehatan jiwa adalah setiap kegiatan untuk mewujudkan derajat kesehatan
jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga, dan masyarakat dengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diselenggarakan
secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan oleh pemerintah daerah atau
masyarakat.

Puskesmas Setabu adalah salah satu Puskesmas di Kabupaten Nunukan yang


terletak di Kecamatan Sebatik Barat, dengan jumlah penduduk 10.460 Jiwa.
Prevalensi penderita gangguan jiwa di wiayah kerja UPT. Puskesmas Setabu pada
tahun 2016 sebesar 0,6. Adanya kasus gangguan jiwa di masyarakat ini perlu
mendapatkan pelayanan dan perlu diantisipasi agar jumlah pasien jiwa tidak
meningkat. Dan pada akhirnya akan menambah beban keluarga, menurunkan
produktivitas dan derajat kesehatan. Dengan adanya program upaya kesehatan
jiwa dan visi keluarga sehat 2019 yang salah satu indikatornyaadalah kesehatan
jiwa, maka dari beberapa hal tersebut upaya kesehatan jiwa di Puskesmas Setabu
dirasa sangat penting untuk dilaksanakan.

III. Tujuan
A. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan jiwa di Indonesia sebagai bagian dari derajat
kesehatan masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas Setabu.

B. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang gangguan
jiwa sehingga stigma buruk di masyarakat tentang gangguan jiwa dapat
berubah

2. Meningkatkan cakupan dan akses pelayanan kesehatan jiwa

3. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam pendataan


pasien gangguan jiwa

4. Meningkatkan kemandirian dan produktifitas pasien

IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan

1 Penjaringan Pasien Dengan 1. Melakukan pendataan pasien dengan


Gangguan Jiwa dugaan gangguan jiwa dari laporan
aparat desa dan tenaga kesehatan
Puskesmas Pembantu/Poskesdes dari
masing-masing desa.
2. Melaksanakan kunjungan rumah untuk
melakukan pemeriksaan psikiatri untuk
menegakkan diagnosis pasien
gangguan jiwa.
3. Mendata dan merekapitulasi pasien
dengan gangguan jiwa di masing-
masing desa.
4. Menyusun rencana pengobatan dan
pemantauan pengobatan berdasarkan
kebutuhan pasien gangguan jiwa.

2 Kunjungan rumah pasien 1. Membuat jadwal kunjungan rumah


dengan gangguan jiwa berat pasien jiwa

2. Melakukan kunjungan rumah pada


pasien dengan gangguan kejiwaan,
meliputi: Melakukan pemeriksaan fisik
dan mental, melakukan konseling,
memberikan pengobatan dan edukasi
pada pasien dan keluarganya.

3. Melakukan penyuluhan pada keluarga


pasien

4. Mencatat hasil pemeriksaan dan


membuat asuhan keperawatan pada
pasien

5. Mengevaluasi pasien kunjungan


rumah dan menyusun tindak lanjut

3 Penyuluhan kesehatan jiwa 1. Petugas membuat Satuan Acara


Penyuluhan
2. Petugas mempersiapkan sarana dan
prasarana
3. Petugas memberikan slam dan
memperkenalkan diri
4. Petugas menyampaikan maksud dan
tujuan penyuluhan
5. Petugas menyampaikan materi
penyuluhan
6. Petugas memberikan kesempatan
kepada peserta untuk menanyakan
materi yang kurang dipahami
7. Petugas mengadakan evaluasi
terhadap materi yang diberikan
8. petugas mencatat hasil kegiatan
penyuluhan
9. Petugas mengevaluasi kegiatan
penyuluhan dan menyusun tindak
lanjut

V. Cara melaksanakan Kegiatan


1. Temu muka
2. Kunjungan rumah
3. Diskusi/tanya jawab

VI. Sasaran
1. Penjaringan pasien dengan gangguan jiwa di seluruh desa wilayah kerja
Puskesmas Setabu
2. 100% pasien dengan gangguan jiwa berat terpantau kondisinya, dan
mendapatkan dukungan dari keluarga
3. Terlaksananya penyuluhan kesehatan jiwa di masyarakat atau keluarga pasien

VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


No Jenis Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penjaringan X
Pasien Dengan
Gangguan Jiwa
2 Kunjungan X X X X X X X X X X X
rumah pasien
jiwa
3 Penyuluhan
Mengikuti jadwal Promkes, kondisional
Kesehatan Jiwa

VIII. Monitoring, Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan


Monitoring dan evaluasi ketepatan jadwal pelaksanaan dilakukan setiap bulan
dalam setahun, dilakukan oleh penanggung jawab UKM atau pelaksana program.
Evaluasi akan dilakukan jika terjadi ketidaktepatan jadwal pelaksanaan dan
mencantumkan rencana tindak lanjut terhadap permasalahan yang dihadapi
dalam pelaksanaan kegiatan.
Pelaporan tentang evaluasi ketepatan jadwal pelaksanaan dan evaluasi kegiatan
berupa laporan kunjungan rumah disertai dengan rencana tindak lanjut jika
ditemui masalah dalam pelaksanaan kegiatan. Laporan evaluasi dibuat pada
minggu ke-4 tiap bulan. Laporan evaluasi ditujukan kepada dinas kesehatan dan
diketahui oleh Kepala Puskesmas.

IX. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan pelaporan dan evaluasi kegiatan ini merupakan laporan dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan. Pada dasarnya laporan berisi tanggal pelaksanaan, jumlah
pasien yang dikunjungi, hasil yang didapatkan, kendala yang dihadapi yang
sekaligus merupakan bentuk evaluasi terhadap pelaksaan kegiatan.
Pelaporan dilakukan pada setiap minggu ke-4 setiap bulan sepanjang tahun 2017
oleh pelaksana program dan ditujukan kepada Dinas Kesehatan dan diketahui
oleh Kepala Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai